non scriptum) Hukum yang hidup sebagai convention di dalam badan-badan negara Hukum yang timbul karena putusan- putusan Hakim (Jurisprudentis) Hukum yang timbul karena kebiasaan- kebiasaan yang dipertahankan oleh masyarakat, baik masyarakat perkotaan maupun pedesaan. 2.Hukum yang tertulis (Jus Scriptum) Misalnya: Peraturan-peraturan perundang- undangan yang dikeluarkan oleh raja/sultan dahulu, pranata- pranata di Jawa, Peswara-peswara/ Titisara- Titisara di Bali, Surakarta, dan Aceh. 3. Uraian-Uraian tertulis yang biasanya merupakan hasil penelitian yang dihimpun/dibukukan. Misalnya: Hasil penelitian Prof. Soepomo: Hukum Perdata Adat Jawa Barat. Hasil Penelitian Prof. Djojodigoeno: Hukum Perdata Adat di Jawa Tengah. Team Penelitian yang ditunjuk oleh Pengadilan Tinggi Semarang: Masalah-masalah hukum perdata di Kota Madya Yogyakarta. Dll. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Hukum Adat
Magi dan Animisme
Agama Kekuasaan yang lebih tinggi dari persekutuan Hukum Adat Pengaruh Asing. Nilai atau Sifat Universal Hukum Adat 1. Asas gotong royong Kebiasaan masyarakat untuk jerja gugur gunung (bersama-sama), misalnya untuk membangun rumah, membuat saluran air untuk mengairi sawah, membuat tanggul untuk melindungi bahaya banjir, dll. Sistem perkawinan eksogami dalam masyarakat minangkbau dan tapanuli. 2. Fungsi sosial manusia dan milik dalam masyarakat Fungsi sosial manusia dalam masyarakat : Fungsi sosial milik dalam masyarakat. 3. Asas persetujuan sebagai dasar kekuasaan hukum. Kepala adat di dalam menjalankan tugas- tugasnya selalu bermusyawarah dengan para pembantunya, dan tidak jarang juga dengan para warganya. Hasil musyawarah itulah yang menjadi dasar kekuasaan hukum. 4. Asas perwakilan dan permusyawaratan dalam sistem pemerintahan.