Pemodelan
Ada dua fasa dalam pemodelan
Pemodelan trafik yang masuk (incoming traffic) model trafik
Pemodelan sistem model sistem
MODEL SYSTEM
4
5
Mixed system
Ukuran buffer terbatas (0 < m < )
Bila ada panggilan yang datang ketika semua server sibuk, namun
masih ada tempat yang kosong di buffer, maka panggilan akan
menempatinya untuk menunggu dilayani
Bila panggilan datang ketika buffer penuh dan semua server sibuk,
panggilan tersebut akan dihilangkan
Penanganan Blocked Calls
9
Penanganan Blocked Calls
Trunk
F=first attemp O=offered
C=carried traffic
Call held
10
Penanganan Blocked Calls
Tipe utama dari block call adalah sebagai berikut :
Lost Calls Held (LCH) : Originally LCH was based on the
theory that all calls introduced to a traffic system were held for
a finite amount of time.
Lost Calls Cleared (LCC) : These blocked calls are cleared
from the system
Lost Calls Delayed (LCD) : These blocked calls remain on the
system until facilities are available to service the call
Lost Calls Retried (LCR): LCR assumes that once a call is
blocked, a percentage of the blocked callers retry and all other
blocked callers retry until they are serviced. LCR is a derivative
of the LCC model and is used in the Extended Erlang B model
11
Types of Blocking Models
12
Types of Blocking Models
Blocked Calls Held (BCH)
Blocked calls remain in the system for the amount of time it
would have normally stayed for
If a server frees up, the call picks up in the middle and
continues
Not a good model of real world behaviour (mathematical
approximation only)
Tries to approximate call reattempt efforts
13
Types of Blocking Models
Blocked Calls Wait (BCW)
Blocked calls enter a queue until a server is available
When a server becomes available, the calls holding time begins
14
Blocked Calls Cleared (BCC)
2 sources
10 minutes
Source #1
Offered Traffic 1 3
Total Traffic Offered:
Source #2 TO = 0.4 E + 0.3 E
Offered Traffic 2 4 TO = 0.7 E
Source #1
Offered Traffic 1 3
Total Traffic Offered:
Source #2 TO = 0.4 E + 0.3 E
Offered Traffic 2 4 TO = 0.7 E
Traffic
2nd call is held until server free
Carried 1 2 2 3 4
2nd call is served
Source #1
Offered Traffic 1 3
Total Traffic Offered:
Source #2 TO = 0.4 E + 0.3 E
Offered Traffic 2 4 TO = 0.7 E
18
Overflow System
Pada sebuah loss system di circuit switch,sistem bisa saja terdiri
dari 2 bagian, yaitu :
1. Primary system = m1 server
2. Secondary system= m2 server
Bila call masuk pada saat semua server pada primary system
occupied, maka akan dilakukan overflow ke secondary system.
MODEL TRAFIK
21
Pemilihan Model Trafik
22
Pemilihan Model Trafik
Dalam pemilihan model trafik, perlu diperhatikan
parameter-parameter berikut :
pola kedatangan trafik
trafik yang ditolak (penanganan panggilan yang ditolak)
jumlah dari sumber trafik,
waktu genggam (holding time)
23
Pola kedatangan trafik & distribusi probabilitas
kedatangan
24
Pola kedatangan panggilan smooth (Smooth Call Arrival
Pattern)
25
Peaked Call Arrival Pattern
26
Random Call Arrival Pattern
27
28
Model Trafik
A
Call datang
S N
SUMBER Call yg dibawa
DEVICE
29
Pendekatan Analisa Trafik
Diagram Kondisi
n n+1
30
Pendekatan Analisa Trafik
Diagram Transisinya
Kedatangan = kelahiran
0 1 2 n
31
Pendekatan Analisa Trafik
Koefisien Kelahiran dan Kematian
bn-1 bn
n-1 n n+1
dn dn-1
bn-1P(n-1) = dnP(n) d2
d1
32
33
bn-1P(n-1) = dnP(n)
l l l l l
0 1 2 n
m 2m 3m nm (n+1)m
36
lP(0) = 1mP(1)
A.P(0) = 1.P(1)
A.P(1) = 2.P(2)
A.P(2) = 3.P(3)
..
.
A.P(n-1) = n.P(n)
l l l l
Ambil
sebagian state
diagram 0 n-2 n-1 n
Sehingga
1 = P(0) . [ 1 + A + A^2/2! + A^3/3!+.] = P(0) . e^A
P(0) = e^(-A)
Distribusi Poisson(5)
Trafik yang memenuhi distribusi Poisson disebut juga Pure Chance
Traffic atau Kedatangan Acak (Random Arrival)
Ciri penting distribusi Poisson : Harga rata-rata sama dengan
variansinya
Diagram transisi kondisinya :
l l l l l
0 1 2 n
m 2m 3m nm (n+1)m
40
Distribusi Poisson(6)
Bila trafik yang terdistribusi Poisson ditawarkan melalui
elemen gandeng ke berkas keluar yang jumlah
salurannya tak terhingga, maka seluruh trafik yang
ditawarkan akan dapat diolah oleh berkas keluar; artinya
tidak ada trafik yang hilang (ditolak)
Distribusi Poisson
42
Distribusi Erlang(1)
Kondisi sistem :
Kedatangan panggilan acak dan independent satu sama lain
Jumlah sumber panggilan tak terhingga
Laju rata-rata datangnya panggilan konstan (a=l)
Tak tergantung jumlah pendudukan yang sudah ada karena sumber panggilan tak
terhingga
Jumlah saluran yang melayani terbatas dan merupakan berkas
sempurna
Tidak setiap panggilan yang datang selalu dapat dilayani; panggilan yang datang
pada saat semua saluran diduduki akan tidak dapat dilayani; panggilan-panggilan
yang tidak dapat dilayani akan dihilangkan (ditolak) Sistem Rugi
Pola waktu pendudukan terdistribusi exponensial negatif
Waktu pendudukan rata-rata = h = 1/m
43
Distribusi Erlang(2)
Rumus Rugi Erlang
Dapat digunakan untuk menghitung prosentase panggilan
yang hilang bila trafik yang ditawarkan dan jumlah saluran
keluar yang menampung diketahui
Penurunan rumus menggunakan diagram transisi kondisi
dan persamaan kesetimbangan
Koefisien kelahiran = l (konstan)
Koefisien kematian = nm
A = l/m
44
Distribusi Erlang(3)
l l l
l l
0 1 2 N-1 N
m 2m 3m (N-1)m Nm
lP(0) = 1mP(1)
A.P(0) = 1.P(1)
A.P(1) = 2.P(2)
A.P(2) = 3.P(3)
..
.
A.P(n-1) = n.P(n)
..
.
A.P(N-1) = N.P(N)
45
Distribusi Erlang(4)
Dari persamaan kesetimbangan tersebut bisa kita peroleh
A A2 A3 An
P(n) = P(n-1) = P(n-2) = P(n-3)= = P(0)
n n(n-1) n(n-1)(n-2) n!
An
Jadi P(n) = P(0), dengan n = 0,1,2,,N
n!
Mencari P(0) :
N A2 A3 AN
1= P(n) = P(0) { 1+A+ 2!
+
3!
++
N!
}
n=0
1
Jadi P(0) =
N
An
n=0 n!
46
Distribusi Erlang(6)
contoh :
Pada kelompok sirkit yang terdiri dari 3 sirkit, ditawarkan trafik
sebesar 2 erlang. Berapa trafik yang akan lost
AN
N!
P(N) = E1,N(A) = EN(A) = B =
A2 AN
1+A+ ++
2! N!
Ditabelkan
Cara membaca tabel erlang
Berapa trafik yang dapat ditawarkan,jika saluran yang
disediakan N=8 dan probabilitas bloking 0.02 ?
Dari tabel dapat dicari dengan menarik garis untuk N=8
dan Pb=0.02, dari tabel didapatkan, traffik yg
ditawarkan sebesar 3.627
50
Cara membaca tabel erlang
51
52
B = 1%
N A A/N
2 0,15 0,075
4 0,87 0,215
10 4,46 0,440
50 37,90 0,760
55
B = 1%
N A 1,1A (A naik 10%) Trafik 1,1A dan dengan N tetap;
B berubah menjadi
2 0,15 0,165 0,012 (=1,2 %)
4 0,87 0,957 0,013 (=1,3 %)
10 4,46 4,906 0,015 (=1,5 %)
50 37,90 41,690 0,030 (=3,0 %)
56
i
A
i 0
i!
A N 1
( N 1)!
E N 1 ( A) N 1
i
A
i 0
i!
A AN
( N 1) N !
E N 1 ( A) N i
A A N 1
i 0 i!
( N 1)!
57
A
E N ( A)
( N 1)
E N 1 ( A)
A N 1 1
1 N i
( N 1)! A
i 0 i!
A.E N ( A)
E N 1 ( A)
A AN 1
( N 1)(1
N 1 N! N
Ai
i 0 i!
58
A.E N ( A)
E N 1 ( A)
( N 1) A.E N ( A))
sehingga :
A.E N 1 ( A)
E N ( A) dengan E0 (A) =1
N A.E N 1 ( A))
Inisialisasi
A=x
N=1
B=y%
A.E N 1 ( A)
E N ( A)
N A.E N 1 ( A))
Y
N=Q
T
STOP
N=N+1
60
Inisialisasi
A=x
N=1
B=y%
A.E N 1 ( A)
E N ( A)
N A.E N 1 ( A))
Y
EN(A)
>B
T
STOP
N=N+1
iterasi berhenti kalau B yang dihitung E(N)B, maka ierasi berhenti., dan N yang dicari adalah N
61
C C
mesh
star
D D
A A B
B
62
38.4% utilization
67
Efficiency of Large Groups (2)
One trunk group offered 10 Erlangs, and B(n,A)=0.002
10 E n=20
N=? From traffic tables, find B(20,10) 0.002
n = 20 trunks
Trunk efficiency?
TC 10(1 0.002)
0.499
N 20
49.9% utilization
68
Metode pencarian jalan dalam model erlang B (sentral
step by step):
69
Metode Homing
pada metode homing, pemilihan jalan selalu mulai dari
1,2,3dst. Ini berarti bahwa setelah selector dipakai, wiper
selalu dikembalikan ke tempat semula (permulaan jalan keluar ke
1) dan beban atau muatan trafik pada jalan-jalan keluar
permulaan lebih besar dari pada jalan-jalan keluar akhir.
70
Metode Homing
Y1
R1
Y2
A
R2
Y3
R3
YN
RN
71
Perhitungan muatan pada homing
selector.
Di berkas masuk terdapat trafik A yang ditawarkan ke
berkas keluar yang terdiri N saluran. Karena setiap
pengetesan jalan keluar selalu dimulai dari jalan ke 1,
kemudian jalan ke 2, dst,
maka :
Besarnya R1, R2, R3RN dapat dihitung dengan rumus rugi
erlang .
RN A.EN ( A)
72
Perhitungan muatan pada homing
selector.
R1=A-Y1, Dimana Y1 adalah besarnya trafik yang dimuat oleh
jalan keluar ke 1
R2=R1-Y2, Dimana Y2 adalah besarnya trafik yang dimuat oleh
jalan keluar ke 2
R3=R2-Y3, Dimana Y3 adalah besarnya trafik yang dimuat oleh
jalan keluar ke 2
dst
maka Y1,Y2,Y3..YN dapat dihitung (jadi muatan tiap
saluran dapat dihitung.
73
Metode non homing
metode non homing
pada metode non homing pemilihan jalur keluar tidak selalu
dimulai dari jalan keluar ke 1, tetapi sembarang jalan keluar,
tergantung /dimulai dari jalan keluar yang terakhir dipakai. Ini
berarti, wiper setelah dipakai (pembubaran) tidak dikembalikan
ke tempat semula/jalan keluar ke 1 dan muatan trafiknya merata
ke seluruh jalan keluar.
74
Metode non homing
Y1
R1
Y2
A
Y3
R3
YN
RN
75
Perhitungan muatan untuk non homing
selector
Karena muatan tiap jalan keluar (saluran) rata/sama maka dapat dihitung sbb:
Maka :
Y1=Y2=Y3=Y/N
Dimana N
Y (muatan trafik pada berkas keluar) A
Y= A-RN
RN= A. B(N,A) B(N, A) N N! i
A
i 0 i!
76
Contoh :
Penyelesaian :
Y1=Y2=Y3=Y/N= Y/3
Y = A R3 A3
R3= A. B(3,A)
B(3, A) 3 3! i
A
i 0 i!
77
Model Extended Erlang B
78
Model Extended Erlang B
Pada erlang B diasumsikan pemanggil tidak pernah
mengulangi panggilannya ketika tidak berhasil dilayani.
Panggilan yang mengulang dianggap sebagai panggilan
baru, tetapi pada kenyataanya terdapat sejumlah user
yang mengulang.
79
Asumsi Extended Erlang B
Model trafik Extended Erlang B berdasarkan asumsi sebagai
berikut :
Jumlah sumber tidak terbatas
Pola kedatangan trafik acak
Panggilan yang ditolak dihilangkan (Blocked calls cleared)
Tidak ada overflow
Hold times exponentially distributed
Ada panggilan yang mengulang setelah diblok.
80
Asumsi Extended Erlang B
Untuk menghitung probabilitas bloking dengan menggunakan
EEB diperlukan :
total trafik yang ditawarkan,
jumlah saluran
prosentase panggilan yang ditolak mencoba lagi (0% s/d 100
%).
81
Diagram alir dari model EEB
Trafik yg dilayani
oleh Pilihan pertama
yes ( Y)
Trafik yang
Sumber Pilihan pertama
ditawarkan
trafik tersedia ?
(A)
No
Trafik yg
ditolak (R)
R= A.Pb
Panggilan yg
Disposal of block Trafik
mengulang
call overflow
m= R. rf
82
Contoh :
bandingkan nilai probabilitas bloking model erlang B dan EEB
dengan prosentase panggilan yang mengulang 50 %. Trafik
yang ditawarkan (A) sebesar 3 Erlang dan jumlah saluran
(N)=6.
83
contoh
Dengan menggunakan model EEB, perhitungan
probabilitas bloking dengan cara iterasi. Beberapa kali
iterasi harus dilakukan untuk mendapatkan nilai
probabilitas bloking yang dimaksud. Langkah-langkah
perhitungan dengan menggunakan model EEB adalah
sebagai berikut :
Pertama, hitung probabilitas bloking model erlang B untuk trafik yang
ditawarkan sebesar A dan jumlah saluran sebanyak N
Kedua, iterasi perhitungan sampai probabilitas blocking menjadi stabil.
Lihat contoh tabel.
84
contoh
No N A Pb R (erlang) M (erlang) O Y Y+O A+M
N = jumlah saluran
A= trafik yang ditawarkan
R=trafik yang di tolak berkas (pilihan) pertama
R = A. Pb
Pb=probabilitas bloking model erlang B
M = trafik yang mengulang
M = R * rf
O = overflow trafik
O = R * (1-rf)
Y = trafik yang dibawa oleh pilihan pertama
85 Y = (A R) + M
Model Engset dan Binomial
Berkas keluar
Berkas masuk g (berkas sempurna)
Switching network
s = terbatas n = terbatas
Persamaan engset mirip dengan formula erlang B, tetapi terdapat satu perbedaan
yaitu jumlah pemanggil (panggilan) yang terbatas, jadi persamaan engset digunakan
ketika jumlah populasi kecil (kurang dari 200). Untuk populasi yang besar,
persamaan engset dan erlang B memberikan hasil yang sama ( buktikan !)
87
Asumsi Model Engset
Model Engset berdasarkan pada asumsi berikut :
Jumlah sumber yang terbatas
Pola kedatangan trafik yang terbatas
Panggilan yang ditolak dihilangkan (block call cleared)
Holding time terdistribusi eksponensial
88
Sl (S-1)l (S-2)l (S-3)l
0 1 2 3
m 2m 3m 4m
90
Persamaan kesetimbangan
Persamaan kesetimbangan : (s-n)lP(n)=(n+1) P(n+1)
Untuk n=0
s.lP(0)=P(1)
P(1)=(s. l/) P(0), dimana l/ =A (intensitas trafik)
P(1)=s. A.P(0)
Untuk n=1
(s-1)lP(1)=2P(2)
P(2)=((s-1) l/2) P(1)
P(2)=((s-1) A/2) P(1)
P(2)=((s-1) A/2 ) s A P(0)
P(2)=(s-1)s. A2/2 P(0)
91
Persamaan kesetimbangan
Untuk n=2
(s-2)lP(2)=3P(3)
P(3)=(s-2) l/3.P(2)
P(3)=(s-2) A/3.P(2)
P(3)=(s-2) A/3 (s-1)s. A2/2 P(0)
P(3)=(s-2) (s-1)s. A3/3! P(0)
A3 s!
P(3) P(0)
3! (s 3)!
AN s!
P(N) P(0)
N! (s N)!
An s!
P(n) P(0)
n! (s n)!
PERSAMAAN KESETIMBANGAN
n
S! l
Didapat P( n ) . .P(0)
n! ( S n )! m
n
S l
Untuk Engset (S > N): P(n) P(0)
n m
1
Aturan probabilitas: P(0) j
N
l
S
j 0 j m
n
l
S
Sehingga: P ( n) n m
j
N
S l
j 0 j m
93
Distribusi Engset
Bila n=N , maka P(N) merupakan probabilitas semua saluran
sibuk (Kongesti waktu) = Probabilitas kondisi N
Kongesti panggilan : jumlah panggilan yang ditolak dibagi
dengan jumlah seluruh panggilan yang datang
Jumlah panggilan yang ditolak (dlm. 1 jam) :
(S-N)l.P(N)
Jumlah seluruh panggilan yang datang (dalam 1 jam) :
N
(S-j)l.P(j)
j=0
Call congestion:
S 1 l
N
R( N ) N m
S 1 l
i
N
i 0 i m
S l
P(n ) .P(0)
n m
1
Persamaan normal:
P(0) j
S
S l
j 0 j m
Hitung probabilitas bloking pada system PABX jika terdapat
2 panggilan per menit, PABX tersebut terdapat 3 saluran dan
5 pelanggan., PABX tersebut mampu melayani 1 panggilan
per menit
HAPPY LEARNING !!