yang dibentuk oleh sel epitel baru dan sel radang. Dikenal dua bentuk tukak pada kornea yaitu sentral dan marginal atau perifer. Tukak kornea perifer dapat disebabkan oleh reaksi toksik, alergi, autolrin, dan infeksi. Infeksi pada kornea perifier biasanya oleh kuman staphylococcus aereus, haemaphilus infuenzae dan moraxella lacunata. Selain dari pada radang dan infeksi, penyebab lain tukak kornea ialah defiansi vitamin A, lagoftalmos akibat paresis saraf ke VII, lesi saraf ke V atau neurotrofik dan ulkus mooren. Pada tukak yang disebabkan jamur dan bakteri akan terdapat defek epital yang dikelilingi leukosit polimoronuklear. Bila infeksi di sebabkan virus, akan terlihat reaksi hipersensitivitas di sekitarnya, Bentuk tukak marginal dapat vokal, multifokal atau difus yang disertai dengan masuknya pembuluh darah keadalamnya. Perjalanan penyakit tukak kornea dapat progresif , regresi atau pembentuk jaringan parut.pada proses kornea yang progresif dapat terlihat infiltrasi sel leukosit dan limkosit yang memakan bakteri atau jaringan nekrotik yang terbentuk. Pada pembentukan jaringan parut akan terdapat epitel,jaringan kolagen baru dan fibroblas. Dengan pemeriksaan biomikroskopi tidak mungkin untuk mengetahui diagnosis kausa tukak kornea. Ulkus kornea dibedakan dalam bentuk ulkus kornea sentral dan ulkus kornea marginal. Etiologi ulkus kornea sentral biasanya ialah; Bakteri : Pseudomonas Pneumococcus Moraxella liquefaciens Streptococcus beta hemolyticus Klebsiela pnemoniae Eschericic coli Proteus dll Virus : Herpes simplex Perpes zoster Jamur Ca dida albicans Fulsarum solani Cocardia Chephalosporium Aspergilus Mikroorganisme ini tidak mudah masuk pada kornea dengan epitel yang sehat. Terdapat faktor predisposisi untuk terjadinya tukak kornea seperti erosi pada kornea, kreatitis neurotrofik, pemakai korstikoteroid atau imun supresif, pemakai obat lokal anasteuka, pemakai IDU, penderita diabetes melitus dan ketuaan. Infeksi pseudomonas merupakan infeksi yang paling sering terjadi dan paling berat daripada infeksi kuman patogen gram negatif pada kornea. Kuman ini mengeluarkan endotoksin dan sejumlah enzim ekstraselular. Diduga bahwa virulensi pseudonomas pada kornea berhubungan erat dengan produksi intra cellular activated proteasa yang mampu membuat kerusakan berat pada stroma kornea. Dahulu zat ini diduga kolagenase,akan tetapi sekarang disebut sebagai enzim proteoglycanolytic. Secara morfologi P.aeruginosa tidak mungkin dibedakan dengan basil enterik gram negatif lainya dan pemeriksaan hapus. Pada pembiakan pseodonomas akan terdapat 2 bentuk pigmen, piosianindan fluoresin yang lebih nyata pada pengocokan tabung cairan media. Koloni darah agar darah akan berwarna kelabu gelap agak kehijauan. Bau manis yang tajam akan dikeluarkan oleh media ini. Lesi dari pada ulkus yang disebabkan pseudomonas mulai di daerah sentral kornea. Ulkus sentral ini dapat menyebar kesamping dan kedalam kornea.penyerbukan kedalam dapat menyebabkan perforasi kornea dalam waktu 48 jam. Gambaran khusus pseudonomas berpa ulkus yang berwarna abu-abu dengan kotoran yang dikeluarkan berwarna kehijauan. Kadang-kadang bentuk ulkus ini seperti cincin. Dalam bilik mata depan dapat terlihat hipopion yang banyak. Diagnosis dini ditegakan bila terdapat hal-hal berikut: Terdapatnya riwayat trauma atau kelilipan pada mata Rasa sakit 1-3 hari pasca trauma Terlihat infiltrasi disusul ulkus pada kornea (lihat gambar no.12) Pseudomonas bereaksi baik terhadap polimiksin B, dan diberikan dalam bentuk tetes mata atau salep dan subkonjungtiva 10 40 mg setiap 2-3 hari. Diberi gentamisin dan karbenisilin lokal, subkonjungtiva atau IV Infeksi pseudomonas pada kornea dapat memberikan penyulit yang berat seperti endoftalmitis, selulitis orbita maupun septikemia. Pneumococcus selain daripada membuat infeksi pada kornea, Tukak kornea biasanya terjadi sesudah terdapatnya trauma enteng yang merusak epitel kornea. Pada mulanya mata akan terasa pedih dan sakit disertai dengan fotofobia. Biasanya kokus gram positif, staphylococcus aureus dan strepthococcus pneumoniae akan memberikan gambaran tukak yang terbatas, berbentuk bulat dan lonjong, berwarna putih abu-abu pada tukak yang supuratif . daerah kornea yang tidak terkena akan tetap berwarna jernih dan tidak terlihat infiltrasi sel radang. kadang-kadang di dalam bilik mata depan ditemukan hipopion, bila tukak disebabkan Pseudomonas maka tukak akan terlihat menyebar dengan cepat, bahan purulen berwarna kuning hijau terlihat melekat pada permukaan tukak. Pemeriksaan laboratorium sangat berguna untuk membantu membuat diagnosis kausa. Pemeriksaan jamur dilakukan dengan sediaan hapus yang memakai larutan KOH. Bila tukak disebabkan jamur, maka infiltrat akan berwarna abu-abu dikelilingi infiltrat halus di sekitarnya (fenomena satelit). Bila tukak berbentuk dendrit akan terlihat hipestesi pada kornea. Tukak yang berjalan cepat dapat membentuk descemetokel atau terjadi perforasi kornea yang akan membuat suatu bentuk lekorna adheren. Bila proses pada tukak berkurang maka akan terlihat berkurangnya rasa sakit, fotofobia berkurang infiltrat pada tukak dan defek epitel kornea menjadi bertambah kecil. Pengobatan pada tukak kornea bertujuan : Menghalangi hidupnya bakteri, dengan antibiotika Mengurangi reaksi radang , dengan steroid Secara umum tukak diobati sebagai berikut: Tidak boleh dibebat, karena akan menaikan suhu sehingga akan berfungsi sebagai inkubator. Sekret yang terbentuk dibersihkan 4 kali 1 hari Diperhatikan kemungkinan terjadinya glau, sekunder Debridement sangat membantu penyembuhan Diberi antibiotika yang sesei dengan kausa. Biasanya diberi lokal kecuali keadaan berat Pengobatan dihentikan bila sudah terjadi epitelialisasi dan mata terlihat tenang kecuali bila penyebabnya pseudomonas yang memerlukan pengobatan ditambah 1-2 minggu. Pada tukak kornea dilakukan pembedahan atau keratoplasti apa bila: Dengan pengobatan tidak sembuh Terjadinya jaringan parut yang mengganggu penglihatan Dapat pula menyebabkan infeksi lain, seperti konjungtivitis, dakriosistis dan endoftalmitis pasca bedah. Bentuk kuman berkapsul gram positif dan di plokok bentuk taji.kuman ini mudah di kenal dengan pewarnaan gram dan dapat dibiakan pada agar darah dan coklat. Biasanya ulkus yang disebabkan oleh pneumococcus terllihat sebagai bentuk ukus kornea sentral yang dalam. Tepi ulkus akan terlihat menyebar kearah satu jurusan sehingga memberikan gambaran karakteristik ulkus ini sehingga yang disebut ulkus serpen. Ulkus terlihat dengan infiltrasi sel yang penuh dan berwarna kekuning-kuningan. Penyebaran ulkus sangat cepat dan sering terlihat ulkus yang tergaung dan didaerah ini terdapat banyak kuman. Kelanjutan progresivitas ulkus ini berupa pendalaman ulkus sehingga terjadi peforasi pada kornea. Pada ulkus akibat pneumococcus selalu selalu ditemukan hipopion yang tidak selamaya sebanding dengan beratnya ulkus yang terlihat. Kecurigaan terhadap pneumococcus harus ditambah bila bersamaan dengan ini juga terdapat infeksi kronis pnemumococcus pada sakus lakrinal atau adanya dakriosistitis. Pada infeksi pneumococcus dapat diberi ponisilin, tetraksilin, kloramfenikol, ditromisin dan sefarosporin. Pada infeksi ini juga dapat diberi basitrasin atau sulfonamid. Infeksi pneumococcus ini mudah mengakibatkan perforasi kornea sehingga dapat terjadi infeksi intra- okular, seperti endoftamistis dan panoftalmitis. Tukak yang terjadi pada kornea terjadi akibat kuman ini merupakan ulkus indolen dan mengenai kornea sentral bawah disertai hipopion. Didapatkan riwayat trauma enteng sebelum timbulnya ulkus pada kornea ini. Proses terjadinya ulkus berlangsung dalam beberapa hari sampai beberapa minggu. Biasanya ulkus kornea yang disebabkan diplobasil petit ditemukan pada orang dengan keadaan umum lemah Atau peminum alkohol kronis dan pada penderita diabetes melitus. Ulkus bersifat indolen dan unilateral disertai dengan rasa sakit yang sangat. Bentuk ulkus ini biasanya kecil, dalam dan sering terletak terutama didaerah sentral bawah. Jumlah hipopion tidak sebanding dengan keadaan tukak. Untuk memastikan dan membedakan dengan ulkus lain diperlukan pemeriksaan laboratorium. Pada pewarnaan gram ditemukan diplobasil bentuk kotak bercampur dengan batang gram negatif pleomorfik yang merupakan bentuk patognomonik pada infeksi moraxella liquefaciens. Moraxella sangat sensitif terhadap penisilin. Dapat diberi antibiotika spektrum luas dan sulfanomaid. Pada ulkus ini proses penyembuhan akan meninggalkan defek epitel. Akhir defek ini berbentuk nebula, makula atau lekoma kornea. Pengobatan yang tidak sempurna akan mengakibatkan iritis berat dengan sinekia anterior, posterior aniris bomber disertai dengan glaukoma sekunder. Bila terjadi pelunakan akan timbul descemetokelyang luas. Akibat mudahnya timbul perforasi kornea maka akan terjadi endoftalmitis ataupun panofalmitis. Ulkus kornea akibat herpes simplex Ulkus pada kornea dapat terjadi akibat infeksi virus herpes simplex. herpes simplex, adalah mikroorganisme yang mengandung DNA berbentuk likosahedral. Virus ini termasuk golongan herpes yang antara lain beranggotakan virus Varicella zoster, virus sitomegli dan virus epstein barr. Infeksi primer yang ditimbulkan oleh virus herpes simplex dapat terjadi tanpa gejala klinik. Bila terlihat gejala klinik akan terlihat kelainan sistemik, yaiu erupsi kulit dan anogenital atau kelainan primer pada kedua mata. Bila badan mengalami keadaan stres seperti demam, daur haid dan trauma sinar ultraviolet dapat mengakibatkan kekambuhan. Kekambuhan pada kornea dapat dalam bentuk tukak infeksi epitel (dendrit, geografik dan dendo geografik), kreatis interstialis dan kreatitis disifomis. Biasanya gejala dini dimulai dengan tanda injeksi siliar yang kuat disertai terdapatnya suatu dataran sel di permukaan epitel kornea. Keadan ini disusul dengan bentuk dendrit atau bentuk bintang infiltrasi pada kornea. Kemudian bercak ini membentuk cabang dan berbentuk dendrit. Terdapat hipestesi pada kornea, hipestesi yang terdapat mulai lokal dan kemudian mengenai seluruh kornea. Pada kornea dapat terbentuk tukak seperti geografik dengan pinggir tidak rata yang sukar dibedakan tukak trofik dan indolen lainya. Pada yang indolen bentuk lebih khusus karena bentuk bulat dan lonjong dan mempunyai pinggir melipat. Terdapat pembesaran kelenjar preaurikel. Terdapat perbedaan bentuk dendrit yang disebabkan herpes simpleksdengan yang disebabkan herpes zoster. Bentuk dendrit herpes simpleks kecil, ulseraif, dapat jelas diwarnai dengan fluoresin dengan benjolan diujungnya. Pada herpes zoster dendrit berwarna abu-abu kotor dengan fluorosin yang lemah. Bila terlihat jelas bentuk dendrit maka pemeriksaan laboratorium tidak perlu. Pada bentuk geografik kadang- kadang diperlukan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan dengan penawaran rose bengal tidak begitu baik. Pada herpes simplex biasanya diberikan pengobatan: IDU, ARA-A, PAA, Interferon inducer debriment Kauterisasi dengan iodium AgNO3 Kadang-kadang diberi steroid dengan hati-hati. Herpes simplex dapat menjadi indolen atau metaherpetik Keratitis stromal Herpes zosteroftalmik merupakan infeksi herpes zoster pada ganglion gaseri yang mempersarafi cabang oftalmik saraf trigeminus. Penyakit ini terutama menyerang orang tua berusia diatas 50 tahun dan kadang-kadang dapat mengenai orang muda. Penyakit ini menyerang satu mata atau unilateral dan tidak melewati garis tengah muka. Biasanya diawali rasa sakit pada kulit dengan perasaan lesu. Gejala Ini timbul 1-3 hari sebelum timbulnya gejala kulit. Pada mata ditemukan vesikel kulit dan edem palpebra, konjungtivita hiperemis, kornea keruh akibat terdapatnya infiltrat subepitel dan astromal. Infiltrat dapat berbentuk dendrit yang bentuknya berbeda dengan dendrit herpes simplex. Kornea hipestesi tetapi dengan rasa sakit. Keadaan yang berat pada kornea biasanya disertai dengan infeksi sekunder. Pada pemeriksaan hapus ditemukan sel raksasa dan serum antibodi meninggi. Pengobatan herpes zoster: Tidak spesifik dan terutama bersifat simtomatik Steroid lokal untuk mengurangi gejala Pada anak dapat diberi imunoglobuli Sikloplegik Antibiotika spektrum luas untuk infeksi sekunder chloropetirene (taractan) 50 mg 4 kali sehari untuk mengurangi rasa sakit Analgetika diberikan bila terdapat indikasi. Dapat terjadi Uveitis Glaukoma Katarak Ftisis bulbi bila terjadi kelanjutan uveitis Keadaan buruk lain dapat berupa sakit yang sangat pada daerah fasial, membentuk jaringan parut, rambut rontok. Kadang- kadang dapat terjadi neuritis optik, ensefalitis dan parese atau paralisis otot penggerak mata. Pada saat ini insiden infeksi jamur naik akibat pemakaian antibiotika dan steroid. Jamur yang sering mengenai mata adalah candida, fusarium dan aspergilus. Infeksi jamur biasanya didahului trauma enteng sehingga terdapat kerusakan epitel kornea. Penyakit ini sering ditemukan pada petani. Bila hive terdapat pada kornea maka perjalananya sesuai dengan jalanya lamel kornea. Pada kornea akan terjadi nekrosis koagulasi berat disertai Dengan terdapatnya edem jaringan kolagen kornea dan keratosit. Akan terbentuk multipel mikroabses di sekitar lesi utama. Hife mempunyai kemampuan menembus membran descemet dan masuk kedalam bilik mata depan. Mata dapat tidak memberikan gejala selama beberapa hari sampai beberapa minggu sesudah trauma yang dapat menimbulkan infeksi jamur ini. Pada permukaan lesi terdapat bercak putih dengan warna keabu-abuan yang agak kering. Tepi lesis berbatas iregular yang teratur dan terlihat penyebaran seperti bulu pada bagian epitel yang baik. Terlihat suatu daeah tempat asal penyebaran dibagian sentral sehingga terdapat satelit-satelit disekitarnya. Tukak kadang-kadang dalam, seperti tukak yang disebbkan bakteri. Pada infeksi kandida tukak umumnya berbentuk lonjong dengan permukaan naik. Dapat terjadi neoneovaskularisasi akibat langsangan radang Terdapat injeksi siliar disertai hipopion. Pemeriksaan laboratorium perlu untuk menegakan diagnosis jamur. Dengan sistem yang tetap yaitu Lakukan segera pemeriksaan terhadap jamur Beri obat anti jamur dengan spektrum luas (nistain, griseofulvin dan amfetorisin) Dengan anti jamur bentuk salep dikenal: thimerosal Untuk: nokardia dipakai - sulfasetamid 30% Actinomyces - penisilin Gtopikal Jamur tak dikenal - amfoterisin topikal atau thimerosol salep mata Kadang perlu dilakukan tindakan seperti Debridement Keratektomi Flep konjungtiva Keratoplasti lamelar atau tembus Ulkus kornea marginal dapat disebabkan oleh: Infeksi: staphylococcus, B koch weeks dan M. Axenfeld Toksik Alergi Penyakit kolagen vaskuler Bentuk ulkus marginal dapat simpel atau cincin. Bentuk simpel berbentuk ulkus superfisial yang berwarna abu-abu dan terdapat pada infeksi staphylococcus, B koch weeks dan M. Axenfeld, toksik atau alergi dan gangguan sistemik padainfluensa, disentri basilar, gonokok artetis nodosa, infeksi saluran napas, lupus eritromatosis perierteritis nodosa, gout dan rematoid artritis. Bentuk cincin berbentuk ulkus cincin atau lesi multiple biasanya bilateral. Ditemukan pada penderita influensa, leukimia akut, sistemik lupus eritromatosis, disentri basilar, artritis gonokok, tuberkulosis wegwner granulomatosis dan periarteritis nodosa. Kedua yang terakhir ini mungkin disebabkan penyumbatan artere siliar anterior. Degenerasi perifer kornea marginal dapat terjadi walaupun infeksi tidak ada seperti degenerasi padaterrien dan dellen. Reaksi toksik algerik ulkus biasanya bersifat lebih indolen. Ulkus mooren merupakan ulkus mooren yang berjalan progresif dari perifer Kornea kearah sentral. Ulkus mooren terutama terdapat pada usia lanjut. Penyebab ulkus mooren sampai sekarang belum diketahui. Banyak teori yang diajukan dan salah satu adalah teori hipersensitivitas tuberkulosis, virus, alergi dan autoimum. Pada pemeriksaan hispatologik ditemukan sel limfosit, sel plasma, sel raksasa, sel polimorfonuklear dan kadang-kadang sel esinofil. Biasanya menyerang satu mata. Perasaan sakit sekali pada mata merupakan keluhan yang sangat menonjol pada kelainan ini. Bila dapat dilihat progretivitas penyakit ini akan terlihat proses ini berjalan dari perifer ke sentral kornea. Sering menyerang seluruh permukaan kornea dan kadang-kadang meninggalkan satu pulau yang sehat pada bagian sentral kornea. Tidak pernah terjadi perforasi kornea karena mengenai hanya bagian permukaan kornea, kecuali bila terjadi infeksi sekunder pada ulkus primer. (lihat gambar no.13). Biasanya pengobatan pada ulkus mooren tidak pernah berhasil atau sangat mengecewakan. Pengobatan yang di coba pada ulkus ini ialah: Keratoplasti lameler Heparin atau Aplikasi krio pada tepi tukak Keadaan umum penderita umumnya tidak baik atau sedang menderita penyakit berat lainya. Biasanya terjadi akibat terdapatnya infeksi oleh bakteri di tepi kornea oleh streptococcus pneumoniae atau pseudomona aeruginosa sehingga membentuk infiltrat sel padat. Terdapat rasa sakit yang sangat pada mata. Terlihat adanya tukak dibagian perifer kornea yang melingkari kornea. Gambaran tukak cepat berubah berat sehingga perforasi dapat terjadi dalam 24-48 jam. Biasanya disertai dengan tanda uveitis dengan hipopion. Pengobatan sangat bergantung pada kuman penyebabnya dan dianjurkan bila pneumokok diberikan: Penisilin Sefalosporin Basitrasin dan Vankomisin Bila pseudomonas aeruginosa Gen amisin Polimiksin Karbensilin Sikloplegikjarang di anjurkan pada tukak perifer kecuali bila terdapat sinekia yang nyata. Ulkus ini biasanya merupakan penyulit blefarokonjungtivitis yang disebabkan stafilococcus. Padakojungtiva biasanya berbentuk papil disertai infiltrasi daerah limbus. Kemudian terbentuk tukak yang mempunyai gambaran khusus. Terlihat gambaran tukak dengan sumbu terpanjang berjalan sejajar dengan limbus. Diantara tukak dengan limbus akan terlihat daerah yang bening. Reaksipengobatan pada kuman yang sesuai biasanya sangat baik steroid perlu diberikan untuk menghentikan proses peradangan. Keratitis flikiten merupakan manifestasi alergi endogen terhadap protein kuman tuberkulosis dan stafilococcus. Penyakit ini sering terjadi pada endemik Tuberkulosis. Penyakit ini hilang timbul atau rekuren. Terdapat abses kecil di pinggir limbus dan kadang kadang terlihat tukak kecil berada diatasnya yang mudah beregresi. Dapat terjadi wandering flikten yang merupakan flikten yang merambat dan pada keadaan ini penyakit bertambah berat. Pengobatan terutama ditujukan pada kausal (tuberkulosis). Higeina yang baik Antibiotika dan steroid Penyulit terjadi akibat infeksi sekunder Kekeruhan kornea dan Perforesi kornea Terrien degenerasi marginal Biasanya penyakit ini terdapat bilateral. Proses degenerasi kornea mulai dari daerah kuadran nasal atas. Antara tukak dan nimbus terdapat daerah jernih.tidak terdapat rasa sakit pada mata. Terdapat lekukan pada kornea yang bertambah dalam 0-20 tahun. Pada kelainan ini terdapat astigmatisme yang berjalan progresif dan pada tempat degenerasi 30% akan mengalami perforasi kornea.penyebab penyakit ini tidak diketahui dan ditemukan terutama pada laki-laki dewasa. Pengobatan pernah dicoba dengan keratoplasti lameler ataupun tektonik. Dellen kornea Dellen merupakan eskavasi epitel kornea yang berbentuk cakram pada bagian perifer dengan menonjolnya konjungtiva didekatnya. Dellen disebabkan kurang air mata diatas kornea. Pengobatan dellen diobati dengan memberikan bebat pada mata dan air mata buatan. Catatan untuk tukak kornea. Untuk mengetahui diagnosis pasti penyebab tukak sentral dan marginal diperlukan pemeriksaan laboratorium dengan media lempeng agar darah, agar coklat, broth thioglycolate dan agar sabauraud (segar). Pengobatan rutin tukak kornea bakterial dapat topikal garamisin tetes, basitrasin, statrol atau neosporin. Subkonjungtiva dapat diberi garamisin.