Anda di halaman 1dari 61

KELOMPOK TUTORIAL 5

Skenari B Blok XVII

Tutor : dr. Legiran, M.Kes


Skenario B
Ny. Zaskia, berusia 42 tahun P5A0 dirujuk oleh bidan desa ke
Puskesmas Rawat Inap PONED. Ia mengalami perdarahan setelah
melahirkan spontan pervaginam 30 menit yang lalu. Berat bayi yang
dilahirkan sekitar 2600 gram, bugar, dan langsung menangis.
Menurut bidan proses persalinannya lancar, plasenta yang
dikeluarkan lengkap tetapi rahim teraba lembek disertai perdarahan
banyak dan aktif. Bidan telah mencoba menghentikan perdarahan
dengan cara memberikan suntikan obat, karena perdarahan tidak
berhenti, pasien dirujuk.
Ny. Zaskia hanya sekali melakukan pemeriksaan ANC di klinik
bersalin swasta yaitu pada kehamilan 8 bulan karena tidak ada biaya.
Pada saat itu, Ny. Zaskia terlihat pucat dan lemas dan hasil
pemeriksaan darah: kadar Hb 8g/dL. Bidan telah menganjurkan untuk
dirawat tapi Ny. Zaskia menolak.
Pemeriksaan Fisik (Post Partum)
Keadaan umum : somnolen
Tanda vital : TD: 80/60mmHg; N: 124x/menit, lemah, reguler, isi kurang;
RR:28x/menit; T:36C.

Pemeriksaan Spesifik
Kepala: konjungtiva pucat
Thoraks: jantung dan paru-paru dalam batas normal
Abdomen: hepar dan lien dalam batas normal
Ekstremitas: akral dingin

Status Obstetrikus
Palpasi: kontraksi uterus lembek dan teraba fundus uteri setinggi pusat
Inspeculo: fluksus (+) darah aktif, stolsel (+), robekan jalan lahir tidak ada.

Pemeriksaan Laboraturium
Hb: 6gr%, gol. darah B, rhesus (+), MCV: 70 sl, MCH: 25 pg, MCHC: 28gr/l,
leukosit: 10.000/mm3, Ht: 18mg%
Klarifikasi Istilah
1. Stolsel adalah darah beku.
2. Plasenta adalah organ yang ada saat kehamilan dan
menghubungkan ibu dengan bayi yang berfungsi
mensekresi endokrin dan pertukaran zat yang dibawa
melalui darah.
3. Melahirkan spontan adalah proses melahirkan tanpa
bantuan alat.
4. Pervaginam adalah melalui vagina.
5. Post partum adalah setelah melahirkan
6. Puskesmas PONED adalah puskesmas rawat inap
yang memiliki kemampuan serta fasilitas Pelayanan
Obstetri dan Neonatal Emergency Dasar 24 jam yang
ditujukan untuk ibu hamil dan bayi yang baru lahir.
Identifikasi Masalah
1. Ny. Zaskia berusia 42 tahun P5A0 dirujuk oleh bidan desa ke
Puskesmas Rawat Inap PONED. Ia mengalami perdarahan
setelah melahirkan spontan pervaginam 30 menit yang lalu. Berat
bayi yang dilahirkan sekitar 2600 gram, bugar, dan langsung
menangis.
2. Menurut bidan proses persalinannya lancar, plasenta yang
dikeluarkan lengkap tetapi rahim teraba lembek disertai
perdarahan banyak dan aktif.
3. Bidan telah mencoba menghentikan perdarahan dengan cara
memberikan suntikan obat, karena perdarahan tidak berhenti,
pasien dirujuk.
4. Ny. Zaskia hanya sekali melakukan pemeriksaan ANC di klinik
bersalin swasta yaitu pada kehamilan 8 bulan karena tidak ada
biaya. Pada saat itu, Ny. Zaskia terlihat pucat dan lemas dan hasil
pemeriksaan darah: kadar Hb 8g/dL. Bidan telah menganjurkan
untuk dirawat tapi Ny. Zaskia menolak.
5. Pemeriksaan Fisik (Post Partum)
Keadaan umum: somnolen
Tanda vital: TD: 80/60mmHg; N: 124x/menit, lemah, reguler, isi
kurang; RR:28x/menit; T:36C.
6. Pemeriksaan Spesifik
Kepala: konjungtiva pucat
Thoraks: jantung dan paru-paru dalam batas normal
Abdomen: hepar dan lien dalam batas normal
Ekstremitas: akral dingin
7. Status Obstetrikus
Palpasi: kontraksi uterus lembek dan teraba fundus uteri setinggi
pusat
Inspeculo: fluksus (+) darah aktif, stolsel (+), robekan jalan lahir
tidak ada.
8. Pemeriksaan Laboraturium
Hb: 6gr%, gol. darah B, rhesus (+), MCV: 70 sl, MCH: 25 pg,
MCHC: 28gr/l, leukosit: 10.000/mm3, Ht: 18mg%
Analisis Masalah
1. Ny. Zaskia berusia 42 tahun P5A0 dirujuk
oleh bidan desa ke Puskesmas Rawat
Inap PONED. Ia mengalami perdarahan
setelah melahirkan spontan pervaginam
30 menit yang lalu. Berat bayi yang
dilahirkan sekitar 2600 gram, bugar, dan
langsung menangis.
a. Bagaimana anatomi, fisiologi, histologi
dari sistem reproduksi wanita (uterus
dan vagina)?
ANATOMI
Uterus :
Uterus merupakan organ berongga yang
berbentuk buah pir dan berdinding tebal.
Uterus berfungsi sebagai tempat untuk
menerima, mempertahankan, dan member
makan ovum yang tlah dibuahi.
Pendarahan :
Arteria uterina, cabang interna.
Vena uterine mengikuti arteria uterine dan
bermuara ke dalam vena iliaca interna (snell,
2006).
Lanjutan . . .
Vagina :
Vagina adalah saluran otot yang terbentang ke
atas dan belakang dari vulva sampai uterus.
Pendarahan :
Arteria vaginalis, cabang arteria iliaca interna,
dan ramus vaginalis arteria uterine.
Venae vaginae membentuk sebuah plexus
venosus vaginalis di sekeliling vagina dan
bermuara ke vena iliaca interna (snell, 2006).
Lanjutan. . .
HISTOLOGI
Uterus terdiri dari 3 lapisan :
1. lapisan perimetrium yang terdiri dari serosa
(jaringan ikat dan mesotel), dan adventisia
(jaringan ikat dibagian luar),
2. Lapisan miometrium (lapisan otot polos tebal),
3. dan lapisan endometrium (mukosa).
Lanjutan. . .
Vagina terdiri dari 3 lapisan :
1. lapisan mukosa
2. lapisan muskularis
3. lapisan adventisia yang terdiri dari jaringan ikat
padat kaya serat elastin tebal.
(Junqueira C Luiz, & Carneiro, 2008)
b. Bagaimana fisiologi proses persalinan
normal?
Persalinan normal (partus spontan) adalah
proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri
tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu
dan bayi, yang umumnya berlangsung kurang
dari 24 jam.
Kala I : waktu untuk pembukaan serviks
sampai menjadi pembukaan lengkap 10cm.
Kala II : kala pengeluaran janin, sewaktu
uterus dengan kekuatan his ditambah kekuatan
mengejan mendorong janin keluar hingga lahir.
c. Apa hubungan usia dengan P5A0?
P5A0
Paritas tinggi merupakan faktor risiko atonia uterus.
Wanita dengan multiparitas, kondisi tonus otot
miometriumnya sudah tidak baik lagi dan
vaskularisasi yang memperdarahi uterus semakin
menurun, sehingga kontraksi miometrium saat
persalinan plasenta inadekuat yang mengakibatkan
atonia uteri. (F. Gary Cunningham, 2012)
Usia
Wanita yang melahirkan anak pada usia < 20 tahun
atau > 35 tahun merupakan faktor resiko terjadinya
perdarahan postpartum
d. Apa penyebab perdarahan postpartum?
1. Berdasarkan kausa
Perdarahan dari tempat implantasi plasenta
Perdarahan karena robekan
Gangguan koagulasi
2. Berdasarkan saat terjadinya
Primer
Terjadi dalam 24 jam pertama dan biasanya
disebabkan oleh atonia uteri, berbagai robekan jalan
lahir dan sisa sebagian plasenta.
Sekunder
Terjadi setelah 24 jam persalinan, biasanya oleh
karena sisa plasenta.
e. Apa makna 30 menit yang lalu mengalami
perdarahan setelah melahirkan spontan
pervaginam?

Perdarahan Post Partum Primer yaitu terjadi


dalam 24 jam pertama
f. Apa makna berat badan bayi 2600 gram,
bugar, dan langsung menangis?

Berat badan bayi 2600 gram : normal (BB


lahir normal >2500g)
Bugar : normal
Langsung menangis : normal (respirasi
baik)
g. Apa saja kriteria bayi bugar?

Kriteria bayi bugar :


Usaha nafas kuat
Tonus otot baik
Frekuensi pernafasan >100x/menit
h. Bagaimana management Kala IV?

Fundus
Rasakan apakah fundus berkontraksi kuat dan berada di atas atau
di bawah umbilikus.
Periksa fundus:
Setiap 15 menit dan 30 menit setelah persalinan
Masase fundus jika perlu untuk menimbulkan kontraksi

Plasenta
Periksa kelangkapan plasenta untuk memastikan tidak ada bagian-
bagian yang tersisa dalam uterus.
Selaput ketuban
Lanjutan
Perineum
Periksa luka robekan pada perineum dan vagina yang
membutuhkan jahitan.
Memperkirakan pengeluaran darah

Lokhia
Periksa apakah ada darah keluar langsung pada saat memeriksa
uterus.

Kandung kemih
Periksa untuk memastikan kandung kemih tidak penuh.
Periksa setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit pada
jam kedua setelah persalinan.
i. Fungsi dari puskemas PONED?
Puskesmas PONED memiliki kemampuan
untuk memberikan pelayanan
langsungterhadap ibu hamil/ibu bersalin dan
ibu nifas baik yang datang sendiri atau atas
rujukan kader/masyarakat, bidan desa dan
Puskesmas.
Puskesmas PONED dapat melakukan
pengelolaan kasus dengan komplikasi tetentu
sesuai dengan tingkat kewenangan dan
kemampuannya atau melakukan rujukan pada
Rumah Sakit PONEK (Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergensi Komprehensif)
j. Bagaimana struktur organisasi dalam
puskesmas PONED?

Maternal
Perdarahan pada kehamilan muda
Perdarahan postpartum
Hipertensi dalam kehamilan
Persalinan macet
Ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW) dan
sepsis
Infeksi nifas
Lanjutan . . .
Neonatal
Asfiksia pada neonatal
Gangguan napas pada bayi baru lahir
Berat badan lahir rendah (BBLR)
Hipotermi pada bayi baru lahir
Hipoglikemia dari ibu dengan diabetes melitus
Ikterus
Kejang pada neonatus
Infeksi neonatus
(Kuswenda, 2013)
2. Menurut bidan proses persalinannya lancar,
plasenta yang dikeluarkan lengkap tetapi
rahim teraba lembek disertai perdarahan
banyak dan aktif.

a. Bagaimana anatomi, fisiologi dari plasenta?


Uri terbagi menjadi 3 bagian:
Bagian janin (fetal portion)
Bagian maternal
Tali pusat
Lanjutan . . .
Skema proses pelepasan dan pengeluaran
plasenta (Kala III):
Kontraksi uterus otot-otot uterus menguncup
dinding uterus menjadi lebih tebal dan keras dari
sebelumnya ukuran uterus menjadi lebih kecil
pengurangan area implantasi plasenta bagian
plasenta yang longgar dan lemah pada uterus terlepas
pengumpulan darah di belakang plasenta plasenta
lengkap terlepas bebas dalam cavum uteri dan uterus
masih berkontraksi pendorong plasenta yang sudah
terlepas ke segmen bawah rahim plasenta terus
masuk ke rongga panggul penekanan pada otot-otot
dasar panggul refleks mengejan peningkatan
tekanan abdomen pengeluaran plasenta melalui
vagina plasenta lahir (kala III). (Sofian, 2011)
b. Apa tindakan yang dilakukan selain memberikan
obat pada perdarahan Ny. Zaskia sebelum
dirujuk?

Pemberian uterotonika, mengurut rahim (massage), dan


memasang gurita.
Bila perdarahan belum berhenti dan bertambah banyak,
selanjutnya berikan infuse dan transfuse darah.
c. Apa hubungan informasi dari bidan bahwa
proses persalinan lancar, plasenta yang
dikeluarkan lengkap tetapi rahim teraba
lembek dengan mengalami perdarahan
setelah melahirkan spontan pervaginam?

Menyingkirkan differensial dianosis adanya


perdarahan akibat robekan jalan lahir, dan
perdarahan dari sisa plasenta ( kotiledon).
d. Apa makna proses persalinannya lancar, plasenta yang
dikeluarkan lengkap tetapi rahim teraba lembek disertai
perdarahan banyak dan aktif?
Persalinan lancar, menginformasikan bahwa tidak ada
hambatan berupa keabnormalan dalam proses persalinan.
Plasenta yang dikeluarkan lengkap hal ini mengindikasikan
tidak adanya sisa pasenta (kotiledon) yang tersisa didalam
uterus.
Rahim teraba lembek dengan mengalami perdarahan,
rahim teraba lembek ini dikarenakan adanya kejadian
anemia ditambah faktor multiparitas dan usia lebih dari 35
tahun. Tidak berkontraksinya miometrium maka tidak
menjepit atau menutup pembuluh darah yakni yang arteri
spiralis yang berjalan diantara anyaman tersebut, jadi oleh
karena itu perdarahan kian aktif dan terus menerus.
e. Mekanisme perdarahan banyak dan aktif
pada kasus?

Faktor Predisposisi: usia berisiko, multiparitas,


anemia gravidarum kontraksi miometium
uterus inadekuat vasokontriksi atau
penjepitan a.spiralis inadekuat di miometrium
perdarahan pasca persalinan yang banyak
dan aktif (Cunningham, 2012)
f. Bagaimana dampak perdarahan yang banyak
dan aktif?

Syok hipovolemia
Asidosis metabolic
Gangguan jantung
Kerusakan jaringan otak, ginjal, dll (gagal
organ multiple)
Henti jantung
Kematian
(Saifudin B Abdul, 2009)
g. Bagaimana pencegahan perdarahan
postpartum?

Perdarahan oleh karena atonia uteri dapat


dicegah dengan:
Melakukan secara rutin manajemen aktif kala III
pada semua wanita yang bersalin karena hal ini
dapat menurunkan insidens perdarahan
pascapersalinan akibat atonia uteri.
h. Apa faktor predisposisi pada rahim teraba
lembek?

Usia
Multiparitas
Anemia

i. Apa dampak bagi ibu dari rahim yang teraba


lembek?
Perdarahan
3. Bidan telah mencoba menghentikan
perdarahan dengan cara memberikan
suntikan obat, karena perdarahan tidak
berhenti, pasien dirujuk.

a. Kemungkinan obat yang diberikan oleh


bidan untuk menghentikan perdarahan?
Oksitosin injeksi 10 IU
Metil ergometrin maleat injeksi 0,2 mg
b. Mengapa perdarahan tidak berhenti padahal
os sudah diberikan obat?

pasien menderita anemia vaskularisasi ke


dinding uterus berkurang kontraksi otot diding
uterus menurun vasokonstriksi arteri spiralis
terganggu perdarahan tidak berhenti.

Faktor lain yang menjadi penyebab juga adalah


pasien yang multipara dan usia lanjut.
c. Apa saja dampak perdarahan postpartum?

Syok hipovolemia
Asidosis metabolic
Gangguan jantung
Kerusakan jaringan otak, ginjal, dll (gagal
organ multiple)
Henti jantung
Kematian
(Saifudin B Abdul, 2009)
d. Apakah tindakan bidan sudah sesuai dengan
stander kompetensi bidan?

Dalam PONED bidan boleh memberikan :


1. Injeksi antibiotika
2. Injeksi uterotonika
3. Injeksi sedativa
4. Plasenta manual
5. Ekstraksi vacuum
e. Bagaimana cara merujuk pasien?
4. Ny. Zaskia hanya sekali melakukan pemeriksaan
ANC di klinik bersalin swasta yaitu pada kehamilan 8
bulan karena tidak ada biaya. Pada saat itu, Ny.
Zaskia terlihat pucat dan lemas dan hasil
pemeriksaan darah: kadar Hb 8g/dL. Bidan telah
menganjurkan untuk dirawat tapi Ny. Zaskia
menolak.

a. Jadwal pemeriksaan ANC?


Dalam masa kehamilan ibu harus memeriksakan
kehamilan ke tenaga kesehatan paling sedikit 4 kali:
Trismester I: 1 kali < 13 minggu
Trismester II: 1 kali < 26 minggu
Trismester III: 2 kali
b. Apa saja pemeriksaan yang dilakukan pada
ANC?
Timbang berat badan
Mengukur tekanan darah
Memberikan table Fe (60 tablet)
Pemeriksaan Hb
Perawatan payudara
Senam ibu hamil
Temu wicara
Periksa protein urin
Reduksi urin
Terapi kapsul yodium
Terapi anti malaraia
c. Bagaimana interpretasi pemeriksaan darah
Hb 8g/dl pada trimester ke III?

Hb normal pada Trimester I 11 g/dl, Trimester


II 10,5 g/dl, dan Trimester III 11 g/dl.
Interpretasinya: terjadinya anemia dalam
kehamilan (anemia gravidarum)
d. Bagaimana mekanisme dan apa penyebab
dari pucat, lemas, dan Hb 8g/dl dalam
kehamilan?
Faktor resiko: ekonomi rendah asupan nutrisi saat
kehamilan inadekuat kebutuhan Fe yang meningkat
tidak terpenuhi difisiensi Fe pembentukan hem
(protoporfirin IX + Fe) menurun HRI (Hem
Regulated translated Inhibisi) meningkat sintesis
globin menurun pembentukan Hb menurun +
proses fisiologi pada ibu hamil (hemodilusi/ volume
plasma > erirtopoiesis) Hb 8g/dl dalam kehamilan
suplai O2 ke kulit menurun dan metabolisme otot
menurun pucat dan lemas. (Prawirohardjo,
Sarwono, 2011)
e. Apa dampak anemia dalam kehamilan?
Dampak anemia bagi janin:
Berat Badan Lahir Rendah
Persalinan kurang bulan (prematur)
Intrauterin Growth Retardation (IUGR)
Gangguan saat persalinan seperti perdarahan
pasca persalinan (atonia uteri, retensio
plasenta)
Kelahiran premature
Gangguan pertumbuhan janin
(Cunningham, 2012)
f. Apa indikasi untuk dirawat pada kehamilan?

Preeklampsia
Eklampsia
Anemia berat
5. Pemeriksaan Fisik (Post Partum)
Keadaan umum: somnolen
Tanda vital: TD: 80/60mmHg; N: 124x/menit, lemah,
reguler, isi kurang; RR:28x/menit; T:36C.
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme pada
pemeriksaan fisik?
Keadaan umum somnolen: abnornal, normalnya compos
mentis
Tanda vital: TD : 80/60 mmHg : abnormal, normalnya
120/80 mmHg
Nadi: 124 x/menit, lemah, reguler, isi kurang : takikardi
normalnya 60-100 x/ menit, Reguler, isi dan tegangan
cukup.
RR: 28x/menit : takipneu. Normal : 16-24 x/menit.
T: 36 0C : Hipotermi, normalnya 36,5-37,5 0 C.
Lanjutan . . .
Mekanisme :
Perdarahan yang aktif berakibat dari kontraksi
miometrium pada dinding uterus kurang baik, hal ini
akan memicu terjadinya suplai oksigen yang membawa
hemoglobin ke pusat kesadaran yakni di otak (area
hipokampus) menurun jadi berpengaruh terhadap
kesadaran umum (keadaan somnolen). Dari masalah
tersebut juga berpengaruh kepada tekanan darah
(hipotensi), serta akibat volume darah menurun
merangasang persarafan otonom yakni saraf simfatis
untuk bekerja kemudian mempengaruhi peningkatan
respirasi rate (takikardi) dan heart rate meningkat. Oleh
karena itu juga terjadi vasokontriksi perifer sebagai
respon kompensasi tubuh terhadap penurunan tekanan
darah (darah sebagai pengatur
6. Pemeriksaan Spesifik
Kepala: konjungtiva pucat
Thoraks: jantung dan paru-paru dalam batas
normal
Abdomen: hepar dan lien dalam batas
normal
Ekstremitas: akral dingin
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme pada
pemeriksaan spesifik?
Kepala: konjungtiva pucat: anemia
Ekstremitas: akral dingin: vasokontriksi pembuluh darah
karna hipovolemia

Mekanismenya:
Perdarahan pasca-persalinan Hb banyak hilang anemia

Volume darah disirkulasi kompensasi peningkatan
resistensi perifer (bertujuan untuk meningkatkan TD)
vasokontriksi perifer akral dingin.
7. Status Obstetrikus
Palpasi: kontraksi uterus lembek dan teraba
fundus uteri setinggi pusat
Inspeculo: fluksus (+) darah aktif, stolsel (+),
robekan jalan lahir tidak ada.

a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme pada


status obstetrikus?
Palpasi: Kontraksi uterus lembek atonia uteri
Teraba fundus uteri setinggi pusat abnormal,
karena seharus jika plasenta sudah keluar maka tinggi
fundus uteri berada 2 jari dibawah pusat. Hal ini
karena kontraksi miometrium yang inadekuat.
Lanjutan . . .
Mekanisme
Faktor Predisposisi: usia berisiko, multiparitas, anemia
gravidarum kontraksi miometium uterus inadekuat
Kontraksi uterus lembek (atonia uteri) fundus
uteri belum turun ke bawah tinggi fundus uteri
teraba setinggi pusat. (Sarwono, 2011)

Inspeculo: fluksus (+) adanya perdarahan melalui


OUE
Stosel (+) adanya bekuan darah akibat proses
hemostasis
Robekan jalan lahir tidak ada menghilangkan DD
laserasi vagina dan servix.
Lanjutan . . .
Mekanisme
Faktor Predisposisi: usia berisiko, multiparitas, anemia
gravidarum kontraksi miometium uterus inadekuat
vasokontriksi atau penjepitan a.spiralis inadekuat di
miometrium perdarahan pasca persalinan yang
keluar melalui OUE Fluxus (+). (Cunningham,
2012)
Mekanisme
Pelepasan plasenta terbukanya arteri spiralis
terjadi proses hemostasis (pembekuan), tapi karena a.
spiralis gagal dijepit pembekuan yang sudah
tebentuk terlepas dan tidak mampu menghentikan
perdarahan Stosel (+). (Sarwono, 2011)
8. Pemeriksaan Laboraturium
Hb: 6gr%, gol. darah B, rhesus (+), MCV: 70
sl, MCH: 25 pg, MCHC: 28gr/l, leukosit:
10.000/mm3, Ht: 18mg%

a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme


pemeriksaan laboratorium?
Lanjutan . . .
Kasus Nilai normal Interpretasi

Lk: 13-18 g/dl


Hb 6 gr% Anemia
Pr: 12-16 g/dl

Golongan darah B (digunakan pada


Golongan darah B -
transfusi darah)

Resus (+)
Resus (+) -
(digunakan pada transfusi darah)

MCV 70 fl 80-95 fl Mikrositer

MCH 25 pg 27-34 pg Hipokrom

MCHC 28 gr/l 31-35 % Hipokrom

Leukosit 10.000/mm3 5.000-10.000/mm3 Borderline

Ht 18 mg% Hematokrit menurun


Lanjutan . . .
Mekanisme
Faktor resiko: ekonomi rendah asupan nutrisi saat
kehamilan inadekuat kebutuhan Fe yang meningkat
tidak terpenuhi difisiensi Fe pembentukan hem
(protoporfirin IX + Fe) menurun HRI (Hem
Regulated translated Inhibisi) meningkat sintesis
globin menurun pembentukan Hb menurun
terbentuk eritrosit yang mikrositik (MCV 70 fl) dan
pengikatan O2 di dalam eritrosit menurun
pewarnaan merah pada eritrosit menurun
hipokrom (MCH 25 pg, MCHC 28 gr/l). (Sarwono,
2011)
9. Bagaimana cara mendiagnosis?
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan spesifik
Status obstetrikus
Pemeriksaan laboraturium

10. Apa diagnosis banding?


PPP ; Atonia uteri
Sisa plasenta
Laserasi jalan lahir
Kelainan pembekuan darah
11. Apa saja pemeriksaan tambahan?
Cloting time, bleeding time untuk memastikan
apakah ada kelainan pembekuan darah.
Periksa juga kadar Fe2+ atau Iron binding-nya,
untuk memastikan adanya anemia defisiensi
besi atau tidak.

12. Working Diagnosis?


Perdarahan post partum dan syok hipovolemik
et causa atonia uteri dengan riwayat anemia
13. Apa Etiologi pada kasus ?
Percepatan persalinan (partus presipitatus).
Persalinan lama..
Polihydramnion atau kehamilan kembar.
Anastesi umum.
Kesalahan penatalaksanaan kala III persalinan.

14. Bagaimana Epidemiologi ?


Menurut F. Gary Cunningham (2012), paritas tinggi merupakan
faktor resiko atonia uterus. Babinszki dkk (1999) insiden
perdarahan postpartum adalah 0,3 % pada perempuan dengan
paritas rendah tetapi 1,9 % pada perempuan dengan para 4 atau
lebih.
Lebih dari 35 tahun fungsi reproduksi seorang wanita mengalami
penurunan .Usia > 35 tahun merupakan faktor predisposisi
terjadinya atonia uteri (Sarwono, 2011)
15. Bagaimana Tatalaksana?

dibagi dalam 3 tahap:


Tahap I: Pemberian uterotonika, mengurut
rahim (massage), dan memasang gurita.
Tahap II: Bila perdarahan belum berhenti
dan bertambah banyak, selanjutnya
berikan infuse (RL, NaCl 0,9%) dan
transfuse darah.
16. Bagaimana Komplikasi ?
Asidosis metabolic
Gangguan jantung
Kerusakan jaringan otak, ginjal dll (gagal
organ multiple)
Henti jantung
Kematian
(Saifudin B Abdul, 2009)
17. Bagaimana Prognosisnya ?
Dubia ad bonam

18. Apa KDU ?


Atonia uteri KDU 3
19. Pandangan Islam ?
Hipotesis
Ny. Zaskia 42 tahun, P5A0 mengalami
perdarahan post partum spontan
pervaginam akibat atonia uteri et causa
anemia.
Kerangka Konsep
Ny. Zaskia dengan faktor risiko
- Usia berisiko
- Multiparitas
- Anemia defesiensi Fe dalam kehamilan

Kontraksi miometrium uterus menurun


(Atonia Uteri)

Vasokonstriksi arteri spiralis oleh kontraksi uterus terganggu

Perdarahan Post Partum

Syok Hipovolemik

Anda mungkin juga menyukai