Anda di halaman 1dari 24

PERLUNYA PROGRAM

ASURANSI BAGI SETIAP


TENAGA KERJA
Oleh:
FLORENSIA NOVELLA 201250008
YULIANA 201550282
IVAN CHANDRA 201550459
STEVEN KELANA JAYA 201550567
Latar Belakang

Beberapa pekerjaan yang kita lakukan terkadang ada resikonya.


Sebagai contoh yaitu pekerjaan (proyek) konstruksi. Pekerjaan ini
sangat memiliki resiko yang dapat menghambat dan juga dapat
menggagalkan pekerjaan konstruksi tersebut, maka dari itu di
butuhkanlah suatu cara untuk menangani resiko tersebut.
Industri jasa konstruksi merupakan salah satu sector industry yang
memiliki resiko kecelakaan yang cukup tinggi. Lokasi bekerja yang
berbeda-beda, cuaca yang tidak menentu, waktu pelaksanaannya
yang terbatas, menuntut ketahanan fisik yang tinggi, serta banyak
juga yang menggunakan tenaga kerja yang tidak terlatih.
Masalah keselamatan dan kesehatan pekerja berdampak ekonomis yang
cukup signifikan. Setiap kecelakaan kerja dapat menimbulkan berbagai
macam kerugian seperti biaya pengobatan, kompensasi yang harus
diberikan kepada pekerja, premi asuransi, dan perbaikan fasilitas kerja.
Sehingga untuk menangani permasalahan kecelakaan pekerja, para pelaku
konstruksi mengalihkan resiko tersebut dalam bentuk asuransi untuk tenaga
kerja yang biasa kita sebut JAMSOSTEK (Jaminan Sosial Tenaga Kerja).
Permasalahan

Apa saja jenis jenis asuransi bagi tenaga kerja?


Bagaimana terbentuknya JAMSOSTEK?
Mengapa ruang lingkup JAMSOSTEK penting bagi tenaga kerja?
Program JAMSOSTEK terdiri dari apa saja
Pembahasan

Secara garis besar asuransi terdiri dari 3


yaitu:
Asuransi Kerugian
Asuransi Jiwa
Asuransi Sosial
Asuransi Kerugian

Ansuransi kerugian adalah asuransi yang memberikan ganti rugi kepada


tertanggung yang menderita kerugian barang atau benda miliknya,
Asuransi kerugian di peroleh dengan syarat :
Apabila asuransi kerugian tersebut merupakan persyaratan bagi obyek-obyek
yang menjadi bangunan bank.
Apabila asuransi kerugian tersebut tidak dapat di hindari, karena terkait oleh
ketentuan-ketentuan pemerintah, seperti asuransi untuk barang-barang yang di
impor dan ekspor.
Cover yang di berikan adalah jaminan atas kecelakaan yang
mengakibatkan meninggal dunia, cacat tetap (Sebagian/seluruhnya),
cacat sementara (sebagian/seluruhnya), dan biaya pengobatan.

BACK
Asuransi Jiwa

Asuransi jiwa adalah perjanjian tentang pembayaran uang dengan nikmat


dari premi dan yang berhubungan dengan hidup dan matinya seseorang
termasuk juga perjanjian asuransi kembali uang dengan pengertian
catatan dengan perjanjian dimaksud tidak bermaksud perjanjian asuransi
kecelakaan berdasarkan pasal I a bab I staadblad 1941-101
pada hakekatnya merupakan bentuk kerjasama antara orang-orang yang
menghindarkan atau mengurangi resiko yang di akibatkan oleh resiko
kematian, resiko hari tua, dan resiko kecelakaan.
CONTOH

Asuransi untuk
pendidikan

pensiun

Asuransi jiwa investasi

tahapan

Kesehatan
syarat-syarat memenuhi asuransi jiwa :
Apabila asuransi tersebut mengandung unsur saving (tabungan )

Apabila suatu ketika pihak tertanggung terpaksa tidak dapat membayar uang premi
maka :
Uang premi tersebut menjadi hutang yang dapat di angsur oleh pihak tertanggung pada
waktu-waktu pembayaran uang premi berikutnya.
Hubungan antara pihak tertanggung dan pihak penanggung tidak dinyatakan putus
Uang tabungan milik pihak tertanggung tidak dinyatakan hangus oleh pihak penanggung
Jika pihak tertanggung meninggal dunia maka uang tabungan tersebut dapat di ambil oleh
ahli warisnya dan pihak penanggung wajib mengembalikan seluruh tabungannya.
Asuransi jiwa dibagi jadi 3, yaitu:
Term Assurance
(Asuransi
Berjangka)

Whole life
Assurance
ASURANSI JIWA
(Asuransi Jiwa
Seumur Hidup)

Endowment
Assurance
(Asuransi Dwiguna)
Term Assurance (asuransi berjangka)
adalah bentuk dasar dari asuransi jiwa,
yaitu polis yang menyediakan jaminan
terhadap risiko meninggal dunia
dalam periode waktu tertentu.

BACK
Whole life assurance (asuransi seumur hidup)

Merupakan tipe lain dari asuransi jiwa yang akan


membayar sejumlah uang pertanggungan ketika
tertanggung meninggal dunia kapan pun.

BACK
Endowment Assurance (Asuransi Dwiguna)

pada tipe ini, jumlah uang pertanggungan akan di


bayar pada tanggal akhir kontrak yang telah di
tetapkan.

Bila tertanggung meninggal dunia dalam masa


kontrak, maka perusahaan asuransi sebagai
penanggung akan membayar pertanggungan
(sebesar uang pertanggungan tersebut) kepada yang
di tunjuk.

Bila tertanggung hidup sampai akhir masa kontrak,


maka tertanggung akan menerima uang BACK
pertanggungan tersebut.
Asuransi Sosial

Asuransi social adalah program asuransi wajib yang diselenggarakan


pemerintah berdasarkan UU.
Maksud dan tujuan asuransi social adalah menyediakan jaminan dasar
bagi masyarakat dan tidak bertujuan untuk mendapatkan keuntungan
komersil.
Contoh: asuransi kecelakaan lalu lintas (Jasa raharja), asuransi TASPEN,
ASTEK, ASKES, ASABRI
Asuransi diperbolehkan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berukut;
Asuransi social tidak termasuk akad mudiselenggarakan oleh pemerintah,
sehingga kalau mengalami kerugian maka pemerintah yang menanggungnya.
Sejarah lahirnya JAMSOSTEK
Sejarah terbentuknya PT Jamsostek (Persero) mengalami proses
yang panjang, dimulai dari UU No.33/1947 jd UU No.2/1951 tentang
kecelakaan kerja, Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) No.48/1952
jo PMP No.8/1956 tentang pengaturan bantuan untuk usaha
penyelenggaraan kesehatan buruh, PMP No.15/1957 tentang
pembentukan Yayasan Sosial Buruh, PMP No.5/1964 tentang
pembentukan Yayasan Dana Jaminan Sosial (YDJS),
diberlakukannya UU No.14/1969 tentang Pokok-pokok Tenaga
Kerja, secara kronologis proses lahirnya asuransi sosial tenaga kerja
semakin transparan.
Setelah mengalami kemajuan dan perkembangan, baik menyangkut landasan
hukum, bentuk perlindungan maupun cara penyelenggaraan, pada tahun 1977
diperoleh suatu tonggak sejarah penting dengan dikeluarkannya Peraturan
Pemerintah (PP) No.33 tahun 1977 tentang pelaksanaan program asuransi sosial
tenaga kerja (ASTEK), yang mewajibkan setiap pemberi kerja/pengusaha swasta
dan BUMN untuk mengikuti program ASTEK. Terbit pula PP No.34/1977 tentang
pembentukan wadah penyelenggara ASTEK yaitu Perum Astek.

Tonggak penting berikutnya adalah lahirnya UU No.3 tahun 1992 tentang


Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK). Dan melalui PP No.36/1995
ditetapkannya PT Jamsostek sebagai badan penyelenggara Jaminan Sosial
Tenaga Kerja. Program Jamsostek memberikan perlindungan dasar untuk
memenuhi kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya, dengan
memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga
sebagai pengganti sebagian atau seluruhnya penghasilan yang hilang, akibat
risiko sosial.
Selanjutnya pada akhir tahun 2004, Pemerintah juga
menerbitkan UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional, yang berhubungan
dengan Amandemen UUD 1945 dengan perubahan
pada pasal 34 ayat 2, dimana Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) telah mengesahkan
Amandemen tersebut.
Ruang lingkup program JAMSOSTEK
bagi tenaga kerja
Hak dan kewajiban antara pekerja/buruh dan pengusaha merupakan
hal yang sangat penting dalam kelangsungan usaha sebagaimana
yang telah disepakati dalam surat perjanjian kerja, peraturan perusahan
atau kesepakatan kerja bersama.
dalam hal ini bila melihat pada perjanjian kerja, selama pekerja/buruh
tidak dapat memenuhi kewajibannya, maka upah sebagian sebagai
haknya tidak dapat diterimanya.
Maka berdasarkan hal tersebut di atas, kepada pekerja/buruh dalam hal
ini pekerja/buruh, perlu diberikan perlindungan, pemeliharaan dan
peningkatan kesejahteraan melalui suatu jaminan sosial tenaga kerja,
sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992
dan UU No 13 tahun 2003.
Sebagaimana yang diatur dalam pasal 6
Ketentuan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992
bahwa program jaminan sosial tenaga kerja
(Jamsostek), ini meliputi :

Jaminan Kecelakaan Kerja


Jaminan Kematian
Jaminan Hari Tua
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Jaminan kecelakaan kerja
Setiap tenaga kerja senantiasa menghadapi resiko kecelakaan
kerja. Atau dalam arti bahwa, kecelakaan kerja maupun
penyakit akibat kerja merupakan resiko yang dihadapi oleh
tenaga kerja (pekerja/buruh) yang melakukan pekerjaan.
Sesungguhnya sebelum berlakunya Undang-undang No. 3 Tahun
1992 tentang jaminan kecelakaan kerja
beberapa ketentuan yang berlaku dalam kaitannya dengan
masalah kecelakaan kerja ini, hal ini dapat dilihat dengan
adanya peraturan yang memuat aturan-aturan, yang bertujuan
menjaga keamanan buruh dari bahaya kecelakaan atau yang
disebut peraturan keamanan kerja.
Jaminan Kematian
Suatu hal yang tidak dapat dielakkan bahwa setiap
manusia pada umumnya akan mengalami kematian,
khususnya bagi tenaga kerja, kadangkala
diperhadapkan dengan kematian sebelum mencapai
hari tuanya, atau dalam arti bahwa tenaga kerja itu
mengalami kematian sementara dalam pelaksanaan
tugasnya.
Tenaga kerja yang meninggal dunia mengakibatkan
terputusnya penghasilan dan sangat berpengaruh
pada kehiduppan ekonomi sosial keluarga yang
ditinggalkan, oleh karena itu diperlukan jaminan
kematian dalam upaya meringankan beban keluarga,
baik dalam bentuk biaya pemakaman dalam bentuk
santunan berupa uang.
Jaminan Hari Tua

Setiap tenaga kerja pada suatu saat pasti sampai


pada hari tua. Hari tua dapat mengakibatkan
terputusnya upah karena tidak lagi mampu bekerja.
Maksud jaminan hari tua ini adalah untuk
memberikan jaminan bagi tenaga kerja pada masa
tuanya.
Dalam pasal 24 ayat (1) PP Nomor 14 Tahun 1993
telah disebutkan bahwa besarnya jaminan hari tua
adalah keseluruhan iuran yang telah disetor, beserta
hasil pengembangannya.
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Sebelum berlakunya ketentuan tentang jaminan pemeliharaan
kesehatan menurut pasal 16 UU No. 3 Tahun 1992, hal menyangkut
pemberian atau bantuan kesehatan untuk tenaga kerja diatur
dalam Peraturan Menteri Perburuhan Nomor 15 Tahun 1957 jo
Nomor 3 Tahun 1964 jo Nomor 3 Tahun 1967.
Disamping itu ada juga peraturan-peraturan sebelumnya yaitu
peraturan tentang mempekerjakan buruh dimana dalam peraturan
ini mewajibkan majikan memberi perawatan yang layak termasuk
obat yang diperlukan.
Pasal 33 ayat (1) Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1993 telah
disebutkan bahwa jaminan pemeliharaan kesehatan diberikan
kepada tenaga kerja atau suami atau isteri yang sah dan anak
sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang dari tenaga kerja.
Kesimpulan
Jenis-Jenis Asuransi Bagi Tenaga Kerja Adalah :
1) Asuransi Kerugian
2) Asurasnsi Jiwa
3) Asuransi Sosial
Ganti Rugi untuk Kecelakaan Tenaga Kerja yaitu Pada dasarnya
dapat disebutkan asuransi buruh/tenaga kerja,pembayaran
asuransi ditanggulangi oleh pihak pemilik Perusahaan ( pemimpin
Perusahaan). diantaranya
a. Pembayaran tunjangan keluarga
b. Pembayaran ganti kerugian masa gangguan
c. Pembayaran ganti kerugian hari libur
d. Pembayaran ganti rugi pengobatan

Anda mungkin juga menyukai