Anda di halaman 1dari 32

Case Report Session

Oleh :
Muthia Musfi 1210070100050
Febri Yulia Sari 1210070100018
Indah Fitri Okta 1110070100026
Luvtia Hasanah 1210070100162
Rindy Adelia Ruslinda 1210070100005

Pembimbing :
dr. H. Yosse Rizal, SpKK

SMF ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN


RSUD Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI
2017
PENDAHULAN
Urtikaria dalam istilah awam lebih dikenal dengan istilah
kaligata atau biduran. Dapat terjadi akut maupun kronik.
Walaupun patogenesis dan penyebab yang dicurigai telah
diketahui, ternyata pengobatan yang diberikan kadang tidak
memberikan hasil seperti yang diharapkan. Penyebab urtikaria di
antaranya: obat, makanan, gigitan/sengatan serangga, bahkan
fotosensitizer, inhalan, kontaktan, trauma fisik, infeksi dan
infestasi parasit, psikis, genetik, dan penyakit sistemik.
Definisi
Urtikaria adalah reaksi vascular Angioedema adalah reaksi yang
pada kulit akibat berbagai macam menyerupai urtikaria, namun terjadi pada
sebab, ditandai dengan adanya edema lapisan kulit yang lebih dalam, dapat di
setempat yang cepat timbul dan submukosa atau di subkutis, serta dapat
menghilang perlahan-lahan, berwarna mengenai saluran nafas, saluran cerna,
dan organ kardiovaskular. Secara klinis
pucat atau kemerahan, meninggi di
ditandai dengan pembengkakan jaringan.
permukaan kulit, umumnya
Rasa gatal tidak lazim terdapat pada
dikelilingi oleh halo kemerahan angioedema, lebih sering diertai rasa
(flare) dan disertai rasa gatal yang terbakar dan lebih sering ditemukan di
berat, rasa tersengat atau tertusuk. daerah perioral, periorbital, lidah,
Sinonim : Hives, nettle rash, biduran, genetalia, dan ekstremitas.
gidu dan kaligata.
angioedema
urtikaria
Epidemiologi
Urtikaria
akut : < 6 minggu > 6 minggu : kronik

Urtikaria kronis umumnya dialami oleh orang dewasa, dengan


perbandingan perempuan : laki-laki adalah 2 : 1. Sebagian besar anak-anak
(85%) yang mengalami urtikaria, tidak disertai angioderma. Sedangkan 40%
dewasa yang mengalami urtikaria, juga mengalami angioderma. Sekitar 50%
pasien urtikaria kronis akan sembuh dalam waktu 1 tahun, 65% sembuh dalam
waktu 3 tahun dan 85 % akan sembuh dalam waktu 5 tahun. Pada kurang dari
5 % pasien, lesi akan meneatp lebih dari 10 tahun. Penderita atopi lebih
mudah mengalami urtikaria dibandingkan dengan orang normal.
Etiologi
Obat
Pada penelitian,
ternyata hampir 80%
Gigitan/sengatan
Makanan serangga tidak diketahui
penyebabnya.

Genetik Psikis

Parasit Fotosensitizer

Penyakit
Inhalan sistemik
Klasifikasi

Urtikaria dibedakan menjadi dua, yaitu urtikaria akut dan


urtikaria khronik. Dikatakan akut bila serangan berlangsung kurang
dari 6 minggu, atau berlangsung selama 4 minggu tetapi timbul
setiap hari; bila melebihi waktu tersebut digolongkan sebagai
urtikaria kronik.
Ada pula penggolongan berdasarkan penyebab urtikaria dan
mekanisme terjadinya, maka dikenal urtikaria imunologik, non
imunolgik dan idiopatik seperti berikut :
Urtikaria atas dasar reaksi imunologik
Bergantung pada IgE (reaksi alergik tipe I)
Pada atopi
Antigen spesifik (polen, obat, venom)
Ikut sertanya komplemen
Pada reaksi sitotoksik ( reaksi alergi tipe II )
Pada reaksi kompleks imun (reaksi alergi tipe III)
Defisiensi C1 esterase inhibitor (genetik)
Reaksi alergi tipe IV (urtikaria kontak)
Urtikaria atas reaksi non-imunologik
Langsung memacu sel mast sehingga terjadi pelepasan mediator
(misalnya obat golongan opiat dan bahan kontras)
Bahan yang menyebabkan perubahan metabolisme asam arakidonat
(misalnya aspirin, obat anti inflamasi non-steroid, golongan azodyes)
Trauma fisik, misalnya dermografisme, rangsangan dingin, panas atau
sinar, dan bahan kolinergik.
Urtikaria yang tidak jelas penyebab dan mekanismenya digolongkan
idiopatik
FAKTOR NON-IMUNOLOGIK FAKTOR IMUNOLOGIK

Bahan kimia pelepas mediator Reaksi Tipe I (IgE) inhalan,


(morfin, kodein) obat, makanan, infeksi
Faktor fisik (panas, dingin,
trauma, sinar X, cahaya) Sel Mast Reaksi Tipe IV (kontaktan)

Efek kolinergik Basofil


Pengaruh komplemen

Aktivitas komplemen
(Ag-Ab, venom, toksin)
Pelepasan Mediator :
H1, SRSA, serotonin, Reaksi Tipe II
kinin, PEG, PAF

Reaksi Tipe III

Faktor Genetik :
Vasodilatasi, Peningkatan Defisiensi C1
Alkohol, Emosi, Demam
permeabilitas kapiler esterase inhibitor
Familial cold urticaria
Familial heat urticaria

Idiopatik Urtikaria
GEJALA KLINIS
Rasa gatal yang hebat
Keluhan Rasa terbakar atau rasa tertusuk
subjektif

Lesi urtikaria (eritema dan edema setempat yang berbatas tegas) dengan berbagai ukuran.
Kadang bagian tengah lesi tampak lebih pucat.
Secara klinis

Terlihat edema dengan batas difus, disebut angioedema.


Melibatkan Lebih sering terkena pada bagian muka disertai sesak nafas, serak dan rhinitis.
jaringan yang Pada saluran cerna bermanifestasi sebagai rasa mual, muntah, kolik abdomen dan diare
lebih dalam
bentuknya sesuai dengan tekanan yang menjadi
penyebab.
Akibat tekanan Uji dermografisme menimbulkan lesi urtika yang
mekanis linier pada kulit setelah digores benda tumpul.

Urtika dengan ukuran kecil 2-3 mm, folikular dan


dipicu oleh peningkatan suhu tubuh akibat latihan
fisik, suhu lingkungan yang sangat panas dan emosi
Urtikaria
kolinergik Terutama dialami oleh remaja dan dewasa muda.
DIAGNOSIS

Anamnesa
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan darah, urin Pemeriksaan histopatologis


dan feses rutin kulit

Pemeriksaan kadar IgE total dan eosinophil Tes foto tempel

Pemeriksaan gigi, THT, dan usapan genitalia


Suntikan mecholyl intradermal
interna wanita

Uji gores(scratch test), uji tusuk(prick test), tes


Uji dermografisme dan uji es batu (ice cube test)
intradermal

Tes eliminasi makanan Uji serum autolog


Urtikaria

Diagnosis
Banding

Ptiriasis rosea tipe Purpura


Vaskulitis papula anafilaktik
Penatalaksanaan

Antihistami
n

H1- blocker H2- blocker


H1- Blocker
AH1- ns
Tidak memiliki efek
penenang
Mulut kering
Sakit kepala
mual

AH1- s
Memiliki efek penenang
Pusing
Konstipasi
Penglihatan kabur
Mulut kering
Lini I (AH1- ns)

Lini II (4x AH1- ns)

Lini III (AH1- s + antagonis


leukotriene)

Lini IV (penambahan
antihistamin H-2 +
imunoterapi)
Prognosis

Prognosis dari urtikaria akut baik, karena


penyebabnya dapat diketahui dengan mudah.
Pada urtikaria kronik, prognosis lebih buruk

Urtikaria yang luas atau disertai angioedema


merupakan kedaruratan dalam ilmu kesehatan
kulit dan kelamin, sehingga membutuhkan
penanganan yang lebih tepat.
Laporan Kasus
IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. X
Umur : 50 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : PNS
Status : Menikah
Alamat : Bukittinggi
Suku : Minang
Keluhan Utama :
Timbul bentol kemerahan dan gatal dipunggung sejak tadi pagi.

Riwayat Penyakit Sekarang : Riwayat Penyakit Dahulu :


Timbul bentol kemerahan dan gatal Riwayat Penyakit yang sama tidak
dipunggung sejak tadi pagi. ada
Bentol kemerahan muncul tiba-tiba Riwayat alergi makanan tidak ada
disertai rasa agak panas dikulit dan Riwayat alergi obat tidak ada
gatal. Riwayat gigi berlobang tidak ada
Pasien sangat sibuk dikantor dan Riwayat mengoleskan /
sering tidur larut malam. menggunakan zat di punggung tidak
ada
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit yang
sama.

Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis Cooperative
Status Gizi : Baik
Pemeriksaan Thorax : Diharapkan dalam batas normal
Pemeriksaan Abdomen : Diharapkan dalam batas normal
STATUS DERMATOLOGIKUS

Lokasi : Di punggung
Distribusi : Terlokalisir
Bentuk : Tidak khas
Susunan : Konfluens
Ukuran : Lentikular sampai Plakat
Efloresensi : Makula eritema, urtika.
Status Venerologikus : Tidak ditemukan kelainan
Kelainan selaput : Tidak ditemukan kelainan
Kelainan kuku : Kuku dan jaringan sekitar kuku tidak ditemukan kelainan
Kelainan rambut : Tidak ditemukan kelainan
Kelainan kelenjar limfe : Tidak terdapat pembesaran KGB.
Urtikaria di punggung
Pemeriksaan Anjuran :
1.Pemerisaan darah, urin, dan feses rutin untuk menilai ada
tidaknya infeksi yang tersembunyi, infestasi, atau kelainan alat
dalam.
2.Uji gores (scratch test) dan uji tusuk (prick test)

Diagnosis kerja dan diagnosis banding :


Diagnosis Kerja : Urtikaria Akut
Diagnosis Banding : Pitiriasis rosea tipe papular
1.Penatalaksanaan umum 2.Penatalaksanaan Khusus
Menjelaskan kepada pasien tentang Sistemik :
penyakitnya, kemungkinan faktor Cetirizin HCL tablet 10 mg 1 kali
penyebab atau pencetus dan sehari
pentingnya upaya menghindarinya Topikal :
serta pengobatan penyakitnya
Caladine lotion 60 ml, dioleskan pada
Jangan menggaruk lesi lesi 2 kali sehari sesudah mandi
Minum obat teratur
Beristirahat yang cukup
RSUD Acmad Mochtar
Ruangan/poliklinik: kulit dan kelamin
Dokter: dr. YR
SIP No: 2808/SIP/2017
Bukittinggi, 28 Agustus 2017

R/ Citirizine Hcl tab 10 mg No. X


S1dd tab 1

R/ Caladine lotion 60 ml fls No. I


Sue

Pro : Tn. X
Umur : 50 tahun
Alamat : Bukittinggi
Cetirizin 10 mg

Caladine Lotion 60ml


Prognosis

Quo ad sanationam : Bonam


Quo ad vitam : Bonam
Quo ad kosmetikum : Bonam
Quo ad functionam : Bonam
Kesimpulan

Dari laporan kasus diatas dapat diambil kesimpulan bahwa


pasien didiagnosa dengan urtikaria akut karena dari anamnesis dan
pemeriksaan fisik mendukung kearah diagnosis tersebut. Beberapa
faktor pencetus dari urtikaria seperti obat, alergi makanan, inhalan,
kontaktan, bahan fotosentitizer, gigitan serangga, trauma fisik, infeksi
dan psikis. Sehingga penatalaksanaan pertama dari urtikaria yaitu
menghindari faktor pencetusnya. Pemberian antihistamin juga sangat
membantu dalam proses penyembuhan penyakit dan jika diperlukan
dapat diberikan kortikosteroid.

Anda mungkin juga menyukai