REAGENT BOTTLES
KELOMPOK 5
Vektor ekspresi
Kontrol proses
Autoclave
BOLA screw-caps alat untuk mensterilkan peralatan
BOLA screw-caps digunakan untuk dan perlengkapan dengan
menggantikan aluminium foil sebagai menundukkan material untuk uap
prnutup botol. BOLA srew-caps tekanan tinggi jenuh pada 121 C
membuatnya mudah untuk selama sekitar 15-20 menit,
mengambil sampel selama kultur . tergantung pada ukuran beban dan
isi.
Laminar Air Flow
Meja kerja steril untuk melakukan kegiatan Air Pore tape sheet ( Cat. No.
inokulasi/ penanaman dalam kultur in vitro. 19571, Qiagen)
Alat ini diberi nama Laminar Air Flow
Cabinet, karena meniupkan udara steril Digunakan untuk menutupi
secara kontinue melewati tempat kerja pembukaan caps selama proses
sehingga tempat kerja bebas dari, debu
dan spora-spora yang mungkin jatuh pergantian aluminium menjadi
kedalam media pada waktu pelaksanaan BOLA caps.
penanaman.
Bioreactor
Bioreaktor 50 digunakan untuk Microscope
studi ekspresi skala kecil untuk Kegunaan microscope sama
volume budaya dari 5 ml sampai dengan Vi-CellTM XR cell counter
30 ml.
o SF9 atau SF21 cells (Spodoptera frugiperda)
SF9 atau SF21 merupakan sel serangga yang
akan dikultur.
o Protein (kinase)
Protein (kinase) merupakan biokatalis yang
digunakan untuk mempercepat reaksi.
o SF-900TM III SFM medium
SF-900TM III SFM medium merupakan tempat
untuk mengkultur sel. Medium tersebut berisi
nutrisi, hormon, vitamin, yang dibutuhkan sel
untuk memperbanyak diri.
BAHAN
Media kultur merupakan medium untuk menumbuhkan sel yang berisi
nutrisi.
MEDIA
KULTUR
Komposisi nutrisi dalam
media kultur berbeda-beda
karena disesuaikan dengan
tujuan kultur sel. Pada
kultur sel ini, media kultur
yang digunakan yaitu SF
900III Medium.
Spesifikasi dari Sf-900 III SFM
Form Liquid
Species Spodoptera frugiperda, S. frugiperda
Cell Line Sf21. Sf9
Glutamine L-Glutamine
Serum Level Serum-Free
Product Size 1,000 Ml
Classification Animal Origin-Free, Serum-Free, Protein-Free
Green Features Sustainable packaging
Shipping Condition Room Temperature
Komposisi medium
sf 900 iii SFM adalah medium lengkap 1X bebas
serum yang mengandung L-glutamine, Luronic F-68,
dan 5 mL / L penisilin-streptomisin dapat digunakan
bila diperlukan.
Serum adalah cairan bening yang
Serum dipisahkan dari sel-sel darah
menggunakan sentrifus.
1. Mengurangi biaya
Bebas serum 2. Mengurangi kontaminasi
3. Mengurangi penderitaan hewan
Kelebihan Sf-900 III SFM medium
untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan pemeliharaan
Spodoptera frugiperda (Sf9 dan Sf21) sel
Dioptimalkan untuk produksi protein rekombinan
Dapat memulihkan sel-sel dari frozen stocks
cocok untuk metode kultur suspensi dan monolayer dan
mendukung pertumbuhan sel lepidopteran lainnya.
Sf-900 III SFM siap untuk digunakan; tidak
memerlukan penambahan serum, glutamin, atau
surfaktan
Pertumbuhan sel serangga dalam botol reagen
memberikan alternatif yang lebih baik untuk
melaksanakan kultur multi-paralel dalam volum yang
berkisar 0,25 5 L.
A. Persiapan
Botol Reagen B. Pertumbuhan rutin
untuk Kultur Sel dan pemeliharaan
sel-sel
METODE
KULTUR
A. Persiapan Botol
Reagen untuk Kultur Sel
1. Botol reagen. Buka penutup dan pelapis dari botol reagen. Reagen botol yang baru
biasanya akan berada pada kondisi non steril.
2. Tutup Bola Sekrup kemudian ditempatkan pada wadah steril atau tempat lain yang sesuai.
3. Sterilisasi botol dan tutup dengan autiklaf (121 0C, 15 psi, 15 menit).
4. buka penutup aluminium foil dan diganti dengan BOLA-caps pada unggun aliran laminar.
Pembukaan caps ditutupi dengan lembar pita AirPore.
5. Atau, pita AirPore dapat digunakan langsung pada botol. Menggunakan topi BOLA yang
membuatnya mudah untuk mengambil sampel selama proses kultur jika diperlukan.
6. Botol dapat disterilkan dengan melonggarkan BOLA caps-nya, lalu tutup dengan aluminium
foil.
B. Pertumbuhan Rutin dan
Pemeliharaan Sel-sel
Sf9 atau Sf21 sel disesuaikan dengan kultur suspensi dalam media Sf-900TM III SFM
yang tumbuh menuju fase log. Inilah yang akan berfungsi sebagai pemasok utama.
Sebuah alikuot sel diambil dari pemasok utama dan diencerkan dengan media segar
untuk menginisiasi 50 ml kultur starter dalam 250 ml labu Erlenmeyer. Rekomendasi
density awal adalah (0,7-0,8)x106 sel per ml.
Kultur yang terdilusi diinkubasi pada 270C dengan 90 rpm dalam shaker inkubator.
Jumlah sel dan viabilitas dianalisis dengan menggunakan sel Vi-CellTM XR counter. Hal
ini perlu dilakukan untuk memeriksa parameter sel setiap hari dalam kurun waktu
beberapa hari pertama yang akan memberikan ide pada frekuensi fasa yang
diperlukan. Biasanya sel diperiksa dua kali seminggu, pada hari ke-3 dan hari 7.
Dalam sekali monitoring, sel yang layak hidup mencapai sekitar (8-9)x106 sel per ml
dengan menambahkan media segar untuk kepadatan (0,7-0,8) x106 sel per ml,
sebagaimana disebutkan dalam point 2 di atas.
TUJUAN PERCOBAAN
1. Melihat korelasi pertumbuhan sel
serangga di antara wadah kultur
ANALISIS
yang berbeda
PERTUMBUH- 2. Mengamati perilaku pertumbuhan
AN SEL dalam variasi cell line serangga
3. Mencari wadah dan cell line
serangga yang paling baik untuk
dikulturkan
Bagian A
Tubespin Bioreactor
2 Labu Erlenmeyer flask
50 (Cat. No. 87050, Botol 250 ml (Cat. No.
250 ml (Cat. No.
TPPT Techno Plastic 100389, VITLAB)
431144, Corning)
Product)
SEL YANG DIGUNAKAN
Sf900III
PERTUMBUHAN DI 4 VARIASI WADAH
No Volume nominal Volume kultur Rasio (V1:V2) Kecepatan Diameter
wadah (V1) (V2) goncangan goncangan
(rpm) (mm)
Labu Erlenmeyer 250
a. 50 ml 5:1 90 50
mla
Labu Erlenmeyer 250
b. 250 ml 1:1 230 25
ml
c. Botol 250 ml 250 ml 1:1 230 25
d. TubeSpin 50 ml 30 ml 1,7:1 230 25
Kondisi a merupakan kondisi standar untuk pertumbuhan sel serangga
230 rpm dengan diameter goncangan 25 mm merupakan kondisi yang
optimum untuk melakukan pertumbuhan
Diukur selama 7 hari
HASIL Parameter: jumlah total,
kelangsungan hidup, dan
diameter
Tidak ada perbedaan
yang signifikan dalam
semua kondisi hingga 72
jam pertama
48-72 jam pertumbuhan
merupakan masa yang
penting dalam hal
pemeliharaan sel dan
ekspresi protein heterolog
KESIMPULAN BAGIAN A
Tubespin, botol, dan labu erlenmeyer yang
digunakan di percobaan ini dapat digunakan
sebagai wadah kultur sel serangga
Labu Erlenmeyer kecil dapat digunakan untuk
kultur berlebih (volumenya lebih besar
dibanding standar)
Bagian B
Tubespin Bioreactor 50
Botol 250 ml (Cat. No.
(Cat. No. 87050, TPPT
100389, VITLAB)
Techno Plastic Product)
PROSEDUR
1. Kultur awal Sf9 dan Sf21 dalam medium Sf900III disiapkan
2. Kultur diencerkan ke 0,8 106 sel/ml. 300 ml kultur encer disiapkan untuk
dikeluarkan 250 ml di botol dan 30 ml di TubeSpin.
3. Kultur diinkubasi pada 27C dengan 230 rpm.
4. Parameter dari sel yang meliputi jumlah sel, jumlah sel yang layak, viabilitas,
dan diameter sel diukur dengan Vi-Cellat dalam jangka waktu yang berbeda
dalam satu hari.
5. Ketika jumlah sel mendekati 10 106 sel per ml, sebagian dari kulturnya
diambil dan diencerkan kembali ke ~0,8 106 sel/ml. 250 ml dari kultur encer
dikeluarkan di botol baru dan di 30 ml TubeSpin. Langkah ini dilakukan 4 kali
dalam setiap percobaan
6. Pola pertumbuhan dipantau selama 600 jam (25 hari).
HASIL
Pertumbuhan dari sel Sf9
(a) dan Sf21 (b) di botol
dan TubeSpin
Kesimpulan:
Kloning Sf9 memiliki perilaku
pertumbuhan yang sama dengan
induknya (Sf21)
CATATAN
Pemantauan dilakukan dengan melihat jumlah sel hidup, diameter
sel, distribusi seragam sel, bentuk gumpalan, dan bentuk granular.
Pemantauan dilakukan dengan Vi-Cell counter atau mikroskop
Selalu periksa pertumbuhan sel setiap 6-8 jam atau semalam setelah
pengenceran untuk memastikan telah mengikuti pertumbuhan normal
Agar resiko kontaminasi terminimalisir, kultur dimulai di wadah yang
sama dengan pengenceran sampai volume tercapai
Kecepatan goncangan disesuaikan dengan volume untuk
menghindari pembentukan busa
PROSPEK
PEMANFAAT-
AN KULTUR SEL
SERANGGA
Referensi Tambahan:
Anonim. (2002). Sf9 Cells. http://wolfson.huji.ac.il/expression/insect/ SF9%20cells.pdf, diunduh pada 24 September 2015.
Baumann A., et al. (2015). Selection and Evaluation of Tissue Specific Reference Genes in Lucilia sericata during an Immune
Challenge. http://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0135093, diakses pada 24 September 2015.
Beckert A., et al. (2015). Two c-type lysozymes boost the innate immune system of the invasive ladybird Harmonia axyridis.
Developmental & Comparative Immunology, 49 (2) , 303-312.
Betting, David J.; Mu, Xi Y.; Kafi, Kamran; McDonnel, Desmond; Rosas, Francisco; Gold, Daniel P.; Timmerman, John M. (2009).
Enhanced immune stimulation by a therapeutic lymphoma tumor antigen vaccine produced in insect cells involves
mannose receptor targeting to antigen presenting cells. Vaccine 27 (2): 2509
Bhandari DR, Schott M, Rmpp A, Vilcinskas A, Spengler B. (2015). Metabolite localization by atmospheric pressure high-
resolution scanning microprobe matrix-assisted laser desorption/ionization mass spectrometry imaging in whole-body
sections and individual organs of the rove beetle Paederus riparius. Analytical and Bioanalytical Chemistry, 407 (8) , 2189-
2201.
Borror et al. (2005). Study of Insect. Ed-7. Amerika: Thomson Brook/Cole.
Goosen, M. F. A., Daugulis A. J., & Faulkner, P. (1993). Insect Cell Culture Engineering. New York: Marcel Dekker, Inc.
Mlcek, Jiri, et al. (2014). A Comprehensive Look at the Possibilities of Edible Insects as Food in Europe a Review. Pol. J. Food
Nutr. Sci., 2014, Vol. 64, No. 3, pp. 147-157.
Van Oers, M. M. & Lynn, D. E. (2010). Insect Cell Culture. http://www.els.net/WileyCDA/ ElsArticle/refId-a0002574.html,
diakses pada 24 September 2015.
Yen, A. L. (n.d.). Edible insects and other invertebrates in Australia: future prospects.
http://www.fao.org/docrep/013/i1380e/i1380e01.pdf, diunduh pada 24 September 2015.