Anda di halaman 1dari 10

Ika Nurmawaddah, Am.

Keb
A. Gangguan Perkemihan
Pada masa hamil, perubahan hormonal yaitu kadar steroid tinggi
berperan meningkatkan fungsi ginjal. Sebaliknya, pada pasca melahirkan
kadar steroid menurun sehingga menyebabkan penurunan fungsi ginjal.
Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu bulan setelah wanita
melahirkan. Urin dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu
12 36 jam sesudah melahirkan.
Ibu post partum dianjurkan segera buang air kecil, agar tidak mengganggu
proses involusi uteri dan ibu merasa nyaman. Namun demikian, pasca
melahirkan ibu merasa sulit buang air kecil.Hal yang menyebabkan
kesulitan buang air kecil pada ibu post partum, antar lain:
1. Adanya odema trigonium yang menimbulkan obstruksi sehingga
terjadi retensi urin.
2. Diaforesis yaitu mekanisme tubuh untuk mengurangi cairan yang
teretansi dalam tubuh, terjadi selama 2 hari setelah melahirkan.
3. Depresi dari sfingter uretra oleh karena penekanan kepala janin dan
spasme oleh iritasi muskulus sfingter ani selama persalinan, sehingga
menyebabkan miksi.
B. Gangguan BAB
Sebagian besar ibu takut untuk BAB karena nyeri perineum
dan juga adanya penekanan waktu persalinan sehingga biasanya
BAB tertunda 2-3 hari. Beberapa wanita mengalami konstipasi
pada masa nifas, namun kebanyakan kasus sembuh secara
spontan. Untuk membantu ibu mencegah konstipasi anjurkan ibu
untuk diet tinggi makanan berserat dan buah-buahan,
memperbanyak minum minimal 3 liter perhari.
c. Gangguan hubungan seksual.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan seksual pasca
persalinan. Kecemasan dan kelelahan mengurus bayi baru lahir
sering kali membuat gairah bercinta pasangan suami istri
(pasutri) surut, terutama pada wanita.
Dyspareunia atau rasa nyeri waktu sanggama: penyebab, yaitu :
1. Terbentuknya jaringan baru pasca melahirkan karena proses
penyembuhan luka guntingan jalan lahir masih sensitif sehingga kondisi
alat reproduksi belum kembali seperti semula.
2. Adanya infeksi, bisa disebabkan karena bakteri, virus, atau jamur.
3. Adanya penyakit dalam kandungan (tumor, dll).
4. Konsumsi jamu. Jamu-jamu ini mengandung zat-zat yang memiliki sifat
astingents yang berakibat menghambat produksi cairan pelumas pada
vagina saat seorang wanita terangsang seksual.
Faktor psikologis yaitu kecemasan yang berlebihan turut berperan,
seperti:
a. Kurang siap secara mental untuk berhubungan seks (persepsi
salah tentang seks, dll).
b. Adanya trauma masa lalu (fisik, seks).
c. Tipe kepribadian yang kurang fleksibel.
d. Komunikasi suami istri kurang baik sehingga biasanya istri
malas melakukan hubungan seks. Kurangnya foreplay-nya
sehingga belum terjadi lubrikasi saat penetrasi penis.
Beberapa faktor lain diantaranya:
Beberapa wanita merasakan perannya sebagai orang tua
sehingga timbul tekanan dan kebutuhan untuk menyesuaikan diri
dengan perannya.
Karena adanya luka bekas episiotomi
Karena takut merusak keindahan tubuhnya
Kurangnya informasi tentang seks setelah melahirkan
Cara Mengatasi Masalah Yang Timbul Saat Hubungan Seksual :
Bila saat hubungan terasa sakit jangan takut berterus terang
dengan suami
Saat berhubungan memakai pelumas
Saat berhubungan suami harus sabar dan hati-hati
Melakukan senam nifas atau olahraga ringan
TERIMONG GEUNASEH

Anda mungkin juga menyukai