Anda di halaman 1dari 30

Kesejahteraan Sosial dalam Islam

OLEH : KELOMPOK 3
Anggota Kelompok
Ridya Puspita Damayanti 201310330311057
Siti Dewi Ambarwati 201310330311072
Humairoh Nur Permata Imaniah 201310330311073
Rizkya Arini Suroya Fays 201310330311075
Karin Cahya Widati 201310330311080
Andang Taruna 201310330311082
Hafif Fitra Alief Sultana 201310330311094
Yusri Chizma Najwa 201310330311096
Syafira Amelia Amir 201310330311099
Kirana Lazuardi Firdaus 201310330311101
Zanty Rakhmania Putri 201310330311115
Pendahuluan

Islam rahmatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam)


Islam menginginkan terwujudnya rasa keadilan, ketentraman dan kesejahteraan sosial bagi
seluruh pemeluknya.

Kesejahteraan sosial dalam islam dipandang tidak hanya secara jasmani tapi juga rohani

Untuk meraih kesejahteraan sosial Allah SWT mempersiapkan aturan wahyu + hadist rosul

Instrumen untuk mewujudkan kesejahteraan sosial zakat, infak, dll


Zakat rasa syukur atas karunia yang diberikan Allah
Zakat sebagai program sosial aksi pemerataan distribusi mengurangi jumlah kemiskinan
Pengertian
Kesejahteraan berasal dari kata dasar :
Sejahtera : aman, sentosa, dan makmur
Selamat (terlepas dari segala macam gangguan, kesukaran, dan sebagainya).

kesejahteraan:
:
.
Kesejahteraan (welfare) adalah kondisi yang
menghendaki terpenuhimya kebutuhan dasar bagi individu
atau kelompok baik berupa kebutuhan makan, pendidikan,
kesehatan, sedangkan antitesa dari kesejahteraan adalah
kesedihan (bencana) kehidupan.
Terus kesejahteraan sosial apa donkk? O.O

Pemerintah RI mendefinisikan sebagai kondisi


terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan
social warga Negara agar dapat hidup layak
dan mampu mengembangkan diri sehingga
dapat melaksanakan fungsi sosialnya.

kesejahteraan sosial adalah keadaan sejahtera


masyarakat. Kesejahteraan sosial berupa materil
meliputi kebutuhan primer, sekunder, dan kebutuhan
tersier.
Kesejahteraan sosial menuntut terpenuhinya
kebutuhan manusia yang meliputi :
a. Kebutuhan primer
meliputi: pangan (makanan) sandang (pakaian), papan (tempat tinggal),
kesehatan dan keamanan yang layak.
b. Kebutuhan sekunder
seperti: pengadaan sarana transportasi (sepeda, sepeda motor, mobil, dsb.),
informasi dan telekomunikasi (radio, televisi, telepon, HP, internet, dan lain
sebagainya).
c. Kebutuhan tersier
Seperti: sarana rekereasi, hiburan.
Konsep Al-Quran tentang
kesejahteraan sosial
Kesejahteraan Sosial

Suatu kondisi kehidupan individu dan masyarakat yang sesuai dengan


standar kelayakan hidup yg dipersepsi masyarakat. Namun tingkat
kelayakan hidup tsb dipahami relatif berbeda oleh manusia dalam
berbagai kalangan dan latar belakang budaya, mengingat tingkat
kelayakan tsb ditentukan oleh persepsi normatif suatu masyarakat
terhadap kondisi sosial, material dan psikologis tertentu.
Usaha untuk meningkatkan kesejahteraan :
1. Meningkatkan pembangunan ekonomi
2. Mencipatakan lapangan kerja
3. Pembangunan bidang pendidikan
4. Pembangunan bidang kesehatan
Prinsip kesejahteraan sosial dalam
islam
Adanya perintah Allah dan rosulnya tentang keadilan,
persamaan hak dan kewajiban, perlindungan hokum
dan jaminan keselamatan yang tertuang dalam wahyu
Allah dan hadits rosul
Praktek nabi Muhammad saw selalu mengarah pada
keadilan, persamaan hak
Islam menetapkan perangkat dasar yang dapat
dijadikan acuan bagi pemeluknya
Konsep Kesejahteraan sosial dalam
Islam
Kesejahteraan sosial sejalan dengan misi islam sebagai
rahmatan lilalamin yang diwujudkan melalui bekerja
untuk pemenuhan kebutuhan dasar
Harta yang diperoleh dibelanjakan di jalan yang baik,
bahkan sebagian disisihkan untuk kepentingan umat
seperti berzakat
Negara berkewajiban mewujudkan negeri yang
sejahtera, adil dan makmur dengan segala kebijakan
dan strateginya termasuk pengelolaan zakat,
penciptaan lapangan kerja, dll.
Kesejahteraan Sosial dalam Islam

Dalam kesejahteraan sosial, Islam menekankan pada upaya memberantas


kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan, fakir miskin, anak yatim dan
orang tua dimana masalah ini adalah persoalan abadi yang ada di setiap
tempat dan kurun waktu.
Al-Quran tak henti-hentinya menghimbau hal tersebut dengan
menandaskan dalam ayat-ayat sebagai berikut:
Taukah engkau orang-orang yang mendustakan agama, yaitu orang-orang
yang meninggalkan anak yatim dan tidak menghiraukan kehidupan orang
miskin. Maka celakalah orang-orang yang melakukan sholat, yaitu orang-
orang yang lalai dari sholatnya, dan berbuat riya, serta enggan menolong
dengan barang yang berguna (al-Maun/107: 1-7)

Ayat ini memberitahukan kepada umat Islam betapa


pentingnya masalah sosial, sehingga Tuhan menyatakan
bahwa orang yang sholat, tetapi tidak mau
menghiraukan kesejahteraan sosial, shalatnya sia-sia dan
berarti membohongi agamanya, karena shalatnya
terlalaikan, tidak bisa menggerakan ke arah perbaikan
sosial.
Ada dua hal yang menyebabkan seseorang terlantarkan
di akhirat kelak, yaitu karena melalaikan shalat dan
melalaikan kesejahteraan sosial (al-Mudatstsir/74: 42-44).
Sedangkan dalam Mujam Musthalahtu al-Ulm al-
Ijtimiyyah dijelaskan:
:


.
Kesejahteraan sosial: sistem yang mengatur pelayanan sosial
dan lembaga-lembaga untuk membantu individu-individu dan
kelompok-kelompok mencapai tingkat kehidupan, kesehatan
yang layak dengan tujuan menegakkan hubungan
kemasayarakatan yang setara antar individu sesuai dengan
kemampuan pertumbuhan (development) mereka,
memperbaiki kehidupan manusia sesuai dengan kebutuhan-
kebutuhan masyarakat.
Kesejahteraan sosial akan tercipta dalam sistem masyarakat yang stabil, khususnya
adanya stabilitas keamanan. Stabilitas sosial, ekonomi tidak mungkin terjamin tanpa
adanya stabilitas keamanan (termasuk di dalamnya stabilitas politik). Hal ini
sebagaimana doa Nabi Ibrahim dalam surat Al-Baqarah: 126.

Artinya:

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang
aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang
beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian.

Allah berfirman: "Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara,
Kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan Itulah seburuk-buruk tempat
kembali".
Sasaran Kesejahteraan Sosial

Dalam soal kesejahteraan rohani, sasaran yang harus dilakukan perbaikan


adalah bagaimana menjadikan sistem nilai yang dianutnya (tauhid)
sebagai ruh, spirit dan etos melakukan aktifitas kehidupan. Dengan kata
lain, bagaimana mengfungsikan sistem aqidah (keimanan) seseorang agar
mampu berbuat lebih baik didunia ini.

Dalam soal kesejahteraan jasmani, kebutuhan yang diperlukan oleh fisik


atau badan manusia agar dapat hidup secara layak dan baik. Contoh:
kebutuhan makanan dan minuman, pakaian, alat-alat olah raga untuk
menunjang kesehatan raga atau badan, dan sebagainya.
Sedangkan dalam kesejahteraan sosial, Islam menekankan pada upaya
memberantas kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan. Selain itu,
juga mengutamakan penyantunan terhadap fakir miskin, anak yatim dan
orang tua. Penekanan terhadap obyek-obyek tersebut dikarenakan,
memang dalam kenyataannya masalah tersebutlah yang harus dibenahi.
Al-Quran tak henti-hentinya menghimbau hal tersebut dengan menandaskan
dalam ayat-ayat sebagai berikut:

. . .
. . . .

)7-0 7:1 (

Taukah engkau orang-orang yang mendustakan agama, yaitu orang-orang yang


meninggalkan anak yatim dan tidak menghiraukan kehidupan orang miskin. Maka
celakalah orang-orang yang melakukan sholat, yaitu orang-orang yang lalai dari
sholatnya, dan berbuat riya, serta enggan menolong dengan barang yang
berguna. (Al-Maun (107): 1-7)
Subjek dan Objek Kesejahteraan Sosial

1. Individu Muslim

)19 : (.

Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang-orang miskin yang meminta atau yang
tidak meminta.

Dalam menjaga keseimbangan kesejahteraan duniawi dengan ukhrawi, Nabi Muhammad


S.A.W pernah menegur sahabat Abu Darda r.a yang hanya sibuk puasa dan shalat saja, tapi
mengabaikan kesehatan diri dan kebutuhan keluarganya. Nabi s.a.w bertanya : Aku dengar
engkau selalu shalat malam hari dan puasa siang harinya, dan tidak kumpul dengan
keluargamu ?. Dijawab oleh Abu Darda: Benar ya Rasulallah. Beliau berseru : jangan
demikian

. , ,

Fisikmu mempunyai hak yang harus kamu penuhi, jiwamu mempunyai hak yang yang harus
engkau urusi, dan keluarga mempunyai hak yang harus kamu perhatikan. (HR. Bukhari)
2. Masyarakat Muslim
Hal ini dikembangkan melalui solidaritas umat, disamping kesadaran hidup
yang saling membutuhkan.


) ( .

dan tolong-menolonglah kamu untuk kebijakan dan taqwa, dan jangan


tolong-menolong untuk perbuatan dosa dan permusuhan.
3. Pemerintah
Adapun yang menjadi obyek usaha kesejahteraan sosial adalah semua warga
negara yang membutuhkan. Sikap adil semua warga negara yang membutuhkan.
Sikap adil dalam melayani dan memberikan perhatian kepada semua warga
merupakan bagian integral dari konsep kesejahteraan sosial dalam Islam.


)8 : ( .

Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu
menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah
sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu tidak berlaku adil.
Berlaku adillh, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada
Allah, sesunguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Ada beberapa masalah sosial yang oleh Islam dipandang sebagai
gangguan terwujudnya kesejahteraan sosial, atau paling tidak
mempersulit realisasi kesejahteraan :
a. Kebodohan. (al-Jahilia).
Jika Al-Quran menyatakan, bahwa Allah akan mengangkat
derajat orang-orang yang berilmu, melebihi yang lainnya, berarti
kebodohanlah yang menjadi salah satu penyebab kemerosotan
dan keterbelakangan martabat manusia. Oleh karena itu Islam
memandang penanggulangan kebodohan itu sebagai ibadah,
sebaliknya membiarkan kebodohan dipandang sebagai tindak
kemungkaran. Ada sebuah hadis yang menegaskan masalah ini,
yakni tentang komunitas muslim yang disebut Asy ariyin, suatu
kelompok terpelajar yang membiarka lingkungannya tetap
dalam kebodohan
b. Wawasan (al-Fakru/ al-Maskanah).
Wawasan ekonomi Islam lebih banyak memandang potensi alam yang
dianugerahkan oleh Allah dari segi kecukupannya (adequacy) dari pada
segi kekurangan atau kelangkaannya(scarcity). Hal ini bermula dari premis,
bahwa sumber daya alam itu berkecukupan untuk memberi kesejahteraan.
Oleh karena itu jika kelangkaan itu muncul, maka akibat kealahan orang
dalam memanfaatkannya, melestarikannya atau karena kebodohan dan
kemalasannya. Kemiskinan dipandang ole Islam sebagai patalogi sosial
yang harus ditanggulangi. Nabi Muhammad s.a.w selalu berdoa :
.
Aku berlindung kepada-Mu dari bahaya kefakiran, kekufuan dan
kefasikan. (HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi).
c. Kemaksiatan (al-Maksiyah).
Kekacauan jiwa, kegoncangan hati, ketidak tentraman batin, sentimen, dendam dan
macam-macam penyakit batin lainnya; adalah dampak langsung dari kemaksiatan. Berapa
banyak kehancuran sosial akibat dari tindak maksiat seperti pembuuhan, perjudian, atau
lain-lainnya lagi; malah juga kehancuran rumah tangga, lingkungan dan martabat
seseorang sebagai individu. Dalam menceritakan Bani Israil, Al-Quran menghubungkan
antara kemerosotan dan kenistaan hidup dengan perbuatan maksiat dan pelanggaran.



.)61 : (

lalu ditimpakanlah kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat
kemurkaan dari Allah. Hal itu terjadi karena mereka karena mereka selalu mengingkari ayat-
ayat Allah. Hal itu terjadi karena mereka karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah
dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Demikian itu terjadi karena mereka
selalu berbuat durhaka dan melampui batas.
24
Upaya meningkatkan kesejahteraan melalui
ekonomi
Makna dan Hakikat Zakat
Shadaqah berasal dari kata ( benar), orang yang
bershadaqah adalah orang yang benar imannya

.} {
Infaq mempunyai arti mengeluarkan harta untuk suatu
kebaikan yang diperintahkan Allah SWT di luar zakat
(QS. 2:195).
Hak mempunyai makna zakat/shadaqah merupakan
hak para Mustahik, sekaligus hak dari harta itu sendiri.
25 Makna dan Hakikat Zakat

Secara terminologis
Arti zakat mengeluarkan sebagian harta dengan
persyaratan tertentu untuk diberikan kepada kelompok
tertentu (mustahiq) dengan persyaratan tertentu pula
Infaq dan shadaqah mengeluarkan harta untuk
kepentingan-kepentingan yang diperintahkan Allah SWT di
luar zakat.
Shadaqah kadangkala dipergunakan untuk sesuatu yang
bersifat non materi
26 Urgensi dan Hikmah Zakat

1. Sebagai perwujudan dari keimanan kepada Allah SWT


dan keyakinan akan kebenaran ajaran-Nya. (QS. 9:5,
QS. 9:11)
2. Perwujudan syukur nikmat, terutama nikmat benda. (QS.
93:11, QS. 14:7)
3. Meminimalisir sifat kikir, materialistik, egoistik dan hanya
mementingkan diri sendiri. Sifat bakhil adalah sifat yang
tercela yang akan menjauhkan manusia dari rahmat
Allah SWT. (QS. 4:37).
Kunci keberhasilan unruk mencapai kehidupan
sejahtera yang ideal :
a. Keimanan yang mantap kepda Allah, kepada Rasul-Nya, dan rukun iman
lainnya.
b. Ketekunan melakukan amal-amal saleh, baik amalan yang bersifat ritual,
seperti shalat, zakat, puasa dan lain-lain
c. Kemampuan menangkal diri dri kemaksiatan dan perbuatan yang
merusak kehidupan (almuhlikat).
28 Sabda Rasul Saw.

: s




.} {
Rasulullah Saw. bersabda: Orang yang pemurah itu dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekah
dengan syurga, dan jauh dari neraka. Dan orang yang bakhil itu jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh
dari syurga, dan dekat dengan neraka. Orang yang jahil (bodoh) tapi pemurah, itu lebih dicintai Allah
daripada ahli ibadah tapi bakhil. (HR. Turmudzi).
29

Sifat kikir hanyalah akan menghancurkan harta yang kita miliki. Setiap
pagi di pintu rumah kita ada Malaikat yang mendoakan:

.

Rasulullah Saw. bersabda: Ya Allah berilah orang yang berinfaq itu
pengganti, dan orang yang menahan diri (dari berzakat/berinfaq)
kehancuran.
Penutup
Meningkatkan kepekaan sosial yang diterjemahkan dalam upaya
memecahkan problem ummat, terutama penyantunan terhadap fakir miskin,
anak yatim piatu dan orang-orang yang membutuhkan uluran tangan. Dari
semua yang dibahas di atas, membuktikan bahwa Islam menginginkan sekali
terciptanya kesejahteraan sosial di dunia ini (dan juga di akhirat tentunya). Bukan
hanya kesejahteraan jasmani, namun juga rohani. Karena itu, untuk mencapai
kehidupan yang sejahtera, hal yang paling dekat yang bisa dilakukan adalah
beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berusaha untuk mencapai
kesejahteraan diri sendiri. Setelah itu adalah bersikap adil orang lain. Maka
kesejahteraan sosial akan tercipta dengan sendirinya.

Anda mungkin juga menyukai