KEPANITERAAN KLINIK
SMF ILMU PENYAKIT TELINGA, HIDUNG, TENGGOROK, BEDAH KEPALA, DAN LEHER
RSUD Dr.Hi ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNVERSITAS LAMPUNG
SEPTEMBER 2016
PENDAHULUAN
Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari cincin
Waldeyer.
Penyakit tonsil dapat berupa tonsilitis akut, tonsilitis membranosa (teramasuk
tonsilitis difteri), tonsilitis kronis,serta abses peritonsil.
Berdasarkan data epidemiologi penyakit THT di 7 provinsi (Indonesia) pada tahun
1994-1996, prevalensi tonsilitis kronik tertinggi setelah nasofaringitis akut (4,6%)
yaitu sebesar 3,8%.
Tonsilitis kronik pada anak mungkin disebabkan karena anak sering menderita ISPA
atau karena tonsilitis akut yang tidak diterapi adekuat atau dibiarkan
TONSILITIS KRONIS
DEFINISI DAN EPIDEMIOLOGI
Tonsilitis kronis merupakan suatu peradangan tonsil palatina dengan relaps
dan remisi serangan akut atau merupakan bentuk klinik dari infeksi resisten,
yang tidak ditangani dengan baik
Tonsilitis berulang terutama terjadi pada anak-anak dan diantara serangan
tidak jarang tonsil tampak sehat.
Data epidemiologi menunjukkan penyakit ini sering terjadi pada usia 5-10
tahun dan dewasa muda usia 15-25 tahun.
ETIOLOGI DAN FAKTOR PREDISPOSISI
Tonsilektomi menjadi
Antibiotik golongan penisilin. prosedur pembedahan pilihan
higiene mulut dengan
Namun,pada anak dibawah 12 utamabagipasien anak
berkumur
tahun, golongan sefalosporin maupun dewasa dengan
tonsillitis kronik
memproduksi eksotoksin
Kuman masuk melalui Masa inkubasi kuman polipeptida 62-kd, yang
menghambat sintesis protein
droplet difteri selama 2-4 hari dan menyebabkan nekrosis
jaringan lokal
ISOLASI PENDERITA
baru dapat dipulangkan setelah pemeriksaan sediaan langsung
menunjukkan tidak terdapat lagi Corynebacterium Diphtheriae
IMUNISASI
Ada empat jenis kombinasi vaksin difteri, tetanus dan pertusis :
DTaP, Tdap, DT, dan Td.
ABSES PERITONSIL
DEFINISI DAN EPIDEMIOLOGI
Abses peritonsil merupakan kumpulan pus yang terlokalisir pada jaringan
peritonsil yang umumnya merupakan komplikasi dari tonsilitis berulang atau
bentuk abses dari kelenjar Weber pada kutub atas tonsil
Insidensi abses peritonsil di Amerika Serikat sekitar 30 kasus per 100.000 per
tahun
Usia pasien yang mengalami abses peritonsil bervariasi, antara usia 1 sampai
76 tahun, dengan insidensi tertinggi pada rentang usia antara 15-35 tahun
ETIOLOGI
Kuman penyebab sama dengan penyebab tonsilitis, dapat ditemukan kuman
aerob dan anaerob
Organismee aerob yang paling sering adalah Streptococcus pyogenes (Group A
Beta-hemolitik streptococcus), Staphylococcus aureus, dan Haemophilus influenza,
Organisme anaerob yang berperan adalah Fusobacterium. Prevotella,
Porphyromonas, Fusobacterium, dan Peptostreptococcus spp.
PATOFISIOLOGI
Pembengkakan peritonsil
Infeksi yang terjadi akan infiltrasi supurasi ke akan mendorong tonsil
menembus kapsul tonsil ruang potensial peritonsil dan uvula ke arah
kontralateral
Timbul sumbatan
terhadap sekresi kelenjar
Jika tidak diobati secara
Weber yang sehingga timbul trismus
maksimal
mengakibatkan terjadinya
pembesaran kelenjar
GEJALA KLINIS
Keluhan utama nyeri menelan (odinofagia)
Pasien juga mengeluhkan demam, lemah, lesu serta nyeri kepala
Pada kasus yang agak berat, terdapat sulit menelan (disfagia), nyeri alih ke
telinga pada sisi terbentuknya abses peritonsil, saliva yang meningkat, serta
trismus.
Pembengkakan peritonsil mengganggu artikulasi sehingga pasien sulit
berbicara dan mengakibatkan suara gumam (hot potato voice).
GEJALA KLINIS
Tonsil sendiri dapat terlihat bengkak, hiperemis, dan mungkin banyak
detritus.
Tonsil juga dapat terdorong ke arah medial, depan, ataupun bawah.
DIAGNOSIS
ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK
Onset biasanya 3-5 hari Palatum mole tampak membengkak dan menonjol
ke depan, dapat teraba fluktuasi. Uvula
sakit ditenggorok yang terus menerus membengkak dan terdorong ke sisi kontra lateral
Rasa nyeri terlokalisir, demam, lemah dan tonsil umumnya tertutup oleh jaringan sekitarnya
mual yang membengkak atau tertutup oleh mukopus,
hipersalivasi tampak hiperemis dan ada pembengkakan
unilateral, karena jarang kedua tonsil terinfeksi
mulut berbau (foetorexore), muntah pada waktu bersamaan.
(regurgitasi) sampai nyeri alih ke telinga
(otalgi). Trismus Paling sering abses peritonsil pada bagian
supratonsil atau di belakang tonsil, penyebaran
kesulitan berbicara, suara menjadi seperti pus ke arah inferior dapat menimbulkan
suara hidung, membesar seperti mengulum pembengkakan supraglotis dan obstruksi jalan
kentang panas (hot potatosvoice) nafas.
DIAGNOSIS
Pemeriksaan laboratorium RADIOLOGI Tindakan diagnostik