Anda di halaman 1dari 19

REFERAT

GANGGUAN SOMATISASI (F45.0)

Aldila Dea Amalinda


111 2015 2269
PENDAHULUAN
Gangguan somatoform merupakan kelompok besar dari berbagai
gangguan yang komponen utama dari tanda dan gejalanya adalah
tubuh. Gangguan ini mencakup interaksi antara tubuh-pikiran.

Pemeriksaan fisik dan laboratorium tidak menunjukkan adanya


kaitan dengan keluhan pasien. Gangguan ini meliputi : (1)
Gangguan somatisasi, (2) Gangguan konversi, (3) Hipokondriasis,
(4) Body dysmophic disorder, (5) Gangguan Nyeri.
PEMBAHASAN
Definisi
Gangguan somatisasi dicirikan dengan gejala-gejala somatik
yang banyak yang tidak dapat dijelaskan berdasarkan
pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan laboratorium.
Keluhan yang diutarakan pasien sangat melimpah dan
meliputi berbagai sistem organ seperti gastrointestinal ,
seksual, saraf, dan bercampur dengan keluhan nyeri.
Penyebab gangguan somatisasi tidak diketahui. Secara
psikososial, gejala-gejala gangguan merupakan bentuk
komunikasi sosial yang bertujuan menghindari kewajiban,
mengekspresikan emosi, atau menyimbolkan perasaan.
Etiologi

Neurologis

Psikodinamik

Perilaku

Sosiokultural
Epidemiologi

Wanita : pria = 10 :1, bermula pada masa remaja atau


dewasa muda

Rasio tertinggi usia 20- 30 tahun

Pasien dengan riwayat keluarga pernah menderita gangguan


somatoform
Gambaran Klinis
Adanya banyak keluhan-keluhan fisik yang bermacam-macam
yag tidak dapat dijelaskan atas dasar adanya kelainan fisik, yang
sudah berlangsung sedikitnya 2 tahun;

Tidak mau menerima nasehat atau penjelasan dari


beberapa dokter bahwa tidak ada kelainan fisik yang
dapat menjelaskan keluhan-keluhannya;

Terdapat disabilitas dalam fungsinya di masyarakat


dan keluarga, yang berkaitan dengan sifat keluhan-
keluhannya dan dampak dari perilakunya.
Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Somatisasi
menurut DSM-V
Adanya banyak keluhan-keluhan fisik yang bermacam-macam
yag tidak dapat dijelaskan atas dasar adanya kelainan fisik,
yang sudah berlangsung sedikitnya 2 tahun;
Tidak mau menerima nasehat atau penjelasan dari beberapa
dokter bahwa tidak ada kelainan fisik yang dapat menjelaskan
keluhan-keluhannya;
Terdapat disabilitas dalam fungsinya d masyarakat dan
keluarga, yang berkaitan dengan sifat keluhan-keluhannya dan
dampak dari perilakunya.
Diagnosis Banding
a) Gangguan somatoform lainya
b) Gangguan depresi berat
c) Gangguan kecemasan umum.
d) Gangguan medis non psikoatri
Tatalaksana
Tujuan pengobatannya antara lain:
Mencegah adopsi dari rasa sakit, invalidasi (tidak
membenarkan pemikiran/meyakinkan bahwa gejala hanya
ada dalam pikiran tidak untuk kehidupan nyata.
Meminimalisir biaya dan komplikasi dengan menghindari tes-
tesdiagnosis, treatment, dan obat-obatan yang tidak perlu.
Melakukan control farmakologis terhadap sindrom komorbid
(memperparah kondisi).
Lanjutan
Strategi dan teknik psikoterapi dan psikososial :
Pengobatan yang konsisten, ditangani oleh dokter yang sama
Buat jadwal regular dengan interval waktu kedatangan
sebulan sekali
Psikoterapi baik yang individual maupun kelompok akan
menurunkan pengeluaran dan perawatan kesehatan terutama
untuk rawat inap di rumah sakit
Psikoterapi membantu pasien untuk mengatasi gejala-
gejalanya, mengekspresikan emosi yang mendasari dan
mengembangkan strategi alternatif untuk mengungkapkan
perasaannya.
Lanjutan..

Konsultasi
Farmakologi
Psikiatrik
Farmakologi
1. Gejala-gejala spesifik yang sulit disembuhkan seperti nyeri
kepala,mialgia, dan bentuk-bentuk penyakit kronik lainnya
dapat hilang dengan anti depresan trisiklik. Demikian
pula pasien-pasien cemas dengan terapi alprazolam,
benzodiazepine (diazepam, lorazepam, alprazolam)
2. Obat-obat simtomatik murni (misal: analgetik,
antasida)
Konsultasi Psikiatrik
Kita harus merujuk pasien pada suatu pelayanan hubungan
konsultasi atau kepada seorang dokter ahli jiwa.konsultasi
mengakibatkan intervensi psikiatrik jangka pendek selain
strategi-strategi penatalaksanaan yang dianjurkan oleh dokter
di perawatan primer. Pasien dengan somatisasi kronik berat
mungkin mendapatkan perbaikan dengan program-program
terapi rawat inap.
Prognosis
Sebagian besar pasien dengan gejala-gejala somatik fungsional
sembuh tanpa intervensi khusus. Faktor-faktor yang lebih
prognostik antara lain awitan yang akut dan durasi gejala yang
singkat, usia muda, kelas sosio ekonomi tinggi,tidak ada
penyakit organik, dan tidak ada gangguan kepribadian.
Lanjutan
Prognosa jangka panjang untuk pasien gangguan
somatisasi dubia ad malam, dan biasanya diperlukan
terapi sepanjang hidup. Pasien susah sembuh walau sudah
mengikuti pedoman pengobatan. Sering kali pada pasien
wanita berakhir pada percobaan bunuh diri. Bila
somatisasi merupakan sebuah topeng atau gangguan
psikiatrik lain, prognosanya tergantung pada prognosis
masalah primernya.
Lanjutan
Gejala-gejala konversi mempunyai prognosis yang lebih
baik. Gejala-gejala ini mungkin dapat hilang secara
spontan bila sudah tidak diperlukan lagiatau berespons
baik terhadap psikoterapi spesifik.
Kesimpulan
Gangguan somatoform adalah suatu kelompok gangguan yang
memiliki gejala fisik di mana tidak dapat ditemukan
penjelasan medis yang adekuat.
Manifestasi klinis gangguan ini adalah adanya keluhan-keluhan
gejala fisik yang berulang disertai permintaan pemeriksaan
medik, meskipun sudah berkali-kali terbukti hasilnya negatif
dan juga telah dijelaskan dokternya bahwa tidak ada kelainan
yang mendasari keluhannya.
Daftar Pustaka
Kaplan,H.,Sadock.. 2014. Buku Ajar Psikiatri Klinis. Edisi 2. Jakarta; EGC
Elvira, D Sylvia.2014. Buku Ajar Psikiatri. Edisi 2. Jakarta; Badan Penerbit FKUI
Maramis, WF. 2011. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa cetakan kesembilan.
Airlangga University Press : Surabaya
Maslim, Rusdi.2013. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Jakarta. Bagian Ilmu
Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya. Hal 12
Maslim R, Buku Saku Diagnosis Gangguan jiwa, Rujukan Ringkasan dari PPDGJ
III, jakarta: 2013, hal 84-86
Mangel MB. Dkk, Referensi Manual Kedokteran Keluarga, Editor edisi
bahasaIndonesia, perpustakaan Nasional, jakarta:2012 hal 701-709
Yates, R William . Somatisasi disorders. Updated : Nov 3th, 2015. Available from :
http://emedicine.medscape.com/article/286227-overview#a7. Accessed on
April, 1st.2016
Maslim R, Buku Saku Diagnosis Gangguan jiwa, Rujukan Ringkasan dari PPDGJ
III dan DSM V, jakarta: 2014, hal 84.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai