Anda di halaman 1dari 72

GEOLOGI REKAYASA

EARTH SLICE
ARUS KONVEKSI
LEMPENG DUNIA
FAULT MECHANISM

BERTUMBUKAN MEMISAH DIRI BERPAPASAN


PROSES PEMBENTUKAN BATUAN

BATUAN BEKU
BATUAN SEDIMEN
BATUAN METAMORF
BATUAN BEKU
KLASIFIKASI BATUAN BEKU

Rosenbusch (1877-1976) berdasar cara


terjadinya:
Effusive Rock

Dike Rock

Deep Seated Rock / Plutonik


C.L. Hugnes, (1962) berdasar kandungan
SiO2 :
Batuan Beku Asam: SiO2 > 66%
Batuan Beku Intermediate: 52% < SiO2 < 66%
Batuan Beku Basa: 45% < SiO2 < 52%
Batuan Beku Ultra Basa: SiO2 < 45%
BATUAN SEDIMEN
BATUAN METAMORF
Tekstur

Foliated
preferred
direction of
minerals or
bonding
Non foliated
no preferred
direction
Metamorphic Rock Identification Chart

PARENT ROCK
TEXTURE FOLIATION COMPOSITION TYPE
ROCK NAME

slaty mica Regional Mudstone Slate

quartz, mica,
phyllitic Regional Mudstone Phyllite
chlorite

Foliated schistose mica, quartz Regional Slate Schist

amphibole, Basalt or
schistose Regional Amphibolite
plagioclase Gabbro
gneissic feldspar, mica,
Regional Schist Gneiss
banding quartz
Contact or Bituminous Anthracite
carbon
Regional Coal Coal
quartz, rock Contact or Metaconglo
Conglomerate
Non- fragments Regional merate
Foliated Contact or
calcite Limestone Marble
Regional
Contact or
quartz Sandstone Quartzite
Regional
SIKLUS BATUAN
SKALA WAKTU GEOLOGI

1. SKALA WAKTU RELATIF


Skala waktu yang ditentukan berdasarkan atas urutan
perlapisan batuan-batuan serta evolusi kehidupan
organisme dimasa yang lalu
2. SKALA WAKTU ABSOLUT (RADIOAKTIF)
Skala waktu geologi yang ditentukan berdasarkan
peluruhan radioaktif dari unsur-unsur kimia yang
terkandung dalam bebatuan
DENUDASI

PROSES YANG MENYEBABKAN


TERSINGKAPNYA INDUK BATUAN SETEMPAT

1. PELAPUKAN (WEATHERING)
2. PENGIKISAN / EROSI
PELAPUKAN (WEATHERING)
Proses penghancuran atau perusakan dan
pelepasan partikel-partikel batuan yang
dipengaruhi oleh cuaca (temperatur), air
atau organisme.
Beberapa faktor yang mempengaruhi
kecepatan pelapukan:
1. Tingkat kekuatan atau kekompakan
batuan
2. Topografi atau kemiringan lereng

3. Keadaan vegetasi atau organisme lain

4. Cuaca / iklim
JENIS-JENIS PELAPUKAN
Faktor-faktor gejala alam yang menyebabkan
terjadinya pelapukan fisis:

a) Perubahan Suhu
b) Insolasi
c) Pembekuan Air dalam Celah Batuan
d) Warna Mineral Batuan
e) Pelapukan Es (Glasial)
f) Air yang Bergerak
g) Abrasi
PELAPUKAN FISIK/MEKANIK
PELAPUKAN KIMIAWI
1. Hidrolisis adalah reaksi antara mineral silikat dan asam (larutan
mengandung ion H+) dimana memungkinkan pelarut mineral silikat
dan membebaskan kation logam dan silika. Mineral lempung seperti
kaolin, ilit dan smektit besar kemungkinan hasil dari proses pelapukan
kimia jenis ini (Boggs, 1995). Pelapukan jenis ini memegang peran
terpenting dalam pelapukan kimia.

2. Hidrasi adalah proses penambahan air pada suatu mineral sehingga


membentuk mineral baru. Lawan dari hidrasi adalah dehidrasi, dimana
mineral kehilangan air sehingga berbentuk anhydrous. Proses terakhir
ini sangat jarang terjadi pada pelapukan, karena pada proses
pelapukan selalu ada air. Contoh yang umum dari proses ini adalah
penambahan air pada mineral hematit sehingga membentuk gutit.
3. Oksidasi berlangsung pada besi atau mangan yang pada umumnya
terbentuk pada mineral silikat seperti biotit dan piroksen. Elemen lain
yang mudah teroksidasi pada proses pelapukan adalah sulfur,
contohnya pada pirit (Fe2S).

4. Reduksi terjadi dimana kebutuhan oksigen (umumnya oleh jasad


hidup) lebih banyak dari pada oksigen yang tersedia. Kondisi seperti ini
membuat besi menambah elektron dari Fe3+ menjadi Fe2+ yang lebih
mudah larut sehingga lebih mobile, sedangkan Fe3+ mungkin hilang
pada sistem pelapukan dalam pelarutan.

5. Pelarutan mineral yang mudah larut seperti kalsit, dolomit dan


gipsum oleh air hujan selama pelapukan akan cenderung terbentuk
komposisi yang baru.

6. Pergantian ion adalah proses dalam pelapukan dimana ion dalam


larutan seperti pergantian Na oleh Ca. Umumnya terjadi pada mineral
lempung.
PELAPUKAN ORGANIK
PENGIKISAN / EROSI
Proses pelepasan dan pemindahan massa batuan secara
alami dari satu tempat ke tempat lain oleh suatu tenaga
yang bergerak di atas permukaan bumi.

Jenis-Jenis Erosi berdasarkan zat pelarutnya:


1. Ablasi

2. Abrasi

3. Eksarasi

4. Deflasi
Tingkatan Erosi Akibat Air
1. Splash Erosion
2. Sheet Erosion
3. Rill Erosion
4. Gully Erosion
EKSARASI
DEFLASI
DEFORMASI BATUAN
PERUBAHAN BENTUK DAN UKURAN PADA
BATUAN SEBAGAI AKIBAT DARI GAYA
YANG BEKERJA PADA BATUAN TERSEBUT.

Bentuk Deformasi pada Batuan:


Lipatan

Patahan/Sesar
GAYA / FORCE
Gaya merupakan suatu vektor yang dapat merubah gerak dan arah
pergerakan suatu benda.

Gaya dapat bekerja secara seimbang terhadap suatu benda (seperti


gaya gravitasi dan elektromagnetik) atau bekerja hanya pada
bagian tertentu dari suatu benda (misalnya gaya-gaya yang bekerja
di sepanjang suatu sesar di permukaan bumi).

Gaya gravitasi merupakan gaya utama yang bekerja terhadap


semua obyek/materi yang ada di sekeliling kita.

Besaran (magnitud) suatu gaya gravitasi adalah berbanding lurus


dengan jumlah materi yang ada, akan tetapi magnitud gaya di
permukaan tidak tergantung pada luas kawasan yang terlibat.
Satu gaya dapat diurai menjadi 2 komponen gaya yang bekerja
dengan arah tertentu, dimana diagonalnya mewakili jumlah gaya
tersebut.

Gaya yang bekerja diatas permukaan dapat dibagi menjadi 2


komponen yaitu: satu tegak lurus dengan bidang permukaan dan
satu lagi searah dengan permukaan.

Pada kondisi 3-dimensi, setiap komponen gaya dapat dibagi lagi


menjadi dua komponen membentuk sudut tegak lurus antara satu
dengan lainnya. Setiap gaya, dapat dipisahkan menjadi tiga
komponen gaya, yaitu komponen gaya X, Y dan Z.
TEKANAN LITOSTATIK
Tekanan yang terjadi pada suatu benda yang berada di dalam air
dikenal sebagai tekanan hidrostatik. Tekanan hidrostatik yang
dialami oleh suatu benda yang berada di dalam air adalah
berbanding lurus dengan berat volume air yang bergerak ke atas
atau volume air yang dipindahkannya.

Sebagaimana tekanan hidrostatik suatu benda yang berada di dalam


air, maka batuan yang terdapat di dalam bumi juga mendapat
tekanan yang sama seperti benda yang berada dalam air, akan
tetapi tekanannya jauh lebih besar ketimbang benda yang ada di
dalam air, dan hal ini disebabkan karena batuan yang berada di
dalam bumi mendapat tekanan yang sangat besar yang dikenal
dengan tekanan litostatik. Tekanan litostatik ini menekan kesegala
arah dan akan meningkat ke arah dalam bumi.
STRESS FORCES / TEKANAN
Tekanan adalah gaya yang bekerja pada suatu luasan
permukaan dari suatu benda. Tekanan juga dapat
didefinisikan sebagai suatu kondisi yang terjadi pada
batuan sebagai respon dari gaya-gaya yang berasal dari
luar.

Tekanan dapat didefinisikan sebagai gaya yang bekerja


pada luasan suatu permukaan benda dibagi dengan luas
permukaan benda tersebut: Tekanan (P)= Gaya (F) /
luas (A).

Tensional Forces / Tarikan


JENIS TEKANAN
1. Uniform Stress Pressure
2. Tekanan Diferensial

3 Jenis Tekanan Diferensial:


Tekanan tensional (tekanan extensional) adalah tekanan
yang dapat mengakibatkan batuan mengalami
peregangan.
Tekanan kompresional adalah tekanan yang dapat
mengakibatkan batuan mengalami penekanan.
Tekanan geser adalah tekanan yang dapat berakibat
pada tergesernya dan berpindahnya batuan.
TAHAPAN DEFORMASI BATUAN
Deformasi yang bersifat elastis (Elastic
Deformation) terjadi apabila sifat gaya tariknya
dapat berbalik (reversible).

Deformasi yang bersifat lentur (Ductile


Deformation) terjadi apabila sifat gaya tariknya
tidak dapat kembali lagi (irreversible).

Retakan / rekahan (Fracture) terjadi apabila sifat


gaya tariknya yang tidak kembali lagi ketika
batuan pecah/retak.
Berdasarkan Perilaku Batuan akibat
dikenakan Stress Forces dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu:
1. Material yang bersifat retas (brittle material),
yaitu apabila sebagian kecil atau sebagian
besar bersifat elastis tetapi hanya sebagian
kecil bersifat lentur sebelum material tersebut
retak/pecah

2. Material yang bersifat lentur (ductile material)


jika sebagian kecil bersifat elastis dan sebagian
besar bersifat lentur sebelum terjadi peretakan
/ fracture
JENIS-JENIS STRUKTUR GEOLOGI
1. Patahan/Sesar (Fault)
Struktur retakan/rekahan terbentuk pada batuan akibat
gaya yang bekerja pada batuan tersebut dan sudah
mengalami pergeseran
2. Kekar (Fracture)
Struktur retakan/rekahan terbentuk pada batuan akibat
gaya yang bekerja pada batuan tersebut dan belum
mengalami pergeseran
3. Lipatan (Folding)
Deformasi lapisan batuan yang terjadi akibat dari gaya
tekan sehingga batuan bergerak dari kedudukan
semula membentuk lengkungan
PATAHAN / SESAR (FAULT)
a. Dip Slip Faults
Patahan yang bidang patahannya menyudut (inclined)
dan pergeseran relatifnya berada disepanjang bidang
patahannya atau offset terjadi disepanjang arah
kemiringannya. Sebagai catatan bahwa ketika kita
melihat pergeseran pada setiap patahan, kita tidak
mengetahui sisi yang sebelah mana yang sebenarnya
bergerak atau jika kedua sisinya bergerak, semuanya
dapat kita tentukan melalui pergerakan relatifnya. Untuk
setiap bidang patahan yang yang mempunyai
kemiringan, maka dapat kita tentukan bahwa blok yang
berada diatas patahan sebagai hanging wall block dan
blok yang berada dibawah patahan dikenal sebagai
footwall block.
b. Normal Faults
Patahan yang terjadi karena tarikan horisontal
pada batuan yang bersifat retas dimana
hangingwall block telah mengalami pergeseran
relatif ke arah bagian bawah terhadap footwall
block.
c. Horst & Grabens
Seringkali dijumpai sesar-sesar normal yang berpasang
pasangan dengan bidang patahan yang berlawanan.
Dalam kasus yang demikian, maka bagian dari blok-blok
yang turun akan membentuk graben sedangkan
pasangan dari blok-blok yang terangkat sebagai horst.
d. Half Grabens
Patahan normal yang bidang patahannya berbentuk
lengkungan dengan besar kemiringannya semakin
berkurang kearah bagian bawah sehingga dapat
menyebabkan blok yang turun mengalami rotasi.
e. Reverse Faults
Patahan hasil dari kompresional horisontal pada batuan
yang bersifat retas, dimana hangingwall block
berpindah relatif kearah atas terhadap footwall block.
f. Thrust Faults
Patahan reverse fault yang kemiringan bidang
patahannya lebih kecil dari 150. . Pergeseran dari sesar
Thrust fault dapat mencapai hingga ratusan kilometer
sehingga memungkinkan batuan yang lebih tua dijumpai
menutupi batuan yang lebih muda.
g. Strike Slip Faults
Patahan yang pergerakan relatifnya berarah horisontal
mengikuti arah patahan. Patahan jenis ini berasal dari
tekanan geser yang bekerja di dalam kerak bumi.
h. Transform Faults
Patahan strike-slip faults yang khas terjadi pada batas
lempeng, dimana dua lempeng saling berpapasan satu
dan lainnya secara horisontal.
KEKAR (FRACTURE)
Kekar yang umum dijumpai pada batuan:
a. Shear Joint (Kekar Geser)

retakan/rekahan yang membentuk pola saling


berpotongan membentuk sudut lancip dengan arah
gaya utama. Kekar jenis shear joint umumnya bersifat
tertutup.
a. Tension Joint
retakan/rekahan yang berpola sejajar dengan arah
gaya utama, Umumnya bentuk rekahan bersifat
terbuka.
a. Extension Joint (Release Joint)
retakan/rekahan yang berpola tegak lurus dengan arah
gaya utama dan bentuk rekahan umumnya terbuka.
LIPATAN / FOLDS
Lipatan Paralel adalah lipatan dengan ketebalan
lapisan yang tetap.
Lipatan Similar adalah lipatan dengan jarak
lapisan sejajar dengan sumbu utama.
Lipatan Harmonik atau Disharmonik adalah
lipatan berdasarkan menerus atau tidaknya
sumbu utama.
Lipatan Ptigmatik adalah lipatan terbalik
terhadap sumbunya.
Lipatan Chevron adalah lipatan bersudut dengan
bidang planar.
Lipatan Isoklin adalah lipatan dengan sayap
sejajar.
Lipatan Klin Bands adalah lipatan bersudut tajam
yang dibatasi oleh permukaan planar.

Anda mungkin juga menyukai