Anda di halaman 1dari 15

Ns. Paskalis L, S.Kep.

Latar Belakang
Perubahan dlm ilmu pengetahuan & pengobatan
telah memberikan pengetahuan &teknologi utk
berhasil mengubah perjalanan banyak penyakit.
Meskipun pengobatan alopatik (pengobatan
tradisional Eropa) telah berhasil, tetapi masih banyak
kondisi seperti arthritis, nyeri punggung kronis, msl
gastrointestinal, alergi, sakit kepala & insomnia yg
sulit diobati, & banyak klien menggali metode
alternatif utk mengurangi gejala sakit kepala.
Peneliti memperkirakan bahwa >75% klien mencari
perawatan dari praktisi pelayanan primer utk
mengatasi stres, nyeri & kondisi kesehatan dimana
tidak diketahui penyebab & obatnya (Rakel dan Faas,
2006).
Menurut data di AS pd thn awal 1990-an, sepertiga dari
1.530 org yg disurvei, menggunakan terapi tsb.
Dalam penelitian lebih lanjut dari thn 1990 sampai
1997, ternyata respondennya bertambah dari 34%
menjadi 42%.
Dari survei tsb. ditemukan sebagian besar mereka yg
menggunakan terapi ini adl org-org dgn taraf
pendidikan yg tinggi & penghasilan yg cukup serta
usia berkisar antara 25-49 thn .
Hal yg menarik dari penelitian ini bahwa pasien-
pasien yg mencari terapi pelengkap & alternatif adl
mereka yg menderita nyeri pinggang belakang (35,9%)
thn 1990; 47,6% thn 1997, arthritis (17,5%; 26,7%) &
nyeri muskuloskeletal (22,3%; 23,6%)
Hal ini sebanding dgn penelitian yg dilakukan di
beberapa negara lain seperti Australia,
Canada,Inggris & Belanda (Perry, Potter, 2009).
Definisi Komplementer
Terapi Komplementer mrp metode penyembuhan
yg caranya berbeda dari pengobatan konvensional
di dunia kedokteran, yg mengandalkan obat kimia
& operasi, yg dpt dilakukan oleh tenaga kesehatan.
Banyak terapi modalitas yg digunakan pd terapi
komplementer mirip dgn tindakan keperawatan
seperti teknik sentuhan, masase & manajemen
stress.
Terapi komplementer mrp terapi tambahan
bersamaan dgn terapi utama & berfungsi sbg terapi
suportif utk mengontrol gejala, meningkatkan
kualitas hidup, & berkontribusi thd
penatalaksanaan pasien scr keseluruhan.
Sesuai dgn Peraturan MenKes. definisi pengobatan
komplementer tradisional alternatif adl pengobatan non
konvensional yg ditujukan utk meningkatkan derajat
kesmas. meliputi upaya promotif, preventif, kuratif &
rehabilitatif yg diperoleh melalui pendidikan terstruktur
dgn kualitas, keamanan & efektifitas yg tinggi berlandaskan
ilmu pengetahuan biomedik tapi belum diterima dalam
kedokteran konvensional
Dalam penyelenggaraannya harus sinergi dan terintegrasi
dgn pelayanan pengobatan konvensional dgn tenaga
pelaksananya dokter, dokter gigi & tenaga kesehatan lainnya
yg memiliki pendidikan dalam bidang pengobatan
komplementer tradisional alternatif.
Menurut WHO (World Health Organization), Pengobatan
komplementer adl pengobatan nonkonvensional yg bukan
berasal dari negara yg bersangkutan. Jadi untuk Indonesia,
jamu misalnya, bukan termasuk pengobat an komplementer
tetapi mrp pengobatan tradisional.
Pengobatan tradisional yg dimaksud adl pengobatan yg
sudah dari zaman dahulu digunakan & diturunkan scr
turun temurun pd suatu negara. Tapi di Philipina
misalnya, jamu Indonesia bisa dikategorikan sbg
pengobatan komplementer .
Bagi perawat yg tertarik mendalami terapi komplementer
dpt memulai dgn tindakan tindakan keperawatan atau
terapi modalitas yg berada pd bidang keperawatan yg
dikuasai scr mahir berdasarkan perkembangan teknologi
terbaru.
Jadi, KEPERAWATAN KOMPLEMENTER adl cabang ilmu
keperawaratan yg menerapkan pengobatan non
konvensional yg ditujukan utk meningkatkan derajat
kesmas. meliputi upaya promotif, preventif, kuratif &
rehabilitatif yg berfungsi sbg terapi suportif utk
mengontrol gejala, meningkatkan kualitas hidup, &
berkontribusi thd penatalaksanaan pasien scr
keseluruhan, diperoleh melalui pendidikan terstruktur
dgn kualitas, keamanan & efektifitas yg tinggi
berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik tapi belum
diterima dalam kedokteran konvensional
Jenis-Jenis Terapi Komplementer
Hasil penelitian ttg terapi komplementer yg
direkomendasikan utk perawat adl: masase, terapi
musik, diet, teknik relaksasi, vitamin & produk herbal.
Di Amerika terapi komplementer kedokteran dibagi
empat jenis terapi: Chiropractic , teknik relaksasi, terapi
masase dan akupunktur.
Menurut National Institute of Health (NIH), terapi
komplementer dikategorikan menjadi 5, yaitu :
Biological Based Practice : herbal, vitamin, &
suplemen lain
Mind-body techniques: meditasi
Manipulative and body-based practice: pijat,
refleksi
Energy therapies: terapi medan magnet
Ancient medical systems: obat tradisional
chinese, aryuvedic, akupuntur
Di Indonesia ada 3 jenis teknik pengobatan komplementer yg telah
ditetapkan oleh DepKes utk dapat diintegrasikan ke dalam pelayanan
konvensional, yaitu sbb:
1. Akupunktur medic yaitu metode yg berasal dari Cina ini
diperkirakan sangat bermanfaat dalam mengatasi bbg kondisi
kesehatan tertentu dan juga sbg analgesi (pereda nyeri).
Cara kerjanya adl dgn mengaktivasi bbg molekul signal yg
berperan sbg komunikasi antar sel. Salah satu pelepasan molekul
tsb adl pelepasan endorphin yg banyak berperan pada sistem
tubuh.
2. Terapi hiperbarik, yaitu suatu metode terapi dimana pasien
dimasukkan ke dalam sebuah ruangan yg memiliki tekanan udara 2
3 kali lebih besar daripada tekanan udara atmosfer normal (1
atmosfer), lalu diberi pernapasan oksigen murni (100%). Selama
terapi, pasien boleh membaca, minum , atau makan utk
menghindari trauma pada telinga akibat tingginya tekanan udara.
3. Terapi herbal medik, yaitu terapi dgn menggunakan obat bahan
alam, baik berupa herbal terstandar dalam kegiatan pelayanan
penelitian maupun berupa fitofarmaka. Herbal terstandar yaitu
herbal yg telah melalui uji preklinik pd cell line atau hewan coba,
baik thd keamanan maupun efektivitasnya.
Terapi dgn menggunakan herbal ini akan diatur
lebih lanjut oleh DepKes. RI.
Ada beberapa persyaratan yg harus dipenuhi,
yaitu:
Sumber daya manusia harus tenaga dokter &
atau dokter gigi yg sudah memiliki
kompetensi.
Bahan yg digunakan harus yg sudah
terstandar & dalam bentuk sediaan farmasi.
Rumah sakit yg dpt melakukan pelayanan
penelitian harus telah mendapat izin dari
DepKes. RI & akan dilakukan pemantauan
terus menerus.
Dari 3 jenis teknik pengobatan komplementer yg ada,
daya efektivitasnya utk mengatasi bbg jenis ggn
penyakit tdk bisa dibandingkan satu dgn lainnya
karena masing2 mempunyai teknik serta fungsinya
sendiri2.
Terapi hiperbarik misalnya, umumnya digunakan utk
pasien dgn gangren supaya tdk perlu dilakukan
pengamputasian bagian tubuh.
Terapi herbal, berfungsi dalam me daya tahan tubuh.
Sementara, terapi akupunktur berfungsi memperbaiki
keadaan umum, me sistem imun tubuh, mengatasi
konstipasi/diare, me nafsu makan serta
menghilangkan atau mengurangi efek samping yg
timbul akibat dari pengobatan kanker itu sendiri,
seperti mual & muntah, fatigue (kelelahan) &
neuropati.
Jenis pelayanan pengobatan komplementer
alternatif berdasarkan Permenkes RI
No: 1109/Menkes/Per/2007 adl:
1. Intervensi tubuh & pikiran (mind & body interventions):
Hipnoterapi, mediasi, penyembuhan spiritual, doa &
yoga
2. Sistem pelayanan pengobatan alternatif: akupuntur,
akupresur, naturopati, homeopati, aromaterapi,
ayurveda
3. Cara penyembuhan manual: chiropractice, healing
touch, tuina, shiatsu, osteopati, pijat urut
4. Pengobatan farmakologi & biologi: jamu, herbal, gurah
5. Diet & nutrisi utk pencegahan & pengobatan: diet
makro nutrient, mikro nutrient
6. Cara lain dalam diagnosa & pengobatan: terapi ozon,
hiperbarik, EEC
DASAR HUKUM
Pemerintah telah menerbitkan PerMenKes. RI Nomor 1109 Tahun
2007 ttg penyelenggaraan pengobatan komplementer-alternatif di
fasilitas yankes. Menurut aturan itu, pelayanan komplementer-
alternatif dpt dilaksanakan scr sinergi, terintegrasi, & mandiri di
fasilitas yankes. Pengobatan itu harus aman, bermanfaat, bermutu,
& dikaji institusi berwenang sesuai ketentuan berlaku.
Selain itu, dalam Permenkes RI No 1186/Menkes/Per/XI/1996 diatur
ttg pemanfaatan akupunktur yankes pd umumnya. Di dalam pasal
lain disebutkan bahwa pengobatan tradisional akupunktur dpt
dilakukan oleh tenaga kesehatan yg memiliki
keahlian/keterampilan di bidang akupunktur atau oleh tenaga lain
yg telah memperoleh pendidikan & pelatihan akupunktur.
Sementara pendidikan & pelatihan akupunktur dilakukan sesuai
dgn ketentuan perundangan yg berlaku.
Sementara itu, Keputusan Menkes RI No 1076/Menkes/SK/VII/2003
mengatur ttg penyelenggaraan Pengobatan Tradisional. Di dalam
peraturan tsb diuraikan cara- cara mendapatkan izin praktek
pengobatan tradisional beserta syarat- syaratnya. Khusus utk obat
herbal, pemerintah mengeluarkan Keputusan Menkes RI Nomor 121
Tahun 2008 ttg Standar Pelayanan Medik Herbal. Utk terapi SPA
(Solus Per Aqua) atau dalam bahasa Indonesia sering diartikan sbg
terapi Sehat Pakai Air, diatur dalamPermenkes RI No. 1205/
Menkes/Per/X/2004 ttg pedoman persyaratan kesehatan pelayanan
Sehat Pakai Air (SPA).
Konsep Keilmuan
Pada dasarnya, terapi komplementer bertujuan utk
memperbaiki fungsi dari sistem-sistem tubuh, terutama
sistem kekebalan & pertahanan tubuh, agar tubuh dpt
menyembuhkan dirinya sendiri yg sedang sakit, karena tubuh
kita sebenarnya mempunyai kemampuan utk menyembuhkan
dirinya sendiri, asal kita mau mendengarkannya &
memberikan respon dgn asupan nutrisi yg baik & lengkap
serta perawatan yg tepat.
Ada banyak jenis metode dalam terapi komplementer ini,
seperti akupuntur, chiropractic, pijat refleksi, yoga, tanaman
obat/ herbal, homeopati, naturopati, terapi polaritas atau
reiki, teknik-teknik relaksasi, termasuk hipnoterapi, meditasi,
visualisasi & sebagainya.
Obat- obat yg digunakan bersifat natural/ mengambil bahan
dari alam, seperti jamu-jamuan, rempah yg sudah dikenal
(jahe, kunyit, temu lawak & sebagainya), sampai bahan yang
dirahasiakan.
Pendekatan lain seperti menggunakan energi tertentu yg
mampu mempercepat proses penyembuhan, hingga
menggunakan doa tertentu yg diyakini scr spiritual memiliki
kekuatan penyembuhan.
Lalu, amankah berbagai terapi komplementer tsb?

Para ahli berpendapat bahwa terapi komplementer relatif aman


karena menggunakan cara2 alami yg jauh dari bahan2 kimia yg jelas2
banyak memberikan efek samping.
Namun, walaupun alami tetap harus dikaji & diteliti tingkat
keefektifan & keamanannya. Memang penelitian ttg terapi
komplementer masih jarang, karen belum memiliki standar baku.
Terapi ini tdk selalu dirancang utk mengobati penyakit tertentu,
beberapa terapi alternatif merawat org scr keseluruhan, bukan suatu
penyakit tertentu. Terapi ini mungkin dpt mengembalikan
keselarasan, keseimbangan, atau menormalkan aliran energi.
Penelitian ilmiah sangat mahal biayanya. Pembuat terapi alternatif
seringkali tdk mampu membayar utk sebuah penelitian ilmiah.
Pemerintah lebih cenderung utk mendanai penelitian obat-obatan
barat karena dipandang lebih efektif.
Dgn hak paten, para produsen dpt memperoleh keuntungan yg
membantu mendanai penelitian. Sedangkan kebanyakan terapi
komplementer tdk dpt dipatenkan. Namun halangan2 ini bukan
berarti tdk ada terapi komplementer yg scr sukses diteliti, beberapa
terapi telah teruji & terbukti kemanjurannya

Anda mungkin juga menyukai