Anda di halaman 1dari 9

Cara yang mudah untuk mengetahui kenaikan suhu sebagai akibat

dari pada respirasi ialah dengan menyisipkan termometer diantara


biji.
Dengan menyisipkan suatu
termometer kedalam botol
yang berisi biji biji yang
sedang tumbuh. Sebagai
kontrol disisipkan lagi
termometer lagi kedalam botol
yang berisisi biji biji yang
sudah mati.
Perlulah diingat kiranya, bahwa panas yang timbul itu hanya sesuatu
manifestasi dari sebagian energi yang terlepas dalam peristiwa
pernafasan. Bagi tanaman sendiri, pans terbuang sia sia. Lain halnya
pada hewan, dimana panas yang timbul sebagai akibat dari pada
respirasi itu benar benar berguna juga untuk memlihara temperatur
tubuh.
Enzime enzime respirasi dapat kita bagi atas golongan
seperti transpoforilase, desmolase, karboksilase,
hidredase, dehirogenase, oksidase, froksidase, katalase.
1.Transpoforilase
Seperti yang telah dinyatakan oleh namanya, maka enzime
Transporforilase itu kegiatanya berupa mengoperkan H3PO4 dari
molekul yang satu ke molekul yang lain. Didalam pengoperan fosfat itu,
beberapa tranporfolrilase membutuhkan pertolongan ion ion Mg2+

2.Desmolase
Enzime enzime dari golongan ini membantu dalam pemindahan atau
pengabungan ikatan karbon seperti aldolase didalam pemecahan
fruktosa menjadi giseraldehida dan dihidroksiaseton.

3.Karboksilase
Enzime enzime ini dapat menolong perubahan asam organik secara bolak balik.
Pengubahan asam piruvat. Demikian pula pengubahan asam piruvat menjadi
asetal dehida ditolong oleh karboksilase piruvat. Demikian pula pengubahan
asam oksalosuksinat menjadi asam-a-ketogultarat berlangsung karena
pertolongan suatu karboksilase yang dibantu dengan ion ion Mn2+.
4.Hidrase
Enzime enzime dari golongan hidrase ini kegiatanya berupa menambahakan atau
menguarangkan air dari suatu senyawa dengan tidak menyebabkan terurainya
senyawa tersebut. Enolase, fumarase, akonilase adalah enzime enzime yang
termasuk golongan hidrase.

5.Dehidroginase
Enzime enzime dari golongan banyak kedapatan baik pada tanaman
maupun pada hewan. Kegiatan dehidroginase berupa pemindahan
hidrogen dari zat yang satu ke pada zat yang lain. Proses ini biasa
kedapatan pada tanaman, sedangkan pada hewan dehidroginase itu juga
dapat memindahkan hidrogen kepada oksigen, peristiwa mana mirip
dengan suatu oksidasi.

(Dwidoseputro, 1983).
Meskipun jalur oksidatif ini terbatas pada sitosol
hewan , jalur ini juga terdapat baik pada
kloroplas maupun sitosol pada tumbuhan .
Tahap pertama dari jalur
oksidatif pentose fosfat adalah
oksidasi glucosa-6-P menjadi 6-
phosphogluconate. Langkah awal
ini peka terhadap tingkat NADP+,
tampaknya tingkatan tersebut
menentukan langkah untuk jalur
oksidatif pentose fosfat. Ini
adalah reaksi yang menetukan
keseimbangan antara glikolisis
dengan jalur oksidatif pentose
fosfat. Langkah kedua adalah
oksidasi lain disertai dengan
penghapusan kelompok CO2
untuk membentuk ribulosa-5-P.
Aseptor electron pada keduanya
adalah NADP+ bukan NAD+ .
Reaksi berikutnya dalam hasil
jalur ini pada pembentukan
gliseraldehida-3-P dan fruktosa-
6-P, yang keduanya kemudian
lanjut dimetabolisme melalui
glikolisis.
1. Fase oksidatif yang menghasilkan NADPH
Pada fase yang pertama, glukosa 6-phosphate menjalani proses
dehidroginase dan dekarboksilase untuk memberikan sebuah
senyawa pentosa, yaitu ribosa 5-phosphate.

2. Fase nonoksidatif yang menghasilkan prekursor ribosa


Pada fase yang kedua, ribulosa 5-fosfat dikonversi kembali
menjadi glukosa 6-fosfat oleh serangkaian reaksi yang terutama
melibatkan dua enzim yaitu transketolase dan transaldolase.

Anda mungkin juga menyukai