Anda di halaman 1dari 15

Dermatitis Seboroik

Oleh
RAMDANI WITIA
111 2016 2028

Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin


Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia
2017
Definisi

Dermatitis seboroik adalah dermatosis papulosquamous kronis umum


yang mudah dikenali.
Penyakit ini dapat timbul pada bayi dan dewasa
Seringkali dihubungkan dengan peningkatan produksi sebum
(sebaseus atau seborrhea) kulit kepala dan daerah folikel kaya
sebaseus pada wajah dan leher.
Kulit yang terkena berwarna merah muda, bengkak, dan ditutupi
dengan sisik berwarna kuning-coklat dan krusta.
Epidemiologi
Ditemukan pada seluruh ras, banyak terjadi pada pria dibandingkan
wanita. Lebih sering pada orang orang yang banyak mengkonsumsi
lemak dan minuman alkohol.
Memengaruhi setidaknya 3 5 % dari populasi di Amerika Serikat.
Ditemukan pada 85% pasien dengan infeksi HIV.
Dermatitis seboroik banyak terjadi pada pasien yang menderita
penyakit parkinson karena produksi sebumnya meningkat.
Etiologi dan Patogenesis

Aktivitas Kelenjar
Kerentanan
Sebaseus Efek Mikroba
Individu
(Seborrhea)

Kelainan
Status Imunitas
Neurologis
Gejala Klinis
Eritema dan skuama berminyak kekuningan dengan batas tegas,
terkadang terdapat krusta dan disertai gatal.
Pada bayi ada 3 bentuk, yaitu cradle cap, glabrous (daerah lipatan
dan tengkuk) dan generalisata (penyakit Leiner).
Pada orang dewasa, berdasarkan daerah lesinya dermatitis seboroik
terjadi pada kulit kepala, wajah, daerah fleksura, badan dan
generalisata.
Manifestasi klinis dermatitis seboroik;
A.Pada kulit kepala
B.Pada wajah (alis, yaitu glabella)
C.Lipatan nasolabial
D.Concha dari daun telinga, dan daerah retroauricular
E.Sisik halus
F. Lesi pada jambang
G.Daerah dada medial pada pria terlihat petaloid yang
bervariasi dan ditandai dengan bercak merah terang
di pusat dan merah gelap di tepi
H.Pasien yang terinfeksi HIV, lesi terlihat menyebar
dengan pertanda inflamasi.

Lesi Dermatitis seboroik di wajah


penderita HIV/AIDS
Pemeriksaan Penunjang
1. Histopatologi

2. Pemeriksaan KOH 10-20 %: negatif, tidak ada hifa atau blastokonidia.


3. Pemeriksaan lampu Wood: fluoresen negatif (warna violet).
DermatitisseboroikdenganinfeksiHIV Dermatitisseboroikklasik
Epidermis : Epidermis :
Parakeratosis luas Parakeratosis terbatas
Banyak keratinosit nekrotik Keratinosit nekrotik jarang
Spare spongiosis Spongiosis menonjol
Focal interface obliteration dengan kelompok Interface obliteration (-)
kelompok limfosit
Dermis : Dermis :
Banyak pembuluh darah berdinding tebal Pembuluh darah berdinding tipis
Plasma sel meningkat Plasma sel sedikit
Focal leucocytoclasis Leucocytoclastic (-)

Perbedaan gambaran histopatologi Dermatitis Seboroik pada orang normal


dengan penderita HIV.
Diagnosis Banding
Psoriasis : skuama lebih tebal berlapis transparan seperti mika, lebih dominan di daerah
ekstensor.
Dermatitis atopik dewasa : terdapat kecenderungan stigmata atopi.
Dermatitis kontak iritan : riwayat kontak misalnya dengan sabun pencuci wajah atau bahan iritan
lainya untuk perawatan wajah (tretinoin, asam glikolat, asam alfa hidroksi).
Dermatofitosis : perlu pemeriksaan skraping kulit dengan KOH.
Rosasea : perlu anamnesis dan pemeriksaan fisik yang lebih teliti.
Tinea barbae : pada daerah jenggot, berupa papula-papula menyerupai folikulitis yang dalam.
Tinea kapitis : biasanya tampak bercak-bercak botak dengan abses yang dalam; rambut putus-
putus dan mudah dilepas.
Penatalaksanaan
Topikal
1. Bayi
Penghapusan krusta dengan 3 sampai 5 % asam salisilat dalam
minyak zaitun atau air.
Pemakaian glukokortikosteroid potensi rendah (misalnya 1 %
hidrokortison) dalam bentuk krim atau lotion selama beberapa hari.
Anti-jamur topikal seperti imidazoles dalam sampo bayi yang lembut.
2. Dewasa
kepala Wajah dan Leher Badan

keramas dengan menghindari kontak Mandi menggunakan


shampo yang dengan agen shampo atau sabun
mengandung 1 2,5% berminyak yang mengandung zinc
selenium sulfida, Glukokortikosteroid atau coal tar.
imidazoles (misalnya potensi rendah ketokonazole topikal
2% ketokonazole), zinc kortikosteroid topikal 2% atau kortikosteroid
pyrithione, benzoil potensi sedang, topikal baik dalam
peroksida, asam bentuk krim, lotion,
salisilat, ketokonazol, atau solution yang
berbagai shampo yang dipakai satu sampai
mengandung ter dan dua kali per hari.
solusio terbinafine 1%. kortikosteroid topikal :
Pemakaian Desonid krim 0,05%
glukokortikosteroid bila tidak tersedia dapa
atau asam salisilat digunakan Fluosinolon
dalam air atau bila asetonid krim 0,025%
perlu dipakai dengan selama maksimal 2
cara dressing minggu.
(dibungkus).
Sistemik
1.Antihistamin sedatif yaitu hidroksisin (2 x 1 tablet) selama maksimal 2 minggu atau
2.Loratadine 1 x 10mg/hari selama maksimal 2 minggu.
3.Vitamin B komples
4.Kortikosteroid oral, misalnya prednisolon 20 30 mg/hari untuk bentuk berat.
5.Antibiotik seperti penicilin, eritromisin jika dicurigai ada infeksi sekunder
6.Ketokonazol 200 mg/hari, diduga berpengaruh terhadap P.Ovale, juga dapat memengaruhi berat
ringannya dermatitis seboroik.
7.Pemberian itrakonazole 100mg/hari per oral selama 21 hari.
8.Isotretinoin bisa diberikan dalam dosis rendah 0,05-0,10 mg/kgBB
9.Kortikosteroid oral, misalnya prednisolon 20 30 mg/hari
10.Terapi sinar ultraviolet-B (UVB)
Prognosis
Prognosis dermatitis seboroik adalah baik, jika faktor faktor
pencetus dapat dihilangkan.
-Terima Kasih-

Anda mungkin juga menyukai