TERAPAN
PENGAMPU: WAHYU UTAMININGRUM, M.SC.,APT
KASUS
Nama : Tn. M
Usia : 38 tahun
Alamat : Mandarin
Agama :Islam
Pekerjaan :Pendulang Emas
Jenis Kelamin :Laki-laki
Tanggal MRS : 19-122013/ 22.30 WITA
No. Rekam Medis : 09.90.xx
KASUS
Demam sejak 10 hari MRS. Demam dirasakan tinggi secara tiba-tiba, dan naik turun,
demam timbul tidak menentu.
Keluhan demam juga disertai dengan mengigil selama 15-30 menit, kemudian badannya
terasa panas dan berkeringat.
Keluhan juga disertai mual dan muntah yang berisi setiap makanan yang dimakan.
Muntah darah disangkal. BAB darah disangkal, BAB berwarna kehitaman disangkat, BAB
seperti dempul disangkal.
BAK warna kuning jernih, tidak ada keluhan menurut pasien.
TANDA DAN GEJALA
5 Kepatuhan pasien -
7 Interaksi obat -
RESUME
Pemeriksaan laboratorium trombosit 38.000 (nilai rujukan : 150 440 ribu/L), eritrosit
3,89 (nilai rujukan 4,5 6, 2 juta / mm3 ), SGOT/ 57 (nilai rujukan <35), bilirubin total 20
mg/dL (nilai rujukan : < 1,1 mg/dL), creatinin 6,4 mg/dL (nilai rujukan : 1,1 mg/dL), Sediaan
Apusan Darah Tepi (SADT) : Malaria Falciparum (+), Malaria rapid test (-).
MALARIA
Penyakit malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit dari genus Plasmodium
yang termasuk golongan protozoa melalui perantaraan tusukan (gigitan) nyamuk
Anopheles spp.
Plasmodium falciparum :
Menyebabkan malaria falciparum atau malaria tertiana yang maligna (ganas) atau dikenal
dengan nama lain sebagai malaria tropika yang menyebabkan demam setiap hari.
PATOFISIOLOGI
video
TUJUAN TERAPI
mencegah kematian.
Dari data tersebut maka pasien ini didiagnosa awal dengan Malaria Falciparum, rencana
tindakan terapi pasien ini :
- IVFD RL 20 tpm
- Inj. Ranitidin 2 x 1 amp
- Paracetamol tablet 3x500 mg (prn)
- Darplex (Dihidroartemisinin + Piperakuin/DPH ) 1x3 tablet
- Primakuin 1x3 tablet
- Monitoring tanda tanda vital dan kesadaran
1. RL (Ringer Lactat)
Indikasi
Mengatasi dehidrasi, menggantikan cairan ekstraselular tubuh dan ion klorida yang hilang, mengembalikan
keseimbangan elektrolit. Infus RL diindikasikan pada pasien ini untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit pada
keadaan lemas dan mual yang dialami oleh pasien karena kurang tercukupi asupan makanan.
Dosis
Infus RL diberikan sesuai dengan kebutuhan cairan pasien berdasarkan berat badan yaitu sebesar 30 tpm.
Interaksi
-
Aturan Pemakaian
Digunakan secara infus iv dalam tetes drip, 30 tpm.
3. Parasetamol
Indikasi
Sebagai antipiretik atau analgesik yang digunakan untuk menurunkan panas yang dialami pasien.
Dosis
Dosis untuk dewasa sebesar 500-1000 mg tiap 4-6 jam atau maksimal 4x dalam sehari.
Interaksi
Etanol dan phenytoin: meningkatkan efek hepatotoksik; Hydrantoins dan Sulfapyrazone : menurunkan efek
paracetamol (Tatro, 2003).
Aturan pakai
3-4 kali sehari setelah makan, dosis 500 mg (Anonim, 2009).
PERTIMBANGAN KLINIS TERAPI
4. Ranitidin
Indikasi
Pengobatan dan pemeliharaan ulcer duodenal, mencegah pendarahan pada GI dikarenakan penggunaan obat-obat NSAID
dan stress ulcer, pengobatan kondisi hipersekresi patologis. Ranitidin diberikan pada pasien dikarenakan pasien mengalami
gangguan pada lambungnya yaitu berupa gangguan mual, rasa tidak enak pada lambung dan stress ulcer yang diakibatkan
oleh penyakit malaria.
Dosis
Dosis untuk dewasa untuk IM atau IV sebesar 50 mg tiap 6-8 jam.
Interaksi
Diazepam, ketokonazole, glipizide, lidokain. Tidak terdapat interaksi dengan obat-obat yang diberikan.
Aturan pakai
2 kali sehari setelah makan dengan dosis 150 mg (Anonim, 2009).
Darplex (Dihidroartemisinin + Piperakuin/DPH)
Indikasi:
Pengobatan malaria P. falciparum dan/atau P. vivax tanpa komplikasi.
Peringatan:
Hamil dan menyusui, penyakit hati dan ginjal, penggunaan obat malaria lainnya, wanita lansia atau muntah.
Interaksi:
Hindari pemberian bersama obat yang dapat memperpanjang interval QTc (misal: meflokuin, halofantrin, lumefantrin, klorokuin, atau kina).
Kontraindikasi:
Hipersensitivitas, malaria berat, riwayat aritmia atau bradikardia (penyakit jantung), riwayat keluarga meninggal tiba-tiba, risiko
perpanjangan interval QT kongenital, ketidakseimbangan elektrolit, mengkonsumsi obat yang mempengaruhi denyut jantung.
Efek Samping:
Umum: anemia, sakit kepala, perpanjangan interval QTc, takikardia, astenia, pireksia, konjungtivitas
Tidak umum: anoreksia, pusing, kejang, gangguan konduksi jantung, sinus aritmia, bradikardia, batuk, mual,muntah,
nyeri lambung, diare, hepatitis, hepatomegali, uji fungsi hati yang abnormal, pruritus, ruam kulit, artalgia, mialgia.
Dosis:
Dosis selama 3 hari, berdasarkan berat badan: 5 kg (0-1 bulan): tablet/hari; 6-10 kg (2-11 bulan):
tablet/hari; 11-17 kg (1-4 tahun): 1 tablet/hari; 18-30 kg (5-9 tahun): 1 tablet/hari; 31-40 kg (10-14 tahun): 2
tablet/hari; 41-59 kg ( 15 tahun): 3 tablet/hari; 60 kg ( 15 tahun): 3 tablet/hari. Jangan hentikan pengobatan
sebelum 3 hari, meskipun gejala telah hilang.
Literatur : http://pionas.pom.go.id/monografi/dihidroartemisinin-piperakuin-dhp
TERAPI NON FARMAKOLOGI