Lingkungan
Alam
Lingkungan Alam
Tana Toraja:
Tana Toraja merupakan
kabupaten yang terletak
di dataran tinggi Provinsi
Sulawesi Selatan, dengan
topografi dataran tinggi
yang menjulang, dengan
jalan-jalan yang
menghiasi bukit hingga
ke puncak. Di tepi jalan-
jalan itu terletak
perkampungan orang
Toraja itu, yg dikelilingi
rumpun bambu dan
pepohonan.
Pemandangan Alam Sulawesi Selatan
menuju ke arah Tanah Toraja.
Desa Toraja: deretan tongkonan, sawah dan hutan
Jagung yang dijual per-ikat
Kabupaten Tana Toraja
Tomanurun
Membawa aluk
(pegangan hidup).
Manusia, yang terbagi atas
kelas-kelas sosial:
1. Puang
(keturunan Tomanurun)
2. Anak disese
3. Tomakaka
(terdiri dari tiga tingkatan)
4. To tangga
5. Kaunan
(terdiri dari empat tingkatan).
Sistem Kekerabatan: Rapu (Klen Bilateral)
- Berpusat pada rapu: klen bilateral
-Ada pelapisan sosial yang kompleks atas pembagian:
bangsawan, orang biasa (merdeka), dan budak.
- Mereka yang berasal dari status bangsawan
(disebut kelahiran tinggi) menggunakan nama-nama
seperti
Kila (kilat); langi (langit) dan allo (matahari).
- Ada konsep mengenai hubungan dengan leluhur yang
sudah mati.
- Upacara kematian ditujukan untuk menghormati arwah
dan menjaga keseimbangan dalam kosmos (roh nenek-
moyang dan roh manusia) agar saling membantu
memelihara kosmos.
- Perwujudan hubungan kekerabatan berkaitan dengan
dua pranata penting, yaitu: (1) tongkonan; dan (2) liang.
Hasil tenun sedang dijemur
Lansia sedang menenun.
Lansia Toraja mendapat pengetahuan menenun sejak
kecil.
Proses pembuatan Tongkonan
Bagian atas
Tongkonan.
Simbol kerbau
belang menghiasi
rumah adat, dan
dalam upacara, kain
tenun yg
digantungkan
mempunyai simbol-
simbol tertentu.
Dekorasi di depan
Tongkonan
Tanduk-tanduk
kerbau yg pernah
dipotong utk upacara
adat kematian
biasanya diletakkan
bertumpuk di depan
rumah sbg hiasan
dan sekaligus simbol
prestise.
Bagian bawah tongkonan
Lansia yg ahli dalam menenun
Contoh disain
kain tenun
Proses Menenun: mengikat benang dengan tali
rafia
Bahan dan produk rotan Toraja
Peralatan besi
(parang, pisau,
sekop, skrup, dll)
Matapencaharian bercocok-tanam Padi di
Sawah
Biji coklat yg
dijemur di tepi
jalan raya dapat
dikemas menjadi
obyek wisata
budaya bagi
wisatawan (dg
memberikan
informasi ttg
pohonnya,
buahnya, cara
mengolah hingga
memprosesnya).
Pasar tradisional sebagai obyek
wisata budaya
Melalui pasar, kita bisa mengenal
sebagian kebudayaan masyarakat ybs,
seperti: makanan mereka, benda-
benada upacara, benda-benda
peralatan hidup, pakaian, kesenangan
dan hiburan (termasuk zat stimulan
seperti tembakau, sirih-pinang,)
minuman penyegar, jamu-jamuan, dll.
Ikan yang diberi
rempah-rempah
dan diawetkan
secara tradisional
(pembungkus
dengan daun jati)
Pasar hewan (babi) untuk upacara rambu
solo atau rambu tuka
Menjual babi di pasar
Lansia Toraja menjual
bahan-bahan makanan
Suasana pasar,
peranan
perempuan
sebagai penjual
bahan makanan
dan stimulan
(sirih-pinang,
tembakau)
Transaksi jual-beli
Penjual rotan
dari hutan
Penjual ikan
dengan wadahnya
yang khas, naik
motor, berkeliling
kota/desa untuk
masyarakat
pedalaman.
Organisasi sosial adalah perkumpulan sosial
yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang
berbadan hukum maupun yang tidak
berbadan hukum, yang berfungsi sebagai
sarana partisipasi masyarakat dalam
pembangunan bangsa dan negara. Sebagai
makhluk yang selalu hidup bersama-sama,
manusia membentuk organisasi sosial untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak
dapat mereka capai sendiri.
Pasar tradisional sebagai obyek
wisata budaya
Melalui pasar, kita bisa mengenal
sebagian kebudayaan masyarakat ybs,
seperti: makanan mereka, benda-
benada upacara, benda-benda
peralatan hidup, pakaian, kesenangan
dan hiburan (termasuk zat stimulan
seperti tembakau, sirih-pinang,)
minuman penyegar, jamu-jamuan, dll.
Menikmati
sarapan pagi:
cara duduk khas
rakyat
Menikmati sarapan pagi: nasi, lauk-pauk,
minuman legen dari nira lontar
Sawah di Perbukitan
Cara memasak
menggunakan
kayu bakar di
tungku.
Biji coklat
Biji coklat yg
dijemur di tepi
jalan raya dapat
dikemas menjadi
obyek wisata
budaya bagi
wisatawan (dg
memberikan
informasi ttg
pohonnya,
buahnya, cara
mengolah hingga
memprosesnya).
Proses potong
babi, tabung
bambu untuk
menampung
darah
Pembakaran bulu-
bulu untuk
membersihkan
babi
Proses
membakar dalam
rangka menguliti
babi
Proses
menampung
darah dengan
melubangi perut
babi hutan
Proses membakar bulu dalam tahapan
awal menguliti babi untuk
upacara rambu tuka
Proses membuka isi perut babi untuk
mengeluarkan organ dalam (jantung,
hati, usus, ginjal, dll). Lemak dipisahkan.
Membagi
potongan
daging untuk
diberikan
kepada
kerabat yang
membantu
upacara
Daging babi
yang sudah
selesai dibakar.
Dipersiapkan
sebagai sajian
upacara
Isi perut babi
(usus, jantung)
dan lemak babi
Cabe Toraja
yang sangat
pedas
Cara
menggendong
bakul sebagai
wadah,
diikatkan dari
jidat
Bahan stimulan: sirih, pinang, buah sirih,
tembakau dalam tabung
Tiang dalam
rumah: ukiran
kayu yang
mencerminkan
kebersamaan
dalam klen
Hasil kerajinan
tangan
Hasil tenun sedang dijemur
Contoh disain
kain tenun
Proses Menenun: mengikat benang dengan tali
rafia
Motif Kain Tenun
Motif Kain Tenun
Motif Kain tenun
Motif Kain Tenun
Motif Kain Tenun
Motif Kain Tenun
Pakaian Tradisional Penari dalam
Upacara Rambu Tuka
Tongkonan
Merupakan rumah adat dengan perangkatnya, yaitu tanah di
sekitarnya, rumpun bambu, sawah, dan tenunan tua, yang
dibuat oleh suami-istri dan dipelihara oleh keturunannya.
Mereka membentuk rapu dan bertugas memelihara tongkonan.
Di hadapan tongkonan ada lumbung padi. Tongkonan dibangun
ke arah utara, yaitu menghadapi kepala langit. Desa dibuat
dalam jalur sesuai dengan klasifikasi timur dan barat.
Konsep budaya tentang arah:
- utara: tempat dewa
- timur: tempat kehidupan (matahari terbit)
- selatan dan barat: tempat kematian/selesainya
kehidupan.
Puya adalah dunia roh, yang diyakini berada di arah selatan.
Dekorasi di depan
Tongkonan
Tanduk-tanduk
kerbau yg pernah
dipotong utk upacara
adat kematian
biasanya diletakkan
bertumpuk di depan
rumah sbg hiasan
dan sekaligus simbol
prestise.
Liang
Kuburan warga rapu, mengikuti
garis ayah atau ibu. Siapa-siapa
yang dianggap berhak
dimakamkan di liang ditetapkan
secara adat. Istri dan suami bisa
ikut dikubur di situ bila sudah
mempunyai anak dari perkawinan
dengan anggota rapu yang
memiliki liang ybs.
Liang dipelihara secara gotong-
royong oleh seluruh rapu.
Ikatan kekerabatan ditunjukkan
melalui dua pranata tersebut.
Upacara kematian penting bagi
status keluarga, karena
menunjukkan hal hal sbb:
- Siapa yang menjadi warga
rapu yang berpartisipasi
- Menunjukkan status dari
almarhum
-Peningkatan fungsi keluarga
melalui upacara
-Upacara bersifat potlach
(menghamburkan demi gengsi),
diwujudkan dalam
pengorbanan (pemotongan)
banyak kerbau dan diberikan
kepada rakyat demi menaikkan
gengsi kerabat.
Lereng bukit tempat orang
Toraja membuat liang bagi
jasad leluhur dan kerabat
mereka yg mati.
Di daerah ini liang terdapat di
bukit batu terjal, sehingga peti
jenazah dimasukkan ke dalam
lubang-lubang batu yg sengaja
dibuat utk memuat peti mati
mrk. Di bagian gua lainnya yg
berupa rongga-rongga gua, peti
berisi tulang jenazah diletakkan
demikian saja.
Bagi mereka, yg penting adalah
mengantar roh ke tempatnya,
bukan menyimpan jasadnya.
Respons thd Arah
Hirarki dewa-dewa:
Puang Matua
Deata