7
PATOGENESIS TB
Indonesia peringkat keempat negara terpadat di dunia jumlah penduduk lebih dari 250
juta penduduk. Tingkat pertumbuhan populasi sekitar 1.39% dan kepadatan penduduk
mencapai 126,4 orang per kilometer persegi.
Sebagai konsekuensi dari perkembangan sosial dan ekonomi, yang dikaitkan dengan
dengan kurangnya aktivitas fisik, pola diet yang tidak sehat, dan obesitas, epidemi
diabetes mellitus (DM) meningkat
Menurut hasil survei kesehatan nasional 2013 dan International Diabetes Foundation
(IDF) 2015, diperkirakan jumlah penderita DM di Indonesia sebanyak sekitar 9,1 juta
orang. Kasus DM di Indonesia sendiri pada tahun 2030 diperkirakan akan mencapai
angka 21.3 juta orang.
Diperkirakan masih banyak penderita DM yang belum terdiagnosis di Indonesia.
Berdasarkan riset kesehatan dasar pada tahun 2013, baru sekitar 30% dari penderita DM
yang terdiagnosis di Indonesia (Riskesdas 2013).
Dari yang menjalani pengobatan tersebut hanya sepertiganya saja yang terkendali
dengan baik. Bukti-bukti menunjukkan bahwa komplikasi diabetes dapat dicegah dengan
kontrol glikemik yang optimal.
Kontrol glikemik yang optimal sangatlah penting, namun di Indonesia target pencapaian
kontrol glikemik belum tercapai, rerata HbA1c masih 8%, masih di atas target yang
diinginkan yaitu 7%.
Data Sample Registration Survey (SRS) 2014 yang dilaporkan oleh Badan Litbangkes,
menyebutkan bahwa Diabetes merupakan penyebab kematian ketiga (6,7%) terbesar
setelah Stroke (21,1%) dan Jantung (12,9%).
Keterkaitan Klinis TB-DM
1. Prevalensi Tuberkulosis 2013-2014 tuberkulosis
paru dengan konfirmasi bakteriologis pada
populasi yang berusia 15 tahun dengan
pemeriksaan dahak mikroskopis dan pemeriksaan
foto toraks ditambahkan pemeriksaan x-ray, gen
expert dan kultur hasilnya jumlah penderita
tuberkulosis yang terjaring menjadi lebih banyak
dari tahun sebelumnya.
2. Angka prevalensi TB pada tahun 2014 menjadi
sebesar 647/ 100.000 penduduk meningkat dari
272/100.000 penduduk pada tahun sebelumnya,
3. Angka insidensi tahun 2014 sebesar
399/100.000 penduduk dari sebelumnya sebesar
183/100.000 penduduk pada tahun 2013,
4. Angka mortalitas pada tahun 2014 sebesar
41/100.000 penduduk, dari 25/100.000 penduduk
pada tahun 2013 (WHO, Global
Tuberculosis Report, 2015).
PENULARAN TB
DM TB
Progresi Penyakit
Mortalitas
ISTC 2014 - STANDAR UNTUK DIAGNOSIS
Standard 1
Untuk memastikan diagnosa dini TB, pemberi
layanan kesehatan harus mengetahui faktor
risiko tuberkulosis untuk individu dan
kelompok serta melakukan evaluasi klinis
cepat dan uji diagnositik yang tepat untuk
orang dengan gejala dan temuan yang
mendukung TB.
Hipothesis
Ada perubahan sistem imunitas
pada orang dengan sakit TB
Ada Komorbid terkait perubahan
imunitas pada orang dengan sakit
TB
PATOGENESIS
Terpajan TB inhalasi Mycobacterium tuberculosis
Kuman hidup
Kompleks primer*2)
Uji tuberkulin (+)
Terbentuk kekebalan spesifik Imunitas optimal T
B
P
r
i
Sakit TB Kalau kekebalan turun Infeksi TB m
e
r
3)
DM
Limfosit T
Infeksi oportunistik
(TB)
Sakit TB karena ADA FAKTOR RISIKO
SAKIT TB.
selanjutnya......... harusditemukan
Pasien immunocompromise (Risiko reaktivasi)
infeksi HIV, malignancy,
Diabetes Mellitus
Transplantasi atau gagal ginjal kronik,dialisis
Malnutrisi
Pasien immunocompetent:
faktor epidemiologi maupun genetik host;
usia tua
Suku
Penyaakit paru kronik dan perokok
Virulensi M.Tb dan durasi infeksi laten
Type TB Disseminata
Kapan infeksi TB menjadi penyakit?
Kebanyakan terjadi dalam 2 tahun pertama setelah infeksi
transmisi
Jml kasus TB BTA+
Faktor lingkungan Resiko mjd TB bila dg HIV:
Ventilasi 5-10% setiap tahun
Crowded >30% lifetime
indoor
Faktor Perilaku
HIV(+) SEMBUH
EXPOSURE INFEKSI
10%
TB MATI
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Penunjang : Laboratoris, Bakteriologis,
Radiologis, PA, dll
Gejala Penyakit TB Paru
Batuk berdahak > 2-3 Batuk darah Sesak napas dan nyeri
minggu dada
Pemeriksaan Umum :
KU > buruk, status Gizi abnormal,
Tanda Vital harus komprehensif
Pemeriksaan fisik
sistemik untuk mencari manifestasi
infeksi lain/TB extra paru
Respiratorik : Inspeksi, Palpasi,
Perkusi, Auskultasi
PEMERIKSAAN LAB
Standard 17
Semua penyelenggara kesehatan harus melakukan penilaian
yang menyeluruh terhadap kondisi komorbid yang dapat
mempengaruhi respons atau hasil pengobatan tuberkulosis.
Saat rencana pengobatan mulai diterapkan, penyelenggara
kesehatan harus mengidentifikasi layanan-layanan
tambahan yang dapat mendukung hasil yang optimal bagi
semua pasien dan menambahkan layanan-layanan ini pada
rencana penatalaksanaan
Lanjuta standar 17
Rencana ini harus mencakup penilaian dan perujukan
pengobatan untuk penatalaksanaan penyakit lain
dengan perhatian khusus pada penyakit-penyakit yang
mempengaruhi hasil pengobatan, seperti diabetes
mellitus, program berhenti merokok, dan layanan
pendukung psikososial lain, atau layanan-layanan
seperti perawatan selama masa kehamilan atau
setelah melahirkan.
UPAYA PENGENDALIAN TB DM