Anda di halaman 1dari 20

DIFFICULT AIRWAY MANAGEMENT

Oleh :
Christian Eric Kusuma
NPM : 16710234
Latar Belakang
Difficult airway / Kesulitan Jalan Napas: Menurut
The American Society of Anesthesiology adalah adanya
faktor-faktor klinis yang menyulitkan baik ventilasi
dengan masker atau intubasi dilakukan oleh dokter yang
berpengalaman dan terampil.
Tiga kesalahan mekanis, yang terhitung terjadi
sebanyak 75% pada saat tatalaksanan jalan napas yaitu :
ventilasi yang tidak adekuat (38%), intubasi esofagus
(18%), dan kesulitan intubasi trakhea (17%).
Jenis Kesulitan Jalan Napas
Kesulitan Kesulitan
ventilasi dg dilakukan
sungkup (SGA) laringoskopi

Kesulitan
intubasi trakea

ASA, 2013
Etiologi
Sumbatan di atas laring
Obstruksi jalan napas Sumbatan pada laring
Sumbatan di bawah laring
Etiologi Difficult Airway
Sumbatan di atas laring
Lidah jatuh ke hipofaring
Benda asing
Infeksi atau tumor
Trauma di muka
Sumbatan pada laring
Corpal
Tumor
Trauma laring
Sumbatan di bawah laring
Tumor mendesak trakea
Corpal bronkus
Spasme bronkus (tumor bronkus)
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik

Penilaian Kesulitan Ventilasi : OBESE


Penilaian Kesulitan Intubasi
Mallampati

(Soepardi, 2012)
Penilaian Kesulitan Intubasi

Angka 3 yang pertama adalah kecukupan akses oral


angka 3 yang kedua adalah kapasitas ruang mandibula untuk memuat lidah ketika laringoskopi.
Kurang atau lebih dari 3 jari dapat dikaitkan dengan peningkatan kesulitan.
Angka 2 yang mengidentifikasi letak laring berkaitan dengan dasar lidah. Bila lebih dari 2 jari
maka letak laring lebih jauh dari dasar lidah, sehingga mungkin menyulitkan dalam hal
visualisasi glotis.
Grade I : >35
Grade II : 22-34
Grade III : 12-21
Grade IV : < 12
Normal angle of extension is 35 or more
Malformation of the Skull (S), Teeth (T), Obstruction (O), Pathology (P)

S = Skull (Hydro and Mikrocephalus)

T = Teeth (Buck, protruded, & gigi ompong, makro dan mikro mandibula)

O = Obstruction (obesitas, leher pendek dan bengkak disekitar kepala and leher)

P =Pathologi (kraniofacial abnormal & Syndromes: Treacher Collins, Goldenhars,

Pierre Robin, Waardenburg syndromes)


Jika score pasien 8 atau lebih, maka memungkinkan difficult airway
CT-scan

Radiografi Fluoroskopi

Pemeriksaan
Penunjang
Pengelolaan jalan
napas

Untuk membebaskan
jalan napas dan
menjamin pertukaran
udara secara normal

Menggunakan teknik Pemeriksaan airway


L (look), L (listen) and
F (feel)
Tanpa Alat
1. Membuka jalan napas

Head Tilt
Chin Lift
(dorong kepala
Manuver
ke belakang)

Jaw Thrust
Manuver Pada pasien yang diduga mengalami
cedera leher dan kepala hanya
dilakukan Jaw Thrust dengan hati-
hati dan mencegah gerakan leher.
2. Membersihkan jalan nafas

- Finger Sweep (sapuan jari)

Dilakukan bila jalan


napas tersumbat
karena adanya benda
asing dalam rongga
mulut belakang atau
hipofaring (gumpalan
darah, muntahan,
benda asing lainnya)
dan hembusan napas
hilang.
- Abdominal Thrust (Gentakan Abdomen) - Chest Thrust (Pijatan Dada)

- Back Blow (Tepukan pada Punggung)


Dengan Alat
1. Pemasangan Pipa (Tube)

a. Faringeal airway

b. Face mask

c. Laringeal mask airway

d. Laringoskop dan intubasi


- Intubasi orotrakeal
- Intubasi nasotrakeal
2. Penghisapan benda cair (suctioning)

Bila terdapat sumbatan jalan


napas karena benda cair

3. Trakeostomi

Tindakan membuat lubang pada dinding depan anterior trakea untuk bernapas

4. Krikotirotomi

Tindakan penyayatan pada


pasien dalam keadaan gawat
napas
Mangku, 2009)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai