Kompem
Kompem
Komunikator Efek
Pesan Komunikan
(Dinas Media 1. Kognitif
(Pajak (Uber,
Perhubungan, (Verbal) 2. Afektif
Uber) Masyarakat)
Uber) 3. Behavioral
Feedback
HASIL PENELITIAN RUMUSAN MASALAH 1
Faktor yang menyebabkan uber tidak membayar pajak kendaraan
angkutan umum dikarenakan uber berkeyakinan pada undang-
undang tentang kewajiban pajak bahwa usaha yang wajib
dikenakan pajak adalah usaha yang harus memiliki kantor operasi.
Sedangkan pada saat awal mereka terbentuk, mereka tidak
memiliki kantor tempat operasi. Sekarang ketika mereka sudah
memiliki kantor operasi. Pihak uber mengatakan jika mereka bukan
kegiatan usaha di bidang jasa transportasi kendaraan umum karena
kendaraan mereka tidak berplat kuning seperti angkutan umum
lainnya. Kendaraan yang digunakan juga bukan milik perusahaan
uber sehingga pengendara harus membayar pajak kendaraan
pribadi yang lebih mahal jika dibanding dengan pajak kendaraan
milik usaha bidang transportasi angkutan umum.
Selain itu, uber juga mengatakan jika usaha mereka tidak
bergerak di bidang penyedia jasa transportasi umum, melainkan
usaha yang bergerak di bidang penyedia aplikasi yang
menghubungkan antara pengendara uber dengan konsumen
yang akan menggunakan jasa dari pengendara uber tersebut.
Terlebih penghasilan pengendara uber yang sampai sekarang
masih 100% untuk pengendara uber tersebut dan pengendara
uber hanya diwajibkan untuk membayar fee koperasi sebesar
Rp25.000,00 untuk setiap 1 periode (1 periode=1 minggu).
Selain itu, usaha yang bergerak di bidang yang sama dengan apa
yang mereka lakukan, seperti Toko Pedia, Buka Lapak, dll.juga
tidak diwajibkan untuk membayar pajak sehingga mereka
merasa tidak adil. Karena hal itu, akhirnya mereka memutuskan
untuk tidak membayar pajak dan mereka merasa jika keputusan
tersebut merupakan keputusan yang terbaik yang telah mereka
pilih.
HASIL PENELITIAN RUMUSAN MASALAH 2
Diver pesaing mengatakan jika keberadaan uber mempengaruhi pekerjaan
mereka karena konsumen mereka menjadi semakin menurun dan beralih
menggunakan uber. Mereka mendukung agar uber membayar pajak, dan berharap
agar pemerintah segera menyelesaikan masalah pajak uber ini agar tercipta keadilan
antar sesama usaha bidang jasa transportasi kendaraan umum. Namun dari sudut
pandang konsumen sendiri, mereka merasa sangat terbantu dengan adanya layanan
uber karena beragam alasan. Masyarakat beranggapan bahwa uber tidak bersalah atas
masalah ini karena menurut mereka, uber tidak memiliki payung hukum yang
mewajibkan pihak uber untuk membayar pajak kendaraan dan alasan lainnya.
Masyarakat juga memiliki solusi yang menurut mereka bisa diterapkan yaitu harus
adanya perubahan yang dilakukan oleh angkutan umum plat kuning, dengan
meningkatkan keamanan dan kenyamanan dari kendaraan yang digunakan dan
meningkatkan mutu pelayanan dari angkutan umum plat kuning yang diharapkan tidak
terciptanya kesenjangan dari persepsi masyarakat terhadap pelayanan yang diterima
oleh mereka dari jasa angkutan umum plat kuning dan angkutan online seperti uber.
Selain itu, masyarakat mereka merasa tidak keberatan apabila dibuat peraturan atau
mengatur tentang kewajiban uber untuk membayar pajak asal disusun secara adil dan
senetral mungkin serta tidak merugikan masyarakat sebagai pihak konsumen.
HASIL PENELITIAN RUMUSAN MASALAH 3
Menurut pihak uber dan pihak Dinas Perhubungan, hingga saat ini belum ada hukum
yang mengontrol pajak transportasi online karena menurut pihak Dinas Perhubungan
peraturannya masih dalam tahap pembahasan yaitu dengan akan diadakannya revisi
pada Permen no. 32 tahun 2016. Kedua pihak mengatakan jika sebuah sistem kontrol
perihal pajak transportasi online perlu dibuat agar uber merasa jelas akan landasan
mereka dalam kewajiban membayar pajak dan untuk menciptakan persaingan yang
lebih sehat dengan transportasi konvensional sebagai alasan pihak Dinas
Perhubungan. Kedua belah pihak juga merasa jika kejadian demo yang telah terjadi
sebelumnya, merupakan salah satu efek dari tidak adanya sistem kontrol mengenai
peraturan pajak sistem transportasi online. Pihak uber mencoba menjelaskan
mengenai alasan mereka tidak membayar pajak dan Dinas Perhubungan berusaha
untuk mempercepat pembuatan peraturan tersebut bersama dengan Kemenhub,
untuk menyikapi demo tersebut.
Sampai saat ini, mereka mengatakan jika komunikasi antara
pihak Dinas Perhubungan dengan pihak uber sudah mulai
berangsur baik sebagai efek dari adanya komunikasi antara
kedua belah pihak. Meskipun pihak Dinas Perhubungan masih
menunggu pihak uber untuk membayar pajak. Pihak Dinas
Perhubungan mengatakan jika suatu komunikasi dapat dikatakan
berhasil, apabila pihak uber membayar pajak sebagai
kewajibannya sebagai badan usaha. Sementara pihak uber
berpendapat jika komunikasi yang baik adalah bentuk
komunikasi yang bisa membuat hubungan menjadi membaik jika
sebelumnya hubungan tersebut tidak baik, dan membuat
keadaan yang sudah baik menjadi semakin baik. Sementara itu,
konsumen sebagai pihak pengguna uber berpendapat jika pihak
uber harus segera menyelesaikan masalah pajak uber
secepatnya, dengan jalan kekeluargaan ataupun melibatkan
pihak ketiga agar mereka tidak khawatir lagi saat menggunakan
pelayanan uber.
HASIL ANALISIS RUMUSAN MASALAH 1
Untuk teori WHO mengenai faktor penyebab seseorang melakukan suatu
hal, itu sesuai dengan apa yang dikatakan oleh perusahaan uber jika mereka tidak
membayar pajak karena mereka memiliki keyakinan jika mereka bukanlah usaha
yang bergerak di bidang jasa transportasi angkutan umum melainkan usaha
berbasis aplikasi sehingga mereka tidak memiliki kewajiban untuk membayar pajak
kendaraan dan juga karena mereka memiliki referensi dalam melalukan hal tersebut
yaitu usaha yang bergerak di bidang yang sama dengan mereka yang tidak
diwajibkan untuk membayar pajak seperti Toko Pedia. Untuk teori keputusan juga
ditemukan kecocokan yaitu uber tidak membayar pajak atas pertimbangan
sebelumnya terkait alasan mereka tidak membayar pajak dan mereka merasa jika
pilihan tersebut sudah merupakan pilihan yang terbaik.
Terkait permasalahan diatas, apa yang dilakukan uber tersebut
sebenarnya merupakan suatu tindakan yang wajar dilakukan karena sesuai dengan
Teori Cressey, yang mengatakan jika biasanya individu/organisasi akan melakukan
rasionalisasi untuk mencari pembenaran atas tindakan yang dilakukannya. Namun
karena hal tersebut, akhirnya apa yang dilakukan oleh perusahaan uber yang tak
membayar pajak ini, menyebabkan suatu akibat terhadap perusahaan uber sendiri.
Hal ini sesuai dengan Teori Kausalitas yang mengatakan jika suatu akibat akan
terjadi karena adanya suatu sebab tertentu.
HASIL ANALISIS RUMUSAN MASALAH 2
Sesuai dengan teori pilihan rasional yang menjelaskan bahwa setiap
orang memilih sesuatu didasari dengan nalar yang rasional, memaksimalkan
kegunaan, dan memuaskan keinginan serta kebutuhan, serta sesuai dengan teori
perilaku yang membagi perilaku menjadi perilaku tertutup dan perilaku terbuka.
Hasil yang didapat sudah sesuai baik dari segi pernyataan pengendara angkutan
umum plat kuning maupun masyarakat. Bukti nyatanya dari kesesuaian teori
dengan kenyataan pada kasus ini dapat dilihat pada saat para pengendara
angkutan umum yang bersama-sama menjalankan aksi protes terhadap
ketidakadilan yang mereka alami sehingga mereka berusaha untuk
memuaskan keinginan mereka dengan cara menuntut pemerintah membuat
peraturan atau undang-undang yang mengatur tentang kewajiban uber untuk
membayar pajak. Bukti lainnya dapat dilihat dari sudut pandang masyarakat yang
tidak merasa keberatan apabila dibuat peraturan atau undang-undang mengenai
pajak uber, namun tidak setuju apabila tarif layanan naik. Hal ini sesuai dengan
Teori Prospek yang menjelaskan bahwa seseorang akan cenderung menghindari
pertaruhan keuntungan yang sudah di depan mata atau sudah pasti. Perilaku ini
disebut dengan risk aversion. Tapi dalam keadaan merugi, makan seseorang akan
cenderung berani mengambil risiko. Perilaku ini disebut dengan risk seeking.
HASIL ANALISIS RUMUSAN MASALAH 3
Terkait teori sibernetika yang menyatakan bahwa sistem pengontrol, dalam hal ini
peraturan mengenai pajak transportasi Online, didasarkan atas komunikasi antara sistem
dan lingkungan dan antar sistem. Serta terkait teori the spiral of silence tentang
terbentuknya pendapat umum yang saling memengaruhi komunikasi masa. Hal tersebut
sesuai dengan hal yang dinyatakan oleh pihak Uber dan Dinas Perhubungan mengenai
komunikasi di antara kedua belah pihak. Komunikasi yang baik diperlukan untuk
menghasilkan peraturan mengenai pajak transportasi Online. Peraturan tersebut diperlukan
untuk menyelesaikan permasalahan pajak pihak Uber. Selain itu, peraturan tersebut
diharapkan mampu menyelesaikan masalah antara pihak Uber dengan pihak transportasi
konvensional, dengan adanya kesetaraan hak dan kewajiban diantara keduanya. Pihak
konsumen juga mengharapkan agar pihak yang terlibat dalam kasus uber yaitu pemerintah
dan pihak uber segera teratasi dengan melakukan berbagai upaya untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut.Hal tersebut sesuai dengan teori Proses Sosial yang mengatakan
bahwa komunikasi dan kontak sosial antar orang-perorangan atau kelompok-kelompok
sosial yang saling bertemu diperlukan untuk menentukan sistem serta bentuk-bentuk
hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang
menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang telah ada. Proses sosial dapat diartikan
sebagai pengaruh timbal-balik antara berbagai segi kehidupan secara bersama-sama.
SIMPULAN
1. Uber tidak mau membayar pajak karena berdalih
mereka bukan usaha dalam bidang jasa angkutan
transportasi umum karena mereka tidak menggunakan
plat kuning dalam kendaraannya seperti angkutan umum
lain dan mengatakan jika mereka merupakan usaha
berbasis aplikasi yang menghubungkan pengendara mobil
dengan konsumen yang akan menggunakan jasa dari
pengendara mobil tersebut.Sehingga pihak uber tidak
memiliki kewajiban untuk membayar pajak sama halnya
dengan Toko Pedia, Buka Lapak, dll Akhirnya karena
alasan tersebut, membuat uber memutuskan untuk tidak
membayar pajak karena sudah menjadi pilihan yang
terbaik untuk mereka.
2. Keberadaan uber mempengaruhi pekerjaan driver lain (taxi,
angkot) karena konsumen menjadi semakin menurun dan beralih
menggunakan uber. Mereka mendukung agar uber membayar
pajak, dan berharap agar pemerintah segera menyelesaikan
masalah pajak uber ini agar tercipta keadilan antar sesama usaha
bidang jasa transportasi kendaraan umum. Namun dari pihak
konsumen, mereka merasa sangat terbantu dengan adanya
layanan uber. Masyarakat beranggapan bahwa uber tidak bersalah
atas masalah pajak uber karena tidak memiliki payung hukum
untuk membayar pajak kendaraan dan alasan lainnya. Masyarakat
menawarkan solusi agar adanya perubahan yang dilakukan oleh
angkutan umum plat kuning, dengan meningkatkan keamanan dan
kenyamanan dari kendaraan dan meningkatkan mutu pelayanan.
Selain itu, masyarakat tidak keberatan apabila dibuat peraturan
agar uber membayar pajak asal disusun secara adil dan netral serta
tidak merugikan pihak konsumen.
3. Hingga saat ini belum ada hukum yang mengontrol pajak transportasi
online karena masih dalam tahap pembahasan dengan revisi pada Permen no.
32 tahun 2016. Kedua pihak mengatakan jika sebuah sistem kontrol perihal
pajak transportasi online perlu dibuat agar ada landasan mereka dalam
kewajiban membayar pajak dan untuk menciptakan persaingan yang lebih
sehat dengan transportasi konvensional. Kejadian demo yang telah terjadi
sebelumnya, merupakan salah satu efek dari tidak adanya sistem kontrol
mengenai peraturan pajak sistem transportasi online. Sampai saat ini,
komunikasi antara pihak Dirjen pajak dengan pihak uber sudah mulai
berangsur baik sebagai efek dari adanya komunikasi antara kedua belah pihak.
Menurut pihak Dishub, komunikasi yang berhasil apabila pihak uber
membayar pajak sebagai kewajibannya sebagai badan usaha. Sementara
pihak uber berpendapat jika komunikasi yang baik adalah bentuk komunikasi
yang bisa membuat hubungan menjadi membaik dan membuat keadaan yang
sudah baik menjadi semakin baik. Pengguna uber berpendapat jika pihak
uber harus segera menyelesaikan masalah pajak dengan jalan kekeluargaan
ataupun melibatkan pihak ketiga agar tidak terjadi kekhawatiran lagi pada
saat menggunakan pelayanan uber.
SARAN
1. Sebaiknya pemerintah segera membuat peraturan
baru terkait pajak usaha di Indonesia, baik itu
usaha dalam jasa angkutan transportasi umum
ataupun usaha berbasis aplikasi sehingga usaha
seperti uber bisa dikategorikan memiliki kewajiban
untuk membayar pajak atas usaha yang
dilakukannya sesuai dengan peraturan yang ada
jika memang pemerintah ingin tetap uber
membayar pajak.
2. Sebaiknya pemerintah bersifat netral dan tidak memihak pada salah
satu pihak. Dengan ini, keputusan dan/atau kebijakan yang dibuat
akan lebih menguntungkan untuk kedua belah pihak karena
merupakan hasil dari win-win solution. Serta sebaiknya perlu
dilakukan perubahan paradigma dari Top Down menjadi Bottom Up.
Artinya pihak yang terlibat dalam kasus ini, harus lebih aktif
melibatkan masyarakat atau objek dari terjadinya permasalahan
sehingga akan didapatkan solusi yang sesuai dengan apa yang
sebenarnya menjadi akar permasalahan.