Yang tertuju pada masyarakat luas, mulai diri pribadi, keluarga, kelompok, baik yang menganut Islam maupun tidak ; dengan kata lain manusia secara keseluruhan.
Sejalan dengan firman Allah dalam QS. Saba : 28 :
Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui 1. Dari segi sosiologisnya berupa masyarakat terasing, pedesaan, kota serta masyarakat marjinal dari kota besar. 2. Dari segi struktur kelembagaan berupa masyarakat dari kalangan pemerintah dan keluarga. 3. Dari segi sosial kultur berupa golongan priyayi, abangan, dan santri. Klasifikasi ini terutama dalam masyakat Jawa. 4. Dari segi tingkat usia berupa golongan anak-anak, remaja dan dewasa, lanjut usia. 5. Dari segi profesi dan pekerjaan. Berupa golongan petani, pedagang, buruh, pegawai, dan administrator. 6. Dari jenis kelamin berupa golongan pria dan wanita. 7. Dari segi khusus berupa tuna susila, tuna karya, nara pidana, dan sebagainya. `Madu bisa juga dilihat dari segi kemampuan berfikirnya sebagai berikut : a. Umat yang berfikir kritis, yaitu orang-orang yang berpendidikan, yang selalu berfikir mendalam sebelum menerima sesuatu yang dikemukakan kepadanya. b. Umat yang mudah dipengaruhi, yaitu masyarakat yang mudah dipengaruhi oleh paham baru tanpa mempertimbangkan secara mantap apa yang dikemukakan padanya. c. Umat bertaklid, yaitu golongan yang fanatik buta, berpegang pada tradisi, dan kebiasaan turun- temurun tanpa menyelidiki kebenarannya. MADU Bisa Dibedakan Berdasarkan Respon Terhadap Dakwah : 1. Golongan Simpati Aktif, madu yang bersimpati dan secara aktif memberi dukungan terhadap kesuksesan dakwah
2. Golongan Pasif, madu yang masa bodoh, apatis
terhadap dakwah tapi tidak merintangi dakwah
3. Golongan Antipati, madu yang tidak suka terhadap
dakwah, berusaha menggagalkan dakwah Kepada 2 (dua) bidang: perseorangan dan masyarakat 1. Dakwah kepada perseorangan terbagi dalam 2 golongan: a. Kepada yang telah Islam, bersifat pembaha- ruan (tajdid), yaitu mengembalikan kepada ajaran Islam yang asli dan murni b. Kepada yang belum Islam, bersifat seruan atau ajakan untuk memeluk agama Islam 2. Dakwah kepada masyarakat: bersifat perbaikan, bimbingan dan peringatan.
Kesemuanya itu dilakasanakan bersama dengan
bermusayawarah atas dasar taqwa dan mengharapkan keridhaan Allah semata-mata Materi berikutnya, Materi Dakwah ya ..