Anda di halaman 1dari 9

Hipertensi

Hipertensi

Merupakan salah satu faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap kejadian penyakit jantung
dan pembuluh darah

Hipertensi sering tidak menunjukkan gejala, sehingga baru disadari bila telah menyebabkan
gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung atau stroke. Tidak jarang hipertensi ditemukan
secara tidak sengaja pada waktu pemeriksaan kesehatan rutin atau datang dengan keluhan lain.
Prevalensi hipertensi

Prevalensi Hipertensi atau tekanan darah di Indonesia cukup tinggi. Selain itu,
akibat yang ditimbulkannya menjadi masalah kesehatan masyarakat

dari hasil pengukuran tekanan darah pada usia 18 tahun ke atas ditemukan
prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 31,7%, dimana hanya 7,2% penduduk
yang sudah mengetahui memiliki hipertensi dan hanya 0,4% kasus yang minum
obat hipertensi.
Faktor pemicu hipertensi

Tidak dapat dikontrol Riwayat keluatga


Jenis kelamin
Umur

Dapat dikontrol Obesitas


Kurangnya aktifitas fisik
Aktifitas merokok
Pola konsumsi makanan yang mengandung natrium dan lemak jenuh
Faktor-faktor yang mempengaruhi
tekanan darah
Tanda dan gejala

Hipertensi jarang menunjukkan gejala, dan pengenalannya biasanya melalui


skrining, atau saat mencari penanganan medis untuk masalah kesehatan yang
tidak berkaitan.
Beberapa orang dengan tekanan darah tinggi melaporkan:
1. Sakit kepala (terutama di bagian kepala belakang dan pada pagi hari), serta
pusing,
2. Vertigo
3. Tinitus (dengung atau desis di dalam telinga)
4. Gangguan penglihatan atau pingsan
Pertimbangan dental pasien
hipertensi
1. Pasien dengan tekanan darah normal (< 120 sistolik dan < 80 diastol) dan pasien pra-
hipertensi (120-139/80-89 mmHg) dapat menerima semua tindakan perawatan dental serta
dapat diberikan anastesi lokal dengan kandungan epineprin 1:100.000.
2. Pasien dengan hipertensi derajat 1 serta 2, perlu menjadi pertimbangan bagi dokter gigi.
Tekanan darah mereka akan semakin meningkat apabila tingkat kecemasan mereka
terhadap perawatan yang akan dilakukan meningkat. Dokter gigi bisa menunda perawatan
sampai tekanan darah nya normal.
3. Untuk pasien yang memiliki tekanan darah > 180/110, tidak ada perawatan invasif yang
bisadilakukan sampai tekanan darahnya normal. Walaupun ada perawatan emergensi,
konsultasikan kepada dokter terlebih dahulu untuk mengontrol tekanan darah pasien
tersebut.14 Perlu untuk memberikan antibiotik profilaksis sebelum melakukan perawatan
untuk mencegah terjadinya bakterimia
Kegiatan deteksi dini pada Posbindu PTM dilakukan melalui monitoring faktor risiko secara
terintegrasi, rutin dan periodik. Kegiatan monitoring mencakup kegiatan minimal yaitu :
1. Memantau masalah konsumsi sayur/buah dan lemak,
2. Aktifitas fisik, indeks massa tubuh (IMT), dan tekanan darah
3. Kegiatan monitoring lengkap yaitu memantau kadar glukosa darah, dan kolesterol darah,
pemeriksaan uji fungsi paru sederhana dan IVA.
4. Tindak lanjut dini berupa peningkatan pengetahuan masyarakat tentang cara mencegah dan
mengendalikan faktor risiko PTM dilakukan melalui penyuluhan / dialog interaktif secara
massal dan / atau konseling faktor risiko secara terintegrasi pada individu dengan faktor risiko,
sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai