Amerika Serikat
Amerika Serikat mencapai 4,8 juta orang
dengan 500 ribu kasus baru per tahunnya
Indonesia
Belum ada data pasti
Riset Kesehatan Dasar 2007, CHF merupakan
kematian terbanyak di RS Indonesia.
Anatomi
BAB II
Tinjauan Pustaka
Definisi
Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak lagi
mampu memompa darah ke jaringan untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme tubuh walaupun darah balik masih normal. Dengan
kata lain, gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk
memompakan darah dalam jumlah yang memadai untuk
memenuhi kebutuhan metabolik tubuh (forward failure), atau
kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan
pengisian jantung yang tinggi (backward failure), atau kedua-
duanya.
Etiologi CHF
Gagal jantung sering terjadi pada penderita
kelainan otot jantung, disebabkan menurunnya
kontraktilitas jantung.
Kondisi yang mendasari penyebab kelainan
fungsi otot mencakup
1. Ateriosklerosis koroner,
2. Hipertensi sistemik atau purmonal,
3. Penyakit degeneratif atau inflamasi.
4. Faktor Sitemik
Aterosklerosis koroner
Mengakibatkan disfungsi miokardium karena
terganggunya aliran darah ke otot jantung. Terjadi
hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam
laktat) Infark miokardium (kematian sel jantung)
biasanya mendahului terjadinya gagal jantung.
ALIRAN DARAH BEBAN KERJA MERUSAK
JANTUNG SERABUT JANTUNG
DISFUNGSI MYOCARD
KONTRAKTILITAS JANTUNG
PENURUNAN CARDIAC OUTPUT
PENURUNAN CARDIAC OUTPUT
MEKANISME DASAR MEKANISME KOMPENSASI
PERUBAHAN AKTIVITAS ADRENERGIK SIMPATIS
HEMODINAMIKA AKTIVITAS SISTEM RENIN ANGIOTENSI
GAGAL JANTUNG KANAN ALDOSTERON
DAN KIRI HIPERTROFI VENTRIKEL
Mekanisme dasar dan kompensasi
Klasifikasi Gagal Jantung
,
Manifesasi Klinis
Timbulnya Peningkatan
Hempotisis
ronki JPV
Asites &
Hepatomegali Edema perifer Edema
anasarka
Diagnosa
Diagnosis gagal jantung ditegakkan berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik.
pemeriksaan penunjang seperti EKG, foto toraks, biomarker,
dan ekokardiografi Doppler.
Kriteria Framingham juga dapat digunakan untuk
mendiagnosis gagal jantung. Diagnosa CHF menurut Framingham
dapat ditegakan apabila terdapat minimal 1 kriteria mayor dan 2
kriteria minor atau terdapat 2 kriteria mayor atau terdapat kriteria
mayor/minor dan terjadi penurunan BB > 4,5 kg dalam 5 hari
pengobatan.
Kriteria Mayor Kriteria Minor
- Paroksismal nocturnal dispnea - Edema ekstremitas
- Distensi vena leher - Batuk pada malam hari
- Rhonki paru - Dispnea deffort
- Kardiomegali - Hepatomegali
- Edema paru akut - Efusi pleura
- Suara tambahan jantung S3 - Penurunan kapasitas vital 1/3
(gallop) dari normal
- Peningkatan tekanan vena - Takikardi (> 120 kali/menit)
jugularis (JVP)
- Refluks hepatojugular
PEMERIKSAAN FISIK
KU & TTV VENA JUGULARIS PARU-PARU
Kardiomegali: apex
dibawah ICS V atau Hepatomegali
lateral MCL Ascites
S3 Edema perifer simetris
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM
Mengetahui fungsi organ lain
darah rutin, urin rutin, elektrolit (Na dan K), ureum dan kreatinin,
SGOT/SGPT, dan BNP.
EKG
Etiologi gagal jantung: kelainan primer jantung (iskemik, hipertrofi ventrikel,
gangguan irama), tanda pencetus akut (infark)
RADIOLOGI
Foto polos toraks: bentuk dan ukuran jantung, struktur dan perfusi paru.
Dapat ditemukan kardiomegali, edema paru, dilatasi aorta, efusi pleura.
CT scan: menggambarkan kelainan bawaan dan katup.
Ekokardiografi: menilai anatomi dan fungsi jantung, serta gerakan regional
dinding jantung dan katup jantung. Kinerja sistolik dan diastolik LV, cardiac
output, tekanan arteri pulmonalis dan pengisian ventrikel.
PENATALAKSANAAN
NON FARMAKOLOGIS
Anjuran umum:
Edukasi: hubungan keluhan, gejala dengan pengobatan.
Aktivitas sosial dan pekerjaan: sesuaikan kemampuan fisik dengan profesi
yang masih bisa dilakukan.
Gagal jantung berat harus menghindari penerbangan panjang.
Tindakan umum:
Diet: hindarkan dari obesitas, diet rendah garam, jumlah cairan dibatasi.
Hentikan rokok dan alkohol
Aktifitas fisik: jalan 3-5 kali/minggu (20-30 menit) atau sepeda statis 5
kali/minggu (20 menit) dengan beban 70-80% denyut jantung maksimal
pada gagal jantung ringan dan sedang).
Istirahat baring pada gagal jantung akut, berat dan eksaserbasi akut.
PENATALAKSANAAN
FARMAKOLOGIS
Inotropik positif
DIGOKSIN/DIGITALIS Pasien simptomatik, disfungsi sistolik ventrikel
kiri dan terutama dengan fibrilasi atrial
PENATALAKSANAAN
FARMAKOLOGIS
Anamnesis (Autoanamnesis)
Keluhan Utama :
Sesak napas
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke UGD RSU Negara dalam keadaan sadar dengan
keluhan sesak napas yang memberat sejak 2 jam SMRS. Dari keterangan
pasien, tadi pagi ia ke poliklinik Penyakit Dalam dengan tujuan kontrol rutin,
namun Os sesak dan kemudian diinstruksikan ke UGD untuk pemberian
oksigen dan nebulizer, tetapi setelah dinebulizer pasien mengeluh sesak
bertambah berat. Pasien mengatakan keluhan sesak sejak tahun 2010, sesak
dirasakan jika aktifitas berat tetapi keluhan sesak membaik jika istirahat.
Namun sejak 2 tahun yang lalu sesak napas dirasakan walau berjalan jarak
dekat misalnya ke kamar mandi dengan jarak 50 m dan tidak membaik
dengan istirahat. Os juga sering terbangun malam hari karena batuk dan sesak.
Pasien juga mengeluh batuk (+) terutama pada malam hari, batuk berdahak (-
), batuk berdarah (-), panas badan (-), nyeri dada (-). Sesak tidak dipengaruhi
oleh cuaca atau debu. Os lebih nyaman menggunakan 3 bantal saat tidur.
Nyeri ulu hati (-), mual (+), muntah (-), BB menurun (-). Bengkak pada kaki
saat ini (-), riwayat bengkak pada kaki (+). Keluhan saat BAK dan BAB
disangkal oleh pasien.
Riwayat Penyakit Sebelumnya
Saat ini pasien rutin kontrol ke Poli Penyakit Dalam, dan mendaptkan obat
berupa:
Seretide diskus
OBH sirup 3xC1
Furosemid 2 x
Candesartan 1 x 8 mg
Spironolakton 2 x
Digoxin 2 x
Allupurinol 1 x 1
Dexametason 3 x 1
Loratadine 1 x 1
Colcicin 1 x 1
Riwayat Penyakit Keluarga
Kelurga pasien tidak ada yang mengalami keluahan yang sama seperti pasien.
Riwayat penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes melitus, penyakit
jantung, dan penyakit ginjal di keluarga juga disangkal.
Riwayat Alergi
Status Present
Kepala : DBN
Mata : Konjungtiva anemis +/+, ikterik -/-, RP +/+
Telinga : DBN
Hidung : DBN
Tenggorok : DBN
Mulut : DBN
Leher : kaku kuduk (-), pembesaran KGB (-),
kelenjar tiroid dalam batas normal,
JVP 5 + 2 cm H2O
Abdomen : DBN
Ekstermitas : DBN
Status lokalis
Thorax :
Jantung
Inspeksi : tidak tampak pulsasi iktus cordis
Palpasi : iktus cordis teraba
Perkusi :
Batas kanan : PSL dekstra
Batas kiri : ICS V linea aksilaris anterior sinistra
Auskultasi : S1 S2 Tunggal Regular, Murmur (-),
Gallop (-)
Paru Paru
Darah Lengkap:
WBC 8,6 x 103/L
HGB 8,5 g/dL
HCT 28,5%
MCV 66.7 m3
MCH 19,9 pg
MCHC 29,8 g/dL
PLT 598 x 103/L
Kimia Klinik:
GDS 89 mg/dL
BUN 52 mg/dL
SC 2,0 mg/dL
EKG
Sinus takikardi
HR: 120x/menit
Axis: normal
ST changes (-)
LVH (-)
Resume
Tn. SIK, 52 tahun datang ke UGD RSU Negara dengan keluhan sesak
napas yang memberat sejak 2 jam SMRS. Dari keterangan pasien, ia ke
poliklinik Penyakit Dalam dengan tujuan kontrol rutin, namun Os sesak dan
kemudian diinstruksikan ke UGD untuk pemberian oksigen dan nebulizer,
tetapi setelah dinebulizer pasien mengeluh sesak bertambah berat. Pasien
sejak 2 tahun yang lalu sesak napas dirasakan walau berjalan jarak dekat
misalnya ke kamar mandi dengan jarak 50 m dan tidak membaik dengan
istirahat. Os juga sering terbangun malam hari karena batuk dan sesak. Pasien
mual (+) dan mengeluh batuk (+) terutama pada malam hari. Os lebih
nyaman menggunakan 3 bantal saat tidur. Riwayat bengkak pada kaki (+).
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 150/100 mmHg, Nadi 117
x/menit, Respirasi 28 x/menit. Pada status generalis ditemukan konjungtiva
anemis (+/+), JVP 5 + 2cm H2O, pemeriksaan jantung ditemukan apex di
linea aksilaris anterior sinistra, ditemukan wheezing (+/+) dan rhonki
(+/+) pada auskultasi paru. Hasil Laboratorium menunjukkan HGB 8,5
dengan BUN 52 dan SC 2,0.
Diagnosis Kerja
CHF
HT grade 2
Anemia ringan H-M e.c Susp.ADB dd/ penyakit kronis
Penatalaksanaan
MRS
O2 via nasal canul 3-4 lpm
IVFD RL 12 tpm
Pasang DC Os menolak urine tampung
Furosemide bolus 2 amp
Konsul Sp.PD:
Advis dr. Tatik, Sp.PD
Th/:
Spironolakton, Seretide disk, colcisin, allopurinol, digoxin, dexametason Stop
Furosemid 1 amp/8jam edukasi pasang DC
Candesartan 1 x 8 mg lanjut
Loratadine 1 x 10 mg lanjut
OBH syr 3 x CI lanjut
SF 2 x 300 mg
Simtomatik : Ranitidine 1 amp/12jam
PCT 3 x 500 mg
Antasida syr 3 x CI
Evaluasi keadaan umum dan tanda-tanda vital
Perkembangan saat Perawatan
S : batal
(post MRS 10 hari di RSUP)
Kontrol kembali di poli jantung tgl 7 Juni 2017
Ke UGD Tgl 16 Juni 2017 (02.45)