Anda di halaman 1dari 7

BAB II

SEJARAH PERKEMBANGAN BAHASA


INDONESIA
A. Asal usul Bahasa Indonesia
Pada umunya ahli bahasa berkesimpulan bawa bahasa indonesia
berasal dari bahasa Melayu berdialek Riau.Sejarah telah mencatat bahwa
perkembangan bahasa Melayu menjadi bahasa indonesia di tanah air
tidak terjadi dalam satu masa yang singkat,tetapi mengalami proses
pertumbuhan dan perkembangan yang berabad-abad lamanya.Dalam
sejarah perkembangan bahasa indonesia telah diuraikan bahwa pada
mulanya bahasa Melayu hanyalah merupakan salah satu bahasa daerah
yang ada di kepulauan sumatera. Bahasa Melayu statusnya sama dengan
bahasa daerah lainnya yang ada di indonesia seperti daeah Bugis dan
Makassar sebagai salah satu bahasa daerah yang ada di provinisi sulawesi
selatan.
Lanjutan
Bahasa Melayu Riau dikenal sebagai salah satu dialek dalam bahsa Melayu yang
berstatus sebagai bahasa daerah yang ada di kepulauan Riau Sumatera daerah pesisir.Bahasa
asli Melayu dialek Riau,sampai saat ini masih di temukan penuturannya yang bermukim di
daerah pedalaman pulau Sumatera.Penuturan bahasa Melayu ini kenyataannya berusaha
menjaga kelestarian dan keaslia bahasanya meskipun diakui tetap mengalami pertumbuhan
dan perkembangan secara alamiah karena teknologo modern.
Penuturan bahasa melayu lainnya ditemukan pada suku Melayu di
pesisir timur,sepanjang pulau sumatera,di semenanjung Malaka,di
Malaysia,sebagai pesiir barat Kalimantan,dan Brunnei Darussalam.Bahasa
melayu sebagai status bahasa daerah masih ditemukan penggunaannya di
daerah plosok Sumatra. Bahasa Melayu sebagai bahasa daerah tentu berbeda
perkembangannya dengan bahasa melayu sebagai bahasa indonesia.
Bahasa Melayu sebagai bahasa indonesia mengalami perkembangan
yang sangat pesat di seluruh wilayah nusantara,baik secara internal
maupun eksternal.Perkembangan ini menyebabkan bahasa Melayu
dipertimbangkan untuk diterima menjadi bahsa indonesia sebagai bahasa
nasional di tanah air.
Faktor pertimbangan yang melatar
belakangi sehingga bahasa Melayu dipilih
menjadi bahasa Indonesia atau bahasa
nasional yaitu sebagai berikut:
1. Bahasa Melayu dikenal oleh masyarakat mempunyai
susunan yang sederhana dan luwes. Dikatakan sederhana karena
kenyataannya dapat dilihat pada kaidah-kaidah yang berlaku
mulai tataran fonologi, morfologi, dan sintaksis mudah
dipahami. Kaidah pada setiap tataran ini dianggap sederhana
dibanding bahasa daerah lainnya, seperti bahasa Jawa, Sunda,
Bima, Bugis, dan Makassar. Dikatakan luwes karena terbuka
untuk menerima pengaruh dari bahasa lain tanpa mengubah
kaidah-kaidah dasarnya. Jadi, bahasa Melayu dianggap mampu
menyesuaikan diri dengan berbagai kebutuhan pemakaiannya
sehingga mengalami perkembangan yang sangat pesat di seluruh
tanah air.
Lanjutan
2. Bahasa Melayu sejak dahulu kala menjadi bahasa resmi di
beberapa kerajaan besar di Indonesia. Salah sau kerajaan di
indonesia yang menjadikan bahasa melayu sebagai bahasa resmi,
yaitu kerajaan Sriwijaya dan Majapahit.
3. Bahasa Melayu menjadi bahasa pergaulan (lingua franca) di
seluruh nusantara sejak zaman dahulu kala. Bahasa Melayu
sebagai bahasa pergaulan digunakan oleh kalangan pedagang,
baik dari dalam negeri maupun antarbangsa yang ada di Asia
Tenggara. Para pedagang bertransaksi dengan penutur asli
Melayu, khususnya yang bermukim di pesisir pantai selat
Malaka sebagai pintu gerbang perdangan dunia. Akhirnya,
perkembangan dan penyebarluasan penutur bahasa Melayu
semakin meningkat dan tersebar di seluruh pelosok tanah air.
Lanjutan
4. Secara psikologis, bahasa Melayu diterima secara ikhlas oleh suku
lain yang ada di nusantara menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional. Kesadaran menerima bahasa melayu menjadi bahasa
nasional merupakan bukti sejarah kokohnya jiwa persatuan dan
kebersamaan masyarakat indonesia. Tidak ada sekelompok masyarakat
yang mempermasalahkan mengapa bukan bahasa daerah lain di pilih
sebagai bahasa nasional. Sikap itu harus dipertahankan dan
dijunjujung tinggi sampai akhir zaman. Jadi,bahasa Melayu sebagai
bahasa indonesia dapat menjadi perekat terciptanya
persaudaraan,kebersamaan,dan persatuan seluruh ummat manusia di
tanah air tercinta ini.
5.Sejak pemerintahan Belanda, bahasa melayu sudah digunakan
secara berdampingan dengan bahasa Belanda dalam penghantar
pendidikan, penyebaran agama, dan kegiatan resmi lainnya seperti
rapat dan perundingan. Hal ini terbukti pada zaman itu guru-guru yang
mengajar di sekolah tidak di izinkan menggunakan bahasa Melayu
sebagai bahasa pengantar. Begitu pula bahasa Melayu digunakan oleh
kelompok misionaris dari Eropa untuk menyebarluaskan agama di
nusantara.

Anda mungkin juga menyukai