Anda di halaman 1dari 25

RADITYO HARYO YUDHANTO

20161011001074
RINITIS VASOMOTOR
RINITIS VASOMOTOR
GANGGUAN VASOMOTOR HIDUNG
- TERDAPAT GGN FISIOLOGIK MUKOSA HIDUNG DISEBABKAN
AKTIVITAS PARASIMPATIS
- GEJALA MIRIP RINITIS ALERGI

ETIOLOGI : YANG PASTI ?


- DIDUGA GGN KESEIMBANGAN FUNGSI VASOMOTOR
- DISEBUT : VASOMOTOR CATARRH
VASOMOTOR RINORRHEA
NASAL VASOMOTOR INSTABILITY
NON SPECIFIK ALLERGIC RHINITIS
- RANGSANGAN S. PARASIMPATIS DILATASI PEMB. DARAH
PADA KONKA - PERMEABILITAS KAPILER & SEKRESI KEL.
FAKTOR YG MEMPENGARUHI KESEIMBANGAN VASOMOTOR
1. OBAT-OBATAN YG MENEKAN / MENGHAMBAT KERJA S. SIMPATIS :
ERGOTAMIN CHLORPROMAZIN ANTI HIPERTENSI
VASOKONSTRIKTOR TOPIKAL
2. FISIK : IRITASI : ASAP ROKOK - BAU-BAUAN TAJAM - UDARA DINGIN
- KELEMBABAN UDARA - LATIHAN JASMANI
(NORMAL : HAL TERSEBUT TIDAK MENGGANGGU)
3. ENDOKRIN : KEHAMILAN PUBERTAS PIL KB HIPOTIROIDISME
4. PSIKIS : CEMAS, DLL.
GEJALA

- HIDUNG SUMBAT (BERGANTIAN KA/KI) POSISI PASIEN


- RINORE : MUKUS ATAU SEROUS
- BERSIN : JARANG GATAL DIMATA : (-)
- GEJALA MEMBURUK PD PAGI HARI OK : PERUB. SUHU UDARA,
LEMBAB ASAP ROKOK, DLL.
- 2 GOLONGAN : - OBSTRUKSI (BLOCKERS)
- RINORE (SNEEZERS)

PROGNOSE
- GOL. OBSTRUKSI LEBIH BAIK
- GOL. RINORE : MIRIP RIN. AL PERLU ANAMNESE DAN
PEMERIKSAAN TELITI
DIAGNOSE
- ELIMINASI KEMUNGKINAN UNTUK DIAGNOSE PASTI
(MIS : ALERGI EMOSI, DLL)
- ANAMNESE : - FAKTOR YG MEMPENGARUHI KESEIMBANGAN
VASOMOTOR
- SINGKIRKAN FAKTOR ALERGI
- PEMERIKSAAN :
RINOS ANT. - UDEM MUKOSA HIDUNG (KHAS)
- KONKA MERAH TUA / GELAP (BEDAKAN DG. RIN AL I)
LICIN ATAU TDK RATA
- SEKRET MUKOID (SEDIKIT)
- GOL. RINORE : SEKRET SEROUS, >>
- LAB. : - UNTUK MENYINGKIRKAN RIN. AL..
- EOS. SEKRET HIDUNG : + /
- TES KULIT (-)
TERAPI
BERVARIASI TERGANTUNG PENYEBAB & GEJALA YANG MENONJOL

1. MENGHINDARI PENYEBAB

2. SIMPTOMATIS : - DEKONGESTAN ORAL - DIATERMI


KAUTERISASI KONKA HIPERTROPI
- KORTIKOSTEROID TOPIKAL MIS :
BUDESONID 2 X 100 GR/HR

3. OPERATIF : BEDAH BEKU ELEKTROKAUTER KONKOTOMI


KONKA INF.

4. NEUREKTOMI N. VIDIANUS
BILA TERAPI DIATAS TIDAK BERHASIL
Fisiologi menelan
Definisi

Mekanisme yang kompleks, terutama karena faring membantu fungsi


pernapasan dan menelan.
Faring diubah hanya dalam beberapa detik menjadi traktus untuk
mendorong masuk makanan.
Hal yang terutama penting adalah bahwa respirasi tidak terganggu
karena proses menelan.
Menelan (Deglutasi)

Pada umumnya, menelan dapat dibagi menjadi:


Tahap volunter yang mencetuskan proses menelan
Tahap Faringeal yang bersifat involunter dan membantu jalnanya makanan
melalui faring ke dalam esophagus
Tahap Esofageal, fase involunter lain yang mengangkit makanan dari faring
ke lambung
Tahap volunter yang mencetuskan
proses menelan

Bila makanan sudah siap untuk ditelan, secara


sadar makanan ditekan atau didorong ke arah
posterior ke dalam faring oleh tekanan lidah ke
atas dan kebelakang terhadap palatum.
Proses menelan menjadi seluruhnya atau hamper
seluruhnya berlangsung secara otomatis
Tahap Faringeal

Pada fase faringeal ini terjadi :


1. m. Tensor veli palatini (n.V) dan m. Levator veli
palatini (n.IX, n.X dan n.XI) berkontraksi
menyebabkan palatum mole terangkat,
kemudianuvula tertarik keatasdan ke posterior
sehingga menutup daerah nasofaring.
2. m.genioglosus (n.XII, servikal 1), m ariepiglotika
(n.IX,nX) m.krikoaritenoid lateralis (n.IX,n.X)
berkontraksi menyebabkanaduksi pita
suarasehingga laring tertutup.
lanjutan

3. Laring dan tulang hioid terangkat keatas ke arah dasar lidah karena kontraksi
m.stilohioid, (n.VII), m. Geniohioid, m.tirohioid (n.XII dan n.servikal I).
4. Kontraksi m.konstriktor faring superior (n.IX, n.X, n.XI), m. Konstriktor faring
inermedius (n.IX, n.X, n.XI) dan m.konstriktor faring inferior (n.X, n.XI)
menyebabkanfaring tertekan kebawahyang diikuti oleh relaksasi m. Kriko
faring (n.X)
5. Pergerakan laring ke atas dan ke depan, relaksasi dari introitus esofagus dan
dorongan otot-otot faring ke inferior menyebabkanbolus makanan turunke
bawah dan masuk ke dalam servikal esofagus. Proses ini hanya berlangsung
sekitar satu detik untuk menelan cairan dan lebih lama bila menelan
makanan padat.
FASE ESOFAGEAL

Sfingter esofagus bagian bawah tertutup


(menahan regurgitasi dari lambung) saat
menelan terbuka untuk perjalanan
makanan dengan peristaltik menuju ke
lambung
PERANAN SISTEM SARAF DALAM
PROSES MENELAN

Proses menelan diatur oleh sistem saraf yang dibagi dalam 3 tahap :
Tahap afferen/sensoris dimana begitu ada makanan masuk ke dalam
orofaring langsung akan berespons dan menyampaikan perintah.
Perintah diterima oleh pusat penelanan di Medula oblongata/batang
otak (kedua sisi) pada trunkus solitarius di bagian dorsal (berfungsi utuk
mengatur fungsi motorik proses menelan) dan nukleus ambigius
yangberfungsi mengatur distribusi impuls motorik ke motor neuron otot
yang berhubungan dgn proses menelan.
Tahap efferen/motorik yang menjalankan perintah
Fisiologi fonasi
SISTEM YANG BERPERAN :
Sistem pernafasan (khususnya laring)
Terdapat pita suara, otot otot laring (intrinsik
dan ekstrinsik)
Dibagi menjadi : vestibulum, ventrikel dan
infraglotis
Terdapat 2 pita (vocal vold dan vestibular
vold)
Pita suara berkontraksi (addiksi, abduksi dan
Aliran udara ekspirasi
Melewati pita suara (sebagai fibrator)
Pita suara diregangkan serta diatur posisinya
oleh beberapa otot khusus laring, dengan
adanya perbedaan regangan dan ruang yang
dibentuknya, maka terbentuk celah dengan
macam-macam ukuran yang menghasilkan
suara sebagai berikut:
Voiceless,
yaitu pita suara membuka penuh waktu inspirasi, pita suara
saling menjauh, sehingga udara bebas lewat di antaranya.
Voiced,
udara mendorong pita suara saling menjauh, aliran udara
lewat dengan cepat , menarik kembali pita suara untuk asling
mendekat. proses ini berlangsung berulang-ulang sehingga
terjadi getaran pita suara.
Suara yang dihasilkan oleh proses fonasi memiliki nada
(frekuensi), kekerasan (intensitas), dan kualitas lemah.
Suara hasil produksi laring yang hanya berkaitan dengan
bicara disebut fonasi-suara-bisikan, sebaliknya suara lain yang
diproduksi laring yang tidak berkaitan dengan bicara tidak dapat
disebut suara fonasi (batuk, berdehem, tertawa).
Kelainan Fungsi Bicara

1. Gangguan artikulasi: disatria (kesalahan


mengucapkan kata-kata), dislalia (mengucapkan
kata tidak sempurna, huruf /r/
2. Gangguan suara bicara: disfonia (parau, serak)
3. Gangguan perkembangan bahasa: disfasia
4. Gangguan membaca : disleksia
5. Gangguan kemampuan menulis: disgrafia
6. Gangguan irama bicara: stammering, gagap

Anda mungkin juga menyukai