Anda di halaman 1dari 24

TATALAKSANA NUTRISI PADA OBESE

DAN DISLIPIDEMIA

dr Tutik Ernawati, Mgizi.SpGK


14 September 2016
Obesitas

Obesitas adalah keadaan kelebihan berat badan


diatas nilai standard
Kriteria : WHO
Asia pasifik
IMT (WHO)
Obesitas
Klasifi IMT Klasifi
kg/m2 kasi (Asia Pasifik) kasi
kg/m2

<16 KEP berat


/gr III

16-16,9 KEP sedang


/gr II
17-18,49 KEP ringan <18,5
/gr III
18,5-24,9 normal 18,5-22,9 normal

25-30 Obese I 23-24,9 BB lebih

25-29,9 Obese I

30 Obese II 30 Obese II
Dislipidemia
Merupakan kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan perubahan
abnormal (peningkatan/penurunan) dua atau lebih fraksi lipid dalam
plasma
Gambarannya dapat dberupa peningkatan trigliserida dan LDL, disertai
penurunan kolesterol-HDL

Kombinasi berbagai kelainan tersebut dapat meningkatkan risiko pada


kardiovaskuler
Peningkatan risiko kardiovaskuler 50-70 % berkaitan dengan obesitas,
diperberat dengan adanya hipertensi, resistensi insulin, dan gangguan
pada sistem trombosis
Faktor Risiko dan target LDL
Faktor risiko tingginya LDL pada dislipidemia
1. Kebiasaan merokok
2. Hipertensi
3. HDL < 40mg/dL
4. Riwayat penyakit koroner dini (laki laki < 55, perempuan <65 th)
5. Usia laki laki 45 th, perempuan 55 th

Faktor risiko target LDL (mg/dL)


0-1 <160
>2 <130
Penyakit jantung koroner/DM <100

Expert Panel on Detection, evaluation and treatment of high blood


cholesterol in adults. JAMA 2001; 285:2486-2497
Tujuan Penatalaksanaan
Obese tercapai BBI
Dislipidemia Profil lipid normal (kolesterol total, HDL,
LDL, trigliserida)
Menurunkan risiko penyakit degeneratif
Tata laksana Nutrisi
Obese Gold standard diet dan aktifitas fisik
BB ideal/normal (target)
BB>125% BBIadjusted body weight
{(BBA-BBI)x0,25+ BBI}
Motivasi diri sendiri
Dukungan lingkungan
Diet dengan benar (gizi seimbang, pemilihan makanan,
penurunan kalori bertahap)
Olah raga
Farmakologi (sesuai indikasi)
Pembedahan (sesuai indikasi)
Tata laksana Nutrisi

DislipidemiaLipid normal (hindari makanan sumber


kolesterol, asupan karbohidrat sesuai kebutuhan)
Koreksi faktor risiko (hipertensi, resistensi insulin, intoleransi
glukosa, DM T2, PJK) pemilihan makanan
Karbohidrat

5060 % total kalori


Jenis KH komplek biji gandum utuh, biji padi
padian, sayuran, buah, kacang-kacangan
Protein

Protein : 15-20% dari total energi


Lemak

Lemak : < 30 % dari total kalori20%


Sumber lemak jenuh (SAFA) <7-10 %, lemak tak jenuh
ganda (PUFA) < 10%, selebihnya yang dianjurkan dari
lemak tidak jenuh tunggal (MUFA)
Asupan kolesterol < 300 mg per hari, dengan DM <200 mg
per hari (modifikasi NCEP-ATP III)
Serat dan garam

Asupan serat 25-35 gr per hari


Asupan Na dianjurkan tidak lebih dari 1500
mg/hari atau 4 gr garam atau 2/3 sendok
teh garam
Mikronutrien dan nutrien spesifik

Mikronutrient RDA
Nutrien spesifik Omega 3, MCT
Aktifitas fisik/olah raga

30 menit perhariaktifitas fisik sedang


Intensitas 50-60% frekuensi jantung maksimal
Frekuensi jantung maksimal : 220-usia
Kebutuhan kalori
Beberapa cara menentukan kebutuhan kalori antara
lain:
I. Penghitungan kebutuhan energi basal (KEB) dengan persamaan
Harris-Benedict:
Laki-laki : 66+13,7 (BB)+5(TB)-6,8(U)
Perempuan : 655+9,6 (BB)+1,7 (TB)-4,7 (U)

Kebutuhan Energi total (KET) :


KEB x faktor aktifitas x faktor stres
Kebutuhan kalori

Faktor aktifitas :
1,2 : Tirah baring total
1,3 : Ambulasi

Faktor stres :
1,3 : Ringan
1,5 : Sedang
2 : Berat
Kebutuhan kalori

Faktor stres Ringan : infeksi lokal, demam ringan,


pembedahan elektif, trauma skeletal

Sedang : trauma multipel, cedera kepala


tertutup, pembedahan sedang

Berat : sepsis, gagal hati, kanker


Kebutuhan kalori
II. a. Perhitungan berat badan ideal (BBI) dengan modifikasi
rumus Brocca :
BBI Brocca :
90% x (TB cm-100) x 1 kg
Pria TB<160 cm dan wanita TB <150 cm, BBI= (TB-
100) x 1kg
BB normal : BBI 10%
Kurus : < BBI-10%
Lebih : >BBI+10%

b. BBI sesuai IMT


Kebutuhan kalori

KET :25-30 kkal/kg BBI, ditambah/dikurangi


tergantung usia, jenis kel, aktivitas, bb, dll
Overweight/obese : 25-30 kkal
Normoweight : 30-35 kkal
BB kurang : 35-40 kkl
Kebutuhan kalori
Faktor faktor yang menentukan kebutuhan kalori
- Jenis kelamin
- Usia
- Aktifitas fisik
- Stress metabolik
- BB saat ini
Jadwal dan jumlah kalori

Kalori yang telah terhitung diberikan dalam 3x


makan pokok dan 23 x selingan :
- Makan pagi (20%)
- Makan siang (30%)
- Makan sore/malam 25%
- Selingan pagi, siang (dan malam) 10-15%
Kasus
Laki laki 55 th, TB 165 cm, BB 70 kg
LDL 165 mg/dL, TG 155 mg/dL, HDL 30 mg/dL
Status gizi berdasarkan IMT?
Diagnosis kerja gizi pasien ini?
Hitung kebutuhan energi nya sesuai BBI rumus
brocca/ Harris-Benedict
Apakah saran untuk pasien ini?
Kepustakaan

Garvey WT, Castro CL. Metabolic syndrome, dalam : Nutrition in


Specific Clinical Situations
Konsensus pengelolaan pencegahan DMT 2 di Indonesia, Perkeni 2011
Nelms M, et all. Nutrition Therapy and pathophysiology, 2011
Pedoman Tata Laksana Gizi Klinik, Perhimpunan Dokter Spesialis
Gizi klinik indonesia, 2008
Hartono A, SpGK, Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. EGC. Jakarta
2002
Expert Panel on Detection, evaluation and treatment of high blood
cholesterol in adults. JAMA 2001; 285:2486-2497

Anda mungkin juga menyukai