3. Lapisan hipodermis
Merupakan kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel
lemak.
Lapisan sel-sel lemak disebut panikulus adiposa.
Kulit memiliki 2 jenis kelenjar keringat:
a. kelenjar keringat apokrin
b. kelenjar keringat merokrin
Kuku
Kuku adalah bagian terminal lapisan tanduk yang menebal. Kuku antara
lain terbentuk dari keratin protein yang kaya akan sulfur. Pada kulit di
bawah kuku terdapat banyak pembuluhkapiler yang memiliki suplai
darah kuat sehingga menimbulkan warna kemerah-merahan.
Rambut
Rambut merupakan struktur berkeratin panjang yang berasal dari
invaginasi epitel epidermis. Rambutditemukan diseluruh tubuh kecuali
pada telapak tangan, telapak kaki, bibir, glans penis, klitorisdan labia
minora.
Setiap rambut berkembang dari sebuah invaginasi epidermal,yaitu
folikel rambut yang selama masa pertumbuhannya mempunyai
pelebaran pada ujung disebut bulbus rambut.
Ada dua macamtipe rambut, yaitu rambut lanugo dan rambut terminal.
LI.2. Memahami dan menjelaskan Fisiologi Kulit
FUNGSI KULIT
1. Fungsi proteksi,
2. Fungsi absorbsi,
3. Fungsi ekskresi,
4. Fungsi persepsi,
5. Fungsi pengaturan suhu tubuh, (termoregulasi)
6. Fungsi pembentukan pigmen,
7. Fungsi pembentukan vit D,
LI.3. Memahami dan Menjelaskan Dermatomikosis
Definisi
Dermatomikosis adalah suatu penyakit infeksi kulit menular yang
disebabkan oleh dermatofita atau jamur. Istilah Dermatomikosis
berasal dari bahasa Yunani , yaitu Derma yang berarti kulit
dan Mukes yang berarti jamur. Dermatomikosis dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu Dermatomikosis Superfisialis dan Dermatomikosis
Subkutan.
Klasifikasi
Superfisialis
Dermatomikosis
Tinea Kuris
Tinea Kapitis
Tinea Pedis
Tinea Unguium
Tinea Korporis
Tinea Versikolar.
Non Dermatofitosis
Subkutan
Dermatomikosis Subkutan adalah dermatomikosis yang terjadi pada bagian
bawah kulit. Contohnya seperti:
Misetoma
Sporotrikosis
Kromomikosis
LI.4. Memahami dan menjelaskan Dermatofitosis
Definisi
Dermatofitosis (Tinea) adalah infeksi jamur dermatofit (species
microsporum, trichophyton, dan epidermophyton) yang menyerang
epidermis bagian superfisial (stratum korneum), kuku dan rambut.
Microsporum menyerang rambut dan kulit. Trichophyton
menyerang rambut, kulit dan kuku. Epidermophyton menyerang
kulit dan jarang kuku.
Etiologi
1. Microsporum
Etiologi
2. Epidermophyton
Jenis Epidermophyton terdiri dari dua jenis;
Epidermophyton floccosum.
E. floccosum satu-satunya jenis yang menyebabkan infeksi pada
manusia. E. floccosum adalah satu penyebab tersering
dermatofitosis pada individu tidak sehat. Menginfeksi kulit (tinea
corporis, tinea cruris, tinea pedis) dan kuku (onychomycosis).
Infeksi terbatas kepada lapisan korneum kulit luar.
Epidermophyton stockdaleae.
E. stockdaleae dikenal sebagai non-patogenik, sedangkan
3. Tricophyton
Trichophyton adalah suatu dermatofita yang hidup di
tanah, binatang atau manusia. Berdasarkan tempat
tinggal terdiri atas anthropophilic, zoophilic, dan
geophilic. Trichophyton adalah satu penyebab infeksi
pada rambut, kulit, dan kuku pada manusia.
FAKTOR PENULARAN
Faktor virulensi dari dermatofita
Virulensi ini tergantung pada afinitas jamur itu, apakah jamur Antropofilik, Zoofilik
atau Geofilik.
Faktor trauma
Faktor-suhu dan kelembaban
Keadaan sosial serta kurangnya kebersihan
Faktor umur dan jenis kelamin
Penyakit Tinea kapitis lebih sering ditemukan pada anak-anak dibandingkan orang
dewasa, dan pada wanita lebih sering ditemukan infeksi jamur di sela-sela jari
dibanding pria.
LOKASI
TINEA KAPITIS
Menyerang daerah kepala
Yang khas:
Gray pacth ring worm
Penyakit ini dimulai dengan papula merah kecil yang melebar ke sekitarnya dan
membentuk bercak yang berwarna pucat dan bersisik. Warna rambut jadi abu-abu dan
tidak mengkilat lagi,
Black dot ring worm
Ujung rambut tampak sebagai titik-titik hitam diatas permukaan ulit, yang berwarna
kelabu sehingga tarnpak sebagai gambaran back dot".
Kerion
bisul-bisul kecil yang berkelompok dan kadang-kadang ditutupi sisik-sisik tebal. Rambut di
daerah ini putus-putus dan mudah dicabut.
Tinea favosa.
Kelainan di kepala dimulai dengan bintik-bintik kecil di bawah kulit yang berwarna merah
kekuningan dan berkembang menjadi krusta yang berbentuk cawan (skutula), serta
memberi bau busuk seperti bau tikus "moussy odor".
LOKASI
TINEA KORPORIS
Biasanya terdapat dimuka, anggota gerak atas, dada, punggung dan
anggota gerak bawah.
Bentuk yang klasik dimulai dengan lesi-lesi yang bulat atau lonjong
dengan tepi yang aktif. Dengan perkembangan ke arah luar maka bercak-
bercak bisa melebar dan akhirnya dapat memberi gambaran yang
polisiklis, arsiner, atau sirsiner. Pada bagian tepi tampak aktif dengan
tanda-tanda eritema, adanya papula-papula dan vesikel, sedangkan pada
bagian tengah lesi relatif lebih tenang.
Penyebab utamanya adalah :
T.violaseum,
T.rubrum,
T.metagrofites.
M. gipseum,
M. kanis,
M. audolini.
LOKASI
TINEA KRURIS
Lokalisasi kelainan, yakni daerah lipat paha sebelah dalam, daerah
perineum dan sekitar anus.
Kelainan yang akut memberikan gambaran yang berupa makula
yang eritematous dengan erosi dan kadang-kadang terjadi
ekskoriasis. Pinggir kelainan kulit tampak tegas dan aktif.
kelainan menjadi menahun maka efloresensi yang nampak hanya
makula yang hiperpigmentasi disertai skuamasi dan likenifikasi.
Penyebab utama adalah Epidermofiton flokkosum, T. rubrum dan T.
mentografites.
LOKASI
TINEA MANUS DAN TINEA PEDIS
Ada 3 bentuk Tinea pedis:
1. Bentuk intertriginosa
Keluhan yang tampak berupa maserasi, skuamasi serta erosi, di celah-celah jari terutama jari
IV dan jari V. Hal ini terjadi disebabkan kelembaban di celah-ceIah jari tersebut membuat
jamur-jamur hidup lebih subur.
2. Bentuk hyperkeratosis
Terjadi penebalan kulit disertai sisik terutama ditelapak kaki, tepi kaki dan punggung kaki.
3. Bentuk vesikuler subakut
Kelainan-kelainan yang timbul di mulai pada daerah sekitar antar jari, kemudian meluas ke
punggung kaki atau telapak kaki. Tampak ada vesikel dan bula yang terletak agak dalam di
bawah kulit, diserta perasaan gatal yang hebat. Bila vesikel-vesikel ini memecah akan
meninggalkan skuama melingkar yang disebut Collorette.
LOKASI
TINEA UNGUIUM
Permukaan kuku tampak suram tidak mengkilat
lagi, rapuh dan disertai oleh subungual
hiperkeratosis. Dibawah kuku tampak adanya
detritus yang banyak mengandung elemen
jamur.
Penyakit ini dibedakan dalam 3 bentuk
tergantung jamur penyebab dan permulaan
dari dekstruksi kuku:
1. Subinguinal proksimal bila dimulai dari
pangkal kuku,
2. Subinguinal distal bila di mulai dari tepi ujung
3. Leukonikia trikofita bila di mulai dari bawah
kuku.
LOKASI
TINEA BARBAE
di daerah jenggot, jambang dan kumis.
2 bentuk:
Superfisialis: Kelainan-kelainan berupa gejala eritem, papel dan skuama
yang mula-mula kecil selanjutnya meluas ke arah luar dan memberi
gambaran polisiklik, dengan bagian tepi yang aktif
Kerion: Bentuk ini membentuk lesi-lesi yang eritematous dengan ditutupi
krusta atau abses kecil dengan permukaan membasah oleh karena erosi.
LOKASI
TINEA IMBRIKATA
Penyakit ini adalah bentuk yang khas dari Tinea korporis yang
disebabkan oleh Trikofiton konsentrikum. Gambaran klinik berupa
makula yang eritematous dengan skuama yang melingkar.
Apabila diraba terasa jelas skuamanya menghadap ke dalam. Pada
umumnya pada bagian tengah dari lesi tidak menunjukkan daerah
yang lebih tenang, tetapi seluruh makula ditutupi oleh skuama yang
melingkar.
Patofisiologi
Manifestasi Klinik
Timbul akibat substansi-substansi yang dihasilkan oleh jamur seperti :
1. Papul, vesikel, eritema, batas tegas dengan pinggir meninggi
2. Pruritus
3. Likenifikasi (karena garukan berulang)
4. Epidermophyton floccosum: central healing, terbatas
pada genitocruris dan medial paha
5. Trichophyton rubrum: dapat menyebar, mengenai daerah pubis,
perianal, gluteal, dan perut bagian bawah, dapat
menjadi Majocchis granuloma (infeksi jamur mencapai dermis dan
jaringan subkutan, ditandai dengan nodul subkutan dan abses)
6. Trichophyton mentagrophytes: penyebaran infeksi rendah,
inflamasi akut, dan lesi dapat hilang spontan
Diagnosis
Pemeriksaan langsung
Pengambilan specimen
Pada kulit tidak berambut (kulit glabrosa) pengerokan dilakukan
dari bagian tepi lesi sampai ke bagian sedikit di luar kelainan sisik
kulit menggunakan skapel tumpul steril.
Pada kulit berambut, rambut pada kulit yang mengalami kelainan
dicabut dan kulit di bagian itu dikerok untuk mengumpulkan sisik
kulit dan pus.
Pada kuku, spesimen diambil dari permukaan kuku yang sakit dan
dipotong sedalam-dalamnya sehingga mengenai seluruh tebal kuku
dan bahan di bawah kuku diambil.
Diagnosis
Pemeriksaan mikroskopis
Konsentrasi larutan KOH untuk sediaan rambut adalah 10%, untuk
kulit 20% dan untuk kuku 30%.
Terapi sistemik
Pengobatan sistemik pada umumnya mempergunakan griseofulvin. Griseofulvin
adalah suatu antibiotika fungisidal yang dibuat dari biakan spesies penisillium.
Komplikasi
Selulitis. Infeksi tinea pedis, terutama tipe interdigital dapat
mengakibatkan selulitis. Selulitis dapat terjadi pada daerah
ektermitas bawah. Selulitis merupakan infeksi bakteri pada daerah
subkutaneus pada kulit sebagai akibat dari infeksi sekunder pada
luka.