Anda di halaman 1dari 36

Pengolahan awal dan

manajemen data sebelum


analisis
Pengolahan data awal sebelum analisis

Edit data spasial


kualitas data spasial: (ada tidaknya skala atau skala berbeda2, sistem
koordinat yang dipakai berbeda2 atau tidak ada koordinatnya, batas poligon
yang tidak jelas atau robek dsb.)
input melalui digitasi: (kesalahan yang muncul harus diedit misalnya
overshoot, undershoot, missing label, dangling node dsb.)
input melalui konversi dari format lain: cara spesifik untuk setiap software,
pernah terjadi koordinat atau atribut tidak ikut terkonversi, integrasi dengan
hasil analisis citra dijital).
input melalui scanning: pemilihan dpi (dot per inch), perlu penyambungan
peta bila ukuran scanner lebih kecil dari peta, perlu registrasi, peta
sebaiknya bersih dsb.)
konversi struktur data dari raster ke vektor (vectorization) atau vektor ke
raster (rasterization). Misalnya peta-peta yang diintergrasikan dengan hasil
analisis citra dijital, kompleksitas analisis dapat menjadi pertimbangan
konversi ini.
Pengolahan data awal sebelum analisis (lanjut)

Edit data atribut


penyamaan persepsi, misalnya peta land use/cover dari instansi berbeda,
sering istilah yang bebeda (ladang dan tegalan).
bila atribut tidak terkonversi, maka perlu diinputkan kembali
input dari konversi dari format lain, cara spesifik untuk setiap software,
misalnya arcview .dbf
jumlah ID antara data spasial dan atribut tidak sama, misalnya pemekaran
administrasi
Registrasi peta
Konversi vektor ke raster (rasterisasi)
1. Data titik (vektor) konversi ke raster satu piksel dimana posisi titik ada di
2. Data garis tengah sel

Contoh : 2a
Contoh : 2b
Konversi termudah adalah mengidentifikasi unsur-unsur raster
yang terkena garis dan kemudian memberi kode sel tsb dengan
atribut atau nilai kelas yang berasosiasi dengan garis data garis

Michael F.Worboys,1995. Hal134).


3. Data poligon
identifikasi unsur-
unsur raster yang
terkena garis dan
kemudian
memberi kode sel
tsb dengan atribut
atau nilai kelas
yang berasosiasi
dengan garis
data poligon

Central point
rasterisation

Dominant unit
rasterisation
3. Data poligon

Ditentukan hukum konversi (dominan, titik tengah, kepentingan, lainnya)


Ditentukan ukuran rasternya
Konversi data raster ke vektor

identfikasi raster yang


memilki nilai, kemudian
menarik garis yang
menghubungkan titik tengah
raster. data garis
Efek konversi raster ke vektor dengan tetangga 4 dan 8

Terbentuknya sliver
Apa lagi yang menghasilkan sliver ???? (vektorisasi, digitasi dan overlay)
Konversi bentuk data tidak bersifat reversible

Raster ---- vektor ------ raster ----- vektor

Coba bagaimana efek !!!!


Konversi bentuk data tidak bersifat reversible

Vektor (merah)
raster30 vektor
(biru)
Pengukuran Luas Poligon

Poligon dalam Struktur Data Vektor

ab dan cd adalah sisi yang


sejajar (paralel)
c P : poligon
b
Rumus Trapesium
P Luas P = h/2 (ab + cd)

h
a d n-1
Luas P = (Xi+1Xi) (Yi+Yi+1)/2
i=1
Pengukuran Luas Poligon

Poligon dalam Struktur Data Raster

Luas P = berdasarkan pada


jumlah raster

Asumsi:
50% di luar poligon tidak
P dihitung, 50% di dalam
poligon dihitung 1 raster

Bagaimana efek (luas)


kalau ukuran raster
berbeda (lebih besar atau
lebih kecil)
Bagaimana efek (luas)
antara raster dan vektor
Generalisasi data raster

Kapan diperlukan ?
Berbagai metode:
Median
Majority
Punya kelebihan spesifik

Berlaku untuk data citra juga


Generalisasi data vektor

Pengecilan peta akan terjadi penghilangan kenampakan (feature elimiation)


penghalusan kenampakan (feature smoothing)

Kapan diperlukan:

Efek bisa ke geometri atau id


Registrasi data spasial

Kapan diperlukan ??
Banyak tipe data

Banyak sistem projeksi


Referensi lokal
Referensi global (UTM dan Geografik)
Registrasi data spasial (lanjut)
Proyeksi adalah transformasi posisi obyek pada ruang 3 dimensi ke
ruang 2 dimensi
Bumi merupakan ruang 3 dimensi yang dinyatakan dengan koordinat
geografi (bujur dan lintang) dengan satuan derajad.
Arcview : tersedia beberapa datum geodetic yaitu
Airy Airy 1830
Australian Australian National 1965
Bessel Bessel 1841
Clarke 1866 Alexander Ross Clarke 1866
Clarke 1880 Alexander Ross Clarke 1880
Everest Everest 1830
GRS80 Geodetic Reference System 1980
International1909 John Fillmore Hayford 1909 (International 1924, IUGG 1924)
Krasovsky Krasovsky 1940
Sphere The world as a sphere. Use this for world maps.
WGS72 World Geodetic System 1972
WGS84 World Geodetic System 1984
Registrasi data spasial (lanjut)

Bumi diproyeksikan ke dalam ruang 2 dimensi (bidang datar) dengan


sistem proyeksi Transverse Mercator, satuan meter.
- Cakupan wilayah: 84oLU 80oLS
- Garis bujur dibagi setiap 6o sedangkan garis lintang dibagi setiap 8o.
- Pembagian garis bujur disebut Zone, jadi ada 60 zone yang dimulai dari Barat
(zone1) hingga Timur (zone60).
- Pembagian garis lintang ditandai dengan huruf, yaitu C hingga X (tanpa huruf I & O).
- Setiap zone memiliki bujur yang membagi menjadi dua sama besar, disebut Meredian
Tengah
- Sumbu pangkal dari sistem koordinat UTM adalah:
(Bujur 500.000 m, Lintang 0 m) belahan bumi utara
(Bujur 500.000 m, Lintang 10.000.000 m) belahan bumi selatan
Ilustrasi antara bentuk citra sebelum
dikoreksi geometrik (input)
dan bentuk citra setelah
dikoreksi geometrik (output)

Bentuk miring dari citra


sebelum dikoreksi karena
faktor lengkung bumi
Tipe Tipe
1 2
26 GCP (ground control
point) dengan
penyebaran yang
berbeda :
Tipe 1 : GCP menyebar pada
seluruh area
Tipe 2 : GCP mengelompok Tipe
di tengah 3
Tipe 3 : GCP mengelompok di
kiri atas
Tipe Tipe
1 2
26 GCP (ground control point)
dengan penyebaran yang
berbeda :
Tipe 1 : bentuk simetris
Tipe 2 : tidak simetris (bagian
bawah lebih lebar)
Tipe 3 : tidak simetris (bagian
Tipe
atas melengkung, bagian 3
kiri dan kanan beda
kenampakannya
Konversi antar projeksi

Tiga sistem proyeksi yang utama:


Azimuthal
Cylidrical = silider
Conical = kerucut
Sket pembesaran zone.
Sumbu pangkal pada
UTM)
Konversi antar projeksi (lanjut)

Analytical transformations

Transformasi dari koordinat geografi (bumi disumsikan spherical) ke


koordinat grid (proyeksi mercator) (Jones Chritopher, hal 78)
x = R*
y = R ln (tan(/4 + /2))
dimana: x dan y koordinat grid, dan longitude (meridian/ bujur) dan
latitude (parallel/lintang), R radius bumi (sphere), ln is the natural
logarithms

Transformasi dari koordinat grid (proyeksi mercator) ke koordinat geografi


(bumi disumsikan spherical) (Jones Christopher, hal 78)
= /2 2 tan4(ey/R)
= x/R + 0
dimana: e is natural logarithms, 0 meridian passing through the
original of the geographical coordinat system (bujur 00).
Konversi antar projeksi (lanjut)

Akurasi registrasi
RMSerror = root mean square error.
RMSerror = V(x1 x orig)2 + (y1 yorig)2

xorig, dan yorig : koordinat GCP peta referensi (original)


x1 dan y1 : koordinat yang dihitung atau diestimasi
Konversi antar projeksi (lanjut)

Contoh Perhitungan
Akurasi Registrasi
Pengeditan geometri data spasial

Kapan diperlukan ????

Pengeditan manual
Pengeditan otomatis
Planarisasi (poligonisasi)

Dilakukan jika diperlukan


Saat ini tidak menjadi bentuk data standar

Garis

Node

1 1
2 2
Poligon 3

Data yang non-planar Data planar


(belum disusun secara spasial) (sudah disusun secara spasial)
Pemantapan sentroid

Sentroid

ID koord-x koord_Y
1 10.2 15.3

+
1

ID sifat-a sifat-b
1 10 15

Kapan diperlukan ???


ORGANISASI DATA
LAPISAN DATA HORIZONTAL:
pemisahan berdasar ukuran area
LAPISAN DATA VERTIKAL:
pemisahan berdasarkan tematik

DATA BERBASIS ORIENTASI OBJEK:


sistem penyimpanan data individu dan
fungsinya; scaleless
Manajemen data horizontal

Kapan diperlukan ???


Manajemen data vertikal dan berorientasi objek
Kapan diperlukan ???
Beberapa Kasus
Hasil analisis citra digital menghasilkan data raster, apa keputusan anda:
apakah anda akan analisis dengan format raster atau vektor?

Anda mungkin juga menyukai