Anda di halaman 1dari 11

Bahan pembahasan PP No

14 Tahun 2016 tentang


Penyelenggaraan
Perumahan dan Kawasan
Permukiman
disampaikan oleh DR. Ir Aca Sugandhy M.Sc
Pada Acara Sosialisasi tanggal 12 April 2017 di Hotel Grand INNA Kuta,
Denpasar .Bali yang diselenggarakan Direktorat Pengembangan Kawasan
Permukiman, Direktorast Jendral Cipta Karya, Kementerian PUPERA.
I.Kesepakatan Pengertian dan Batasan
Obyek

Penyelenggaraan PERKIM
Pembangunan nasional pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, termasuk pembangunan perumahan dan kawasan
permukiman di perkotaan dan perdesaan yang layak, sehat, aman, serasi dan teratur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia.

Wilayah, Daerah, Kawasan, wilayah/Daerah dan Kota., Perumahan dan Kawasan Permukiman

Rumah merupakan tempat awal pendidikan keluarga, persemaian nilai kehidupan, penyiapan generasi muda, serta menjadi tempat pembentuk jati
diri, karenanya kelengkapan fasilitas sosial budaya, fasilitas ekonomi dan fasilitas umum harus merupakan kelengkapan yang harus dipenuhi. Fakta ini
menunjukkan bahwa kualitas permukiman menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas bangsa Indonesia di masa mendatang.

Perumahan adalah kumpulan bangunan rumah yang dilengkapi prasarana dan sarana dasar serta utilitas umum xebagai satu kesatuan kawasan

Pemukiman adalah tempat tinggal atau tempat hunian masyarakat di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan

Permukiman adalah satu kesatuan wilayahberupa perkotaan atau perdesaan yang merupakan kumpulan kawasan tempat tinggal, tempat bekerja,
tempat rekreasi dan didukung prasarana dan sarana dan utilitas umum secara trestruktur dan terpola dalam tata ruang wilayah.

Obyek Perumahan dan Kawasan Permukiman ( perkotaan dan perdesaan ) dalam wilayah admisnistratif Provinsi, Kabupaten, Kota. Kecamatan,
Desa/kelurahan.Dan atau kawasan fungsinal lainnya kawasan strategis , kawasan indiustri, kawasan kumuh ,kawasan pariwista, kawasan
perdagangan memrlukan keterpaduan lokasi ,besarn kawasan dengan dukungan infrstrutur sebagai subsistemnya dalam rangka satau kesatuan
pengembangan nwilayah.

Untuk terlaksananya keterpaduan dan koordinasi antar lembaga perlu mendudukan pengertian wilayah pengembangan strategis dan landasan
hukumya ? Agar

jangan sekedar mencari payung proyek.

Agenda Habitat III : 5 KEYS ELEMENT.

Amanat Kongres Nasional 1 Tahun 1950 di Bandung : Ada 10 butir yang harus dilakukan oleh Negara utk melaksanakan UNDANG UNDANG DASAR
1945 PASAL 28 H.

SUPRA STRUKTUR, DST.NYA , SUBSTRUKTUR Tata Ruang, Lingkungan pemukiman ? dan , tata bangunan
. Pidato Wapres RI H. Moh.Hatta

Telah meminta Negara (harus) ikutcampur dalam masalah perumahan


rakyat secara sungguh-sungguh.

Negara tidak lagi hanya mengurus perumahan pegawaipemerintah dan


tidak hanya menyerahkan pada mekanisme pasarsaja, tetapi mengurus
perumahan bagi rakyat secara keseluruhannya.
II. Review Landasan Hukum Terkait
Penyelenggaraan PERKIM.
UUD 1945 .Pasal 33 Ayat 3 dan Pasal 28 H.
Perumahan dan permukiman adalah kebutuhan dasar manusia dan ketahanan bangsa disamping pemenuhan kebutuhan
pangan dan sandang sesuai amanat Undang-undang Dasar 1945 dalam menciptakan masyarakat yang makmur, dan adil
sejahtera. Karena itu pembangunan perumahan dan permukiman dikawasan perkotaan dan perdesaan harus dilihat secara
integralistik dalam kerangka pembangunan nasional baik secara makro maupun mikro.

UU. No 1 tahun 2011 tentang Perkim Pasal 1 angka 6 ;


. Penyelenggaraan Perumahan dan kawasan permukiman meliputi :perencanaan, pembangunan, pemanfaatan,
danpengendalian termasuk pengembangan kelembagaan, pendanaan dan pembiayaan serta peranserta masyarakat Yang
menyangkut keterpaduan sarana dan prsarana fasos dan fasum,peningkatan perumahan dan permukiman kumuh, konsolidasi
tanah sebagai instrumen penyelenggaraan Perkim. , pengendalian pemanfaatan lahan dan ruang serta sangsi administrasi

Undang Undang terkait lainnya :


, UU tentang Penataan Ruang, UU tentang Bangunan Gedung, UU tentang Rumah Susun, UU tentang Jalan , UU tentang
Pemerintahan Daerah UU tentang Keuangan ,UU tentang Pokok Pokok Agraria , UU tentang Kehutanan, UU tentang Pertanian
Lahan Abadi,UU tentang PPPLH, UU tentang Kelautan, UU tentang TAPERA, UU tentang Pengadaan Tanah
III. Lingkup Pembahasan Materi
Penyelenggaraan PERKIM Pasal 1
angka 6.
A. Perspektif penyelenggaraan Perumahan( RP3KP) :perencanaan
perumahan dan perancangan rumah(pasal27):perencanaan prasarana dan
sarana serta utilitas umum(pasal31); tata carapenghunian(pasal50 ayat3)
;pengendalian perumahan(pasal53 ayat3) ;serta pemilikan rumah(.pasal 55
ayat 6)

Dalam menghadapi mekanisme pasar pemerintah dalam penyelenggaraan


perumahan menghadapi masalah besar dalam masalah penyediaan dan
harga tanah yang meningkat terus dari waktu ke waktu disamping menjadi
alat spekulasi, munculnya pula biaya ekonomi tinggi dalam perijinan, masalah
sistem perpajakan dan terbatasnya dukungan pembiayaan kredit konstruksi,
kredit lahan dan penyediaan prasarana sarana dasar lingkungan perumahan
permukiman.
B.Perspektif penyelenggaraan Kawasan Permukiman ( RKP) (
pasal 58 ayat 4); pembangunan kawasan permukiman ( pasal 84
ayat 7); pengendalian pemanfaatan kawasan permukiman (
pasal 85 ayat 5 )
a.Dalam pembangunan perumahan dalam kawasan permukiman, pemerintah memang tidak
dapat melepaskan diri dari mekanisme pasar baik secara makro kawasan dalam permukiman
perkotaan dan perdesaan maupun mikro kawasan perumahan dalam melihat sisi kebutuhan
rumah, demand dan kemampuan pemenuhan kebutuhan rumah (supply) baik yang diusahakan
oleh bantuan pemerintah, usaha swasta maupun pembangunan rumah secara swadaya oleh
masyarakat.

b.Penerapan prinsip-prinsip pembangunan kawasan perumahan dalam permukiman perkotaan


dan perdesaan dan pengendaliaannya secara terstruktur LISIBA dan KASIBA. Bukan dengan
konsep ala gerbong kereta api tanpa penerapan konsep cluster Lisiba dalam Kasiba dan desain
arsitektur per cluster.

c.Dan harus dilakukan baik untuk pembangunan rumah tunggal satu lantai (landed housing) dan
atau rumah susun (high rise building) dengan desain arsitektur kreatif dari arsitektur masing masing
daerah berdasarkan satuan-satuan kawasan yang kait mengkait melalui jaringan prasarana sarana
dalam satau kesatuan kawasan sebagai subsistem dari penataan ruang wilayah ```

d. Perlu dipikirkan adanya pedoman yang memberikan batasan RKP utk perkotaan dan perdesaan
.
c. Perspektif Tata ruang wilayah dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan
permukiman : Konsolidasi tanah, Bank Tanah; untuk pelaksanaan pengembangan Perkim
sesuai rencana tata ruang dan pencegaha berkembangnya perumahan dan kawasan

permukiman{ perkotaan dan perdesaan } kumuh.( pasal 90,93,95 ayat 6, 104, 113) .
Ketentuan-ketentuan dasar guna melaksanakan kebijaksanaan dibidang pertanahan
diatur dalam UUPA (UU no.5 tahun 1960) pokok yang terkandung dalam UUPA adalah;
(1) Hak menguasai oleh negara, (2) Hukum tanah nasional adalah berdasarkan hukum
adat, (3) Fungsi sosial hak atas tanah, (4) Larangan kepemilikan yang melampaui batas
yang diperkenankan, (5) Penggunaan tanah harus sesuai dengan peruntukkan yang
ditetapkan [ dalam rencana tata ruang wilayah ?). pp Tata Pembebasan tanah PP
tentang Konsolidasi lahan, PP tentang Bank Tanah.
Perlu diatur keterkaitan fungsi, nilai/value sosial ekonomi dari tanah/lahan dengan
perubahan nilai fungsi ruang baik tata ruang yang direncanakan ataupun tidak.
berdasarkan hirarki strukur dan pola ruang baik berupa peraturan zoning ( Zoning
regulations atas dasar hiraki Rencana Tata Ruang ) dan kode bangunan ( building code
mengacu pada UU Bangunan Gedung) Implikasi pada NJOP dan sistem perpajakan
sebagai alat pengendalian utk pemanfaatan ruang yang terencana seperti sangsi
insentif dan disinsentif.
Lanjutan

Undang Undang tentang Penataan Ruang dan Undang Undang tentang


Bangunan Gedung menetapkan beberapa pengaturan yang berkaitan
dengan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman antara lain
mengenai :
pemenuhan kebutuhan rumah dengan lingkungan yang sehat harus secara
konsepsional ditempuh melalui pembangunan baru dan peningkatan kualitas
lingkungan sehingga tercipta pembangunan perkotaan yang secara ekologis
berkelanjutan.
Lisiba dan Kasiba untuk pembangunan baru:Pembangunan perumahan baik
perumahan formal bagi KPR Komersial maupun bagi masyarakat
berpendapatan menengah kebawah yang dilakukan dengan pengadaan
Rumah Sederhana Sehat (RSH) dan Rumah Susun Sewa harus menerapkan
pendekatan Kawasan Siap Bangun/ Lingkungan Siap Bangun (Kasiba/ Lisiba)
atau Lingkungan Siap Bangun Berdiri Sendiri (Lisiba). Kenapa susah
dilaksanakan ? Ada kaitannya dengan harga tanah baik nilai beli dan
perhitungan keuntungan dari harga jual.
Lanjutan

Dalam pembangunan kawasan rumah yang baru maupun upaya perbaikan,


peremajaan bagi terwujudnya kualitas perumahan dan kualitas lingkungan permukiman
bagi masyarakat kota maka dukungan program terpadu dari prasarana sarana dasar
termasuk ruang terbuka : ruang hijau, ruang biru serta ruang abu abu secara LISIBA dan
KASIBA sangat diperlukan sekali.
Kawasan-kawasan yang diremajakan di kawasan kota yang telah padat penduduknya
karena luasan tanah yang terbatas dan harga tanah yang tinggi, maka pemenuhan
kebutuhan rumahnya dilakukan dengan pembangunan rumah susun sederhana sewa
(rusunawa) murah dan rumah susun sewa atau milik komersial.
Review SPWTN, NUDS, RUTRW/RUTRD, RUTR KSN. Utk memilih lokasi prioritas dan
kelayakannya utk investasi dengan dukungan infrastruktur bagi terwujudnya
pembangunan dan pertumbuhan wilayah. Kedalam bentuk Agenda dan
Kelembagaannya.
D. Kebijakan .keterpaduan Prasarana, Sarana, Utilitas
Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman;( pasal 31)

Program prasarana dasar lingkungan perumahan dalam struktur permukiman


perkotaan dan perdesaan sangat diperlukan karena sangat strategis bukan
hanya dapat memberikan nilai tambah terhadap penggunaan tanah namun
juga dalam rangka peremajaan, perbaikan dan peningkatan kualitas
lingkungan perumahan permukiman dikawasan perkotaan.
Untuk mewujudkan kondisi tersebut, pemenuhan kebutuhan rumah dengan
lingkungan yang sehat harus secara konsepsional ditempuh melalui
pembangunan baru dan peningkatan kualitas lingkungan.

Pembangunan rumah yang sehat harus diikuti pula dengan pembangunan


lingkungan perumahannya melalui penyediaan prasarana dan sarana dasar
(PSD) yang memadai, khususnya air minum, sanitasi lingkungan, jalan dan listrik.
Pemenuhan prasarana dasar tersebut diyakini besar kontribusinya dalam
meningkatkan kesehatan lingkungan dan dalam menunjang pertumbuhan
ekonomi.
E .Perspektif Kelembagaan dipusat dan Daerah , peran serta
masyarakat dalam Penyelenggaran Perumahan dan Kawasan
permukiman; pendanaan ; pembiayaan ; sangsi administratif; untuk
pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan ( pasal 150 )

Pembangunan perumahan permukiman tidak bisa lagi didekati secara partial( antara RKP dan RP3KP) dan terbatas
pada bentuk-bentuk uji coba proyek dalam pembiayaannya. Namun perlu dikembangkan sistem Pendanaan dan
Pembiayaan yang menyeluruh untuk memecahkan permasalahan kebutuhan perumahan untuk masyarakat secara
berkelanjutan.
Dalam memberikan bantuan perlu tetap memberikan prioritas dalam penyediaan fasilitas bantuan kepada
masyarakat berpenghasilan rendah melalui program-program: (1)perbaikan lingkungan kawasan kumuh,
(2)penyediaan Rumah Sederhana Sehat melalui Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Bersubsidi dengan bunga murah.
Mendudukan pembangunan RKP dan RP3KP dalam lokasi LISIBA dan KASIBA dalam
wujud struktur dan pola pemnafaatan ruang wilayah.
Alat untuk mengintegrasikan penata gunaan tanah dan penataan ruang wilayah dan kota.
Kelembagaan untuk koordinasi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan perumahan dan
kawasan permukiman ( NURDP) di Pusat dan Daerah tetap diperlukan.

Perlu Pedoman pembangunan RKP dan RP3KP perkotaan dan perdesaan secara keruangan, teknis dan administrasi
pemerintahan . Kterkaitannnya dengan Badan Pengelola TAPERA, Bapertarum, LMF dan LMAN sebagai lembaga
pengelola BLU di KEMKeu ?

Anda mungkin juga menyukai