Anda di halaman 1dari 31

Konsep Dasar Bayi Baru Lahir

Melani Kusdayani
Rizkythia Andhara
Eldin
Jafar
defenisi BBL
Ciri Ciri Bayi Baru Lahir
adaptas / perubahan BBL
pemeriksaan Fisik BBL
Asuhan keperawatan BBL
defenisi BBL

Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu


keadaan dimana bayi baru lahir dengan umur
kehamilan 38-40 minggu,lahir melalui jalan
lahir dengan presentasi kepala secara spontan
tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara
spontan dan teratur,berat badan antara 2500-
4000 gram.
CIRI CIRI BAYI BARU LAHIR

1. Berat badan 2500 - 4000 gram


2. Panjang badan 48 - 52 cm
3. Lingkar dada 30 - 38 cm
4. Lingkar kepala 33 - 35 cm
5. Frekuensi jantung 120 - 160 kali/menit
6. Pernafasan - 60 40 kali/menit
7. Kulit kemerah - merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup
8. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
9. Kuku agak panjang dan lemas
10. Genitalia;
a. Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora
b. Laki laki testis sudah turun, skrotum sudah ada
11. Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
12. Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik
13. Reflek graps atau menggenggan sudah baik
14. Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium
berwarna hitam kecoklatan
PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI BARU
LAHIR
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengkaji / pemeriksaan
fisik bayi baru lahir adalah sebagai berikut :
a. Metode/teknik pengkajian :
1). Inspeksi
2). Auskultasi
3). Palpasi
4). Perkusi
b. Persiapan:
1). Cuci tangan
2). Lingkungan hangat
3). Penerangan yang cukup
4). Suasana tenang
5). Alat-alat pemeriksaan harus hangat
c. Aspek yang perlu dikaji :
Beberapa aspek yang perlu dikaji pada bayi baru
lahir antara lain :
1).Riwayat kesehatan neonatal/bayi baru lahit
2). Pemeriksaan fisik(Akan dibahas tersendiri
pada akhir materi pengkajian fisik bayi)
3). Tanda-tanda vital
4). Perilaku
Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir
Untuk menilai bayi segera setelah lahir, dapat dinyatakan sehat atau
tidak, maka dilakukan pemriksaan nilai APGAR. Nilai APGAR ditemukan
oleh Dr.Virginia Apgar tahun 1953. Nilai APGAR adalah suatu sistem
penilaian yang dipakai untuk mengevaluasi bayi baru lahir pada menit
pertama dan kelima setelah kelahirannya. Jika terdapat masalah, maka
nilai APGAR akan membantu dalam menentukan tingkat keseriusan
dari depresi bayi baru lahir yang terjadi serta langkah segera yang
harus diambil. Jumlah nilai seluruhnya didapat dengan jalan
mengevaluasi kelima tanda, yaitu :
A = Apparance (penampakan/kelainan warna)
P = Pulse (nadi atau detak jantung)
G = Grimace (ringisan atau respon wajah bayi ketika kakinya disentuh)
A = Activity (aktivitas tonus otot lengan dan kaki)
R = Respiratori (pernafasan)
Tanda-tanda 0 1 2

Rupa/warna Pucat atau biru Tubuh merah, Seluruhnya merah


(Penampkan) tangan dan kaki biru

Nadi/detak jantung Tidak terdapat detak Lambat-dibawah Diatas 100. Detak


jantung 100. Detak jantung jantung kuat
lemah

Wajah Tidak ada Menyeringai atau Menangis,


menyeringai/respon respon/reaksi wajah tampak kecut batuk/bersin
terhadap sentuhan

Aktivitas/tonus otot Tangan dan kaki Ada sedikit Pergerakan aktif.


lumpuh (tidak ada pergerakan sebagai Kaki dan tangan
gerakan) reaksi terhadap bergerak
rangsangan

Upaya bernafas Tidak ada Pernafasan Menangis kuat


pernafasan. Tidak perlahan/tidak
ada tangis teratur. Dinding
Tindakam-tindakan yang perlu dilakukan pada
bayi yang baru dilahirkan adalah sebagai
berikut :
1.Pemotongan tali pusat
2.Bayi dibersihkan lendir dari mulut dan
hidungnya
3.perawatan mata untuk pencegahan terhadap
blenore
Pemeriksaan perlu dilakukan yang
Keaktifan dan kelainan kongenital
Keadaan gizi dinilai dengan melihat persesuaian berat badan,
panjang badan, umur kelahiran.
a. Keadaan dimana bayi cukup umur tetapi berat badan sangat kurang,
misalnya 2,4 kg atau 2,5 kg disebut dismaturitas, hal ini disebabkan
karena danya disfungsi plasenta hingga semakin kurang baik.
b.Dilihat ketegangan otot dan lemak subkutan
c.Pemeriksaan kulit. pada bayi baru lahir, kulit tampak lunak, lembut,
sedikit transparan, elastis, berwarna merah muda dengan deskuamasi
(pelepasan kulit yang normal) pada hari ke-3.
d.Temperatur sangat bepengaruh, yaitu apabila vaskularisasi dan
sirkulasi kurang baik, maka pada kulit terdapat cutis memorata ada
bercak-bercak
e. Kemudian lakukan pemeriksaan pada kepala bayi :
Bayi baru lahir sering terdapat tanda-tanda moulage/moulase, sutura kadang-
kadang sangat mendekat akibat waktu persalinan.
Adanya caput suksedanium dan sephalohermatoma. Perbedaan caput
suksedanium dan sephalohematoma. Sephalohematoma, terjadi tidak segera
setelah partus, merupakan suatu pendarahan subperiostium dan bila diraba,
fluktuasinya lebih jelas.
Kalau caput suksedanium adalah suatu edema sehingga konsistensinya berlainan,
bila diraba tidak ada fluktuasi, dapat dilihat segera setelah lahir, dalam 3 hari
setelah diresorbsi menjadi tidak ada bekasnya, lokalisasi dapat melampaui sutura.
Kedua keadaan diatas tidak perlu adanya perawatan yang khusus.
Ubun-ubun bayi (Fontanela). Fontanela anterior berbentuk wajik berukuran 2,5
sampai 6 cm. Biasanya tertutup dalam tulang sampai usia bayi 18 bulan. Fontanela
anterior ini selama masa bayi memberikan Informasi penting mengenai kondisi
bayi. Misalnya, fontanela anterior cekung menandakan bayi dehidrasi, sedangkan
fontanela anterior menonjol menandakan adanya peningkatan tekanan
intrakranial. Fontanela posterior berbentuk segitiga berukuran 1 sampai 2,5 cm,
yang tertutup sekitar usia bayi 2 bulan.
f. Muka bayi, dapat simetris tergantung presentasi
dalam uterus.
g. Leher bayi, leher bayi tampak pendek, fleksibel
dan mudah digerakkan serta tidak ada selaput. Bila
terdapat selaput, perlu dicurigai adanya Sindrom
Turner. Bayi pada posisi terlentang dapat
mempertahankan lehernya dengan punggungnya
dan menengokkan kepalanya ke samping. Bayi pada
posisi duduk menunjukkan kemampuannya
sebentar untuk mempertahankan kepalaya tegak.
h.Mata bayi, biasany sedikit tertutup. Mata bayi berwarna hitam atau coklat.
Pada bayi Barat berwarna keabu-abuan atau biru gelap abu-abu. Kelopak
mata seringkali tampak edema dalam beberapa hari, akibat dari proses
kelahiran. Seringkali terdapat perdarahan subkonjungtiva karena ekanan pada
kepala bayi selama persalinan, hal ini tidak mempunyai arti atau pengaruh
yang besar. Pupil biasanya sama, yaitu bulat, dengan konstriksi langsung dan
bersamaan dalam berespons terhadap cahaya. Adapun dilatasi pupil lebar
dengan retraksi yang lambat terhadap cahaya, mungkin disebabkan karena
tekanan intrakranial yang tinggi.
i.Telinga bayi, saluran telinganya jelas. Ujung-ujung dari daun telinga elastis
sejajar dengan mata bagian dalam dan canthus bagian luar. Bayi berespons
dengan bunyi suara yang keras dengan refleks kejut (startle). Kelainan
kongenital telinga sering menyertai kelainan kongenital ditempat lain,
ketulian kongenital sukar diperiksa. Telinga yang tumbuh rambutnya terlihat
pada bayi dari ibu yang menderita diabetes melitus.
j.Hidung, bayi bernafas melalui hidung dan dapat bersin dan menangis dengan keras.
Nafs cuping hidung menunjukkan adanya distres pernafasan (gawat nafas). Bersin
adalah hal yang umum pada bayi. Adanya rhinitis dan thinitis kronika pada masa
neonatus haruslah dipikirkan tentang adanya lues kongenital, demikian pula ada atau
tidak adanya tulang hidung harus dipikirkan adanya lues tersebut.
k.Mulut bayi, mulut seharusnya simetris dan posisinya terletak tepat di garis tengah.
Mulut diinspeksi adanya kelengkapan strukturnya. Bibir bayi baru lahir normalnya
berwarna merah muda dan lidahnya rata dan simetris. Dilihat apakah ada
labiognatoskhizis (celah bibir/sumbing) dan kelainan kongenital lainnya. Pada
palatoskhizis (palatum terbuka/celah langit-langit) perlu diketahui berkaitan dengan
cara pemberian minum terhadap bayi dan pemeriksaan lebih lanjut. Tonsil biasanya
tidak didapatkan.
l.Thorax, frekuensi nafas nprmal 30-60 kali per menit, pernafasan yang ireguler sering
terdapat pada bayi, kadang-kadang Cheyne Stokes sering terjadi pada bayi, aka tetapi
tidak mempunyai arti yang penting, simetris ataupun tidak dari pergerakan tubuh dan
bentuknya asimetris pada gerakan thorax terjadi pada malformasi vertebra, penyakit
yang menyebabkan distres pernafasan tampak adanya retraksi dari episgastrium dan
interkostal bagian bawah.
m.Jantung, mengikuti kecenderungan pernafasan. Suara denyut jantung
(120-160 kali/menit) terdengar jelas dan teratur. Titik intensitas maksimal bisa
terlihat pada ruang interkostal ke-empat sebelah kiri pada garis midklavikula.
n.Abdomen, abdomen berbentuk silindris, lembut dan biasanya menonjol
yang menunjukan adanya aliran vena superfisial. Puntung talipusat
(umbilikus) mengering dan berwarna gelap. Organ-organ berikut ini dapat
dipalpasi, antara lain :
Liver, teraba lunak/lembut 1-2 cm di bawah tepi kostal kanan.
Ujung limpa, berada di samping lateral pada kuadran kiri atas.
Ginajal, pada palpasi dalam, dengan 2 tempat, terletak 1-2 cm diatas
umbilikus.
Urine, tampak jernih.
Terdapat bising usus dan regurgitas (sendawa) setelah minum susu.
Nadi femoral sama.
o.Anus, hendaknya diperhatikan ada atau tidaknya mekonium (feses pertama
yang warnanya hitam) pada 48 jam pertama. Feses kuning mula pada hari ke-
5. Feses bayi yang minum ASI bisa tampak agak kehijauan dan berlendir.
Periksa adanya kepatenan anus untuk menyingkirkan atresia ani. Terdapat
perianal.
p.Genitalia.
Pada laki-laki, tampak penis lurus. Kulup (foreskin) menutup dan
menempel paa glands penis, yang mempunyai lubang uretra di tengah-
tengahnya tepa di ujungnya. Adanya testis, apakah sudah terjadi decensus
atau tidak dan kelainan penis lainnya, seperti Fimosis (kulit kulup tidak
dapat diretraksi untuk memaparkan glands penis), hipospadia (lubang
uretra terletak pada permukaan ventral pada penis), hidrokel
(pengumpulan cairan disekitar salah satu atau kedua testis).
Bila wanita, sering didapat dari vagina keluar mukus putih kental, ini
normal. Kadang-kadang ada pendarahan seperti mensis, ini dikarenakan
faktor hormon dari ibu selama kehamilan, ini tidak apa-apa.
q.Ekstremitas.
Ekstremitas atas dan ekstremitas bawah, masing-masing mempunyai 10
jari. Perhatikan adanya kelainan jari, seperti : sindaktili (penggabungan
jari-jari yang abnormal), polidaktili (jumlah jari yang berlebihan), atau
Garis Simean (garis telapak tangan transversal tunggal), tangan terlihat
pendek, jari kelingking melingkar kedalam, paling sering tampak pada
Sindrom Down.
Bayi yang lahir dengan ekstraksi atau tindakan forcep dan persalinan
patologis haruslah diperiksa adanya kelumpuhan. Biasanya dengan
merangsang maka tidak semua ekstremitas diangkat dan yang lumpuh
tidak bergerak. Penyakit kongenital yang sering yaitu dislokasi kongenital
dimana gluteal asimetris.
Perhatikan apakah ada talipes equinovarus (clubfoots), dimana kaki
tampak berputar ke bawah dan ke dalam, dan telapak mengarah ke
tengah. Jika masalahnya berat, perlu tindak lanjut ortopedik (dokter
bedah).
Pemeriksaan lainnya yang harus dilakukan pada
pemeriksaan pada bayi yang sehat adalah pemeriksaan
refleks.
1.Rooting reflex (refleks rooting) yaitu insting yang utama,
yang paling baik dilakukan pada bayi yang lapar. Caranya
adalah dengan menggoreskan sudut mulut bayi garis
tengah bibir
2. Sucking reflex (refleks menghisap) yaitu dengan
memasukan puting susu ibu/dot, maka bayi akan
menghisap dengan kuat dalam berespons terhadap
stimulasi. Jadi adanya gerakan menghisap secara
langsung
3. Moro reflex (refleks meregang), dapat
ditimbulkan dengan mengubah posisi dengan
tiba-tiba atau pukul meja/tempat tidur. Bayi
bereaksi terhadap pergantian posisi tubuh dan
suara keras dengan cara menggetarkan dan
meluruksan tangan, kaki dan jarinya. Ia
menegakkan tubuhnya, meregangkan punggung,
menarik kepalanya kebelakang, mengepalkan
kedua tangan dan meletakkannya diatas dada.
4.Tinic neck reflex (refleks tonus leher), caranya telungkupkan
bayi putar kepala dengan cepat ke satu sisi. Normalnya, bayi
akan melakukan perubahan posisi bila kepala diputar ke satu
Sisi lengan dan tungkai ekstensi ke arah sisi putaran kepala
dan fleksi pada sisi yang berlawanan, normalnya refleks ini
terjadi setiap kali kepala diputar.
5.Palmar grasp (refleks menggenggam). Caranya : letakan jari
ditelapak tangan bayi atau benda pada tangannya, maka
tangannya akan tertutup, juga pada telapak kaki yang lebih
lama hilangnya. Pada tangan 3-6 bulan, sedangkan pada kaki
hilang 6-12 bulan. Bidan juga harus melihat posisi normal dari
tidur bayi, pada keadaan normal, tangan dan kaki fleksi (flexi).
Umur 4-6 bulan posisi beribah menjadi ekstensi.
Selain beberapa pemeriksaan refleks utama diatas, pemeriksaan refleks
lainnya, seperti :
1.Babinski reflex (refleks babinski). Caranya : gores telapak kaki sepanjang tepi
luar. Dimulai dari tumit. Pada bayi normal, jalan kaki mengembang/melebar
dan ibu jari kaki dorsofleksi.
2.Corneal reflex (refleks berkedip). Caranya : dengan menyrotkan cahaya
terang ke mata bay. Normalnya, bayi akan mengedip, yang ditandai dengan
kelopak mata menutup dan Membuka pada saat dirangsang dengan cahaya
atau sentuhan.
3.Refleks melangkah / berjalan. Caranya : pegang bayi sehingga kakinya
sedikit menyentuh permukaan yang keras/meja. Normalnya, bayi akan
melakukan gerakan seperti melangkah/berjalan, dimana kaki akan bergerak
keatas kebawah bila disentuhkan ke permukaan yang keras.
4. Refleks merangkak. Caranya : baringkan bayi tengkurap di atas permukaan
yang rata. Bayi akan membuat gerakan merangkak dengan menggunakan
lengan dan tungkainya.
5.Stratle reflex (reflek kaget). Caranya : bertepuk
tangan dengan keras. Bayi akan mengektensikan
dan merefleksikan lengannya dalam berespon
terhadap suara yang keras, tangan tetap rapat.
6. Galant reflex (refleks pelengkungan tubuh).
Caranya : gores punggung bayi sepanjang sisi
tulang belakang dari bahu sampai bokong.
Punggung bayi akan bergerak ke arah samping
bila di stimulasi.
PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA BAYI
BARU LAHIR
A. Sistem Pernafasan

Proses perubahan bayi baru lahir adalah dalam hal pernapasan yang
dapat di pengaruhi oleh keadaan hipoksia pada akhir persalinan dan
rangsangan fisik ( lingkungan) yang merangsang pusat pernapasan
medula oblongata di otak. Selain itu juga jadi tekanan rongga dada
karena kompresi paru selama persalinan,sehingga merangsang
masuknya udara ke dalam paru,kemudian timbulnya pernapasan dapat
terjadi akibat interaksi sistem pernapasan itu sendiri dengan sisitem
kardiovaskuler dan susunan saraf pusat. Selain itu adanya surfaktan
dan upaya resfirasi dalam pernapasan dapat berfungsi untuk
mengeluarkan cairan dalam paru serta mengembangkan jaringan
alveolus paru agar dapat berfungsi. Surfaktan tersebut dapat
mengurangi tekanan permukaan paru dan membantu menstabilkan
diding alveolus untuk mencegah kolaps ( Betz dan Sowden, 2002 ).
B. Sistem Peredaran Darah
Pada sistem peredaran darah, terjadi perubahan fisiologis pada bayi baru lahir, yaitu setelah bayi itu
lahir akan terjadi proses pengantaran oksigen ke seluruh jaringan tubuh, maka terdapat perubahan,yaitu
penutupan foramen ovale pada atrium jantung dan penutupan duktus ateriosus anatara arteri paru dan
aorta. Perubahan ini terjadi akibat adanya tekanan pada seluruh sistem pembuluh darah,dimana
oksigen dapat menyebabkan sistem pembuluh darah mengubah tenaga dengan cara meningkatkan atau
mengurangi resistensi. Perubahan tekanan sistem pembuluh darah dapat terjadi saat tali pusat di
potong, resistensinya akan meningkat dan tekanan atrium kanan akan menurun karena suplai darah ke
atrium kanan berkurang yang dapat menyebabkan volume dan tekanan atrium kanan juga menurun.
Proses tersebut membantu darah mengalami proses oksigenasi ualng, pada saat terjadi pernafasan
pertama dapat menurunkan resistensi dan meningkatkan atrium kanan. Kemudian oksigen pada
pernapasan pertama dapat menimbulkan relaksi dan terbukanya sistem pembuluh darah paru yang
dapat menurunkan resistensi pembuluh darah paru. Terjadinya peningkatan sirkulasi paru
mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan, dengan meningkatkan
tekanan pada atrium kanan akan terjadi penurunan atrium kiri, foramen ovale akan menutup, atau
dengan pernafasan kadar oksigen dalam darah akan meningkat yang dapat menyebabkan duktus
arteriosus mengalami kontriksi dan menutup. Perubahan lain adalah menutupnya vena umbilikus, dutus
venosus, dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup secara fungsional dalam beberapa menit
setelah tali pusat di klem dan penutupan jaringan fibrosa membutuhkan waktu sekitar 2-3 bulan ( Betz
dan Sowden, 2002 ).
C. Sistem Pengaturan tubuh, Metabolisme Glukosa, Gastrointestinal, dan Kekebalan Tubuh
Sistem Pengaturan Tubuh
Ketika bayi lahir dan langsung berhubungan dunia luar ( lingkungan ) yang lebih dingin, maka dapat
menyebabkan air ketuban menguap melalui kulit yang dapat mendinginkan darah bayi.pada saat
lingkungan dingin, terjadi pembentukan suhu tanpa melalui mekanisme menggigil yang merupakan cara
untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya serta hasil penggunaan lemak coklat untuk produksi
panas. Adanya timbunan lemak tersebut menyebabkan panas tubuh meningkat, sehingga terjadilah
proses adaptasi. Dalam pembakaran lemak, agar menjadi panas, bayi menggunakan kadar gluksa.
Selanjutnya cadangan lemak tersebut akan habis dengan adanya stres dingin dan bila bayi kedinginan
akan mengalami proses hipoglikemia, hipoksia, dan asidosis.
Metabolisme Glukosa
Setelah tali pusat di ikat atau di klem, maka kadar glukosa akan di pertahankan oleh si bayi itu sendiri
serta mengalami penurunan waktu yang cepat 1-2 jam. Guna mengetahui atau memperbaiki kondisi
tersebut, maka di lakukan dengan menggunakan air susu ibu ( ASI), penggunaan cadangan glikogen (
glikogenolisis), dan pembuataan glukosa dari sumber lain khususnya lemak (glukoneogenesis). Seorang
bayi yang sehat akan menyimpan glukosa sebagai glikogen dalam hati.
Sistem Gastrointestinal
Proses menghisap dan menelan sebelum lahir
sudah di mulai. Refleks gumoh dan batuk sudah
terbentuk ketika bayi lahir.kemampuan menelan
dan mencerna makananmasih terbatas,
mengikat hubungan esofagus bawah dan
lambung masih belum sempurna yang dapat
menyebabkan gumoh dan kapasitasnya sangat
terbatas kurang lebih 30cc.
Sistem Kekebalan Tubuh
Bayi dilahirkan dengan beberapa kemampuan melawan infeksi. Lini
pertama dalam pertahanan adalah: kulit dan membran mukosa yang
melindungi dari invasi mikro-organisme. Lini kedua adalah elemen sel
pada sistem imunologi yang menghasilkan jenis-jenis sel yang mampu
menyerang fatogen seperti neurofil, monosit, ensinofil. Lini ke tiga
adalah susunan spesifik dari antibodi ke antigen, proses ini
membutuhkan pemaparan dari agen asing sehingga anti body dapat di
hasilkan. Bayi umumnya tidak dapat mengahsilkan Ig ( ImunoGlobin)
sendiri samapai usia 2 bulan. Bayi menerima dari imun ibu yang
berasal dari sirkulasi plasenta dan ASI. Bila ibu memiliki anti body
terhadap penyakit menular tertentu, anti body tersebut mengalir ke
bayi melalui plasenta. Diantara anti bodi tersebut mungkin adalah anti
body terhadap gondok,difteri, dan campak. Imunitas pasif ini
berakhir dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan.
D. Sistem Pencernaan
1. Mulut
Bibir bayi baru lahir harus kemerahan dan lidahnya harus rata dan
simetris.
2. Lambung
Pada saat lahir, kapasitas lahir antara 30-60 ml dan meningkat dengan
cepat sehingga pada hari ke tiga dan keempat, kapasitanya mencapai
90ml
3. Usus
Usus pada bayi jika di bandingkan dengan panjang tubuh bayi terlihat
sangat panjang. Feses pertama bayi adalah hitam kehijauan, tidak
berbau, substansi yang kental/lengket yang di sebut mekonium. Yang
biasanya keluar dalam 24 jam pertama. Feses ini mengandung
sejumlah cairan amnion, vernix, sekresi saluran pencernaan, empedu,
lanugo, dan zat sisa dari jaringan tubuh
E. Sistem Ginjal dan Keseimbangan Cairan
Pengeluaran urine pada janin terjadi pada bulan ke
empat. Sementara itu, pada saat lahir fungsi ginjal
bayi sebanding dengan 30% sampai 50% dari
kapasitas dewasa dan belum cukup matur untuk
memekatkan urin. Artinya, pada semua bayi semua
struktur ginjal sudah ada tetapi kemampuan ginjal
untuk mengosentrasikan urine dan mengatur
kondisi cairan setra fluktuasi elektrolit belum
maksimal.
F. Sistem Adaptasi Perubahan Kulit
Semua struktur kulit bayi sudah terbentuk pada
saat lahir, tetapi masih belum matang .
G. Persyarafan
Sistem persyarapan bayi cukup berkembang untuk
bertahan hidup tetapi belum terintegrasi secara
sempurna. Pertumbuhan otak setelah lahir
mengikuti pola pertumbuhan cepat, yang dapat di
prediksi selama priode bayi samapi awal masa
kanak-kanak.
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BARU
LAHIR

Anda mungkin juga menyukai