Anda di halaman 1dari 37

Pain Management

in Hospital

AWAL BROS BEKASI


2016
Pain Conditions
Latar Belakang
Pasien merasa tidak puas atas pelayanan
rumah sakit karena masih merasakan nyeri
selama di rumah sakit, PADAHAL
Dokter, perawat, dan staf lainnya sudah
berusaha mengatasi nyeri dengan
memberikan tindakan yang sesuai.
Dugaan penyebab kurangnya kualitas
penatalaksanaan nyeri di RS
1.Tidak adanya dokter dan perawat yang khusus mengelola
nyeri (dedicated pain doctor and pain nurse)
2.Adanya berbagai peraturan perundangan yang membatasi
penggunaan opioid
3.Keengganan rumah sakit untuk menyelenggarakan
pengelolaan nyeri secara multi disiplin.
4.Adat/budaya yang menganggap tabu menghilangkan nyeri
pada keadaan tertentu, maupun mitos lain yang
berhubungan dengan nyeri
5th Vital Sign
Nyeri 0/10
Suhu 36oC
Suhu 36oC
RR 12/mnt
RR 12/mnt
HR 80/mnt
HR 80/mnt
TD 110/80 mmHg
TD 110/80 mmHg

Suhu 38,5oC Nyeri 7/10


RR 26/mnt Suhu 36oC
HR 102/mnt RR 26/mnt
TD 130/90 mmHg HR 102/mnt
TD 130/90 mmHg
Merskey

Definisi
Nyeri adalah suatu sensasi dan
pengalaman emosional yang tidak
nyaman yang berhubungan dengan
(ada), atau nyaris terjadi (potensi)
kerusakan jaringan, atau dinyatakan
sebagai adanya kerusakan
(IASP : 1979 + 1994).
TUJUAN PENATALAKSANAAN NYERI
Meningkatkan kualitas hidup dan kepuasan
pasien
Menurunkan angka kematian
Memfasilitasi masa pemulihan yang lebih
cepat sehingga pasien dapat keluar dari
rumah sakit lebih cepat
Menurunkan angka kejadian nyeri kronik
Memfasilitasi pasien kembali ke kondisi
awal lebih cepat
Menurunkan biaya rumah sakit
FISIOLOGIS NYERI
Rangsangan (mekanik, termal atau Kimia)
diterima oleh reseptor nyeri yang ada di
hampir setiap jaringan tubuh, Rangsangan
ini di ubah kedalam bentuk impuls yang di
hantarkan ke pusat nyeri di korteks otak.
Setelah di proses dipusat nyeri, impuls di
kembalikan ke perifer dalam bentuk
persepsi nyeri (rasa nyeri yang kita alami).
Yang Mempengaruhi
Nyeri
Klasifikasi Nyeri
Berdasarkan waktu:
Nyeri akut adalah nyeri yang timbul selama 7
hari sampai dengan 3 bulan.
Nyeri kronik yaitu nyeri yang dirasakan pasien
lebih dari 3 bulan.
Nyeri Akut dan Kronik
Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronik

Penyebab Berhubungan dengan Tidak selalu ada


kelainan patologis penyebab patologis

Durasi Onset segera Lebih dari 3 bulan

Treatment approach Nyeri hilang dengan Terapi hanya


hilangnya penyebab simptomatis
penyakit
Klasifikasi nyeri berdasarkan
tempat terjadinya
1. Nyeri Somatik: Nyeri yang dirasakan hanya
pada tempat terjadinya kerusakan atau
gangguan, bersifat tajam, mudah dilihat dan
mudah ditangani, Ex: Nyeri karena tertusuk
2. Nyeri Visceral: Nyeri terkait kerusakan organ
dalam, Ex: Nyeri karena trauma di hati, atau
paru-paru
3. Nyeri Reperred: Nyeri yang dirasakan jauh
dari lokasi nyeri, ex: Nyeri angina
Klasifikasi Nyeri Berdasarkan
Persepsi Nyeri
1. Nyeri Nosiseptis adalah Nyeri yang
kerusakan jaringannya jelas
2. Nyeri neuropatik adalah nyeri yang
kerusakan jaringan tidak jelas. contohnya
Nyeri yang diakitbatkan oleh kelainan pada
susunan saraf.
Mengapa Nyeri Perlu di Atasi?
Sistim Endokrin dan Elektrolit

ACTH, kortisol,
katekolamin,
interleukin-1
insulin
Retensi Na, H2O

Nyeri
Sistim Pernafasan

Nyeri

Volume Kapasitas Ventilasi Mobilitas


FRC Alveolar
Tidal Vital

Atelektasis
Pneumonia
Hipostatik
Ventilasi/Perfusi tak
adekuat
Sistim Kardiovaskular

Cemas
karena
Nyeri Dada
Vasokonstriks
i koroner

Iskemia
Angina
Infark Miokard Nadi, resistensi
paru, tekanan darah,
curah jantung

Iskemia
Gatrointestinal & Urinarius
Gastrointestinal
Nyeri
Sekresi
usus Urinarius

Tonus Aktivitas
Aktivitas simpatis
sfingter sfingter
berlebihan
otot urinarius
polos

Motilitas
usus Retensi urin
Muskuloskeletal
Nyeri

Sensitivitas
nosiseptor
Spasme
perifer
otot

Aktivitas simpatis
berlebihan
Psikologi

Nyeri

Kecemasan

Gangguan tidur Depresi


Tata Laksana Nyeri Di RS Awal Bros
Bekasi
1. Skrining
Dilakukan pada semua pasien rawat jalan
dan rawat inap untuk mengetahui apakah
pasien mengalami nyeri atau tidak.
2. Pengkajian Nyeri
Pengkajian nyeri merupakan proses yang sangat
spesifik yang meliputi:
Provokes (Penyebab nyeri)
Qualitatif (gambaran rasa nyeri).
Radiates (lokasi dan penyebaran nyeri)
Severity (seberapa parah nyerinya dengan skala
nyeri, factor-faktor yang memperberat atau
memperingan nyeri)
Time (kapan nyeri timbul, durasi nyeri, frekuensi
nyeri, apakah nyeri yang dirasakan sama atau
berbeda dengan sebelumnya)
Lanjutan
Metode yang digunakan dalam mengkaji nyeri:
1. Wong Baker Faces: Digunakan untuk pasien
dewasa dan anak diatas usia 7 tahun untuk
menggambarkan rasa sakit yang dialami
Lanjutan
FLACC (Face, Leg, Activity, Cry, Consolability) (Pubmed.
Gov): FLACC score digunakan untuk mengukur
intensitas nyeri pada pasien yang tidak dapat
berkomunikasi secara efektif, seperti : pasien anak
kecil usia 2 bulan 7 tahun, pasien dengan gangguan
pendengaran, pasien dengan gangguan kesadaran,
gangguan kejiwaan, tidak dapat berbicara dalam
bahasa yang sama dengan pemeriksa dan lain-lain
kondisi yang membuat pasien tidak dapat
berkomunikasi efektif dengan pemeriksa.
SKOR (Scoring)
KATEGORI Category
0 1 2

Sesekali meringis atau


Tidak ada senyuman atau ekspresi Dagu bergetar terus menerus dan
F Wajah (Face) mengerutkan kening, menarik
yang jelas rahang mengunci
diri, tidak tertarik

L Tungkai (Legs) Posisi normal atau rileks Gelisah, tidak nyaman, tegang Menendang-nendang, menarik kaki

Aktivitas Berbaring tenang, posisi normal, Menggeliat kedepan dan Badan melengkung ke belakang,
A (Activity) bergerak dengan mudah belakang, tegang kaku atau menyentak-nyentak

Tangisan (Cry) Tidak ada tangisan (saat bangun atau Mengerang atau merengek, Terus menangis, menjerit atau
tidur) sesekali mengeluh mengisak, sering mengeluh

Dapat ditenangkan dengan


Bisa Ditenangkan Sulit untuk ditenangkan atau dibuat
Mudah ditenangkan sentuhan, pelukan atau diajak
C (Consolability) nyaman
bicara untuk mengalihkan
Lanjutan

3. CRIES Scale (Crying, Requires oxygen,


Increased vital signs, Expression, Sleep): untuk
pasien neonatus berusia 0 hari 2 bulan
4. CCPOT Scale (Critical Care Pain Observation
Tool : untuk pasien yang mengalami
penurunan kesadaran/ terpasang ventilator
3. Penanganan Nyeri
Pada nyeri ringan skor 1-3: Terapi non
farmakologik yang meliputi distraksi dan
relaksasi, ataupun fisioterapi. Jika dibutuhkan
dapat ditambahkan terapi farmakologik
Terapi farmakologik disesuaikan dengan
ringan sampai beratnya nyeri, dengan
mengikuti three step ladder analgesic
Lanjutan
Pada pasien dengan nyeri akut dan berat (skor 7-
10) digolongkan pasien emergency yang
membutuhkan pertolongan segera (ESI 2)
sebaiknya langsung diberikan obat-obatan yang
kuat dengan dosis optimal, dapat memakai
tramadol injeksi atau OAINS injeksi yang cukup
poten seperti ketorolak injeksi, natrium diklofenak
injeksi, ketoprofen injeksi, meloksikam injeksi,
dynastat injeksi, dan sebagainya jika masih nyeri
dapat menggunakan golongan narkotika.
Lanjutan

Pada prinsipnya, pengobatan nyeri akut dan


berat sebaiknya diberikan obat yang paling
paten dulu. Bila intensitas nyerinya sudah
menurun, dosis obat diturunkan seperti
menuruni anak tangga.
Monitoring Nyeri
Nyeri ringan setiap 8 jam
Nyeri sedang setiap 4 jam
Nyeri berat setiap 30 menit
Sebelum intervensi penanganan nyeri diberikan 30
menit setelah intervensi penanganan nyeri dengan
obat intravena atau suppositoria dan 60 menit setelah
pemberian obat oral atau intra muscular, dan untuk
intervensi non farmakologik pada waktu yang sesuai
dengan skala nyeri pasien.
Dievaluasi lebih sering apabila rasa nyeri tdak teratasi
Monitoring nyeri pada pasien rawat jalan dilakukan
setiap kali kunjungan pada pasien rawat jalan
Hal-hal yang perlu segera dilaporkan
ke Dokter penanggung jawab pasien
Nyeri yang tidak terkontrol.
Tidak dapat diatasi.
Intervensi yang tidak mencapai tujuan
penanganan nyeri dalam jangka waktu sesuai
dengan intervensi.
Nyeri baru atau nyeri yang memberat.
Efek samping pengobatan nyeri, termasuk
namun tidak terbatas pada: depresi nafas, sesak
nafas, perubahan status mental, mioklonus
(cegukan, gerakan involunter), mual dan muntah
yang tidak teratasi, retensi.
Sensorik/motorik.
DOKUMENTASI
Pada pasien rawat jalan didokumentasikan di formulir
pengkajian rawat jalan
Pada pasien UGD didokumentasikan di formulir pengkajian
UGD
Pada pasien intensif didokumetasikan di formulir observasi
pasien intensif
Pada pasien rawat inap didokumentasikan di formulir
pengkajian awal rawat inap dan formulir head to toe
assessment
Evaluasi ulang nyeri pada pasien dengan skala nyeri lebih
dari 4 dan atau penggunaan analgetik didokumentasikan
pada formulir observasi nyeri pasien

Nyeri bisa menjadi teman atau lawan

Nyeri merupakan bagian dari 5 tanda


vital
Rumah sakit wajib melakukan skrining,
pengkajian, dan terapi terhadap nyeri

Dengan komitmen, mari kita lakukan


penatalaksanaan nyeri secara bersama
Apa yang penting bagi pasien?
Pasien tidak butuh sebanyak apa pun
teori yang kita kuasai.

Mereka hanya ingin TIDAK MENDERITA


karena merasakan NYERI!

Anda mungkin juga menyukai