Anda di halaman 1dari 41

Cedera Kepala Ringan

PEMBIMBING : DR BAKRIE HASBULLAH,


SP.B. FINACS
IDENTITAS PASIEN

IDENTITAS
Nama : Ny. W
Umur : 56 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Karanganyar
No RM : 3584xx
Tanggal MRS : 1 April 2016
Tanggal Pmx : 2 April 2016
ANAMNESIS

Didapatkan dari autoanamnesis pada tanggal 2

April 2016 di bangsal Kantil 1 bed 26, RSUD


Karanganyar

Keluhan Utama : Pasien tidak dapat mengangkat

tangan sebelah tangan


Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke RSUD dengan keluhan


perdarahan dan bengkak di kepala pasca KLL.
Pasien tidak ingat kejadian yang dialaminya. Nyeri
kepala terasa cekot-cekot, memberat ketika duduk.
Keluhan disertai tangan kanan sulit digerakkan ,
pusing (+), mual (+), muntah (-).
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit serupa : disangkal

Riwayat operasi pada abdomen : disangkal

Riwayat trauma pada abdomen : disangkal

Riwayat hipertensi : disangkal

Riwayat alergi obat : disangkal

Riwayat DM : disangkal

Riwayat penyakit jantung : disangkal

Riwayat penyakit ginjal : disangkal

Riwayat menstruasi tidak teratur : disangkal


RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Riwayat Penyakit Serupa : disangkal

Riwayat hipertensi : disangkal

Riwayat DM : disangkal
KELUHAN SISTEMIK

Cardio : Nyeri dada (-), dada berdebar-debar (-)

Pulmo : Sesak napas (-), batuk (-)

Abdomen : Diare (-), nyeri epigastrium (-), sulit


BAB (-)

Urologi : BAK lancar

Musculoskeletal : Nyeri Otot (+), Nyeri sendi (+)


PEMERIKSAAN FISIK

1. Status Generalis

Keadaan Umum : Tampak sakit

Kesadaran : Compos Mentis

Vital Sign

Tekanan Darah : 140/90 mmHg

Nadi : 70x/menit

Respirasi : 20x/menit

Suhu : 36,5oC
PEMERIKSAAN FISIK
2. Status Interna

a. Pemeriksaan Kepala

Normocephal

Pupil isokhor, 3 mm

Konjungtiva anemis (-/-)

Sklera ikhterik (-/-)

b. Pemeriksaan Leher

KGB: tidak ada pembesaran

JVP : tidak ada peningkatan


c. Pemeriksaan Thorax
1. Paru

Inspeksi : simetris kanan kiri, tidak terdapat massa

Palpasi : nyeri tekan (-), massa (-)

Perkusi : sonor kanan kiri

Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)

2. Jantung

Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak, tidak nampak massa

Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat di SIC V LMC sinistra

Perkusi : Batas jantung atas SIC II LPS sinistra, batas jantung

kanan, SIC IV LPS dextra, batas jantung kiri SIC IV


LMC sinistra

Auskultasi: Bunyi jantung I-II murni, reguler, bising jantung (-)


d. Pemeriksaan Abdomen

3. Abdomen

Inspeksi : Permukaan abdomen sejajar dengan thorak,

simetris, distended (-), massa(-), bekas luka

operasi (-)

Auskultasi : Peristaltik normal

Perkusi : Suara tympani

Palpasi : Tidak teraba massa, Defans muskuler (-),


e. Pemeriksaan Ekstremitas

4. Ekstremitas

Superior : Tidak ada kelainan

Inferior : Tidak ada kelainan

Akral : Hangat
STATUS LOKALIS
Os. Cranium

Inspeksi : Tampak ada perdarahan, Bengkak (+), tidak


tampak adanya massa, terdapat tanda-tanda peradangan,
dan tidak ada pembesaran kelenjar limfe.

Palpasi : Nyeri (+) , Massa (-)


PEMERIKSAAN PENUNJANG

CT Scan
Gambaran tidak tampak fraktur os. Cranium, soft tissue swelling di regio temporal
dextra, tidak tampak ICH, gambaran fokal oedema parenkim cerebri.
RESUME

Pasien Ny. W , Usia 56 tahun datang ke RSUD dengan


keluhan perdarahan dan bengkak di kepala pasca KLL.
Pasien tidak ingat kejadian yang dialaminya. Nyeri
kepala terasa cekot-cekot, memberat ketika duduk.
Keluhan disertai tangan kanan sulit digerakkan , pusing
(+), mual (+), muntah (-).
Pmx cranium : Tampak ada perdarahan, Bengkak (+),
tidak tampak adanya massa, terdapat tanda-tanda
peradangan, dan tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Diagnosis

DIAGNOSIS KERJA

Cedera Kepala Ringan

DIAGNOSIS BANDING
ICH
SDH
EDH
Penatalaksanaan

Infus RL 20 tpm
Injeksi Cefoperazone 2 x 1 gr
Injeksi Ketorolac 1 amp
Injeksi Santagesik 3 x 1 amp
Injeksi Piracetam 2 x 3 gr
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi

Otak dilindungi dari cedera oleh rambut, kulit, dan tulang


yang membungkusnya.Tampak perlindungan tersebut, otak
yang lembut akan mudah sekali terkena cedera dan
mengalami kerusakan. Dan begitu rusak, neuron tidak dapat
diperbaiki lagi. Tepat diatas tengkorak terletak galea
aponeurotika yaitu jaringan fibrosa, padat, dapat digerakan
dengan bebas, yang membantu menyerap kekuatan trauma
eksternal. Diantara kulit dan galea terdapat lapisan lemak dan
lapisan membran dalam yang mengandung pembulu-
pembuluhdarah besar yang bila robek, sukar mengadakan
vasokontriksi sehingga dapat menyebabkan
kehilangan darah bermakna. Tepat dibawah galea terdapat ru
ang subaponeurotik yang mengandung vena emisaria dan
diploika, pembuluh ini dapat membawa infeksi dari kulit
sampai ke dalam tengkorak.
Gambar 1: Tabula dan pembuluh darah di kepala.
Tulang tengkorak terdiri dari dua dinding atau tabula
yang dipisahkan oleh tulang berongga.
Dinding luar disebut tabula eksterna
dan dinding bagian dalam disebut tabula
interna yang mengandung alur-
alur yang berisi arteria meningea anterior, media, dan
posterior. Apabila arteria tersebut terkoyak maka akan
tertimbun dalam ruang epidural.
Meningens terdiri dari tiga lapis dari luar ke dalam yaitu
dura mater, arakhnoid, dan piamater. Dura adalah
membran yang liat, semitranlusen, tidak elastis dan
melekat erat dengan permukaan dalam tengkorak.
Gambar 2 : Lapisan meningens dan tempat perdarahan.
Fungsinya (1) melindungi otak, (2) menutupi sinus-
sinus vena, (3) membentuk periosteum tabula interna. Bagian teng
ah dan poterior disuplai oleh a. Meningea media yang bercabang
dari a. Vertebralis dan a. Carotis interna. Arakhnoid adalah
membran fibrosa halusdan elastis, membran ini tidak melakat
dengan dura mater, ruangan antara kedua membran disebut ruang
subdural. Vena-vena otak yang melewati ruangan ini hanya
mempunyai sedikit jaringan penyokong
sehingga mudah sekali terkena cedera dan robek pada
trauma kepala.
Diantara arakhnoid dan pia mater terdapat ruang subarakhnoid
yang melebar dan
mendalam pada daerah tertentu dan memungkinkan sirkulasi
cairan serebrospinal. Piamater adalah membran halus yang
memiliki sangat banyak pembuluh darah halus dan merupakan
satu-satunya lapisan meningeal yang masuk ke dalam semua sulkus
dan membungkus semuagirus.
Definisi

Cedera kepala ringan adalah trauma kepala dengan


GCS: 15 (sadar penuh) tidak ada kehilangan
kesadaran, mengeluh pusing dan nyeri kepala,
hematoma, laserasi dan abrasi.
Etiologi

Menurut Tarwoto (2007), penyebab dari Cedera


Kepala adalah :
a. Kecelakaan lalu lintas.
b. Terjatuh
c. Pukulan atau trauma tumpul pada kepala.
d. Olah raga
e. Benturan langsung pada kepala.
f. Kecelakaan industri.
Patofisiologi

Translasi.
Akselerasi.
Bila kepala yang bergerak kesatu arah tiba-tiba mendapat gaya yang
kuat searah dengan gerakan kepala maka kepala akan mendapat
percepatan (akselerasi) pada arah tersebut
Deselerasi.
Bila kepala bergerak dengan cepat ke satu arah tiba-tiba dihentikan
oleh suatu benda, misalnya kepala menabrak tembok maka kepala
tiba-tiba akan terhenti gerakannya. Kepala mengalami deselerasi
(perlambatan) secara mendadak.
Rotasi.
Bila tengkorak tiba-tiba mendapat gaya mendadak, misalnya pada
bagian depan (frontal) atau pada bagian belakang (oksipital), maka
otak akan terputar pada sumbunya.
Patofisiologi cedera kepala.
Klasifikasi

Cedera kepala dapat diklasifikasikan berdasarkan


mekanisme, keparahan, dan morfologi cedera.
Mekanisme berdasarkan adanya penetrasi duramater :
Trauma tumpul
Trauma tembus
Keparahan cedera :
Cedera kepala ringan GCS 14-15
Cedera kepala sedang GCS 9-13
Cedera kepala berat GCS 3-8
Morfologi :
a Fraktur Cranium
- Fraktur kranium dapat terjadi pada atap atau dasar tengkorak. Dibagi
atas :
1. Fraktur kalvaria :
bisa berbentuk garis atau bintang
Depresi atau non depresi
terbuka atau tertutup.
2. Fraktur dasar tengkorak :
Dengan atau tanpa kebocoran cerebrospinal fluid (CSF)
Dengan atau tanpa paresis N.VII.
b. Lesi intrakranium
Dapat digolongkan menjadi :
Lesi fokal :
Perdarahan epidural
Perdarahan subdural
Perdaraha intraserebral
Lesi difus :
Komosio ringan
Komosio klasik
Cedera akson difus
Klasifikasi cedera kepala.
Klasifikasi cedera kepala.
Manifestasi Klinis

Setelah mengalami cedera kepala penderita biasanya pingsan pada


keadaan yang berat dapat berlangsung berhari-hari hingga berminggu-
minggu, karena terdapat kerusakan jaringan otak. Pada penderita dijumpai
kelainan neurologis tergantung pada daerah yang luka dan luasnya lesi.
Tanda dan gejala yang terjadi karena cedera kepala adalah :
- Hilangnya kesadaran kurang dari 30 menit atau lebih
- Kebingungan
- Iritabel
- Pucat
- Mual dan muntah
- Pusing kepala
- Terdapat hematoma
- Kecemasan
- Sukar untuk dibangunkan
- Bila fraktur, mungkin adanya cairan serebrospinal yang keluar dari
hidung (rhinorrohea) dan telinga (otorrhea) bila fraktur tulang temporal
Pemeriksaan Penunjang

- CT scan/MRI
- Angiografi serebral
- Sinar X
- Laboratorium : darah lengkap
Penatalaksanaan

Penatalaksanaan umum cedera kepala


- primary Survey ABCDE
a. Airway
b. Breathing
c. Circulation
d. Disability
e. Exposure
- Monitor TIK
- Atasi syok bila ada
- Kontrol tanda vital
- Keseimbangan cairan dan elektrolit
Operasi
Dilakukan untuk mengeluarkan darah pada intraserebral,
debridemen luka
Pengobatan
- Diuretik : Untuk mengurangi edema serebral, misalnya manitol
20%, ferosemid (lasik).
- Antikonvulsan : Untuk menghentikan kejang, misalnya dengan
dilantin, tegretol, valium.
- Kortokosteroid : Untuk menghambat pembentukan edema misalnya
dengan deksametazon.
- Antagonis histamin : Untuk mencegah terjadi iritasi lambung kerena
hipereksresi akibat cedera kepala, misalnya dengan cemetidin,
ranitidin.
- Antibiotik bila ada luka yang besar.
Komplikasi

Komplikasi yang bisa terjadi akibat dari cedera


Kepala antara lain :
- Hemoragik
- Infeksi
- Edema
- Pneumonia
- Kejang
Prognosis

Keseluruhan hasil bagi anak-anak dengan cedera


kepala lebih baik daripada untuk orang dewasa
dengan skor cedera yang sama
Pasien dengan beberapa luka-luka organ, termasuk
trauma kepala, umumnya memiliki hasil yang jauh
lebih buruk dibandingkan dengan cedera kepala
saja.
DAFTAR PUSTAKA

American College of Surgeon Committe on Trauma. 2004. Cedera Kepala dalam :


Advanced Trauma Life Support for Doctors. Ikatan Ahli Bedah Indonesia, penerjemah
Edisi 7.Komisi Trauma IKABI; 168-193.
Arif Mansjoer, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Penerbit Media Aeusculapius FK-UI,
Jakarta
Cedera Kepala dalam American College of Surgeon. 1997. Advance Trauma Life Support.
USA : First Impression; 196-235.
Ernest E.Moore, Keneth L.Mattox, David V.Feliciano. 2003. Trauma Manual Fourth
edition.
Greenberg, Mark.S. 2001. Hanbook of Neurosurgery Fifth edition.
Iskandar. 2004. Memahami Aspek-aspek Penting Dalam Pengelolaan Penderita Cedera
Kepala. Jakarta : PT. Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia.
Price SA, Wilson LM. Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf. In : Pendit BU, HartantoH,
Wulansari P, Mahanani DA, Editors. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-ProsesPenyakit,
6th ed. Jakarta : EGC ; 2005
Sidharta, Priguna. Neurologi Klinis Dalam Praktek Umum. Penerbit : Dian
Rakyat.Jakarta : 2009
Smith ML, Grady MS. 2005. Neurosurgery dalam : Schwarrtz Principles of Surgery 8th
Ed.Mc Graw-Hill; 1615-20
Snell RS. 2006. Clinical Anatomy for Medical Student 6th Ed. Jakarta : EGC.
Whittle IR, Myles L. 2007. Neurosurgery dalam: Principles and Practice of Surgery 4th
Ed. Elsevier Churchill Livingstone ; 551-61.
Alhamdulillah

Anda mungkin juga menyukai