Nama Kelompok
Nama Kelompok
Tahun 1952, Markham dan Smith mempublikasikan bahwa hidrolisis RNA terjadi melalui
mekanisme pembentukan zat antara (intermediate) posfat siklik, yang kemudian menghasilkan
nukleosida 2-monoposfat dan 3-monoposfat. Ternyata mereka menggunakan suatu peralatan yang
dapat memisahkan komponen campuran reaksi hidrolisis tadi, salah satunya yaitu nukleotida siklik
yang membawa pada kesimpulan bahwa hidrolisis RNA terjadi melalui pembentukan intermediate
posfat siklik. Peralatan itu dinamakan elektroforesis, yang dibuat dari kertas saring Whatman
nomor 3, sebuah tangki kecil dan berbagai larutan penyangga (buffer). Nukleotida yang sudah
terhidrolisis ditaruh di atas kertas saring, kemudian arus listrik dialirkan melalui kedua ujung alat
elektroforesis.
Arus listrik yang dialirkan ini ternyata dapat memisahkan campuran kompleks reaksi tadi menjadi
komponen-komponennya, ini akibat adanya perbedaan minor antara struktur molekul RNA yang
belum terhidrolisis, zat antara (intermediate) dan hasil reaksi (nukleosida 2-monoposfat dan
nukleosida 3-monoposfat) yang menyebabkan mobilitas alias pergerakan mereka pada kertas
saring berbeda-beda kecepatannya. Karena pada akhir proses elektroforesis komponen tersebut
terpisah-pisah, sehingga dapat mengisolasi dan mengidentifikasi setiap komponen tersebut.
Elektroforesis kertas adalah jenis elektroforesis
yang terdiri dari kertas sebagai fase diam dan
partikel yang terlarut sebagai fase gerak,
terutama ion-ion kompleks. Pemisahan ini terjadi
akibat adanya gradasi konsentrasi sepanjang
system pemisahan. Pergerakan partikel dalam
kertas tergantung pada muatan atau valensi zat
terlarut, luas penampang, tegangan yang
digunakan, konsentrasi elektrolit, kekuatan ion,
pH, viskositas, dan adsorbsivitas zat terlarut.
2. Elektroforesis Gel Kanji
Buat 250 ml larutan buffer TAE 1x dengan cara mencamnpurkan 5 ml TAE 50x ke dalam 245 ml akuades.
Buat gel agarosa 1% dengan cara menimbang agarosa 0,2 g untuk dilarutkan ke dalam bufer TAE 1x hingga volume 20 ml. Larutan agarosa dididihkan
hingga larut sempurna.
Siapkan baki gel agarosa, lekatkan selotip di tiap ujung baki gel agarosa (pastikan bahwa selotip melekat kuat dan tidak ada lubang pada masing-
masing ujung baki)
Pasang sisir elektroforesis di salah satu ujung baki gel agarosa dengan posisi hampir menyentuh dasar baki
Periksalah suhu larutan agarosa dengan cara menempelkan erlenmeyer ke tangan, jika suhunya sudah turun hingga sekitar 50-60 0C, tambahkan 1 l
etidium bromid (PERINGATAN KERAS!!, gunakan sarung tangan karena bersifat karsinogenik).
Larutan agarosa dihomogenkan sebentar, kemudian tuangkan larutan ke dalam baki gel agarosa, biarkan hingga larutan berubah menjadi gel yang
padat.
ambil sisir dengan hati-hati, lepaskan selotip dari ujung-ujung baki.
masukkan baki yang telah berisi gel agarosa ke dalam tangki elektroforesis yang telah diisi dengan larutan bufer TAE 1x (pastikan bahwa gel terendam
seluruhnya dalam TAE).
siapkan sekitar 5 cm kertas parafilm di dekat tangki elektroforesis.
masukkan 10 l sampel DNA dan 2 l loading dye 6x ke dalam sumuran gel agarosa dengan cara mencampurkan kedua bahan tersebut terlebih
dahulu secara merata pada kertas parafilm menggunakan mikropipet.
buatlah catatan mengenai nomor sumuran dan jenis sampel DNA yang dimasukkan.
hubungkan kabel dari sumber arus ke tangki elektroforesis (pastikan bahwa kabel yang tersambung ke kutub negatif berada di dekat sumuran; jika
tidak demikian, ubahlah posisi baki/gel ke arah sebaliknya).
nyalakan sumber arus, aturlah volatase dan waktu running hingga diperoleh angka 70 V dan 45 menit dengan cara menekan tombol yang sesuai pada
sumber arus.
jalankan elektroforesis (lakukan running) dengan cara menekan tombol run pada sumber arus.
elektroforesis akan berhenti apabila waktu yang ditetapkan sudah habis, yang ditandai oleh adanya bunyi alarm. Matikan sumber arus dan angkatlah
baki dari tangki elektroforesis.
keluarkan gel dan letakkan di atas UV transluminator (letakkan selubung kaca hitam di atas UV transluminator).
nyalakan UV transluminator, amati pita-pita DNA yang tervisualisasi.
Hasil
Pita-pita DNA hasil elektroforesis dengan nomor sumuran dan jenis sampelnya. Perkirakan ukuran masing-masing
fragmen/pita dengan membandingkannya dengan posisi migrasi pada DNA marker. Metode ini didasarkan pada
pergerakan molekul bermuatan dalam media penyangga matriks stabil, di bawah pengaruh medan listrik. Media
yang umum digunakan adalah sel agarosa atau poliakrilamid. Elektroforesis gel agarosa digunakan untuk
memisahkan fragmen DNA yang berukuran lebih besar dari 100 pb dan dijalankan secara horizontal, sedangkan
elektroforesis poliakrilamid dapat memisahkan 1 pb dan dijalankan secara vertical. Elektroforesis poliakrilamid
biasanya digunakan untuk menentukan DNA (sekuensing).
Larutan yang bermuatan negatif dimasukkan ke dalam sumur-sumur yang terdapat pada gel agarosa dan
diletakkan di kutub negatif, apabila dialiri arus listrik dengan menggunakan larutan buffer yang sesuai maka DNA
akan bergerak ke kutub positif. Laju migrasi DNA dalam medan listrik berbanding terbalik dengan massa DNA.
Migrasi DNA terutama ditentukan oleh ukuran panjang dan bentuk DNA. Fragmen DNA yang berukuran kecil akan
bermigrasi lebih cepat dibandingkan yang berukuran besar, sehingga elektroforesis mampu memisahkan fragmen
DNA berdasarkan ukuran panjangnya. Untuk visualisasi maka ditambahkan larutan etidium bromida yang akan
masuk diantara ikatan hydrogen pada DNA, sehingga pita fragmen DNA akan kelihatan dibawah lammpu UV.
Panjang amplikon bisa diperkirakan dengan membandingkannya dengan pita DNA standar.
Karena pita-pita atau puncak-puncak protein terlalu rapat cenderung saling tumpah-tindih, metode pemisahan
satu dimensi, seperti elektroforesis gel poliakrilamida SDS atau kromatografi, hanya mampu menguraikan protein
dalam jumlah yang relatif kecil (umumnya kurang dari 50). Sehingga digunakan elektroforesis gel dua dimensi
yang menggabungkan dua prosedur pemisahan yang berbeda. metode ini dapat menguraikan lebih dari 1000
macam protein melalui pemetaan dua dimensi.
3. Pulse-Field Gel Electrophoresis (PFGE)