Anda di halaman 1dari 63

PENANGGULANGAN KEBAKARAN

Berbasis

DASAR HUKUM
K3
Undang undang No 1 Th 1970
tentang
Keselamatan Kerja
HARUS DICIPTAKAN SISTEM DAN PROSEDUR
DALAM KONDISI NORMAL
DALAM KONDISI BAHAYA

9/24/2017 3
(SEBELUM) (SELAMA) (SESUDAH)
PENGENDALIAN
ENERGI INVESTIGASI
SISTEM PROTEKSI DETEKSI ALARM ANALISIS
PASSIF PEMADAMAN REKOMENDASI
KOMPARTEMENISASI
SARANA EVAKUASI LOKALISIR
REHABILITASI
AKTIF
FIRE SAFETY EQUIPMENT EVAKUASI & RESCUE

FIRE EMERGENECY PENGAMANAN


RESPONS PLAN
PEMBINAAN & LATIHAN
FIRE PREVENTION

PRE FIRE POST FIRE


CONTROL IN CASE FIRE CONTROL CONTROL

FIRE SAFETY MANAGEMENT


PRE FIRE CONTROL

Identifikasi potensi bahaya kebakaran


Identifikasi tingkat ancaman bahaya kebakaran (Fire risk
Assesment)
Identifikasi skenario (Fire model)
Perencanaan system proteksi kebakaran (Aktif/Pasif)
Perencanaan tanggap darurat (Fire Emergency Plan)
Pembentukan organisasi
Pelatihan/Sertifikasi
IN CASE
FIRE CONTROL

Fire Emergency Response

Deteksi
Alarm
Padamkan-Lokalisir
Evakuasi
Rescue & P3K
Amankan
POST
FIRE CONTROL

INVESTIGASI ANALISIS REKOMENDASI REHABILITASI


Safety Zero
Objective Accident
DASAR HUKUM

UUD 1945
Psl 27 (2)
Setiap warga negara berhak mendapat
penghidumpan yang layak sesuai harkat dan
martabat manusia

UU No 13 tahun 2003 tentang Ketenaga Kerjaan


Psl 86 (1) Setiap pekerja berhak atas:
-Keselamatan dan kesehatan kerja
- Moral dan kessusilaan
- Perllakuan sesuai Harkat dan martabat serta niali agama

UU No 1tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


UU No 1 tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja
Zero
Accident
Sasaran K3
Melindungi para pekerja dan orang lainnya di tempat kerja

Menjamin setiap sumber produksi agar dapat dipakai secara aman


dan efisien

Menjamin proses produksi berjalan lancar


DASAR HUKUM STRATREGI
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Pasal 3 ayat (1).
Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat
UNDANG UNDANG NO 1 TH 1970
syarat keselamatan kerja untuk :

mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran,


mencegah, mengurangi peledakan
memberikan kesempatan jalan menyelamatkan diri dalam
bahaya kebakaran
pengendalian penyebaran asap, gas dan suhu

Pasal 9 ayat (3).


Pengurus wajib membina K3 penanggulangan kebakaran
PERATURAN DAN STANDAR TEKNIS
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN
KEPMENAKER 75/2002 K3 LISTRIK
PENGENDALIAN PERMENAKER 02/89 Prot. Petir
ENERGI KEP. MENAKER KEP. 187/MEN/1999 (B3)
PER. KHUSUS EE (BH. MUDAH TERBAKAR)
PER. KHUSUS K (BH. MUDAH MELEDAK)

PERMENAKER 04/80 APAR


PERMENAKER 02/83 ALARM
SARANA INST. MENAKER INS. 11/MEN/1997
PROTEKSI Pedoman Fire Rating
KEBAKARAN Pedoman Springkler
Standar Bangunan Indonesia

PERMENAKER 04/87 P2K3


PERMENAKER 05/96 SMK3
MANAJEMEN K3
KEP. MENAKER KEP. 186/MEN/1999
UNIT PENANGG. KEB. DI TEMPAT KERJA
Fire Safety Policy
Fire safety Pre-fire planning
Pengorganisasian Fire Teams
management
Pembinaan dan latihan
Fire Emergency Respons Plan
Fire drill/Gladi terpadu
Inspection & Testing berkala
Preventive maintenance
MANAJEMEN Fire safety Audit
PENANGGULANGAN
KEBAKARAN System informasi /komunikasi
POSKO Pengendalian darurat
PROBLEMA K3 PADA GEDUNG TINGGI
Karakteristik penghuni (jumlah orang,
kesadaran, kondisi fisik, kedisiplinan,
dll)
.
Kompleksitas peralatan yang ada pada
umumnya tersentral (listrik, air, tata
udara, tranportasi /lift, komunikasi, gas,
dll)
Kondisi darurat (bencana gempa bumi,
kebakaran)
Kemungkinan terjangkit penyakit
menular (virus)

TIDAK MAMPU MENJANGKAU KETINGGIAN


Masalah / kendala
- sarana proteksi kebakaran
- personel (intern perusahaan)
- Access bantuan darurat
- sistem tanggap darurat
Kebakaran
tidak terkendali
Serentetan
Kegagalan

?
Kerusakan
Korban jiwa
Kerugian
Sistem proteksi pasif

Kegagalan Sistem proteksi aktif

Management/SDM
Kerugian &
korban
Kegagalan
SARANA PROTEKSI
KEBAKARAN

Proteksi pasif Proteksi aktif


Manajemen
SDM
2 Prosedur darurat
1
3

FIRE STOPING SMOKE CONTROL COMPARTMENT ESCAPE ROUTE


Kegagalan
proteksi aktif

DETEKSI ALARM APAR SPRINKLER HYDRANT

2a 2b 2c 2d 2e
Sumber sumber
pemicu api-kebakaran
Listrik
Sambaran petir
Listrik Statis
Rokok
Api terbuka
Pemotongan/pengelasan
Permukaan panas
Bunga api pembakaran
Bunga api Mekanik
Reaksi kimia
Non teknis
DETEKSI

AKTIF
ALARM
APAR
SPRINKLER
HYDRAN

MEANS OF ESCAPE
PASSIF

KOMPARTEMEN
SMOKE CONTROL
FIRE DAMPER
FIRE RETARDANT/TREATMENT
KESELAMATAN PENGHUNI
PRINSIP ????????

K3
Ancaman bahaya
- asap, gas beracun, ledakan,
reruntuhan,

PENANGGULANGAN Syarat K3 :
KEBAKARAN ? Pintu/tangga darurat;
? Smoke control system;

UU NO 1 TH 1970
? Rambu
? Penerangan darurat

Sarana jalan menyelamatkan diri

pengendalian penyebaran asap,


gas dan suhu
DASAR HUKUM

K3
PENANGGULANGAN
KEBAKARAN

UU NO 1 TH 1970
Fire Emergency Response

POSKO Lapis III Bantuan


dari lingkungan

Lapis I
Pet. Peran
Kebakaran

Lapis II
Fire Men Lapis IV
Dinas Pemadam
Tk. Ahli
Tk. Ahli Madya
Pratama
Tk. Dasar II
Tk. Dasar I

PET. PERAN REGU KOORD. PEN. JAWAB


KEBAKARAN PENANGG. UNIT TEKNIK K3
KEBAKARAN PENANGG. PENANGG.
KEBAKARAN KEBAKARAN
URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN

KLAS D. : PET. PERAN KEBAKARAN (Lini I)


Tanggung jawab di unit kerjanya sendiri.
Tugas : (Pada waktu jam kerja)
Melaporkan kondisi bahaya dan keadaan sarana prot.
kebakaran
Melakukan tindakan pemadaman awal bila terjadi kebakaran
dan memandu evakuasi
URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN
(Lini II)
ANGG. REGU PEN. KEBAKARAN (KLAS C)

TUGAS POKOK :
Tanggung jawab di seluruh tempat kerja
(Diatur sistem shift)

Tugas :
1. Melakukan patroli rutin ke seluruh area kerja memantau
semua aspek pencegahan kebakaran.
2. Memelihara, memeriksa dan menguji semua sarana proteksi
kebakaran agar selalu dalam keadaan siap pakai.
3. Siap siaga melakukan tindakan menghadapi keadaan
darurat kebakaran untuk pemadaman dan penyelamatan
URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN

KLAS B : (KOORDINATOR SUB UNIT PEN. KEBAKARAN


Tanggung jawab di unit kerja tertentu
Tugas :
Mengkoordinasikan program penanggulangan kebakaran
(inspeksi & latihan)
Memimpin operasi penanggulangan kebakaran

KLAS A : PENANGGUNG JAWAB TEKNIK PEN. KEBAKARAN


Tanggung jawab di seluruh tempat kerja
Tugas :
Menyusun, melaksanakan dan evaluasi program kerja
pengendalian kebakaran
Melakukan audit internal dan pengawasan langsung
Mempertanggung jawabkan pelaksanaan syarat K3
ALAT PEMADAM API
RINGAN
Portable Fire Extinguisher
ALAT PEMADAM API RINGAN

DAPAT DIOPERASIKAN SATU ORANG


UNTUK PEMADAMAN MULA
KEBAKARAN
SEBATAS VOLUME API KECIL
Penempatan
Perencanaan tepat
Petugas
kompeten
Pengadaan
Sertifikat

Kebijakan

Fire risk
Assessment Efektif
Jenis dan Aman
Pemeliharaan ukuran Tidak Merusak
teratur tepat
ALAT PEMADAM API RINGAN
Ref :
Pert. Menaker No Per-04/Men/1980

HARUS SIAP PAKAI PADA WAKTUNYA

JENIS DAN UKURANNYA SESUAI


MUDAH DILIHAT DAN MUDAH DIAMBIL
KONDISI BAIK
SETIAP ORANG DAPAT
MENGOPERASIKAN DENGAN BENAR,
TIDAK MEMBAHAYAKAN DIRINYA.
JENIS MEDIA PEMADAM

JENIS BASAH JENIS KERING


- AIR - DRY PORDER
- CO2
- BUSA
- CLEANT AGENT
WATER

POWDER
FOAM

HALON
Prinsip
PEMADAMAN Udara
Dilution

Smothering

Starving Cooling

Bahan bakar
API Heat
KEGAGALAN APAR

WATER
HALON
POWDER
2

FOAM
Jenis tidak sesuai

Ukuran tidak sesuai Tidak bertekanan


- bocor
Macet/tidak berfungsi
Menggumpal
Salah penempatan - tunda refill
belum ditunjuk
Petugas
tidak trampil
Klasifikasi KEBAKARAN
Ref : Permenaker -04/80

A Combustible
Material

Flammable
Liquid/gas B C Electrical
Equipment

D Metals

C
ABC

A B
Multi Purpose
WATER KEGAGALAN APAR

POWDER
HALON

Jenis media tidak sesuai


FOAM Klasifikasi api/kebakaran

Setiap jenis media pemadam masing-


masing memiliki keunggulan dan
kekurangan, bahkan dapat membahayakan
bagi petugas atau justru memperbesar api
JENIS MEDIA PEMADAM KEBAKARAN DAN APLIKASINYA
Jenis media pemadam
Jenis kebakaran Tipe basah Tipe kering
Clean
Air Busa Powder Agent
Bahan spt (kayu, kertas, kain dsb. VVV V VV V*)
Klas A
Bahan berharga XX XX VV**) VVV
Bahan cair XXX VVV VV V*)
Klas B
Bahan gas X X VV V *)

Klas C Panel listrik, XXX XXX VV VVV

Klas D Kalium, litium, magnesium XXX XXX Khusus XXX

Keterangan :

VVV : Sangat efektif X : Tidak tepat


VV : Dapat digunakan XX : Merusak
V : Kurang tepat / tidak dianjurkan XXX : Berbahaya
*) : Tidak efisien **) : Kotor / korosif
INSTALASI ALARM
TANDA BAHAYA KEBAKARAN

TUJUAN
PEMASANGAN INSTALASI ALARM KEBAKARAN
OTOMATIK BERTUJUAN UNTUK MENDETEKSI
KEBAKARAN SEAWAL MUNGKIN, SEHINGGA

+ TINDAKAN PENGAMANAN YANG DIPERLUKAN


DAPAT SEGERA DILAKUKAN.

Tindakan dalam keadaan Emergency Kebakaran


harus sudah berhasil diatasi.
sebelum 10 menit sejak penyalaan
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA RI
NO. PER-02/MEN/1983
TENTANG
INSTALASI ALARM KEBAKARAN OTOMATIK

Ruang lingkup
- Perencanaan
- Pemasangan,
- Pemeriksaan
- Pengujian
- Pemeliharaan
JENIS DAN TIPE DETEKTOR
ULTRA VIOLET
Nyala
INFRA RED

Panas FIXED TEMPERATURE


RATE OF RISE

Asap IONIZATION
OPTIC
Manual
Push bottom
Full down
break glass
FIRE HYDRANT
Jaringan instalasi pipa air
untuk pemadam kebakaran
yang dipasang secara permanen

Komponen sistem Hidrant 1 1/2 Inc


- Sistem persediaan air (45 menit)
- Sistem Pompa (dijamin kehandalanya)
(Jockey, Utama & Cadangan)
- Jaringan pipa 2 1/2 Inc
- Kopling outlet / Pilar / Landing valve 2 1/2 Inc
- Slang dan nozle
- Sistem kontrol tekanan & aliran
Out door

Seamiest
Connection

RESERVOAR
EMERGENCY EXIT
EXIT
EVAKUASI
USAHA MENYELAMATKAN DIRI SENDIRI DARI TEMPAT
BERBAHAYA MENUJU TEMPAT YANG AMAN

TEMPAT AMAN SEMENTARA AMAN


BERBAHAYA MUTLAK
SARANA EVAKUASI
SARANA PADA BANGUNAN YANG DIRANCANG
DENGAN KONSTRUKSI YANG AMAN
UNTUK DIGUNAKAN SEBAGAI JALUR/JALAN
(Horizontal/vertical) UNTUK DILALUI PADA SAAT
TERJADI KEADAAN BAHAYA
KLASIFIKASI HUNIAN
FIRE HAZARD
Hunian bahaya kebakaran ringan;
Hunian bahaya kebakaran sedang;
Hunian bahaya kebakaran berat;

PARAMETER
Jenis hunian (Pabrik, Perkantoran, Hotel,
Rumah sakit, Mall dll.;
Tinggi bangunan;
Bahan konstruksi (primer-skunder)
Sifat dan Jumlah penghuni;
FAKTOR PERENCANAAN
MEANS OF ESCAPE
KLASIFIKASI RESIKO WAKTU PANJANG
BAHAYA KEBAKARAN EVAKUASI JARAK TEMPUH
-RESIKO RINGAN 3 Menit
-RESIKO SEDANG 2,5 Menit X 12 meter
-RESIKO BERAT 2 Menit

BUNTU 18M

PJT : 12 M X WAKTU
FAKTOR PERENCANAAN MEANS OF ESCAPE

4. LEBAR UNIT EXIT


- RATE OF FLOW 40 orang/menit

- UNIT OF EXIT WIDTH 21


Mengapa harus dibuat
Tuntutan
Tuntutan Peraturan
Tuntutan
publik K3

Tuntutan Tuntutan
Media masa Pihak ke III

Tuntutan
Asuransi
Keadaan darurat adalah situasi/kondisi/kejadian yang
tidak normal
- Terjadi tiba-tiba
- Mengganggu kegiatan/organisasi/kumunitas
- Perlu segera ditanggulangi

Keadaan darurat dapat berubah menjadi bencana


(disaster) yang mengakibatkan banyak korban atau
kerusakan
Natural hazard (Bencana Alamiah)
- Banjir
- Kekeringan
- Angin topan
- Gempa
- Petir
Technological Hazard (KegagalanTeknis)
- Pemadaman listrik
- Bendungan bobol
- Kebocoran nuklir
- Peristiwa Kebakaran/ledakan
- Kecelakaan kerja/lalulintas
Huru hara
- Perang
- Kerusuhan
Pencegahan

Pemulihan Persiapan

Penanganan
1. Identifikasi bahaya dan Penaksiran resiko
2. Penakaran sumber daya yang dimiliki
3. Tinjau ulang rencana yang telah ada
4. Tentukan tujuan dan lingkup
5. Pilih tipe perencanaan yang akan dibuat
6. Tentukan tugas-tugas dan tanggung jawab
7. Tentukan konsep operasi
8. Tulis dan perbaiki
Tim penyusun
Harus melibatkan semua unsur manajemen, tetapi tidak
terlalu banyak orang

Muatan FEP
Memuat uraian lengkap terintegrasi dalam manajemen
secara menyeluruh
1. Rencana dasar
Pendahuluan
Tujuan, kebijakan dan dasar hukum
Ruang lingkup
Konsep operasi darurat
Organisasi dan uraian tugas
Distribusi

2. Pencegahan
Kebijakan K3 umum
Kebijakan pencegahan kebakaran
Tinjauan K3 umum
Inspeksi/kontrol
P2K3
3. Persiapan darurat
Program pelatihan
Pelaksanaan pelatihan
Fasilitas, Pasokan dan Peralatan
Kerja sama
Sistem informasi

4. Tanggap darurat
Komunikasi darurat untuk tim inti
Komunikasi darurat untuk umum
Evakuasi
Koordinasi dengan instansi terkait
5. Pemulihan
Penjelasan umum
Tim pemulihan
Investigasi
Analisis
Perhitungan Kerugian
Rehabilitasi
Standard Operating Procedure
Koordinator Ketua
Pihak Ke III Pj
No. Description unit/tim Penanggulangan DIREKSI
(DPK, POLRI, MEDIS ) Lantai
Balakar Situasi Darurat
1. Pegawai menemukan asap/api kecil
di ruangan terindikasi oleh alarm Mulai
lapor ke Security menindak lanjuti
Minta
dan melaporkan ke TBK, selanjutnya Tindaklanjut
Keputusan
minta persetujuan ketua dan
pembina. Alarm I
KPSD/GH
2. Team Balakar menghubungi ke Minta
DPK, POLRES Jaksel dan Ya Padam persetujuan
jajarannya, serta RS terdekat. Evakuasi
Tidak Ke Direksi
3. Security dan petugas lainnya
menanggulangi kebakaran sampai Setuju
DPK tiba.

4. KPSD menginstruksikan jajarannya Alarm II


untuk bergerak sesuai tugas &Paging
masing-masing dan beritahukan
pada seluruh penghuni bahwa
gedung dalam keadaan darurat dan
Alarm II dibunyikan. Evakuasi

5. Setelah alarm II berbunyi sesuai


persetujuan seluruh unit melaksana-
kan evakuasi dan berkumpul tempat Berkumpul
Absensi
yang aman untuk absen.
Laporan
6. Bila pada saat absen tidak lengkap, Ya Tidak
maka security segera mencari, Selesai LENGKAP Cari
apabila lengkap selesai.
PERATURAN K3
Undang-Undang No 1 th 1970
KEPMEN 187/MEN/1999
PENGENDALIAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA

PERATURAN KHUSUS EE
SYARAT-SYARAT K3 BAHAN YANG MUDAH TERBAKAR
* Ketentuan umum
* Bahan cair dan gas
* Bahan kapuk

PERATURAN KHUSUS K
SYARAT-SYARAT K3 BAHAN YANG MUDAH MELEDAK
* KETENTUAN UMUM
* DYNAMID (TRINITROTOLUENE)
* PETASAN (BUBUK ARANG + BELERANG + SENDAWA)
* ANFO (AMMONIUM NITRATE + FUEL OIL)
KLASIFIKASI BAHAN KIMIA BERBAHAYA
(KEPMEN 187/MEN/1999)

Bahan beracun
Bahan sangat beracun
Cairan mudah terbakar (Flash point >21oC - >55oC)
Cairan sangat mudah terbahar (Flash point < 21o C)
Gas mudah terbakar (Boiling point < 20o C)
Bahan mudah meledak
Bahan reaktif -----> + air
-----> + asam
Bahan oksidator
NILAI AMBANG KUANTITAS
KEPMEN 187/MEN/1999
PENGENDALIAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA

Bahan beracun 10 ton


Bahan sangat beracun 5 ton
Cairan mudah terbakar 200 ton
Cairan sangat mudah terbahar 100 ton
Gas mudah terbakar 50 ton
Bahan mudah meledak 10 ton
Bahan reaktif 10 ton
Bahan oksidator 10 ton

Anda mungkin juga menyukai