Pemicu 4 Etika Kevin Harlan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 72

Pemicu 4

Kevin Harlan 405130065


Learning Objective
Mahasiswa Mampu Menjelaskan:
1. UU Terkait Pembunuhan Anak Sendiri & Pengguguran Kandungan
2. Pengguguran Kandungan
3. Pembunuhan Anak Sendiri
4. Percobaan Bunuh Diri
5. Interpretasi Kasus
6. Visum Terkait Pemicu
7. Kewajiban Dokter Dalam Proses Peradilan
LO 1
UU Terkait Pembunuhan Anak Sendiri & Pengguguran Kandungan
Pembunuhan Anak Sendiri
Undang-Undang Pembunuhan Anak Sendiri
(KUHP)
Pasal 341
Seorang ibu yang karena takut akan ketahuan melahirkan anak pada saat
anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas
nyawa anaknya, diancam karena membunuh anak sendiri, dengan pidana
penjara paling lama tujuh tahun.
Pasal 342
Seorang ibu yang untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut
akan ketahuan bahwa ia akan melahirkan anak pada saat anak dilahirkan
atau tidak lama kemudian merampas nyawa anaknya, diancam karena
melakukan pembunuhan anak sendiri dengan rencana, dengan pidana
penjara paling lama sembilan tahun.
Undang-Undang Pembunuhan Anak Sendiri
(KUHP)
Pasal 305
Barang siapa menempatkan anak yang umurnya belum tujuh tahun untuk
ditemukan atau meninggalkan anak itu dengan maksud untuk melepaskan
diri daripadanya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun
enam bulan.
Pasal 306
1. Jika salah satu perbuatan berdasarkan pasal 304 dan 305 mengakibatkan
luka-luka berat, yang bersalah diancamdengan pidana penjara paling
lama tujuh tahun enam bulan.
2. Jika mengakibatkan kematian pidana penjara paling lama sembilan
tahun.
Undang-Undang Pembunuhan Anak Sendiri
(KUHP)
Pasal 307
Jika yang melakukan kejahatan berdasarkan pasal 305 adalah bapak
atau ibu dari anak itu, maka pidana yang ditentukan dalam pasal 305
dan 306 dapat ditambah dengan sepertiga.
Pasal 308
Jika seorang ibu karena takut akan diketahui orang tentang kelahiran
anaknya, tidak lama sesudah melahirkan, menempatkan anaknya
untuk ditemukan atau meninggalkannya dengan maksud untuk
melepaskan diri daripadanya, maka maksimum pidana tersebut dalam
pasal 305 dan 306 dikurangi separuh.
Undang-Undang Pembunuhan Anak Sendiri
(KUHP)
Pasal 181
Barang siapa mengubur, menyembunyikan, membawa lari atau
menghilangkan mayat dengan maksud menyembunyikan kematian
atau kelahirannya, diancam dengan pidana penjara paling lama
sembilan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lirna
ratus rupiah.
Pengguguran Kandungan
Undang-Undang (KUHP)
Pasal 346
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan
pidana penjara paling lama empat tahun.
Pasal 347
1. Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungan seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan
pidana penjara paling lama dua belas tahun.
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut diancam
dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.
Undang-Undang (KUHP)
Pasal 348
1. Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau
mematikan kandungan seorang wanita dengan
persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling
lama lima tahun enam bulan.
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita
tersebut, diancam dengan pidana penjara paling lama
tujuh tahun.
Pasal 349
Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu
melakukan kejahatan berdasarkan pasal 346, ataupun
melakukan atau membantu melakukan salah satu
kejahatan yang diterangkan dalam pasal 347 dan 348,
maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat
ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk
menjalankan pencarian dalam mana kejahatan dilakukan.
Undang-Undang (KUHP)
Pasal 283
1. Diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau
pidana denda paling banyak sembilan ribu rupiah, barang siapa
menawarkan, memberikan untuk terus maupun untuk sementara
waktu, menyerahkan atau memperlihatkan tulisan, gambaran atau
benda yang melanggar kesusilaan, maupun alat untuk mencegah
atau menggugurkan kehamilan kepada seorang yang belum
dewasa, dan yang diketahui atau sepatutnya harus diduga bahwa
umumya belum tujuh belas tahun, jika isi tulisan, gambaran,
benda atau alat itu telah diketahuinya.
Pasal 299
1. Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau
menyuruh supaya diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan
harapan bahwa karena pengobatan itu hamilnya dapat
digugurkan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat
tahun atau pidana denda paling banyak empat puluh lima ribu
rupiah.
Undang-Undang
Pasal 15
1. Dalam keadaan darurat sebagai upaya menyelamatkan jiwa
ibu hamil dan atau janinnya, dapat dilakukan tindakan medis
tertentu.
2. Tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam Ayat
(1) hanya dapat dilakukan :
a. berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya tindakan
tersebut;
b. oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan
untuk itu dan dilakukan sesuai dengan tanggung jawab profesi serta
berdasarkan pertimbangan tim ahli;
c. dengan persetujuan ibu hamil yang bersngkutan atau suami atau
keluarganya;
d. pada sarana kesehatan tertentu.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai tindakan medis tertentu
sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) dan Ayat (2)
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
LO 2
Pengguguran Kandungan
Pengguguran Kandungan
Tindakan penghentian kehamilan (ada unsur
kesengajaan) terhadap kandungan yang hidup
sebelum waktunya dilahirkan (menurut hukum)
Berhentinya kehamilan sebelum usia kehamilan 20
minggu, spontan maupun provokatus (menurut
kedokteran)
2 macam:
Abortus spontan
Abortus provokatus
Abortus provokatus medicinalis / therapeutikus
Abortus provokatus kriminalis
Pertentangan
Kaum konservatif menghormati kehidupan sejak terjadinya konsepsi,
maka aborsi adalah salah dan merupakan pembunuhan (Pro Life)
titik awal kehidupan: konsepsi
Kaum liberal menganggap janin bukanlah manusia sebelum ia
dilahirkan, oleh karena itu wanita mempunyai hak untuk melakukan
apa saja yang ia mau terhadap tubuhnya (Pro Choice) titik awal
kehidupan: kelahiran
Titik Mulai Kehidupan
Saat terjadi penggabungan sperma dan ovum menjadi zygote sebagai
satu organisme tidak mungkin diketahui kapan terjadinya
Saat terlihatnya bentuk janin, paling tidak usia 6 minggu kehamilan
Saat mulainya aktivitas jantung dan otak
Saat dianggap dapat hidup di luar uterus (viable)
Pada saat dilahirkan
Tindakan Abortus Provokatus
Kekerasan mekanik lokal
Dari luar, oleh si ibu atau orang lain:
gerakan fisik berlebihan
Jatuh
pemijatan perut bagian bawah
kekerasan langsung pada uterus
pengaliran listrik pada serviks, dsb
Dari dalam manipulasi vagina atau uterus:
penyemprotan air sabun atau air panas pada porsio
aplikasi asam arsenik, kalium permanganat pekat, yodium tinktur
Pemasangan laminaria shift atau kateter ke dalam serviks
Manipulasi serviks dengan jari tangan
Pemecahan selaput amnion
Penyuntikan ke dalam uterus
Tindakan Abortus Provokatus
Obat/zat tertentu
Bahan tumbuhan mengandung minyak eter yang
merangsang saluran cerna hingga terjadi kolik abdomen
Jamu perangsang kontraksi uterus
Hormon wanita yang merangsang kontraksi uterus melalui
hiperemi mukosa uterus
tergantung jumlah, sensitifitas individu, dan usia gestasi
terdapat dalam jamu peluntur, nenas muda, bubuk
beras + lada hitam, dll
Zat agak beracun: Garam logam berat, laksans, dll
Zat beracun: strichnin, prostigmin, pilokarpin, dikumarol,
kina, dll
Kombinasi kina/menolisin dengan oksitosin
Sitostatika aminopterin
Komplikasi
Perdarahan akibat luka pada jalan lahir, atonia uteri, sisa jaringan
tertinggal, diatase hemoragik, dll
Syok akibat refleks vasovagal atau neurogenik
Emboli udara, terjadi pada teknik penyemprotan
Inhibisi vagus, pada tindakan tanpa anestesi pada ibu yang stres,
gelisah, dan panik
Keracunan zat abortivum, termasuk anestesia
Infeksi dan sepsis yang muncul belakangan
Tersengat arus listrik, dll
Pemeriksaan Korban Abortus
Pada korban hidup, tanda kehaamilan dan bukti usaha penghentian
kehamilan
Pemeriksaan toksikologik: zat beracun, cairan di rongga perut, darah
dari jantung, urin
Pemeriksaan terhadap hasil abostus, makroskopik dan mikroskopik:
sel trofoblas, kerusakan jaringan, tanda intravitalitas
Pemeriksaan Korban Abortus
Pada korban meninggal, tergantung cara dan interval waktu antara
tindakan dan kematian
Dilakukan ahli mungkin tidak meninggalkan bekas
Lebih dari 1 hari komplikasi / penyakit penyerta mungkin mengaburkan
tanda abortus kriminal
Kemungkinan abortus dilakukan sendiri
Pemeriksaan dalam langkah pertama
Pemeriksaan uterus: pembesaran, krepitasi, luka, perforasi
Tes emboli udara pada vena kava inferior dan jantung
Pemeriksaan alat genitalia dalam: pucat, kongeti, memar
Penentuan usia janin/kehamilan
Undang-Undang (KUHP)
Pasal 346
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan
pidana penjara paling lama empat tahun.
Pasal 347
1. Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungan seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan
pidana penjara paling lama dua belas tahun.
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut diancam
dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.
LO 3
Pembunuhan Anak Sendiri
Tanda Lahir hidup
Anamnesis saksi (tidak dapat digunakan untuk pembuatan VeR):
pernah menangis dan bernapas
Dada telah mengembang
Diafragma telah turun ke ICS 4-5 atau 5-6
Tepi paru menumpul, beratnya 1/35 (vaskularisasi semakin padat)
Derik udara paru, teraba seperti spons
Tanda Lahir hidup
Uji apung paru positif
Uji apung usus positif
Garis neonatal pada enamel yang anekuivokal (tidak rutin)
Saliva atau air susu dalam lambung distal (laboratorik, tidak rutin)
HistoPA: gambaran atelektasis dan emfisema yang bercampur (mozaik
atau marmer), perangai dinding alveoli-septum interkapsuler yang
khas, membran hialin
Lahir Mati
Kematian hasil konsepsi sebelum keluar dari ibunya, ditandai
dengan tidak bernafas , DJJ (-), nadi tali pusat (-), gerak otot
rangka (-).
Tanda kematian pasti bayi lahir mati :
Tanda Maserasi (aseptic decompotition) [8-10 hari PM in-utero]
Proses pembusukan fetus intrauterin, berlangsung dari luar ke dalam tubuh.
Bila kematian 3-4hari hanya tampak adanya perubahan kulit (bullae
kemerahan).
Kulit putih-keriput, bau tengik, organ tubuh dalam tidak busuk.
Sendi melunak, otot / tendon terlepas dari origo-insertio.
Litopedion janin sudah lama sekali mati intrauterin sehingga
mengeras seperti batu.
Dada belum mengembang
Iga mendatar, Diafragma setinggi ICS III/IV. DAN Uji apung paru (-).
Paru tampak ungu gelap, difus, padat. Slack pleura.
Dapat juga ditemukan keaadan yg tidak memungkinkan untuk hidup
Trauma persalinan, perdarahan otak massive, robekan tentorium serebeli,
pneumonia intrauterin, dan kongenital lainnya.
Tanda Maserasi:
Epidermis terkelupas, tampak licin
Nampak kemerahan
Sendi / otot/ tulang terlepas
Dada nampak mendatar

Litopedion
Gumpalan sisa tulang yang terfagosit
oleh tubuh ibu
Mengalami kalsifikasi sintesa kalsium,
dan mineral = KERAS - BATU
Perkiraan Umur Bayi Intra-Uterin
GA Panjang
Rumus
Perkiraan umur bayi intra-uterin (bulan) (cm)
1 1x1 1 cm
Rumus De Haas.
2 2x2 4 cm
Usia 1 - 5 Bulan
3 3x3 9 cm
(Ges. Age)2 = panjang (cm)
4 4x4 16 cm
> 5 bulan 5 5x5 25 cm
(Ges. Age) x 5 = panjang (cm) 6 6x5 30 cm
7 7x5 35 cm
8 8x5 40 cm
9 9x5 45 cm
Perkiraan Umur Bayi Ekstra-Uterin
Dalam undang-undang tidak dipersoalkan umur bayi
(aterm / premature) menjadi penting dalam
penilaian perkiraaan usia bayi exkstra-uterin.

Vialibility: Kemampuan bayi / janin Aterm / Matur: Bayi lahir cukup


dapat bertahan hidup diluar kandungan bulan, dan siap secara fisiologis
lepas dari ibunya. untuk bertahan hidup diluar
kandungan.
Usia Gestasi : >28 minggu (tanpa ada
cacat bawaan yg fatal) Usia Gestasi : >36 minggu
Panjang Badan : >35cm Panjang Badan : >48cm
BB : >1000 gr BB : 2500 3000 gr
Lingkar Kepala : >33cm Lingkar Kepala : >33cm
Perkiraan Umur Bayi Ekstra-Uterin
Udara dalam saluran cerna:
Gaster / duodenum hidup hanya beberapa saat
Usus halus telah hidup 1 -2 jam post partus
Kolon telah hidup 5-6 jam Post partus
Rektum telah hidup 12 jam Post partus
Mekonium pada kolon : mekonium akan keluar
seluruhnya dalam waktu 24jam post-partus.
Eritrosit berinti (HbF) : akan hilang dalam 24jam
pertama setelah lahir menjadi HbA.
Perubahan sirkulasi darah
Obliterasi Arteri & Vena umbilikaslis pada 3-4 hari PP
Duct. Venousus / Arteriosus & For. ovale tertutup
setelah 3 - 4 minggu
Penyebab Kematian
Tersering pada kasus
pembunuhan anak Pencekikkan
sendiri adalah asfiksia
(mati lemas).
Timbulnya asfiksia
akibat:
Pembekapan Penjeratan

Penyumbatan jalan
nafas
Penjerataan
Pencekikkan
Pembekapan
Penenggelaman
Uji Apung Paru
Sistem pernapasan baru berfungsi setelah janin dilahirkan
Inhalasi pertama udara masuk alveoli (belum serentak semua lapang
paru)
Ekspirasi tidak semua udara dihembuskan keluar udara residu
Udara residu lebih rigid bukti adanya pernapasan pada uji apung
Uji Apung Paru
Dilakukan pada jaringan paru yang tidak tampak busuk
Dilakukan terhadap seluruh alat dalam leher dan alat dalam dada
Urutan pemeriksaan: kedua paru, lobus paru, potongan kecil tipis
jaringan perifer paru
Potongan kecil tipis mengapung diletakkan diantara 2
karton/kertas ditekan dengan diinjak udara selain udara residu
keluar (udara residu hanya keluar jika alveoli rusak) hasil
Hasil Uji Apung Paru
Tetap mengambang positif
Pernah bernapas = lahir hidup
Tidak mengambang negatif
Belum pernah bernapas = lahir mati
Negatif palsu:
Resorbsi pada asfiksia/apnoe lama
Pneumonia lobaris
Segera tenggelam pada kelahiran
Pembusukan lanjut
Cukup Bulan
Cukup bulan/aterm/>36 minggu:
BB > 2500g, PB > 48cm, LK > 34 cm, diameter puting susu > 7mm
Terdapat pusat penulangan epifisis di distal femur dan proksimal tibia
radiologik/pemeriksaan langsung
Lanugo tinggal sedikit
Kuku-kuku sudah melewati ujung jari dan cukup kaku
Daktilografi sudah jelas
Kedua testis sudah turun (normal), labia mayora sudah menutupi labia minor
Belum Cukup Bulan
Belum cukup bulan berapa usia kehamilan?
Usia kehamilan 1-5 bulan bulan = PB
Usia kehamilan > 5 bulan bulan = PB/5
Usia Pasca Lahir
Udara dalam saluran pencernaan
Di lambung baru saja lahir, belum tentu lahir hidup
Di duodenum > 2 jam
Di usus halus 6-12 jam
Di usus besar 12-24 jam
Mekonium telah keluar seluruhnya 24 jam
Perubahan tali pusar:
Kemerahan di pangkal 36 jam
Kering 2-3 hari
Puput 6-8 hari, kadang sampai 20 hari
Sembuh 15 hari
a/v umbilikalis menutup 2 hari
Pemeriksaan mikroskopik proses penyembuhan luka
Duktus arteriosus menutup 3-4 mgg
Duktus venosus menutup > 4 mgg
Sel darah merah berinti hilang 24 jam
Layak hidup atau Viable
Non viable bila:
BB < 1000 g
Kelainan kongenital yang fatal
Sebagai asupan yang tidak mengikat bagi hakim dalam menentukan
berat-ringannya vonis
Tanda-Tanda Perawatan
Tali pusat terpotong rata, diikat ujungnya, diberi antiseptik, dan
diperban
Jalan napas bebas
Vernix caseosa tidak ada lagi
Berpakaian
Air susu di dalam saluran cerna
TELAH ADA PERAWATAN tidak termasuk pembunuhan anak
sendiri
Bayi Telah Dirawat atau Tidak
Tali Pusat
Perawatan terikat, digunting (rapih) 5cm
dari umbilikus + antiseptik.
PAS terputus dekat dengan umbilikus,
tidak rata, tidak terawat.
Verniks Kaseosa
Terawat
Perawatan dibersihkan diseluruh tubuh,
tidak terdapat sisa darah.
PAS walaupun dibuang ke air, nampak
sisa kaseosa di belakang telinga, paha, dll.
Pakaian
Perawatan diberikan pakaian / penutup
tubuh.
PAS telanjang. PAS
Hubungan Ibu dengan Anak
Mencocokan waktu partus ibu (tanda-tanda persalinan) dengan
waktu lahir anak (usia pasca lahir + lama kematian)
Data antropologi yang khas pada ibu dan anak
Mencocokkan golongan darah ibu dan anak
Sidik jari DNA
Pemeriksaan Luar Mayat Bayi
Usia bayi : cukup bulan/prematur/nonviable
Kulit : vernix caseosa/warna/keriput?
Mulut : benda asing/obstruksi?
Umbilical cord : intak ? / tepi rata ? / tanda kekerasan sekitar
Kepala : caput suksedaneum / molase cranialis
Tanda kekerasan : pembekapan (mulut-hidung) / memar (bibir-pipi) /
pencekikan-jerat (leher) / memar-lecet (ekstremitas)
Bedah Mayat Bayi
Leher : tanda penekanan / resapan darah kulit dalam / obstruksi
nafas?
Mulut : Benda asing / robekan palatum mole
Cavum Thorax : uji apung (1 lobus) & uji PA dengan Formalin 10%
(1 lobus)
Asfiksia : Tardieus spot pada paru, jantung, timus, epiglotis
Vertebrae : tanda kekerasan / kelianan kongenital (spina bifida)
LO 4
Percobaan Bunuh Diri
Aspek Medikolegikal dari Kekerasan Mekanik
Jenis kekerasan Jenis luka Aspek medikolegikal
Tajam Iris, sayat Pembunuhan, Bunuh Diri
Tusuk Pembunuhan, Bunuh Diri
Bacok Pembunuhan
Tumpul Lecet Kecelakaan, Pembunuhan,
Bunuh Diri
Memar Kecelakaan, Pembunuhan
Robek Kecelakaan, Pembunuhan
Senjata api tembak Pembunuhan, Bunuh Diri,
Kecelakaan
Aspek Medikolegikal dari Kekerasan Fisik
Jenis kekerasan Jenis luka Aspek medikolegikal
Listrik Electric mark Kecelakaan, Pembunuhan
Joule burn Kecelakaan, Pembunuhan
Exogenous burn Kecelakaan
Petir Surface burns Kecelakaan
Linear burns Kecelakaan
Arborescence filigree burn Kecelakaan
Suhu tinggi Luka bakar (dry heat) Kecelakaan, Bunuh Diri,
Pembunuhan
Luka bakar (scald) Kecelakaan, Pembunuhan
Suhu rendah Frostbite Kecelakaan
Immersion foot Kecelakaan
hypotermia Kecelakaan
Aspek Medikolegikal dari Kekerasan Kimiawi
Jenis kekerasan Jenis luka Aspek medikolegikal
Asam organik
Asam karbol (Phenol) Abu abu keputihan Bunuh Diri, Kecelakaan
Asam oksalat Abu a bu kehitaman Bunuh Diri, Kecelakaan
Asam anorganik
Asam sulfat/ klorida Abu abu hitam Bunuh Diri, Kecelakaan,
Pembunuhan
Asam nitrat Coklat Bunuh Diri, Kecelakaan
Kaustik alkali Abu abu keputihan Bunuh Diri, Kecelakaan,
Pembunuhan
Garam logam berat
Zinc chloride Keputih putihan Bunuh Diri, Kecelakaan
Mercury chloride Biru keputihan + Bunuh Diri, Kecelakaan
perdarahan
Definisi Toksikologi
Ilmu yg mempelajari sumber, sifat serta khasiat racun, gejala dan
pengobatan pada keracunan, serta kelainan yang didapatkan pada
korban yang meninggal.
Racun : zat yang bekerja pada tubuh secara kimiawi & fisiologik yang
dalam dosis toksik akan menyebabkan gangguan kesehatan /
kematian.
Toksikologi
Faktor yg mempengaruhi keracunan
Cara masuk
Umur
Kondisi tubuh
Kebiasaan
Idiosinkrasi dan alergi
Waktu pemberian
Toksikologi
Penggolongan :
Sumber
Tumbuhan, hewan , mineral
Tempat dimana racun ada
Alam bebas, rumah tangga, pertanian, industri
Organ tubuh yang dipengaruhi
Ginjal / hati
Mekanisme kerja
Cara kerja/efek yg ditimbulkan
Perangsangan, peradangan, korosif
Toksikologi
Prinsip Pengobatan
Prinsip berdasarkan racun masuk ke dalam tubuh
Kriteria Diagnostik
Dapat ditemukan racun/sisa racun dlm tubuh/cairan tubuh korban, jika racun
menjalar secara sistemik serta terdapatnya kelainan pd tubuh korban
Pada Kedokteran Forensik
Pemeriksaan di TKP, autopsi, dan analisis toksikologik
Kontak dengan racun: PO, parenteral, inhalasi, perkutan,
menimbulkan gejala:
Gejala Racun Penyakit
CO, CO2, alkohol, narkotika Depresi, meningitis, tumor
Sakit kepala
basa otak, hipertensi, migraim
Garam logam berat, racun
Muntah, pusing, sakit perut Gastritis, enteritis, uremia
makanan
Gangguan kesadaran Alkohol, hipnotika,
CVD, eklamsi/uremia
koma sedativa, CO
Opium, morfin, pilokarpin,
Miopia Penyakit SSP
organofosfat
Midriasis Belladona, alkohol, aconitin Syok, koma
Belladona, alkohol,
Delirium Penyakit jiwa, psikosa
hashis, LSD
Strichnin, ergotamin, garam
Kejang-kejang Uremia, eklamsi, tetanus
ammonium
Anilin, nitrit, fenasetin, Bronkopneumonia, COPD,
Sianosis
parakuat penyakit jantung
Kecurigaan keracunan saat autopsi:
PERUBAHAN WARNA CURIGA
Sangat pucat/hampir
Anemia, hemolisa IV, racun hemolitik
tidak ada
Lebam mayat Merah terang CO, CN
Kelabu-sianotik Racun pembentuk Met-Hb
Kuning difus Ikterus karena racun
Warna kulit
Coklat difus Hematinemia (keracunan sabun)
Chrom, metasystox, der nitro KH aromatik(dinitrobenzol,
Kuning
trinitrotoluol), as sulfat
Korosif As mineral, asetat, basa: garam perak, sublimat, KMnO4
Warna
Warna khas pada
saluran cerna Keracunan zat pewarna
muntahan
(difus)
Hijau Pestisida mengandung arsen
Insektisida mengandung Hg, thalium/fluor, fosfor-
Biru, violet, merah
hidrogen
BAU TERTENTU (isi lambung atau otak)
Aromatis Alkohol, pelarut, ether, lysol, insektisida khas
Seperti amandel Nitrobenzol, HCN, sianida
Seperti bawang Senyawa fosfor, selen, telur
Toksikologi
Bahan yang diambil dari korban hidup :
Urin
Bilasan lambung
Bahan yang diambil dari korban hidup mayat :
Lambung beserta isi
Usus beserta isi
Hati
Ginjal
Otak
Urin
Empedu
Bila jumlah zat tidak dapat ditentukan, kematian
karena racun dapat diduga dari:
Mati mendadak/mati tanpa sebab jelas
Anamnesis: kontak dengan zat yang dicurigai
Gejala sesuai dugaan racun
orang=-orang yang berhubungan dengan obat/racun
Korban mati lebih dari 1 orang dengan gejala sesuai
Tidak ada trauma, dugaan bunuh diri, dll
Toksikologi
Wadah bahan pemeriksaan toksikologik
Minimal 9 wadah karena masing-masing bahan
pemeriksaan ditempatkan secara tersendiri, tidak boleh
dicampur.
Bahan pengawet
Bila terpaksa memberikan bahan pengawet, dapat
digunakan (alkohol, larutan garam dapur jenuh, larutan
NaF, NaF sitrat , Nat Benzoat , fenil merkuri nitrat)
Cara Pengiriman
Setiap bahan tidak boleh dicampur
Harus disertakan hasil autopsi singkat
Wadah dijaga agar tertutup rapat
Dilakukan penyegelan oleh polisi dan harus ada berita
acara penyegelan
Negative False
Racun sudah dimetabolisme atau diekskresi
Racun hilang/rusak karena perubahan pasca mati
Tidak dapat ditentukan dengan metode yang dipakai
Racun tidak ditemukan di dalam sample
Dugaan racun yang salah sehingga tidak tercakup dalam pemeriksaan
toksikologi
LO 7
Kewajiban Dokter Dalam Proses Pradilan
Peran Dokter Dalam Proses Peradilan
Memastikan sebab, cara, dan waktu kematian pada peristiwa
kematian tidak wajar pada pembunuhan, bunuh diri, kecelakaan atau
kematian yang mencurigakan
Peranan dokter dalam pembuktian perkara pidana :
Dokter sebagai pembuat Visum et Repertum
Dokter sebagai saksi ahli
Keterangan Ahli
Pasal 1 butir 28 KUHAP : Keterangan ahli adalah keterangan yang
diberikan oleh seorang yang memiliki keahlian khusus tentang hal
yang diperlukan untuk membuat terang suatu perkara pidana guna
kepentingan pemeriksaan
Pasal 184 KUHAP : Akan dijadikan alat bukti yang sah di depan sidang
pengadilan
Dokter sebagai pembuat Visum et Repertum
Permintaan bantuan dokter sebagai ahli dapat diajukan pada tingkat
Penyidikan
Penyidikan tambahan
Sidang pengadilan
Yang berhak meminta bantuan dokter sebagai ahli
Penyidik
Hakim
Dokter sebagai pembuat Visum et Repertum
Dokter yang dapat dimintai bantuannya
Dari segi yuridis, setiap dokter adalah ahli, baik dokter itu ahli ilmu
kedokteran kehakiman ataupun bukan, oleh sebab itu setiap dokter
dapat dimintai bantuannya untuk membantu membuat terang perkara
pidana oleh pihak yang berwenang
Agar dapat diperoleh suatu bantuan yang maksimal, permintaan
bantuan itu perlu diajukan pada dokter yang memiliki keahlian yang
sesuai dengan objek yang akan diperiksa
Keterangan dokter sebagai ahli dapat disampaikan melalui 2
cara:
Secara tertulis
jika keterangan tertulis ini dibuat dengan sumpah atau dengan
mengingat sumpah maka keterangan itu nanti disidang pengadilan
dapat berlaku sebagai alat bukti yang sah (alat bukti surat) tanpa perlu
kehadiran dokter kesidang pengadilan
Secara lisan
Keterangan lisan tidak dapat berlaku sebagai alat bukti yang sah tanpa
menghadirkan dokter pada sidang pengadilan
Dokter Sebagai Saksi Ahli
Dokter sebagai saksi ahli memberikan keterangan
mengenai
Teori / hipotesa
Dokter hanya dimintai keterangannya tentang
teori/hipotesa sehubungan dengan adanya suatu masalah
yang dapat dibuat lebih jelas melalui teori/hipotesa
Suatu objek terdakwa atau korban (hidup/mati)
Kepada dokter di sodorkan suatu objek untuk diperiksa
kemudian melalui berbagai cara yang dibolehkan menurut
KUHAP, hasil pemeriksaan itu (berupa analisa dan
kesimpulan) disampaikan kepada pihak peminta
Dokter Sebagai Saksi Ahli
Kewajiban dokter sebagai saksi ahli
Wajib memberikan keterangan ahli apabila diminta
Pasal 179 ayat 1 KUHAP
setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman
atau dokter atau lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan
Pasal 120 KUHAP:
Dalam hal penyidik menganggap perlu ia dapat minta pendapat orang ahli atau orang
yang memiliki keahlian khusus
Ahli tersebut mengangkat sumpah atau mengucapkan janji bahwa ia akan memberi
keterangan menurut pengetahuannya yang sebaik-baiknya atau jabatannya yang
mewajibkan ia menyimpan rahasia dapat menolak untuk memberikan keterangan yang
diminta
Dokter Sebagai Saksi Ahli
Kalau melanggar pasal 224 KUHP:
Barang siapa yang dipanggil sebagai saksi, ahli atau juru
bahasa menurut undang-undang dengan sengaja tidak
memenuhi kewajibannya berdasarkan undang-undang
yang harus dipenuhinya diancam:
Dalam perkara pidana, dengan pidana penjara paling lama
sembilan bulan
Dalam perkara lain dengan pidana penjara paling lama enam bulan
Pada tingkat pemeriksaan di sidang pengadilan,
dokter wajib mengucapkan sumpah atau janji sebagai
ahli sebelum ia memberikan keterangan dan juga
sesudah memberikan keterangannya apabila
dipandang perlu oleh hakim
Sanksi Hukum Bila Menolak
Pasal 216 KUHP : Barangsiapa dgn sengaja tdk menuruti
perintah/permintaan yg dilakukan menurut UU oleh pejabat yg tgs
nya mengawasi sesuatu, atau oleh pejabat berdasarkan tugasnya,
demikian pula yg diberi kuasa untuk mengusut atau memeriksa tindak
pidana; demikian pula barangsiapa sengaja mencegah, menghalangi,
menggagalkan guna menjalankan ketentuan diancam dgn pidana
penjara plg lama 4 bln 2 mgg atau denda plg byk Rp. 9.000,00
Pasal 222 KUHP : Barangsiapa sengaja mencegah, menghalang-
halangi atau menggagalkan pemeriksaan mayat utk pengadilan,
diancam dgn pidana penjara plg lama 9 bln pidana denda plg byk Rp.
4.500,00
Alasan Sah Tidak Menjadi Saksi Ahli
Keluarga sedarah atau semenda dalam garis lurus keatas atau
kebawah sampai derajat ketiga dari terdakwa atau yang bersama-
sama sebagai terdakwa
Saudara dari terdakwa atau yang bersama-sama sebagai terdakwa, saudara
ibu atau bapak, juga mereka yang mempunyai hubungan karena perkawinan
dan anak-anak saudara terdakwa sampai derajat ketiga
Suami atau istri terdakwa meskipun sudah bercerai atau yang bersama-sama
sebagai terdakwa
Daftar Pustaka
Ilmu Kedokteran Forensik FKUI 1997.
Sampurna B, Samsu Z, Siswaja TD. Peranan Ilmu Forensik dalam
Penegakan Hukum. Jakarta; 2008.
Payne-James J, Jones R, Karch RB, Manlove J. Simpsons Forensic
Medicine. 13th ed. London: Hodder Arnold; 2011.

Anda mungkin juga menyukai