Anda di halaman 1dari 20

IMUNISASI DASAR

Oleh

WANDIRA TAYEB
Pengertian imunisasi

Imunisasi berasal dari kata Imun, kebal atau


resistan. Anak di imunisasi, berarti diberikan
kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak
kebal atau resistan terhadap suatu penyakit, tetapi
belum tentu kebal terhadap penyakit yang lain.
Imunisasi juga merupakan upaya memberikan
kekebalan aktif kepada seseorang dengan cara
memberikan vaksin. dengan imunisasi, seseorang
akan memiliki kekebalan terhadap penyakit.
sebaliknya, bila tidak, akan mudah terkena penyakit
infeksi berbahaya.
Pada dasarnya semua orang perlu diimunisasi,
terutama orang-orang yang berisiko tinggi terkena
penyakit, seperti: bayi, anak usia balita, anak
sekolah, wanita hamil, wanita usia subur (WUS).
ada 2 cara melakukan imunisasi yaitu, oral dan
penyuntikan. pemberian imunisasi yang terbaik
adalah pemberian yang tepat jadwal. bila tidak,
perlindungan terhadap penyakit yang ingin
ditangkal, menjadi tidak optimal.boleh ditunda,
bila kondisi anak sedang sakit. bila anak sudah
sehat segera lengkapi imunisasinya.
Cara kerja imunisasi
Imunisasi bekerja dengan cara merangsang
pembentukan antibodi terhadap mikroorganisme
tertentu tanpa menyebabkan seseorang sakit terlebih
dahulu. Imunisasi dilakukan melalui vaksin. Vaksin
adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu
mencegah suatu penyakit. Vaksin membantu tubuh
untuk menghasilkan antibodi. Antibodi ini berfungsi
melindungi terhadap penyakit. Vaksin tidak hanya
menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga membantu
membasmi penyakit yang serius yang timbul pada
masa kanak-kanak.
Akibat tidak imunisasi

Pertama, jika anak tidak pernah terpapar


dengan mikroorganisme penyebab infeksi,
maka tidak akan terjadi apa-apa, anak
akan tumbuh sehat.
Kedua, jika anak terpapar dengan
mikroorganisme penyebab infeksi,
kemungkinan anak akan menderita
penyakit
Manfaat Imunisasi
Manfaat untuk anak
Mencegah penderitaan yang disebabkan
oleh penyakit, dan kemungkinan cacat
atau kematian.
Manfaat untuk keluarga
Menghilangkan kecemasan dan biaya
pengobatan bila anak sakit. Mendorong
keluarga kecil apabila si orang tua yakin
bahwa anak-anak akan menjalani masa
anak-anak dengan aman.
Manfaat untuk negara
Memperbaiki tingkat kesehatan,
menciptakan bangsa yang kuat dan
berakal sehat untuk melanjutkan
pembangunan negara dan memperbaiki
citra bangsa Indonesia diantara segenap
bangsa.
JENIS IMUNISASI

Sesuai dengan program pemerintah, anak-


anak wajib mendapatkan imunisasi dasar
terhadap tujuh macam penyakit yaitu TBC,
difteria, tetanus, batuk rejan (pertusis), polio,
campak (measles, morbili) dan hepatitis B.
DPT (DIFTERI, PERTUSIS, TETANUS)

DIFTER

Penyakit Difteri adalah penyakit infeksi yang


disebabkan oleh bakteri Corynebacterium
Diphteriae. Mudah menular dan menyerang
terutama saluran napas bagian atas dengan gejala
Demam tinggi, pembengkakan pada amandel (
tonsil ) dan terlihat selaput puith kotor yang makin
lama makin membesar dan dapat menutup jalan
napas.
Racun difteri dapat merusak otot jantung
yang dapat berakibat gagal jantung.
Penularan umumnya melalui udara ( betuk /
bersin ) selain itu dapat melalui benda atau
makanan yang terkontamiasi.
Contoh penyakit Difteri
PERTUSIS

Penyakit Pertusis atau batuk rejan atau dikenal


dengan Batuk Seratus Hari adalah penyakit
infeksi saluran yang disebabkan oleh bakteri
Bordetella Pertusis. Gejalanya khas yaitu Batuk
yang terus menerus sukar berhenti, muka menjadi
merah atau kebiruan dan muntah kadang-kadang
bercampur darah. Batuk diakhiri dengan tarikan
napas panjang dan dalam berbunyi melengking.
Penularan umumnya terjadi melalui udara ( batuk /
bersin )
TETANUS

Penyakit tetanus merupakan salah satu infeksi


yan berbahaya karena mempengaruhi sistim urat
syaraf dan otot. Gejala tetanus umumnya diawali
dengan kejang otot rahang (dikenal juga dengan
trismus atau kejang mulut) bersamaan dengan
timbulnya pembengkakan, rasa sakit dan kaku di
otot leher, bahu atau punggung. Kejang-kejang
secara cepat merambat ke otot perut, lengan atas
dan paha.
Infeksi tetanus disebabkan oleh bakteri
yang disebut dengan Clostridium tetani yang
memproduksi toksin yang disebut dengan
tetanospasmin. Tetanospasmin menempel
pada urat syaraf di sekitar area luka dan
dibawa ke sistem syaraf otak serta saraf
tulang belakang, sehingga terjadi gangguan
pada aktivitas normal urat syaraf.
Pencegahan dari 3 penyakit ini adalah
dengan pemberian imunisasi. Yaitu dengan
imunisasi DPT.
Contoh penyakit Tetanus
DPT (DIFTERI, PERTUSIS, TETANUS) diberikan 3
kali (pada usia 2,3,dan 4 bulan). Vaksin DPT adalah
vaksin 3-in-1 yang bisa diberikan kepada anak yang
berumur kurang dari 7 tahun. Biasanya vaksin DPT
terdapat dalam bentuk suntikan, yang disuntikkan
pada otot lengan atau paha. Imunisasi DPT
diberikan sebanyak 3 kali, yaitu pada saat anak
berumur 2 bulan (DPT I), 3 bulan (DPT II) dan 4
bulan (DPT III); selang waktu tidak kurang dari 4
minggu. Imunisasi DPT ulang diberikan 1 tahun
setelah DPT III imunisasi ulang berikutnya dilakukan
pada usia 6 tahun atau kelas 1 SD. Pada saat kelas 6
SD diberikan lagi imunisasi ulang dengan vaksin DT
(tanpa P).
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)

KIPI adalah kejadian sakit yang mungkin timbul


setelah imunisasi. kejadian ini umumnya terjadi
dalam masa satu bulan setelah imunisasi.
DPT
Kadang-kadang bayi menderita panas
setelah mendapat vaksin ini. tetapi panas ini
umumnya akan sembuh dalam 1-2 hari.
sebagian bayi merasa nyeri, sakit, merah
atau bengkak di tempat suntikan. sedangkan
sebagian bayi lainnya tidak. keadaan ini tidak
berbahaya dan tidak perlu pengobatan, akan
sembuh sendiri.
langkah yang harus dilakukan ibu
pada anaknya saat demam setelah
diimunisasi
lebih sering meneteki (ASI) dari biasanya, untuk
menjamin bayi/anak menerima cukup zat cair.
Jika bayi berusia lebih dari 6 bulan boleh diberi
tambahan air minum.
memberikan obat penurun panas dengan dosis
sesuai anjuran dokter.
mengompres dahi bayi dengan menggunakan
kain yang dibasahi air hangat.
membawa bayi ke dokter atau layanan
kesehatan jika demam berlanjut.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai