Anda di halaman 1dari 154

CURRICULUM VITAE

Dr. ICHSAN AGUS EFFENDI


NIP 19800823 200604 1 004

FK USU 2005

Dokter PTT di Pusk. Batu Horpak Tapanuli Selatan (2005 2006 )


Widyaiswara Bapelkes Prov. Sumut (2010 sekarang)
hp: 081265429371, i_agus_e@yahoo.com
1
PENANGGULANGAN
KEGAWATDARURATAN
SEHARI - HARI DAN BENCANA

BALAI PELATIHAN KESEHATAN


PROVINSI SUMATERA UTARA
2
Tujuan Pembelajaran Umum :

Peserta mampu
mendemonstrasikan
penanganan kegawatdaruratan
sehari-hari dan bencana.

3
Tujuan pembelajaran khusus :

Peserta mampu
1. Menjelaskan upaya perlindungan
diri dan pencegahan infeksi.
2. Melakukan penilaian penderita
3. Mensimulasikan penatalaksanaan
pra rujukan kegawatdaruratan
jantung, pembuluh darah dan
pernafasan 4
4. Mensimulasikan penatalaksanaan
pra rujukan perdarahan dan syok

5. Mensimulasikan penatalaksanaan
pertolongan pertama pada cidera
akibat trauma, luka bakar,
keracunan dan gigitan binatang

5
6. Mensimulasikan penatalaksanaan
pra rujukan kasus-kasus
kegawatdaruratan obstetri dan
neonatal di tingkat pelayanan
dasar

7. Melaporkan kondisi penderita dan


lingkungan ke sarana pelayanan
kesehatan rujukan

6
POKOK BAHASAN 1

UPAYA PERLINDUNGAN DIRI


DAN PENCEGAHAN INFEKSI

7
A. Pengertian Penyakit Infeksi

Penyakit Infeksi adalah

Suatu keadaan sakit yang disebabkan


mikroorganisme seperti bakteri atau
virus yang dapat menular

8
B. Cara Penularan Infeksi
1. Kontak Langsung :
Cairan tubuh
Luka terbuka / jaringan lunak terbuka
Mukosa mulut, mata atau hidung
2. Kontak Tidak Langsung :
Patogen yang ada di udara pada saat
bernafas, batuk atau bersin
Benda-benda yang terkontaminasi 9
C. Tanda & Gejala Penyakit
Infeksi

Tanda & Gejala berbeda-beda


Secara umum :
Demam, batuk, sakit kepala, mual,
muntah, mata kuning, diare,
kelemahan umum, penurunan berat
badan

Carrier (pembawa kuman) 10


D. Tindakan Pencegahan Diri dan
Penderita terhadap Infeksi dan
Ancaman lain
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Keamanan diri sendiri
--- resiko terhadap infeksi
2. Keamanan lingkungan
--- resiko jiwa penolong
3. Keamanan penderita
--- resiko memperparah korban 11
Cara Mencegah Resiko Infeksi :
1. Mencuci tangan
Air, sabun, alkohol
2. Membersihkan / dekontaminasi alat-alat
Air, sabun, alkohol, cairan desinfektan
sterilisasi panas, sinar, bahan kimia
3. Memakai Alat Proteksi Diri (APD) :
Sarung tangan, masker, celemek, alas
kaki, kaca mata, 12
13
14
15
POKOK BAHASAN 2

PENILAIAN PENDERITA

16
A. Pengertian Gawat Darurat
Gawat
Suatu keadaan karena cidera maupun
non cidera yang mengancam nyawa
pasien

Darurat
Suatu keadaan karena cidera maupun
non cidera yang membutuhkan
pertolongan segera
17
Gawat Darurat
Suatu keadaan karena cidera
maupun non cidera yang
mengancam jiwa dan
membutuhkan pertolongan segera

18
B. Langkah - Langkah Penilaian
Penderita

Yang Perlu dinilai :


Pastikan SADAR atau TIDAK SADAR
A : Airway ( Jalan Nafas )
B : Breathing ( Pernafasan )
C : Circulation ( Sirkulasi darah )
19
1. Periksa Keadaan Umum
Trauma atau non trauma
2. Periksa Kesadaran Penderita
Sadar atau tidak sadar

4 Tingkat Kesadaran (ASNT)


A Awas (sadar penuh)
S Suara (respon terhadap suara)
N Nyeri (respon sakit)
T Tidak ada respon
20
3. A AIRWAY
Memastikan Jalan Nafas Adekuat
Gerakan, suara, hembusan nafas

4. B BREATHING
Cepat, lambat, dalam, dangkal, apnoe

5. C CIRCULATION
Nadi cepat, lambat, kuat, lemah

21
6. Pemeriksaan Penderita
a.Pemeriksaan tanda vital
RR, HR, TD, Temp, kulit, pupil
b.Pemeriksaan Seluruh tubuh (HTT)
Kepala, leher, dada, perut, panggul,
anggota gerak & pemeriksaan bagian
belakang.
Dengan menggunakan metode BTLS
( Bentuk, Tumor, Luka, Sakit )
22
POKOK BAHASAN 3

PENATALAKSANAAN
PRA RUJUKAN
KEGAWATDARURATAN JANTUNG,
PEMBULUH DARAH DAN
PERNAFASAN

23
A. PENILAIAN JALAN NAFAS
1. Jalan Nafas Normal
2. Jalan Nafas Tidak Normal
Snorring (mengorok), Gurgling
(berkumur), stridor (mengeras)

B. MEMBEBASKAN JALAN NAFAS


Head tilt (mendorong kepala)
Chin lift (mengangkat dagu)
Jaw thrust (mendorong dagu ke depan)
24
C. Membersihkan Jalan Nafas
1. Miringkan penderita
2. Sapuan jari
D. Sumbatan Benda Asing di Jalan
Nafas
1. Parsial : stridor
2. Total : see saw

25
E. Penatalaksanaan Pra Rujukan
Rumah Sakit pada Penderita
Sumbatan Jalan nafas

1. Sumbatan Parsial
Usahakan batuk bila tidak berhasil rujuk

2. Sumbatan Total
a. Heimlich manuver
b. Abdominal thrust
c. Back blow Simulasi
26
HEIMLICH 27
ABDOMINAL THRUST
28
ABDOMINAL THRUST
29
BACK BLOW
30
31
C. Menilai & Memperbaiki Pernafasan
1. Menilai pernafasan (lihat, rasa, dengar)
Gerakan rongga dada & penggunaan
otot-otot pernafasan.
2. Tanda-tanda pernafasan tidak adekuat
- RR (<10X / menit >24 X / menit)
- cuping hidung
- sianosis
- penurunan kesadaran
- HR 32
3. Memperbaiki Pernafasan
a. tanpa alat
Mulut mulut
hidung
mulut & hidung
b. dengan alat
a junct to mouth
bag valve mask

Sesak berkurang & sianosis menghilang 33


Junct to Mouth

34
Bag Valve Mask 35
G. Resusitasi Jantung Paru (RJP)
Suatu tindakan resusitasi terhadap jantung
dan paru yang harus dilakukan sesegera
mungkin untuk mencegah dan
menghentikan terjadinya proses menuju
kematian

CPR (Cardio Pulmonary Resucitation)


BHD (Bantuan Hidup Dasar)
BLS (Basic Life Support)
36
Pada pasien tidak sadar

HEAD TILT 37
CHIN LIFT 38
JAW THRUST 39
MENILAI JALAN NAFAS
Lihat (LOOK) gerakan dada dan perut serta
Dengar (LISTEN) & Rasakan (FEEL) udara
pernafasan

40
Cara Membebaskan Jalan Nafas

41
Nafas buatan 2 kali

42
PERIKSA
NADI DI LEHER

PERIKSA
ARTERI KAROTIS
43
PERIKSA
NADI DI LEHER
ARTERI KAROTIS

PERIKSA
NADI DI LEHER
ARTERI
BRACHIALIS 44
AREA TITIK TUMPU PIJATAN

45
AREA TITIK TUMPU PIJATAN

46
TUMIT TANGAN SATUNYA DILETAKKAN DI ATAS TANGAN
YANG SUDAH BERADA TEPAT DI TITIK PIJAT JANTUNG

JARI JARI KEDUA TANGAN DIRAPATKAN DAN


47
DIANGKAT TIDAK IKUT MENEKAN
48
RJPO 2 PENOLONG
49
RJP dilakukan oleh 1 penolong

30 : 2

50
Penolong mengambil posisi tegak lurus di
atas dada pasien dengan siku lengan lurus
menekan sternum sedalam 4-5 cm

51
Arah tekanan tegak lurus pada sternum

Os. Sternum

5 cm

Jantung terkompresi

52
Corpus Vertebra
Resusitasi Jantung Paru (RJP)
ya
AJAK BICARA TENTUKAN KESADARAN PANGGIL, GOYANG,
tidak RANGSANG NYERI
Minta bantuan
A BEBASKAN JALAN NAFAS HEAD TILT, CHIN LIFT,
JAW THRUST
ya
POSISI MANTAP PERIKSA PERNAFASAN LOOK, LISTEN,FEEL
tidak
B BERIKAN NAFAS BUATAN 2X EFEKTIF

C PERIKSA NADI CAROTIS

ya tidak

NAFAS BUATAN PIJAT JANTUNG

10-12 x / menit RATIO 30:2


53
Evaluasi setiap 5 siklus / 2 menit
AREA TITIK TUMPU PIJATAN
Perpotongan garis imajiner
Papila mammae dengan garis Sternum
2 Jari / 3 - 5 cm di atas Proc. Xyphoideus
Pertengahan Sternum

Rasio RJP :
30 : 2 ( 5 Siklus / 2 Menit )

Kecepatan Pijatan
100 X / menit 54
RJP DIHENTIKAN
ROSC / Kembalinya ventilasi &
sirkulasi spontan
Ada yang lebih ahli
Penolong lelah
Sudah 30 menit tidak ada respon
Tanda kematian yang irreversibel

55
H. Penatalaksanaan Pra Rujukan
Kegawatdaruratan Jantung dan
Pembuluh Darah
1. Faktor Resiko
Usia lanjut
Jenis kelamin
Riwayat serangan jantung
Penyakit jantung koroner
Penyakit diabetes melitus
Pernah mendapat serangan jantung
Penyakit darah tinggi
Merokok
Kurang olah raga
56
obesitas
1. Gejala Prodromal
Keluhan yg dirasakan oleh korban
sejak 2 - 3 minggu sebelum serangan
Cepat lelah
Sakit dada ringan
Sesak nafas ringan
Nyeri ulu hati

57
3. Jenis-jenis Kegawatdaruratan
Jantung & Pembuluh Darah

a. Angina Pectoris
Nyeri dada yang disebabkan
penyempitan pembuluh darah koroner
akibat arterisclerosis sehingga
pasokan oksigen menjadi berkurang

58
Gejala Utama
Nyeri dada akut seperti tertimpa beban
dan dada terasa panas
Nyeri dada menjalar ke lengan kiri, leher,
bahu kiri dan punggung dan tidak
berkurang dengan perubahan posisi
Sesak nafas, jantung berdebar, keringat
dingin, mual dan muntah

59
b. Infark Miocard Akut (IMA)
kerusakan atau kematian sebagian otot
jantung karena suplai oksigen ke bagian
otot jantung terhenti

Gejala Utama
Angina pectoris > 30 menit, yang tidak
hilang meskipun diberi ISDN sampai 3
kali pemberian
Rasa lemas, cemas dan ketakutan
Penurunan kesadaran atau pingsan 60
c. Gagal Jantung
Jantung tidak mampu memompakan
darah dan oksigen ke seluruh tubuh.

Gejala Utama
Sesak nafas bertambah bila berbaring
Kembung, cepat lelah, cemas dan takut
Bengkak pada kedua tungkai
Nadi >120 X / menit dan pelebaran
vena leher
61
62
d. Krisis Hipertensi
Keadaan darurat hipertensi dimana
tekanan darah naik secara tiba-tiba
yang memerlukan penurunan segera

Gejala Utama
Sakit kepala yang berat
Mata berkunang-kunang
Mimisan
Rasa kesemutan di lengan atau tungkai
Rasa cemas 63
e. Cerebrovascular Accident (Stroke)
berkurangnya aliran darah ke otak yang
mengakibatkan kematian sel syaraf pada
daerah yang tidak menerima aliran darah
Jenis Stroke
1. Stroke Ischemik
2. Stroke Haemorragic
Faktor Resiko
1. Umur, jenis kelamin, ras atau etnik
2. Post stroke, Peny. jantung, merokok 64
Gejala dan Tanda Stroke
1. Sakit kepala hebat secara tiba-tiba
2. Salah satu tungkai kesemutan, lemah,
lumpuh
3. Bicara tidak jelas
4. Mata kabur & ukuran pupil berbeda
5. Perubahan kesadaran : pingsan s/d
koma
6. Dapat timbul kejang
7. Hilangnya kontrol BAK dan BAB 65
4. Langkah Pra Rumah Sakit pada
Kegawatdaruratan Jantung
& Pembuluh Darah

1. ABC beri oksigen 4 liter/menit


2. Hentikan perdarahan / mimisan
3. Posisikan setengah duduk/ duduk tegak
4. Longgarkan pakaian
5. Beri rasa aman dan dukungan moral
6. Jaga suhu tubuh & monitor tanda vital
7. Segera rujuk 66
5. Tindakan Pra Rumah Sakit Stroke
1. Kenakan APD dan amankan lokasi
2. ABC dan beri oksigen 4 liter / menit
3. Posisikan pasien berbaring terlentang
4. Longgarkan pakaian
5. Berikan rasa aman & dukungan moral
6. Segera rujuk
6. Pencegahan
Gaya hidup sehat, kendalikan Faktor
Resiko, obati penyakit 67
68
69
70
I. Penatalaksanaan Pra Rujukan
Kegawatdaruratan Pernafasan

1. Kegawatdaruratan Pernafasan
Kesulitan bernafas yang mengakibatkan
terganggu kemampuan pertukaran O2 &
CO2 dan umumnya mengalami :
a. Sesak Nafas : suara stridor
b. Hypoksia
c. Wheezing
d. Sianosis 71
2. Jenis - Jenis Kegawatdaruratan Pernafasan

a. Pneumonia
Infeksi pada jaringan padat paru
Gejala :
1. Sesak nafas dan Demam 37,5 C
2. Nyeri dada dan Batuk dengan
dahak banyak 72
b. Hemoptisis
Batuk darah
Ringan volume < 5 ml / hari
Berat volume > 600 ml / hari atau
100 ml / 3 hari
Gejala :
1. Demam bila penyebabnya infeksi
2. Peningkatan frekwensi nafas
3. Riwayat merokok dan penyakit paru
73
c. Pneumothorax
Masuknya udara di rongga thorax
sehingga paru menguncup karena
tekanan udara tersebut
Biasanya akibat infeksi ataupun trauma
Gejala :
1. Nyeri dada dan sesak nafas
2. Peningkatan frekwensi nafas

74
d. Asma Bronchial Akut
Penyempitan saluran pernafasan akibat
spasmenya dinding bronchus
Umumnya karena alergi
Gejala :
1. Batuk disertai wheezing
2. Sesak nafas
3. Gelisah, sulit tidur karena batuk
4. Sianosis
75
e. Keracunan Gas
Terhirupnya gas racun, umumnya akibat
asap pembakaran yaitu gas CO atau
amonia dan lain - lain
Gejala :
1. Lemas dan menurunnya kesadaran
2. Peningkatan frekwensi nafas
3. Batuk dan sesak nafas
4. Adanya henti nafas dan jantung sesaat
76
2. Penanganan Pra Rujukan
Kegawatdaruratan Pernafasan

1. Pindahkan ke lokasi yang aman dan


nyaman
2. Periksa kesadaran dan periksa ABC
3. Beri dukungan moral pada pasien yang
cemas
4. Rujuk secepat mungkin
77
J. Mengangkat dan Memindahkan
Pasien

1. Mengangkat Pasien
a. Mengangkat tandu
b. Memutar korban dengan
Log Roll
2. Memindahkan Pasien
a. Pemindahan Darurat

78
3. Pemindahan Darurat
a. Tarikan lengan
b. Tarikan bahu
c. Tarikan baju
d. Tarikan selimut
e. Dibopong, digendong dan lain-lain

79
3. Pemindahan Non Darurat
a. Mengangkat langsung dari tanah :
tanpa menggunakan tandu
b. Pengangkatan anggota badan
c. Mengatur posisi pasien : sesak nafas,
syok & trauma
d. Membuat tandu
e. Papan punggung (Long spine board)

80
POKOK BAHASAN 4

PENATALAKSANAAN PRA
RUJUKAN PERDARAHAN DAN
SYOK

81
A. Penatalaksanaan Pra Rujukan
Perdarahan
Perdarahan
Suatu keadaan dimana darah
keluar dari pembuluh darah
Jenis Jenis Perdarahan
1. Perdarahan Luar
2. Perdarahan Dalam
82
1. Perdarahan Luar
Jenis-jenis perdarahan Luar

Perdarahan Nadi / Arteri


Perdarahan vena
Perdarahan Kapiler

83
Perawatan Pra RS
Lakukan penekanan langsung
Tinggikan anggota gerak yang
cedera
Gunakan penekanan pd titik yg
riskan
Imobilisasi anggota gerak

84
2. Perdarahan Dalam

Gejala dan Tanda


Batuk darah
Muntah darah
Jejak memar di kulit
Perut yang keras
Keluar darah dari alat kelamin

85
Perawatan Pra RS
Pertahankan jalan nafas
Jaga korban agar tetap hangat
Awasi tanda-tanda syok
Evakuasi korban secepat mungkin

86
Prinsip pada Penutupan Luka

Bahan harus steril


Jangan ada ujung balutan yg bebas
melayang
Jangan sentuh luka secara langsung
Ikatan balut jangan terlalu
longgar/kencang
Plester ujung balutan
Ujung jari jangan ikut terbalut

87
Jenis jenis penutup luka
1. Kassa
2. Pembalut trauma
3. Verban
4. Verban elastis
5. Pembalut oklusif : plastik, kedap udara

Jenis Jenis balutan


1. Mitela
2. Kravat
3. Verban biasa / elastis 88
B. Penatalaksanaan Pra Rujukan
Syok

SYOK
Gangguan perfusi, kegagalan tubuh untuk
memberikan darah ke semua sel dalam
tubuh.

89
1. Tanda dan Gejala Syok
a. Nadi
cepat, lambat, tidak teratur, halus,
tidak teraba
b. Otak
gelisah dan penurunan kesadaran
c. Paru-paru
nafas cepat, lambat, dangkal, apnoe
d. Kulit
dingin, keringat dingin, kulit kering
90
Jenis Jenis Syok
a. Syok Hipovolemik :
eksogen & endogen
b. Syok Kardiogenik :
MCI, CHF, Aritmia
c. Syok Obstruktif :
tamponade pericard, trombus /
emboli, aneurisma aorta
d. Syok Distributif :
neurogenic, anafilaktif, sepsis
91
Langkah Perawatan Pra Rujukan
1. ABC
2. Posisi Syok
3. Beri oksigen dan cairan intravena

Dengan alat

Tanpa alat 92
POKOK BAHASAN 5

PENATALAKSANAAN
PERTOLONGAN PERTAMA PADA
CIDERA AKIBAT TRAUMA, LUKA
BAKAR, KERACUNAN & GIGITAN
BINATANG

93
A. PENATALAKSANAAN CIDERA
AKIBAT TRAUMA
1. Jenis-jenis Luka
Luka tertutup
Luka terbuka
Luka serut
Laserasi
Luka sayat
Luka tusuk dan luka tembus
Luka tusuk pada dada
Benda tertancap
94
2. Perdarahan yang banyak pada luka
yang mengenai pemb. darah di leher
Mengakibatkan :
Perdarahan yang hebat dan
memungkinkan terjadinya emboli dan
kemungkinan ada cidera spinal
Segera lakukan :
Dengan menggunakan sarung tangan
letakkan kassa pada luka dan berikan
cukup tekanan
Apabila perdarahan terkontrol, tekanan
dapat dikurang.
95
3. Eviserasi
Luka yang mengakibatkan keluarnya
organ dari dalam luka
Segera lakukan :
Balutan dengan menggunakan
pembalut atau pembungkus yang bersih
dan steril

96
4. Amputasi
Luka yang mengakibatkan bagian tubuh
terlepas dari badan

Segera lakukan :
Balut dengan menggunakan pembalut
atau pembungkus yang bersih dan steril
Masukkan bagian terlepas ke dalam
plastik berisi es dan beri label nama
penderita, tanggal dan jam

97
5. Avulsi
Luka yang menyebabkan mengelupasnya
kulit dengan jaringan
Lakukan perawatan luka

5. Gigitan
Lakukan perawatan luka

7. Luka berdasarkan lokasi


Luka pada hidung, telinga, mata, leher dll
98
8. Tindakan pada Luka Tertutup dan
Luka Terbuka

a. Tindakan Pada Luka Tertutup


Hati-hati terhadap kemungkinan
penyakit menular
Berikan kompres dingin bila memar
Naikkan bagian yang luka sejajar
jantung

99
b. Pada Luka Terbuka
Buka hingga seluruh luka terlihat
Kontrol perdarahan dgn tekanan
langsung dan peninggian
Jangan cabut benda yg tertancap
Bungkus dan balut luka, cegah
kontaminasi
Periksa nadi distal sebelum/sesudah
pasang pembalut

100
9. Gejala dan Tanda Patah tulang
Gejala Patah tulang
Nyeri, bengkak , memar
Kemerahan dan lebih
hangat

Tanda Patah tulang


Nyeri tekan
Krepitasi
Kelainan bentuk
Perdarahan
101
PATAH TULANG

102
10. Komplikasi Patah tulang
a. Pulsasi (denyut nadi)
Putusnya aliran darah yang
menyebabkan berkurangnya suplai
darah ditandai nyeri, pucat, dingin
b. Motorik
Gangguan pergerakan
c. Sensorik
Gangguan sensasi rasa di daerah
distal patah tulang

103
11. Langkah Penanganan Pra RS
Proteksi diri dan lingkungan, ABC
Bila ada perdarahan, lakukan
penghentian perdarahan dgn
tekanan langsung
Bila penderita stabil, periksa patah
tulangnya dan komplikasinya
Lakukan imobilisasi anggota gerak
yang patah
104
12. Pembidaian
Tujuan Utama Pembidaian

Mencegah pergerakan lebih lanjut


Mengurangi rasa nyeri
Mengurangi cedera lebih lanjut
Mengurangi perdarahan

105
Prinsip Pembidaian
ABC, Bila pasien sadar, katakan lebih
dahulu apa yg akan dilakukan
Buka daerah yg cedera dan bila ada luka
patah terbuka, tutup dahulu luka dgn
kassa steril
Lakukan penarikan ringan pd ujung
tungkai
Lakukan pembidaian dgn melewati 2
sendi
Bila ada tulang menonjol, jangan paksa
untuk masuk
106
Jenis-jenis Pembidaian

Bidai keras
Bidai siap pakai
Bidai udara / vakum
Bidai tarik, Sling dan bebat
Anggota tubuh diikat dan digantung
ke batang badan

107
B. PENATALAKSANAAN CIDERA
AKIBAT LUKA BAKAR

LUKA BAKAR
Luka yang disebabkan oleh kontak
dengan sumber panas kering, basah,
tersengat listrik, bahan kimia, radiasi
dan luka bakar akibat dingin (Frostbite)

108
Yang perlu diperhatikan pada Luka Bakar
1. DERAJAT LUKA BAKAR
I. Kemerahan, nyeri
IIa. dangkal : lepuh, kemerahan, nyeri
IIb. dalam : lepuh, pucat, sangat nyeri
III. Kulit hitam tanpa nyeri

109
2. KEPARAHAN
a. Luka Bakar Minor :
Derajat II < 15 % (dewasa)
< 10 % (anak)
Derajat III < 2 % tanpa komplikasi
b. Luka bakar sedang tanpa
komplikasi
Derajat II 15 25 % (dewasa)
10 - 20 % (anak)

110
c. Luka bakar mayor
Derajat II > 25% (dewasa)
> 20 % (anak)
Derajat III > 10 %
Luka bakar yang mengenai wajah,
perineum, mata, telinga, hidung,
dengan Inhalasi, sengatan listrik,
dengan komplikasi

111
C. Perhitungan Luas Luka Bakar

9 9 9 9
9 9 1%
9 9 9 9
1%

Rule of Nine 112


Burn
113
114
1. Pengendalian Infeksi
a. ABC
b. Pencucian luka
c. Pembalutan : Sufratulle, opsite,
omniderm
d. Tehnik aseptik : APD, ruang khusus
e. Salep luka bakar
f. Profilaksi tetanus
2. Mempertahankan suhu tubuh :
hipothermia
115
116
B. PENATALAKSANAAN
KERACUNAN DAN GIGITAN
BINATANG
DEFINISI :
Masuknya zat ke dalam tubuh kita
yang dapat mengganggu kesehatan
bahkan dapat menimbulkan kematian
Masuk Melalui :
1. Oral : tertelan
2. Inhalasi : terhirup
3. Topikal : terpapar di kulit atau mata 117
2. Bentuk dan Sifat Racun
Bentuk
1. Padat : obat-obatan , makanan
2. Gas : CO
3. Cair : bensin, organo fosfat
Sifat :
1. Korosif : asam/basa kuat
2. Non Korosif : obat, makan

118
3. Penatalaksanaan Keracunan
a. Penatalaksanaan Keracunan Zat
Zat Kimia dan Obat Obatan
1. Keracunan Alkohol
Gejala :
kekacauan mental, pupil dilatasi
muntah-muntah, bau alkohol
Tindakan penanganan :
Bila sadar upayakan muntah beri
kopi dan pertahankan jalan nafas 119
2. Keracunan Asetosal/Aspirin/Naspro
Gejala :
Nafas & nadi cepat
gelisah
nyeri perut,
muntah bercampur darah
sakit kepala
Tindakan penanganan :
Beri minum air atau susu,
beri vitamin K 120
3. Keracunan Luminal dan Obat Tidur
Sejenisnya
Gejala :
Reflek berkurang
Depresi pernafasan
Pupil mengecil, akhirnya dilatasi
Syok hingga koma
Tindakan Penanganan :
Bila sadar beri minum air hangat atau
norit dan upayakan muntah
Bila tidak sadar, bersihkan sal. nafas 121
4. Keracunan Arsen / Racun Tikus
Gejala :
Perut dan tenggorokkan spt terbakar
Muntah, mulut kering
BAB spt air cucian beras
Nafas dan BAB berbau bawang
kejang
Tindakan Penanganan :
Usahakan dimuntahkan
Beri minum air hangat atau norit
122
Rujuk ke rumah sakit
5. Keracunan Senyawa Hidrokarbon
(bensin, minyak tanah)
Gejala :
a. Inhalasi : nyeri kepala, mual,
lemah, sesak nafas
b.Tertelan : muntah, diare
Tindakan Penanganan
Beri minum air hangat atau norit
Jangan dimuntahkan
123
6. Keracunan Karbon monoksida (CO)
Gejala :
Sakit kepala dan pusing
Bingung dan sesak nafas
Syok
Tindakan penanganan
Upayakan mendapatkan udara segar
Upayakan pemberian oksigen murni
Bantu pernafasan sampai adekuat
124
b. Penatalaksanaan Keracunan Makanan
1. Keracunan Botulinum
Gejala :
Lemah
Refleks pupil (-)
Gangguan penglihatan
Gangguan pencernaan & kesadaran (-)
Tindakan penanganan :
a. Netralisir dengan cairan
b. Upayakan muntah
125
2. Keracunan Makanan Laut
Gejala
Masa laten 1/3 4 jam
Rasa panas di mulut
Lemah
Mual dan muntah
Nyeri perut dan diare
Tindakan Penanganan :
a. Netralisasi dengan cairan
b. Upayakan muntah
126
3. Keracunan Jengkol
Gejala :
Nafas, mulut dan urin bau jengkol
Sakit pinggang dan perut
Nyeri BAK
kadang-kadang BAK bercampur darah
Tindakan Penanganan :
a. Minum air putih yang banyak
b. Berikan obat penghilang rasa sakit
127
4. Keracunan Jamur
Gejala :
Sakit perut
Muntah
Diare
Keringat banyak
Tindakan Penanganan :
a. Netralisasi dengan cairan
b. upayakan pasien muntah
128
4. Prinsip Penatalaksanaan Keracunan
A. Mencegah & Menghentikan penyerapan
langsung
1. Bila racun tertelan :
a. encerkan : minum air, susu & norit
b. emesis : < 4 jam, bila zat tidak korosif

2. Bila racun melalui kulit / mata


a. Pakaian yang terkontaminasi di lepas
b. Cuci/bilas dengan air bagian yang
terkena 129
3. Bila racun melalui inhalasi
a. Pindahkan penderita ke tempat
yang aman
b. Berikan udara segar / oksigen
c. Jangan lakukan nafas mulut ke
mulut

B. Pengobatan Simptomatik
1. Analgetik
2. Antidotum bila ada
3. Mengevaluasi racun yang tidak
diserap 130
5. PENATALAKSANAAN GIGITAN
BINATANG
Gigitan Binatang Rabies
Perlu diperhatikan pada :
a. Binatang
Daerah endemik rabies atau tidak

Keadaan binatang saat menggigit :


sedang beranak, dalam keadaan
terangsang dan vaksinasinya masih
berlaku. 131
b. Manusia
Jenis luka

Banyak luka dan dekat/tidak


ada susunan syaraf pusat.
Vaksinasi yang diterima

132
SERUM ANTI RABIES &
VAKSIN ANTI RABIES

a. Serum Anti Rabies (Imunisasi Pasif)


b. Vaksin Anti Rabies (imunisasi Aktif)

133
A. SERUM ANTI RABIES
1. Rabies Immunoglobuline (human) :
HYPERAB / IMUGAM ( 300 IU/Amp )
Dosis 20 IU / KgBB / diinfiltrasi pada
luka selebihnya IM di bokong

2. Serum Kuda (S.A.R) Bio Farma :


Diberikan bila dalam 24 jam tidak
mendapatkan Rabies Immunoglobulin
Dosis 0,5 cc / KgBB (awas anafilaktik
Syok) 134
B. VAKSIN ANTI RABIES
1. Human Diploid Cell Vaccine (HDCV)
5 dosis/IM hari ke : 0, 3, 7, 14, 28

2. Duck Embryo Virus Vaccine (DEV)


Diberikan :
1 dosis / hr selama 21 hr
2 dosis / hr selama 7 hr (ganda/ terpisah)
dilanjutkan 1 dosis / hr selama 7 hr.
Sub Kutan di daerah perut, paha &
bokong secara bergantian
Booster pada hr ke 10 & 20 kemudian
135
3. Suckling Mice Brain Vaccine (SMB)
diberikan sama seperti HDCV dan DEV

4 . Veroccel (kultur jaringan ginjal monyet)


Dosis 0,5 cc hari ke 0, 3, 7, 30

136
KHUSUS PASIEN YANG TELAH
MENDAPATKAN IMUNISASI
AKTIF SEBELUMNYA MAKA :

Diberikan HDCV 2 dosis hari ke 0 & 3


atau

Diberikan DEV 5 Dosis diberikan 5 hari


berturut-turut dilanjutkan booster 20 hari
kemudian.
137
GEJALA NEUROLOGIS AKIBAT
PEMBERIAN VAKSIN SELAMA
MASA INKUBASI ( 2 MINGGU )
1. Syaraf : Neruritis
2. SSP : Mielopati , Encephalopati
Gejala Klinis :
Sakit kepala mendadak, muntah

Panas

Perubahan kepribadian / mental

Kesadaran menurun sampai koma

Kadang-kadang parese, paralise, kaku


kuduk, retensio urin 138
PENGOBATAN
SIMPTOMATIK
KORTIKOSTEROID

139
6. PENATALAKSANAAN PATUKAN
ULAR
Bisa ular mengandung toksin & enzim
yang mempunyai sifat :
1. Neurotoksin
2. Hematotoksin
3. Myotoksin
4. Kardiotoksin
5. Cytotoksin & Cytolitik
6. Enzim- enzim : hyaluronidase
140
GIGITAN ULAR

141
Manifestasi Klinis
1. Nyeri lokal
2. Tanda bekas taring
3. Bengkak & merah, vesikel bulla
4. Demam, sakit kepala, mual & muntah
5. Rasa nyeri di otot dan dinding perut
6. Kesadaran menurun (neurotoksin)
7. Perdarahan dibekas luka, hematoma,
hemoptisis / hematemesis, hematuria
(Hematoksin)
142
Derajat Keracunan Bisa Ular
(PARRISH)
0 tidak terdapat keracunan : nyeri lokal
minimal
1 Keracunan minimal : nyeri lokal hebat,
gejala sistemik tidak ada
2 Keracunan sedang : gejala sistemik ada
3 Keracunan hebat : gejala sistemik ada
hingga syok
4 Keracunan sangat berat : gejala
sistemik hingga koma 143
Pertolongan
1. ABC
2. Menghalangi penyerapan dan
penyebaran bisa : Tourniquet &
Immobilisasi
3. Menetralisir bisa : IVFD NaCl / D 5% Cor
bolus ABU sebanyak
derajat 2 - 3 20 cc
derajat 3 - 4 40 100 cc
4. Mengobati komplikasi : adrenalin 0,5 cc
dan hidrokortison 100 mg / IV
5. Obat-obatan Heparin, ATS/TT, Antibiotik144
7. PENATALAKSANAAN
SENGATAN DAN GIGITAN
SERANGGA
a. Sengatan Lebah / Tawon
Pertolongan :
1. ABC
2. Kompres es/larutan mengandung
soda
3. Simptomatik : antihistamin, analgetik
dan kortikosteroid
4. Komplikasi : IVFD, atasi anafilaksis 145
b. Sengatan kutu busuk, lalat & nyamuk
Pertolongan :
1. ABC
2. Antihistamin lokal & topikal
3. Analgetik bila perlu

146
8. PENATALAKSANAAN GIGITAN
BINATANG BINATANG LAUT

a. Gigitan ubur-ubur dan jelatang


Tentakel yang disemprotkan dapat
mengakibatkan reaksi anafilaksis
Pertolongan :
1. ABC
2. Pasang Tourniquet & Debridement
luka dengan alkohol.
3. Obat-obatan : narkotika, anastesi
lokal dan kortikosteroid cream 147
c. Gigitan Gurita
Bisa di ludah mengandung
hyaluronidase (neruotoksin) yang
memblokade neuromuskuler
Pertolongan :
ABC
Pasang Tourniquet & debridement
luka
Simptomatis

148
d. Gigitan Ikan Beracun
Racun mengandung hyaluronidase
(miotoksin) yang menyebabkan
vasokontriksi & nekrotik
Tindakan :
ABC
Suntikan Anestesi Lokal
Pasang Tourniquet, debridement &
daerah luka direndam air hangat kuku /
larutan PK
Obat-obatan : Narkotik, ATS, antibiotik 149
KELOMPOK I
ANAK LAKI2 TERTELAN BIJI
RAMBUTAN, LAKUKAN
PENATALAKSANAAN SUMBATAN
WANITA MENCOBA BUNUH DIRI
DENGAN MINUM BAYGON, APA
YANG ANDA LAKUKAN

150
KELOMPOK II
KULI BANGUNAN TERTIMPA
RUNTUHAN BANGUNAN, LAKUKAN
EVAKUASI & TRANSPORTASI DGN 1
& 2 PENOLONG
JIKA TERDAPAT KEMUNGKINAN
PATAH LEHER, BAGAIMANA
EVAKUASI DILAKUKAN

151
KELOMPOK III
PRIA JATUH DARI PERAHU, TIDAK
SADARKAN DIRI, LAKUKAN RJP

152
KELOMPOK IV
PASIEN TERGIGIT ULAR, APA YANG
ANDA LAKUKAN
PASIEN TERSENGAT LISTRIK, APA
YANG ANDA LAKUKAN

153
154

Anda mungkin juga menyukai