resistan. Anak di imunisasi, berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resistan terhadap suatu penyakit, tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit yang lain. Imunisasi juga merupakan upaya memberikan kekebalan aktif kepada seseorang dengan cara memberikan vaksin. dengan imunisasi, seseorang akan memiliki kekebalan terhadap penyakit. sebaliknya, bila tidak, akan mudah terkena penyakit infeksi berbahaya. Pada dasarnya semua orang perlu diimunisasi, terutama orang-orang yang berisiko tinggi terkena penyakit, seperti: bayi, anak usia balita, anak sekolah, wanita hamil, wanita usia subur (WUS). ada 2 cara melakukan imunisasi yaitu, oral dan penyuntikan. pemberian imunisasi yang terbaik adalah pemberian yang tepat jadwal. bila tidak, perlindungan terhadap penyakit yang ingin ditangkal, menjadi tidak optimal.boleh ditunda, bila kondisi anak sedang sakit. bila anak sudah sehat segera lengkapi imunisasinya. Cara kerja imunisasi Imunisasi bekerja dengan cara merangsang pembentukan antibodi terhadap mikroorganisme tertentu tanpa menyebabkan seseorang sakit terlebih dahulu. Imunisasi dilakukan melalui vaksin. Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu penyakit. Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi ini berfungsi melindungi terhadap penyakit. Vaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga membantu membasmi penyakit yang serius yang timbul pada masa kanak-kanak. Akibat tidak imunisasi
Pertama, jika anak tidak pernah terpapar
dengan mikroorganisme penyebab infeksi, maka tidak akan terjadi apa-apa, anak akan tumbuh sehat. Kedua, jika anak terpapar dengan mikroorganisme penyebab infeksi, kemungkinan anak akan menderita penyakit Manfaat Imunisasi Manfaat untuk anak Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan cacat atau kematian. Manfaat untuk keluarga Menghilangkan kecemasan dan biaya pengobatan bila anak sakit. Mendorong keluarga kecil apabila si orang tua yakin bahwa anak-anak akan menjalani masa anak-anak dengan aman. Manfaat untuk negara Memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal sehat untuk melanjutkan pembangunan negara dan memperbaiki citra bangsa Indonesia diantara segenap bangsa. JENIS IMUNISASI
Sesuai dengan program pemerintah, anak-
anak wajib mendapatkan imunisasi dasar terhadap tujuh macam penyakit yaitu TBC, difteria, tetanus, batuk rejan (pertusis), polio, campak (measles, morbili) dan hepatitis B. DPT (DIFTERI, PERTUSIS, TETANUS)
DIFTER
Penyakit Difteri adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh bakteri Corynebacterium Diphteriae. Mudah menular dan menyerang terutama saluran napas bagian atas dengan gejala Demam tinggi, pembengkakan pada amandel ( tonsil ) dan terlihat selaput puith kotor yang makin lama makin membesar dan dapat menutup jalan napas. Racun difteri dapat merusak otot jantung yang dapat berakibat gagal jantung. Penularan umumnya melalui udara ( betuk / bersin ) selain itu dapat melalui benda atau makanan yang terkontamiasi. Contoh penyakit Difteri PERTUSIS
Penyakit Pertusis atau batuk rejan atau dikenal
dengan Batuk Seratus Hari adalah penyakit infeksi saluran yang disebabkan oleh bakteri Bordetella Pertusis. Gejalanya khas yaitu Batuk yang terus menerus sukar berhenti, muka menjadi merah atau kebiruan dan muntah kadang-kadang bercampur darah. Batuk diakhiri dengan tarikan napas panjang dan dalam berbunyi melengking. Penularan umumnya terjadi melalui udara ( batuk / bersin ) TETANUS
Penyakit tetanus merupakan salah satu infeksi
yan berbahaya karena mempengaruhi sistim urat syaraf dan otot. Gejala tetanus umumnya diawali dengan kejang otot rahang (dikenal juga dengan trismus atau kejang mulut) bersamaan dengan timbulnya pembengkakan, rasa sakit dan kaku di otot leher, bahu atau punggung. Kejang-kejang secara cepat merambat ke otot perut, lengan atas dan paha. Infeksi tetanus disebabkan oleh bakteri yang disebut dengan Clostridium tetani yang memproduksi toksin yang disebut dengan tetanospasmin. Tetanospasmin menempel pada urat syaraf di sekitar area luka dan dibawa ke sistem syaraf otak serta saraf tulang belakang, sehingga terjadi gangguan pada aktivitas normal urat syaraf. Pencegahan dari 3 penyakit ini adalah dengan pemberian imunisasi. Yaitu dengan imunisasi DPT. Contoh penyakit Tetanus DPT (DIFTERI, PERTUSIS, TETANUS) diberikan 3 kali (pada usia 2,3,dan 4 bulan). Vaksin DPT adalah vaksin 3-in-1 yang bisa diberikan kepada anak yang berumur kurang dari 7 tahun. Biasanya vaksin DPT terdapat dalam bentuk suntikan, yang disuntikkan pada otot lengan atau paha. Imunisasi DPT diberikan sebanyak 3 kali, yaitu pada saat anak berumur 2 bulan (DPT I), 3 bulan (DPT II) dan 4 bulan (DPT III); selang waktu tidak kurang dari 4 minggu. Imunisasi DPT ulang diberikan 1 tahun setelah DPT III imunisasi ulang berikutnya dilakukan pada usia 6 tahun atau kelas 1 SD. Pada saat kelas 6 SD diberikan lagi imunisasi ulang dengan vaksin DT (tanpa P). Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
KIPI adalah kejadian sakit yang mungkin timbul
setelah imunisasi. kejadian ini umumnya terjadi dalam masa satu bulan setelah imunisasi. DPT Kadang-kadang bayi menderita panas setelah mendapat vaksin ini. tetapi panas ini umumnya akan sembuh dalam 1-2 hari. sebagian bayi merasa nyeri, sakit, merah atau bengkak di tempat suntikan. sedangkan sebagian bayi lainnya tidak. keadaan ini tidak berbahaya dan tidak perlu pengobatan, akan sembuh sendiri. langkah yang harus dilakukan ibu pada anaknya saat demam setelah diimunisasi lebih sering meneteki (ASI) dari biasanya, untuk menjamin bayi/anak menerima cukup zat cair. Jika bayi berusia lebih dari 6 bulan boleh diberi tambahan air minum. memberikan obat penurun panas dengan dosis sesuai anjuran dokter. mengompres dahi bayi dengan menggunakan kain yang dibasahi air hangat. membawa bayi ke dokter atau layanan kesehatan jika demam berlanjut. TERIMA KASIH