Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN KUALITAS

Mutu (kualitas) dalam kerangka ISO 9000


didefinisikan sebagai ciri dan karakter menyeluruh dari suatu
produk atau jasa yang mempengaruhi kemampuan produk
tersebut untuk memuaskan kebutuhan tertentu. Hal ini
berarti bahwa kita harus dapat mengidentifikasikan ciri dan
karakter produk yang berhubungan dengan mutu dan
kemudian membuat suatu dasar tolok ukur dan cara
pengendaliannya. Definisi ini jelas menekankan pada
kepuasan pelanggan atau pemakai produk. Dalam suatu
proyek gedung, pelanggan dapat berarti pemberi tugas,
penyewa gedung atau masyarakat pemakai. Misalnya dari segi
disain, kepuasan dapat diukur dari segi estetika, pemenuhan
fungsi, keawetan bahan, keamanan, dan ketepatan waktu.
Sedangkan dari segi pelaksanaan, ukurannya adalah pada
kerapihan penyelesaian, integritas (sesuai gambar dan
spesifikasi) pelaksanaan, tepatnya waktu penyerahan dan
biaya, serta bebas cacat.
Manajemen Mutu adalah aspek-aspek dari fungsi manajemen
keseluruhan yang menetapkan dan menjalankan kebijakan
mutu suatu perusahaan/organisasi. Dalam rangka
mencukupkan kebutuhan pelanggan dan ketepatan waktu
dengan anggaran yang hemat dan ekonomis, seorang manager
proyek harus memasukkan dan mengadakan pelatihan
management kualitas. Hal hal yang menyangkut kualitas yang
di maksud diatas adalah :

Produk / pelayanan / proses pelaksanaan.

Proses management proyek itu sendiri.


Prinsip Total Quality Management (TQM) yang digagas oleh W Edwards
Deming1900-1993(seorang pakar ekonomi)untuk menciptakan kualitas adalah sebagai
berikut:

Point 1: Tujuan yang Konstan


Menciptakan tujuan yang konstan untuk mendapatkan improvement dari
produk dan jasa sehingga produk/jasa yang dihasilkan merupakan produk/ jasa yang
kompetitif, bertahan dan menyediakan lapangan pekerjaan. Satu bagian manajemen
harus memperhatikan proses bisnis dengan basis kejadian hari perhari, namun juga
harus ada bagian yang memperhatikan masa depan perusahaan. Hal yang terakhir
membutuhkan tujuan yang konstan dan dedikasi penuh terhadap improvement. Top
management sebaiknya meluangkan waktu untuk berinovasi, melakukan riset dan
edukasi, secara konstan memperbaiki desain produk dan jasa. Dan memperhatikan
perawatan alat-alat, perabotan dan alat bantu.

Point 2: Filosofi Baru


Mengadopsi filosofi baru. Kita berada dalam zaman ekonomi. Kita
seharusnya tidak lagi memperbolehkan terjadinya delay, kesalahan-kesalahan, material
cacat dan pekerja yang lalai . Filosofi baru Deming cukup simpel. Tingkat kesalahan
yang dapat ditoleransi kemarin tidak dapat ditolerir lagi hari ini. Deming menekankan
bahwa hanya manajemen yang dapat melakukan sesuatu untuk memperbaiki
kesalahan-kesalahan dan adalah tugas manajemen untuk menghilangkan berbagai
halangan yang dapat menghalangi pekerja bekerja dengan baik.
Point 3: Hindarkan Inspeksi Massal

Jangan bergantung dari inspeksi yang dilakukan. Sebaliknya,


dibutuhkan bukti secara statistik bahwa kualitas yang sebenarnya
terdapat di dalamnya. Problem dari inspeksi massal adalah percobaan
untuk lebih mengontrol produk dibanding mengontrol proses. Dan
dalam kasus apapun, inspeksi massal biasanya awal dari
ketidakakuratan. Untuk jangka pendeknya, cara ini sangat lama, tidak
efektif dan mahal.

Point 4: Akhiri Kontrak Yang Paling Rendah

Memperbaiki kualitas dari material. Jangan menilai dari harganya saja.


Sebaliknya, selalulah bergantung pada ukuran kualitas yang
bermakna, yang sejalan dengan harganya. Banyak permasalahan
mengenai kualitas yang buruk dan produktivitas yang rendah biasanya
terkait dengan material awal dan kualiltas alat dan mesin yang rendah
Point 5: Perbaiki Setiap Proses
Temukan masalahnya, secara konstan perbaiki sistem produksi dan
jasa. Sebaiknya ada pengurangan limbah secara kontinu dan perbaikan
kualitas yang terus menerus pada setiap aktivitas sehingga akan
menghasilkan peningkatan produktivitas dan pengurangan biaya.

Point 6: Adakan Pelatihan


Adakan pelatihan dan pendidikan mengenai metode modern yang
akan digunakan untuk setiap karyawan. Metode modern pada pelatihan kerja
digunakan untuk mengontrol grafik untuk menentukan apakah seorang
pekerja telah dilatih secara baik dan mampu melakukan pekerjaannya dengan
benar. Metode-metode statistikal harus digunakan untuk menemukan kapan
pelatihan dapat selesai.
Point 7: Ciptakan Kepemimpinan
Buat metode pengawasan yang modern. Salah satu tujuan utama penyelia
produksi adalah untuk membantu pegawai bekerja dengan lebih baik lagi.
Perkembangan kualitas akan meningkatkan produktivitas secara otomatis. Manajemen
perusahaan harus siap untuk mengambil langkah instinctive untuk merespon pendapat
penyelia mengenai masalah-masalah yang terjadi misalnya saja cacat yang
berkelanjutan, kurangnya maintenance, dan alat yang rusak. Adalah tugas penyelia
untuk membimbing pegawai yang ada di bagiannya.

Point 8 : Hilangkan Rasa Takut


Ketakutan adalah penghalang untuk melakukan improvement, jadi
hilangkan ketakutan itu dengan melakukan komunikasi dua arah secara efektif dan
mekanisme lain yang bisa menempatkan setiap orang menjadi bagian dan merasa
memiliki setiap perubahan yang terjadi. Ketakutan yang biasanya muncul dalam level
organisasi misalnya : takut akan perubahan, takut bahwa kita harus mempelajari cara
yang lebih baik lagi untuk bekerja, takut posisi mereka akan direbut secara perlahan
oleh level manajemen yang lebih tinggi. Selain itu, karyawan biasanya takut bahwa
perubahan yang terjadi akan memberi pengaruh terhadap pekerjaan mereka.
Point 9 : Hancurkan Semua Penghalang
Hancurkan semua penghalang antara departemen dan area karyawan. Karyawan di
area yang berbeda misalnya penelitian, desain, penjualan, administrasi dan produksi harus
bekerja di dalam kelompok untuk memecahkan masalah yang mungkin saja terjadi. Penghalang
ini biasanya muncul sebagai optimisasi awal ketika masing-masing area berusaha melakukan apa
yang terbaik untuk dirinya sendiri dibandingkan berusaha untuk bekerjasama dalam rangka
mendapatkan hasil yang terbaik untuk organisasi secara keseluruhan.
Point 10: Hilangkan Penggunaan Exhortations
Hilangkan penggunaan slogan, poster dan gangguan lain untuk tekanan kerja,
penuntutan zero defects dan tingkatan baru dalam produktivitas tanpa menyediakan metode
yang tepat. Gangguan seperti ini hanya akan menghasilkan hubungan yang merugikan.
Walaupun Deming dipandang beberapa penulis sebagai orang yang anti menggunakan slogan
atau poster, dia sebenarnya juga memiliki beberapa poster yang dia pikir sangat bermanfaat.
Poster yang menjelaskan kepada setiap orang apa yang dilakukan manajemen tiap bulannya
(misalnya saja) adalah membeli material awal dengan kualitas yang lebih baik dari supplier yang
lebih sedikit, dengan maintenance yang lebih baik, atau untuk menyediakan pelatihan yang lebih
baik, atau pengawasan yang lebih baik untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas, tidak
dengan bekerja keras melainkan dengan bekerja cerdas, hal ini akan menghasilkan sesuatu yang
berbeda dalam hal peningkatan semangat juang. Pegawai nantinya akan mengerti bahwa pihak
manajemen telah bertanggung jawab untuk tiap kesalahan yang terjadi dan berusaha
menghilangkan rintangan yang ada.
Point 11: Hilangkan Standar Kerja Numerik
Menghilangkan standar kerja yang menentukan kuota numerik kekuatan
kerja dan tujuan-tujuan numerik untuk pegawai di manajemen. Gantikan bantuan
kepemimpinan, gunakan metode-metode statistik untuk perbaikan yang berkelanjutan
untuk kualitas dan produktivitas.

Point 12: Tumbuhkan Kebanggaan Pegawai

Hilangkan penghalang yang menyusahkan pekerja honorer, dan karyawan di


manajemen, yang merupakan hak mereka sebagai pekerja. Hal ini mengimplikasikan,
penghilangan dari penilaian performansi dan Management By Objective. Sekali lagi
tanggung jawab dari penyelia, manajer dan mandor harus diubah dari penilaian
kuantitas menjadi kualitas.Deming menyatakan bahwa sistem penghargaan yang telah
digunakan di banyak organisasi adalah salah satu penghalang yang membuat mereka
kesulitan untuk mengembangkan budaya win-win
Point 13: Adakan Program Edukasi

Adakan program edukasi yang baik, yang berkaitan dengan self-improvement


bagi setiap orang. Apa yang dibutuhkan organisasi tidak hanya sumber daya
yang cemerlang, organisasi juga membutuhkan pegawai yang selalu berusaha
untuk memperbanyak ilmunya. Kemajuan dalam posisi yang bersaing akan
memberikan awal bagi pengetahuan mereka.

Point 14: Komitmen dan Tingkah Laku Top Management

Terdapatnya komitmen permanen dari pihak top management untuk selalu


meningkatkan kualitas dan produktivitas yang harus didefinisikan secara jelas
dan struktur manajemen yang dibuat untuk mengambil tindakan yang
berkelanjutan untuk selalu memelihara 13 poin yang sebelumnya telah
dibahas. Deming menekankan bahwa hal ini harus dilakukan oleh pihak top
management
PENGENDALIAN PROSES STATISTIK (STATISTICAL
PROCESS CONTROL)
Untuk menjamin proses produksi dalam kondisi baik dan stabil atau produk yang dihasilkan selalu dalam
daerah standar, perlu dilakukan pemeriksaan terhadap titik origin dan hal-hal yang berhubungan, dalam
rangka menjaga dan memperbaiki kualitas produk sesuai dengan harapan. Hal ini disebut Statistical
Process Control (SPC). Bagi kalangan praktisi di dunia industri tentunya sudah tidak asing lagi dengan
terminologi-terminologi Quality yang sekarang sedang banyak sekali dipelajari dan dikembangkan oleh
berbagai pihak, baik dari kalangan akademis sebagai dasar referensi teori maupun dari praktisi didunia
industri sebagai subjek sekaligus objek atas Quality knowledge yang sekarang sedang berkembang.

Pengendalian SPC bertujuan dalam proses mebuat produk sesuai dengan spesifikasi sejak awal hingga
akhir proses. Dalam banyak proses itu akan timbul berbagai gangguan yang tidak terduga, apabila
gangguan itu hanya berupa gangguan kecil biasanya dipandang sebagai gangguan yang masih dapat
ditoleransi sedangkan jika relatif besar maka dikatakan sebagai gangguan yang tidak dapat diterima.
Secara Umum dengan menerapkan SPC akan diperoleh beberapa manfaat, antara lain :

Mengurangi biaya-biaya yang seharusnya tidak perlu dikeluarkan, misalnya : rework cost, sorting cost,
Punishment cost akibat customer complaint, dll.
Meningkatakan mutu bahan dan material yang dibeli melalui penerapan Incoming Inspection.
Meningkatkan produktivitas dengan menekan persentase cacat, kesalahan ataupun rework.
TUJUAN PENERAPAN TOP QUALITY
MANAJEMENT.
Gelombang globalisasi ekonomi akibat AFTA, GATTS, APEC, WTO, dan
lain sebagainya, telah menciptakan kancah kompetisi yang semakin bebas
dan ketat. Proteksi yang sebelumnya menjadi benteng bagi produk barang
dan jasa dalam negeri, akan hilang diterjang arus liberalisasi. Produk
barang dan jasa luar negeri akan bebas masuk ke pasar domestik.
Menghadapi situasi seperti ini, terdapat dua pilihan bagi para pelaku usaha
yaitu masuk dalam arena kompetisi atau keluar arena kompetisi. Kedua
keputusan tersebut memiliki konsekuensi yang sama beratnya. Memasuki
arena kompetisi tanpa kekuatan dan strategic sama saja dengan bunuh diri.
Keluar dari arena kompetisi tidak berarti luput dari hempasan gelombang
globalisasi, malahan boleh jadi dampaknya lebih dahsyat dari pada ikut
bertarung pada era kompetisi tersebut. Strategi kompetisi yang paling
dapat diandalkan oleh pelaku usaha jasa konstruksi dan jasa konsultansi
adalah strategi kualitas. Oleh karena itu para pelaku usaha harus
memahami dan menerapkan konsep QUALITY dalam perusahaan mereka.

Anda mungkin juga menyukai