Riwayat ANC :
Hamil Trimester ke 1 (0-12 minggu)
ke bidan Oktober 2015 I: terlambat haid, saat usia 4 minggu.
Pemeriksaan rutin setiap bulan 3 x.
Pasien mengeluh sering mual & pusing namun bisa diatasi.
tablet Fe & vit B12 1x1 tablet per hari, (90 tablet selama
kehamilan).
Hamil Trimester ke 2 (12-28 minggu)
Riwayat Ginekologi
tidak mengetahui riwayat kista / mioma, keguguran (-).
Saat haid tidak sakit, pendarahan yang sangat banyak (-)
siklus selalu teratur.
Payudara pasien juga tidak pernah bermasalah.
Diagnosa banding : -
Prognosis :
Ibu :
Ad vitam : Dubia ad Bonam
Ad functionam : Dubia ad Bonam
Ad sanationam : Dubia ad Bonam
Janin :
Ad vitam : Bonam
Ad functionam : Bonam
Ad sanationam : Bonam
Daftar Masalah : Kista ovarium
Planning
Rencana diagnosa : Tes Lakmus
Rencana penatalaksanaan :
Pro sc cito jika terbukti ketuban pecah dini
Injeksi ceftriaxone 1 gram
IVFD Asering 20 tpm
Pemasangan Dower Catheter
Observasi : keadaan umum, tanda-tanda vital, tanda perdarahan
Rencana operasi : Sectio Caesaria Transperitoneal Profunda + Salfingooovari
kistektomi sinistra.
Post SC cito :
Imobilisasi 12 jam
Pemasangan Folley Catheter 1 x 12 jam
Infus RL : D5% = 1 : 2 20 tpm
Cefixime 100 mg tab 2x1
Pronalges 3 x 1 supp
Injeksi ranitidin 2 x 1 amp
Injeksi ceftriaxon 1 g 3 x 1 vial
Tramadol 3 x 1 drip
Edukasi
Menjelaskan kepada keluarga dan pasien mengenai penyakit yang diderita
(definisi, etiologi, faktor risiko, komplikasi, dan tatalaksana).
Menjelaskan kepada pasien pentingnya menjaga kebersihan dan
kekeringan luka bekas operasi agar terhindar dari infeksi.
Menjelaskan kepada keluarga dan pasien untuk rutin kontrol luka bekas
operasi dan bayi 1 minggu setelah pulang dari rumah sakit.
Menjelaskan kepada pasien tentang keharusan memberikan ASI eksklusif
selama 6 bulan non stop.
Menganjurkan kepada pasien untuk diet tinggi kalori dan tinggi protein,
seperti : tahu, tempe, ayam, daging, susu kacang, dll, serta makan
makanan yang mengandung banyak stimulan ASI, misalnya : sayur daun
katu.
Menyarankan pada pasien untuk kontrol bekas jahitan SC 1 minggu yang
akan datang ke poli kandungan dan kebidanan.
SEKSIO CAESARIA
Pengertian Sectio Caesrea
7. Hydrocephalus
JENIS SECTIO CAESARIA
Sectio caesaria transperitonealis profunda
Sectio caesaria transperitonealis profunda dengan insisi di
segmen bawah uterus. insisi pada bawah rahim, bisa dengan
teknik melintang atau memanjang
Keunggulan pembedahan ini adalah:
a. Pendarahan luka insisi tidak seberapa banyak.
b. Bahaya peritonitis tidak besar.
c. uterus umumnya kuat sehingga bahaya ruptur uteri dikemudian
hari tidak besar karena pada nifas segmen bawah uterus tidak
seberapa banyak mengalami kontraksi sehingga luka dapat
sembuh lebih sempurna.
Seksio Sesarea transperitoneal profunda
Seksio Sesarea transperitoneal profunda
Seksio Sesarea transperitoneal profunda
Sectio caecaria klasik atau section caecaria korporal
Pada sectio caecaria klasik ini di buat pada korpus uteri,
pembedahan ini yang agak mudah dilakukan,hanya di lakukan
apabila ada halangan untuk melakukan section caecaria
transperitonealis profunda. Insisi memanjang pada segmen
atas uterus
Indikasi Seksio Sesarea Klasik
1.Sukar dalam memisahkan kandung kencing untuk mencapai segmen
bawah rahim, misal: ada perlekatan akibat seksio caesarea yg lalu, atau
ada tumor di daerah segmen bawah rahim.
2.Janin besar dalam letak lintang.
3.Plasenta previa dengan insersi plasenta di dinding depan segmen bawah
rahim.
Teknik Seksio Caesarea Klasik
1.Desinfeksi pada dinding perut
2.Dibuat insisi mediana mulai dari atas simfisis sepanjang 12 cm sampai di bawah
umbilikus lapis demi lapis sampai kavum peritoneal terbuka.
3.Dalam rongga perut di sekitar rahim dilingkari kasa laparotomi.
4.Insisi tajam dengan pisau pada SAR, kemudian diperlebar secara sagital dengan
gunting.
5.Setelah kavum uteri terbuka, selaput ketuban dipecahkan. Janin dilahirkan dengan
meluksir kepala dan mendorong fundus uteri. Setelah janin lahir seluruhnya ,tali
pusat dipotong di antara kedua penjepit.
Teknik Seksio Caesarea Klasik
6. Plasenta dilahirkan manual. Disuntikkan 10 U oksitosin ke dalam rahim
secara intra mural.
7.Luka insisi SAR dijahit kembali.
lapisan I :endometrium bersama miometrium di jahit jelujur dengan
benang catgut khromik.
lapisan II :miometrium saja dijahit simpul dengan benang catgut khromik.
lapisan III :perimetrum saja dijahit simpul dengan benang catgut biasa.
8.Setelah dinding rahim selesai dijahit,kedua adneksa dieksplorasi.
9.Rongga perut dibersihkan dari sisa-sisa darah dan dinding perut dijahit.
Seksio Caesarea Klasik
Sectio caesaria ekstra peritoneal
tanpa membuka peritoneum parietalis dengan demikian tidak
membuka cavum abdominal.
pembedahan ini sekarang tidak banyak lagi di lakukan.
dilakukan pada pasien infeksi uterin berat.
Section caesaria Hysteroctomi
Setelah sectio caesaria, dilakukan hysterektomi dengan
indikasi:
Atonia uteri
Plasenta accrete
Myoma uteri
Infeksi intra uteri berat
Teknik Sectio-histerektomi
1.Setelah janin dan plasenta dilahirkan dari rongga rahim, dilakukan
hemostasis pada insisi dinding rahim, cukup dengan jahit jelujur
atau simpul.
2.Untuk mempermudah,rahim boleh dikeluarkan dari rongga pelvis.
3.Mula-mula lig.rotundum dijepit dengan cunam Kocher dan cunam
Oschner kemudian dipotong sedekat mungkin dengan rahim, dan
diligasi dengan benang catgut khromik no.0. Bladder-flap yang elah
dibuat pada waktu seksio sesarea transperitoneal profunda
dibebaskan lebih jauh ke bawah dan lateral. Pada lig.latum
belakang dibuat lubang dengan jari telunjuk tangan kiri di bawah
adneksa dari arah belakang( agar ureter tidak terpotong).
Teknik Sectio-histerektomi
4.Melalui lubang lig.latum, tuba Falopii, lig. Utero-ovarika, dan
pembuluh darah dalam jaringan tersebut dijepit dengan 2
cunam Oschner lengkung dan di sisi rahim dengan cunam
Kocher. Jaringan yg terpotong dijahit transfiks dengan catgut
no. 0.
5.Jaringan lig.latum dipotong secara tajam ke arah serviks.
Setelah pemotongan sampai di daerah serviks, kandung
kencing disisihkan jauh ke bawah dan samping.
Teknik Sectio-histerektomi
6.Pada lig.kardinale dan jaringan paraservikal dijepit dengan
cunam Oschner lengkung secara ganda, dan pada tempat sama
di sisi rahim dijepit dengan cunam Kocher lurus. Kemudian
jaringan diantaranya digunting dengan gunting Mayo. Puntung
lig.kardinale dijahit transfiks secara ganda dengan catgut
khromik no. 0.
7.Demikian juga lig.sakro-uterina kiri kanan dipotong dengan
cara sama, dan diligasi transfiks dengan catgut khromik no. 0.
Teknik Sectio-histerektomi
8.Setelah mencapai di atas dinding vagina-serviks,pada sisi depan
serviks dibuat irisan sagital kemudian dijepit dengan cunam
Oschner melingkari serviks dan dinding vagina dipotong tahap demi
tahap dengan pisau atau gunting. Rahim dapat diangkat.
9.Puntung vagina dijepit beberapa Kocher. Mula-mula puntung kedua
lig.kardinale dijahitkan pada ujung kiri kanan puntung vagina.
Puntung vagina dijahit jelujur dengan catgut khromik. Puntung
adneksa dapat dijahitkan digantungkan pada puntung vagina, tidak
terlalu kencang. Akhirnya puntung vagina ditutup retro-
peritonealisasi dengan menutupkan Bladder flap pada sisi belakang
pntung vagina.
10.Setelah rongga perut dibersihkan,luka perut ditutup kembali lapis
demi lapis.
Komplikasi Operasi Sectio Caesarea
Kista Fungsional
Ini merupakan jenis kista ovarium yang paling banyak ditemukan. Kista ini berasal
dari sel telur dan korpus luteum, terjadi bersamaan dengan siklus menstruasi yang
normal.
Kista fungsional akan tumbuh setiap bulan dan akan pecah pada masa subur, untuk
melepaskan sel telur yang pada waktunya siap dibuahi oleh sperma. Setelah pecah,
kista fungsional akan menjadi kista folikuler dan akan hilang saat menstruasi.
Kista fungsional terdiri dari: kista folikel dan kista korpus luteum. Keduanya tidak
mengganggu, tidak menimbulkan gejala dan dapat menghilang sendiri dalam waktu
6-8 minggu.
Tipe Kista Abnormal
1. Cystadenoma
Merupakan kista yang berasal dari bagian luar sel ovarium. Biasanya bersifat
jinak, namun dapat membesar dan dapat menimbulkan nyeri.
6. Kista lutein
Merupakan kista yang sering terjadi saat kehamilan.
2. Operasi
Jika kista membesar, maka dilakukan tindakan pembedahan, yakni
dilakukan pengambilan kista dengan tindakan laparoskopi atau laparotomi.
Pemeriksaan Diagnostik