Anda di halaman 1dari 89

MANAJEMEN

PENANGGULANGAN
BENCANA

mas mudji 1
BAHASAN :
PENGERTIAN2.
CYCLUS MANAJEMEN BENCANA
PARADIGMA PB.
DASAR HUKUM PB.
PENGORGANISASIAN PB
PENYELENGGARAAN PB.
PERENCANAAN PB (tersendiri)
1. Pengertian
Penanggulangan Bencana
(Disaster Management)

Serangkaian upaya yang meliputi


penetapan kebijakan pembangunan yang
berisiko timbulnya bencana, kegiatan
pencegahan bencana, tanggap darurat,
rehabilitasi dan rekonstruksi (UU
24/2007).

4
Kegiatan-kegiatan Manajemen
Bencana
A. Pencegahan (prevention)
B. Mitigasi (mitigation)
C. Kesiapan (preparedness)
D. Peringatan Dini (early warning)
E. Tanggap Darurat (response)
F. Bantuan Darurat (relief)
G. Pemulihan (recovery)
H. Rehablitasi (rehabilitation)
I. Rekonstruksi (reconstruction)
Pencegahan (prevention)

Upaya yang dilakukan untuk mencegah


terjadinya bencana (jika mungkin
dengan meniadakan bahaya).
Misalnya :
- Melarang pembakaran hutan
dalam perladangan
- Melarang penambangan batu di
daerah yang curam.
Kesiapsiagaan
Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi bencana melalui
pengorganisasian serta melalui langkah yang
tepat guna dan berdaya guna (UU 24/2007)

Misalnya: Penyiapan sarana komunikasi, pos


komando, penyiapan lokasi evakuasi, Rencana
Kontinjensi, dan sosialisasi peraturan /
pedoman penanggulangan bencana.
7
Peringatan Dini
Serangkaian kegiatan pemberian peringatan
sesegera mungkin kepada masyarakat
tentang kemungkinan terjadinya bencana
pada suatu tempat oleh lembaga yang
berwenang (UU 24/2007)

Pemberian peringatan dini harus :


Menjangkau masyarakat (accesible)
Segera (immediate)
Tegas tidak membingungkan (coherent)
Bersifat resmi (official) 8
Peringatan Dini
Upaya untuk memberikan tanda peringatan
bahwa bencana kemungkinan akan segera
terjadi.
Pemberian peringatan dini harus :
- Menjangkau masyarakat (accesible)
- Segera (immediate)
- Tegas tidak membingungkan (coherent)
- Bersifat resmi (official)
PERINGATAN DINI

Masa yang paling kritis adalah waktu


antara pemberian peringatan dengan
langkah penanganan.
Evakuasi dapat dilakukan, jika sudah ada
kejelasan tentang dampak ancaman
Diseminasi peringatan dapat disampaikan
menggunakan beberapa cara untuk
menjamin efektivitasnya.
Peringatan Dini
Penyampaian informasi
yang tepat waktu dan
efektif, melalui
kelembagaan yang jelas,
sehingga memungkinkan
setiap individu yang
terancam bahaya dapat
mengambil langkah untuk
menghindari atau
mengurangi risiko dan
mempersiapkan diri untuk
melakukan upaya tanggap
darurat yang efektif.
Mitigasi Bencana
Serangkaian upaya untuk mengurangi risiko
bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun
penyadaran dan peningkatan kemampuan
menghadapi ancaman bencana (UU 24/2007)

Upaya yang dilakukan untuk meminimalkan


dampak yang ditimbulkan oleh bencana

Bentuk mitigasi :
Mitigasi struktural (membuat chekdam, bendungan, tanggul
sungai, rumah tahan gempa, dll.)
Mitigasi non-struktural (peraturan perundang-undangan, 12
pelatihan, dll.)
Tanggap Darurat (response)

Upaya yang dilakukan segera pada


saat kejadian bencana, untuk
menanggulangi dampak yang
ditimbulkan, terutama berupa
penyelamatan korban dan harta benda,
evakuasi dan pengungsian.
Bantuan Darurat (relief)

Merupakan upaya untuk


memberikan bantuan
berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan
dasar berupa :
- pangan,
- sandang
- tempat tinggal
sementara
- kesehatan, sanitasi
dan air bersih
Pemulihan (recovery)
Proses pemulihan darurat kondisi
masyarakat yang terkena bencana, dengan
memfungsikan kembali prasarana dan
sarana pada keadaan semula.
Upaya yang dilakukan adalah memperbaiki
prasarana dan pelayanan dasar (jalan,
listrik, air bersih, pasar puskesmas, dll).
Rehabilitasi (rehabilitation)

Upaya langkah yang diambil setelah


kejadian bencana untuk membantu
masyarakat memperbaiki rumahnya,
fasilitas umum dan fasilitas sosial penting,
dan menghidupkan kembali roda
perekonomian.
Rekonstruksi (reconstruction)

Program jangka menengah dan jangka


panjang guna perbaikan fisik, sosial dan
ekonomi untuk mengembalikan
kehidupan masyarakat pada kondisi
yang sama atau lebih baik dari
sebelumnya.
2.Siklus manajemen
penanggulangan bencana.
SIKLUS MANAJEMEN PB

Pencegahan
Pem ulihan dan Mitigasi

Tanggap
Kesiapsiagaan
Darurat

BENCANA

19
Siklus Manajemen Bencana
BENCANA

Tanggap
Kesiapan Darurat

Pencegahan Pemulihan
dan Mitigasi
SIKLUS MANAJEMEN PB

Pra Bencana Tanggap Darurat Pasca Bencana


21
Cycle of disaster management
Search and
Rescue
Disaster

First Medical
Early Responder
Warning
Preparedness Relief

Reconstruction
Prevention Rehabilitation
Mitigation Losses and
Needs
Assessment
MANAJEMEN PB

MANAJEMEN BENCANA

MANAJEMEN
RESIKO
BENCANA
PENCEGAHAN
DAN MITIGASI MANAJEMEN MANAJEMEN
KEDARURATAN PEMULIHAN
KESIAPSIAGAAN

PRA BENCANA SAAT BENCANA PASCA BENCANA


23
3. Paradigma Penanggulangan Bencana

Bantuan Darurat
Mitigasi
Pembangunan
Pengurangan Risiko
Difokuskan pada saat kejadian bencana melalui
pemberian bantuan darurat (relief) berupa:
pangan, penampungan, kesehatan.

Tujuan utama penanganan adalah untuk


meringankan penderitaan korban, kerusakan
ketika terjadi bencana dan segera mempercepat
pemulihan (recovery).
Difokuskan pada pengenalan daerah
rawan ancaman bencana dan pola
perilaku individu / masyarakat yang
rentan terhadap bencana.
Tujuan utama memitigasi terhadap
ancaman bencana dilakukan secara
pembuatan struktur bangunan,
sedangkan mitigasi terhadap pola
perilaku yang rentan melalui relokasi
permukiman, peraturan-peraturan
bangunan dan penataan ruang.
Difokuskan pada faktor-faktor penyebab dan
proses terjadinya kerentanan masyarakat
terhadap bencana.
Tujuan utama untuk peningkatan kemampuan
masyarakat di berbagai aspek non-struktural
(misalnya pengentasan kemiskinan, peningkatan
kualitas hidup, pemilikan lahan, akses terhadap
modal, inovasi teknologi)
Difokuskan pada analisis risiko bencana,
ancaman, kerentanan dan kemampuan
masyarakat.

Tujuan utama untuk meningkatkan


kemampuan untuk mengelola dan
mengurangi risiko, dan juga mengurangi
terjadinya bencana, dilakukan bersama
oleh semua parapihak (stakeholder)
dengan pemberdayaan masyarakat.
Pandangan
Holistik Pengurang
an Risiko
Pandangan
Ilmu Peng. Sosial

Pandangan Pembangun
Progresif an

Pandangan
Ilmu Peng. Terapan Mitigasi

Pandangan
Ilmu Peng. Alam

Pandangan Relief /
Konvensional Bantuan
1. Bukan hanya tanggap darurat tetapi juga keseluruhan
manajemen risiko & pembangunan.

2. Perlindungan sebagai bagian hak asasi dan bukan


semata kewajiban pemerintah.

3. Dengan demokratisasi dan otonomi daerah PB


menjadi tanggungjawab Pemda & masyarakat.

4. PB bukan hanya tanggungjawab pemerintah tetapi


juga urusan bersama masyarakat.
4. Dasar-dasar Hukum
dan Kelembagaan PB
MENGAPA UU DIPERLUKAN?
Mandat konstitusional negara RI : melindungi
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.

Kondisi Indonesia yang rawan bencana


(bencana alam: tingkat kegempaan, pergantian ekstrim iklim; bencana
sosial: komposisi etnis, kesenjangan sosial ekonomi, transisi demokrasi,
otonomi daerah; bencana kompleks: teknologi, transportasi dan campuran)

Kerentanan yang semakin meningkat (kualitas


lingkungan memburuk, 250 juta mayoritas miskin, kemajemukan dan konflik,
pasar bebas dan sistem perekonomian yang berubah cepat)

Kemampuan yang semakin melemah (cara


pandang response emergensi, belum ada kebijakan dasar, kelembagaan yang
rancu, marginalisasi sektor-sektor teknis, rendahnya kesadaran)

Momentum dan amanat moral dari Tsunami


dan Gempabumi (Perhatian rakyat dan pemerintah yang tinggi
tetapi cepat hilang, kematian massal sebagai tumbal perbaikan keadaan )
ISU SENTRAL

Belum ada kebijakan dasar: belum ada norma baku


untuk menentukan tujuan, cara-cara pencapaian, dan untuk memotivasi
perilaku politis-birokratis dalam hal bencana baik di tataran pusat apalagi di
daerah

Struktur kelembagaan bermasalah: Struktur


BAKORNAS/SATKORLAK/SATLAK-PBP kadaluwarsa dan tidak sesuai dengan
era demokrasi serta otonomi daerah; kerancuan fungsi Sekretariat justru
memarginalisasi fungsi-fungsi sektor dan daerah

Belum ada mekanisme baku: belum ada platform


nasional PB yang menggariskan analisis, strategi dan program; tingkat
tanggungjawab pusat-daerah belum ditata, sumberdaya dan dana belum
dialokasikan secara baku
DILEMA-DILEMA
DILEMA 1: OBYEK
BENCANA ALAM VS BENCANA
DILEMA 2: CAKUPAN
PENANGANAN VS PENANGGULANGAN
DILEMA 3: PERLINDUNGAN & RASA AMAN
KEMURAHAN HATI VS. HAK ASASI
DILEMA 4: PARA PIHAK
PEMERINTAH VS SELURUH KOMPONEN
DILEMA 5: POSISI PERCATURAN
ISSUE PINGGIRAN VS ARUSUTAMA
TUJUAN
Melindungi masyarakat.
Menyelaraskan berbagai peraturan yang ada.
Membangun Sistem PB terencana, terpadu,
terkoordinasi, menyeluruh, yang:
Menghargai budaya lokal
Mendorong kemitraan pemerintah-publik-
komersial/swasta
Mendorong kesetiakawanan, kedermawanan
Kehidupan yang bermartabat.
PERUBAHAN MENDASAR
Ada dasar, payung hukum, mandat serta program
perlindungan rakyat dari risiko bencana
Berubahnya cara pandang dari respons menjadi
Peredaman Risiko + Respons
PB diatur, diselenggarakan, dan dibiayai sebagai bagian
pemerintahan dan pembangunan
Sebagian besar penyelenggaraan dipercayakan pada
pemerintah daerah
Pemerintah berwenang menetapkan status & tingkatan
keadaan bencana
Membentuk lembaga PB yang tangguh
Mengatur hak dan kewajiban rakyat
IMPLIKASI DI DAERAH
Penetapan PB sebagai salah satu Urusan
Wajib daerah yang mempunyai standar
minimum kinerja
Dalam situasi tertentu dapat ditetapkan
sebagai Urusan Bersama (konkuren)
BPBD didirikan berdasar Perda untuk
menjadi satker yang mempunyai anggaran
di APBD
TANTANGAN
Memadukan pelaku Perencanaan pembangunan dan PB
Menyeimbangkan efektiviti dan akuntabiliti Badan
Mengatasi issue matahari kembar: kepemimpinan Badan
PB di daerah vs Sekretaris Daerah
Menggerakkan kewenangan dan potensi daerah sebagai
garis terdepan pelaksanaan PB
Menyelaraskan pendanaan dengan penganggaran
Mengakomodasikan interes DPR dalam proses dan
struktur unsur pengarah.
Ancaman sanksi denda dan/atau pidana bagi
pelanggaran PB.
Standar minimum bantuan darurat.
Penetapan wilayah rawan bencana dan perlindungan bagi
rakyatnya.
Peraturan dan Perundangan
Nasional:
Undang-undang Nomor 24/2007
Peraturan Pemerintah
PP-21 th 2008 : Penyelenggaraan PB
PP-22 th 2008 : Pendanaan dan Pengelolaan
bantuan
PP-23 th 2008 :Peran Lembaga Internasional
dan Lembaga Asing Non Pemerintah
Peraturan Presiden
Perpres 08 th 2008 Pembentukan BNPB
Daerah:
Peraturan Daerah
Pembentukan BPBD
39
Kelembagaan

Pembentukan BNPB
kelembagan yang
definitif: Unsur Pengarah Unsur Pelaksana

BNPB dan
BPBD BPBD Prov.
Kedudukan, tugas,
fungsi, wewenang Unsur Pengarah Unsur Pelaksana
dan tanggung-
jawab:
unsur Pengarah BPBD Kab./Kota
unsur Pelaksana
Unsur Pengarah Unsur Pelaksana

40
Kelembagaan
ORGANISASI BNPB
Presiden RI

Kepala
BNPB

Unsur Pengarah Unsur Pelaksana

Kantor BNPB,
Pejabat Pemerintah terdiri atas personil yang
profesional dan ahli dibidangnya

Masyarakat Profesional
Kepala
BPBD Prov.
Kepala
BPBD
41 Kab./Kota
Unsur Pengarah
UNSUR PENGARAH

Pejabat Pemerintah Masyarakat Profesional

Kantor Menko Kesra 9 orang masyarakat profesional


(Pakar/Profesional dan atau tokoh
Dalam Negeri masyarakat)

Sosial

Pekerjaan Umum

Kesehatan

Keuangan

Perhubungan

ESDM

TNI

POLRI
42
Unsur Pelaksana
KEPALA BNPB

Inspektur Sekretaris
Utama Utama

Pusat Pusat

Deputi Deputi Deputi


Deputi
Bidang Pencegahan Rehabilitasi & Logistik &
Tanggap Darurat
& Kesiapsiagaan Rekonstruksi Peralatan

Direktur Direktur Direktur Direktur


Direktur Direktur Direktur Direktur
Direktur Direktur Direktur
Direktur

UPT
43
5. Penyelenggaraan PB
Penyelenggaraan
PB

Manajemen Risiko
Risiko

?
RESIKO
Yaitu segala kemungkinan yang diperkirakan
dapat terjadi pada suatu seseorang atau
masyarakat disuatu tempat.
Semua orang atau masyarakat dimanapun
berada, selalu mempunyai resiko terjadi bencana
(besar ataupun kecil)
Resiko yang dapat diterima.
BESARNYA RESIKO
Resiko tersebut ditentukan oleh besarnya:
Ancaman bahaya (H)
Kerentanan (V)
Kemampuan (C)
Jika bahaya besar, resikonya juga besar
Jika kerentanan tinggi, resikonya juga tinggi
Tetapi jika kemampuannya tinggi, maka resikonya
menjadi rendah
MENGURANGI RESIKO BENCANA

Untuk mengurangi resiko bencana, maka:


Jauhi atau jauhkan bahaya dari anda, karena
bahaya sulit dikendalikan.
Tinggalkan kegiatan, perilaku atau kebiasaan yang
dapat menimbulkan bencana.
Tingkatkan kesadaran, pengetahuan dan
kemampuan menghadapi bahaya yang ada di sekitar
anda.
Lakukan pelatihan untuk meningkatkan
kesiapsiagaan masyarakat.
RESIKO = BAHAYA * KERENTANAN

Potensi
Bahaya Kerentanan
Bencana
PENGURANGAN RESIKO BENCANA

Bahaya Kerentanan
Manajemen Risiko

Risiko
Kapasitas Hazard

Global Development
Warming Vs
Climate Developing
Changes

kerentanan

Risiko = Hazard x Kerentanan/Kapasitas


MENGELOLA RISIKO ???

1.MENGURANGI BENCANA/HAZARD
(upaya pencegahan)
2.MENURUNKAN KERENTANAN (upaya
mitigasi)
3.MEMBANGUN KAPASITAS (upaya
kesiapsiagaan)
MANAJEMEN PB

MANAJEMEN BENCANA

MANAJEMEN
RESIKO
BENCANA
PENCEGAHAN
DAN MITIGASI MANAJEMEN MANAJEMEN
KEDARURATAN PEMULIHAN
KESIAPSIAGAAN

PRA BENCANA SAAT BENCANA PASCA BENCANA


54
PENCEGAHAN DAN MITIGASI
Pencegahan

FOKUS dan Mitigasi


Pencegahan (prevention)

Upaya yang dilakukan untuk mencegah


terjadinya bencana (jika mungkin
dengan meniadakan bahaya).
Misalnya:
- Melarang pembakaran hutan
dalam perladangan
- Melarang penambangan batu di
daerah yang curam.
Mitigasi
Upaya yang dilakukan untuk meminimalkan
dampak yang ditimbulkan oleh bencana.

Ada 2 bentuk mitigasi :


- Mitigasi struktural (membuat chekdam,
bendungan, tanggul sungai, dll.)
- Mitigasi non struktural (peraturan, tata
ruang, pelatihan) termasuk spiritual.
PRINSIP-PRINSIP MITIGASI
Bencana adalah titik awal upaya mitigasi
bagi bencana serupa berikutnya.
Upaya mitigasi itu kompleks, saling ter-
gantung dan melibatkan banyak pihak
Upaya mitigasi aktif lebih efektif dibanding
upaya mitigasi pasif
Jika sumberdaya terbatas, prioritas harus
diberikan kepada kelompok rentan
Upaya mitigasi memerlukan pemantauan
dan evaluasi terus menerus untuk
mengetahui perubahan situasi.
STRATEGI MITIGASI
Mitigasi harus diintegrasikan dalam program
pembangunan yg lebih besar
Pemilihan upaya mitigasi harus didasarkan atas
biaya dan manfaat.
Agar dapat diterima masyarakat, mitigasi harus
menunjukkan hasil yg segera tampak daripada yg
tidak kelihatan.
Upaya mitigasi harus dimulai dari yang mudah
dilaksanakan segera setelah bencana
Mitigasi dilakukan dengan cara meningkatkan
kemampuan lokal dalam manajemen dan
perencanaan.
MITIGASI BENCANA

Segala upaya yang dilakukan dengan


tujuan untuk mengurangi dampak yang
ditimbulkan oleh bencana, di suatu negara
ataupun masyarakat.

Mitigasi terbagi 2 (dua):


Mitigasi Non-struktural
Mitigasi Struktural
KOMPONEN MITIGASI

Peraturan Perundangan
Pemberian Insentif
Pelatihan dan Pendidikan
Kepedulian Masyarakat
Pengembangan Kelembagaan
Sistem Peringatan
Sistem Budidaya Pertanian
Mitigasi Struktural
PERATURAN PERUNDANGAN

Undang-undang :
Penanganan Bencana
Sumberdaya Air
Lingkungan Hidup
Rencana Tata Ruang Wilayah
Peraturan Bangunan (building code)
Prosedur Tetap
Pedoman dsb.
PEMBERIAN INSENTIF

Pemerintah harus memberikan subsidi atau


berupa pengurangan pajak kepada para
perorangan atau pengusaha yang telah
menerapkan upaya-upaya mitigasi dalam
setiap kegiatannya.
Pemerintah dapat pula memberikan bantuan
teknis dengan menerapkan upaya mitigasi
untuk pekerjaan konstruksi
PELATIHAN DAN
PENDIDIKAN
Memasukkan upaya mitigasi dalam
kurikulum pelajaran sekolah
Memberikan pelatihan manajemen
bencana kepada para pejabat publik,
mahasiswa teknik, pengembang, dll.
Jenis pelatihan yang diberikan tentang
manajemen resiko bencana, rencana
kontinjensi, dan pelatihan teknis lainnya
KEPEDULIAN MASYARAKAT

Memberikan pengetahuan kepada


masyarakat tentang pengenalan ancaman
dan kerentanan di sekitarnya.
Meningkatkan kepedulian terhadap cara-
cara mitigasi yang dapat diterapkan.
Mendorong keikutsertaan masyarakat
dalam program kesiapan menghadapi
bencana.
PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN

Membentuk dan memeperkuat


kelembagaan yang berkaitan dengan
penanggulangan bencana yang
mempunyai kemampuan dan ketrampilan.
Meciptakan kelembagaan dengan
mekanisme penanganan yang efektif
Menjalin kerjasama antar lembaga.
SISTEM BUDIDAYA PERTANIAN

Membuat jalur-jalur tanaman untuk


mematahkan alur angin
Diversifikasi jenis tanaman
Menerapkan pola tanam dan panen
Program penyimpanan untuk cadangan
pada saat kekurangan pangan
MITIGASI STRUKTURAL

Perencanaan tapak/lokasi
Pengkajian kekuatan yang diakibatkan
oleh fenomena alam.
Perencanaan dan analisis struktural
Perencanaan detil komponen bangunan
Konstruksi dengan material yang sesuai
Keahlian yang disertai dengan cukup
supervisi.
Kepedulian masyarakat

Memberikan pengetahuan kepada


masyarakat tentang pengenalan ancaman
dan kerentanan di sekitarnya.
Meningkatkan kepedulian terhadap cara-
cara mitigasi yang dapat diterapkan.
Mendorong keikutsertaan masyarakat
dalam program kesiapan menghadapi
bencana.
Pengembangan Kelembagaan

Membentuk dan memeperkuat


kelembagaan yang berkaitan dengan
penanggulangan bencana yang
mempunyai kemampuan dan ketrampilan.
Meciptakan kelembagaan dengan
mekanisme penanganan yang efektif
Menjalin kerjasama antar lembaga.
Mitigasi per Jenis Bencana

Mitigasi harus dilaksanakan


sesuai dengan karakteristik jenis
bencana. Masing-masing jenis
bencana mempunyai cara
berbeda dalam upaya
mitigasinya.
Apa arti Kesiapsiagaan?
Mampu mengenali ancaman dan
memprediksi kejadian bencana
Mampu mencegah bencana, jika mungkin.
Jika tidak, mampu mengurangi
dampaknya
Jika terjadi bencana, mampu
menanggulangi secara efektif.
Setelah bencana terjadi, mampu pulih
kembali.
Komponen Kesiapsiagaan

Ada 9 kegiatan dalam komponen kesiapsiagaan:


Penilaian Risiko (risk assessment)
Perencanaan siaga (contingency planning)
Mobilisasi sumberdaya (resource mobilization)
Pendidikan dan Pelatihan (training & education)
Koordinasi (coordination)
Manajemen Darurat (response mechanism)
Peringatan Dini (early warning)
Manajemen Informasi (information systems)
Gladi / Simulasi (drilling/simulation)
Penilaian Risiko

Identifikasi ancaman
(hazard), kerentananan
(vulnerability)
Analisis Risiko Bencana
Tentukan tingkat Risiko
Buat Peta Risiko Bencana
Rencana Kontinjensi

Tentukan satu jenis ancaman


Buat Skenario Kejadian
Susun Kebijakan Penanganan
Kaji Kebutuhan
Inventarisasi Sumberdaya
Buat Perencanaan setiap Sektor
Uji kaji dan mutakhirkan
Mobilisasi Sumberdaya

Inventarisasi semua
Sumberdaya yang dimiliki
oleh Daerah / Se+tor
Identifikasi Sumberdaya
yang Tersedia dan Siap
Digu.akan
Id%ntifikasi Sumberdaya
dari Luar yang dapat
dimobilisasi 5ntuk ke erluan
darurat
Pendidikan dan Pelatihan

Melakukan
pendidikan di
sekolah-sekolah dan
Melakukan pelatihan
secara kontinyu:
Manajerial
Teknis operasional
Koordinasi

Membentuk forum
koordinasi
Menyelenggarakan
pertemuan berkala BPBD

secara rutin SAR Kesehatan PU Sosial

Saling bertukar
informasi
Menyusun Rencana
Terpadu
Manajemen Darurat

Menyiapkan Posko
Menyiapkan Tim Reaksi Cepat
Mempunyai Prosedur Tetap
Menyiapkan Incident
Commander
Manajemen Informasi

Ciptakan sistem informasi yang mudah


diakses, dimengerti dan disebarluaskan.
Informasi yang disampaikan harus:
Akurat (accurate)
Tepat waktu (timely)
Dapat dipercaya (reliable)
Mudah dikomunikasikan (communicable)
Geladi / Simulasi
Untuk menguji tingkat
kesiapsiagaan, perlu
dilakukan uji
lapangan berupa
geladi atau simulasi.
Geladi atau Simulasi
harus dilakukan
secara berkala, agar
petugas dan
masyarakat dapat
membiasakan diri.
Manajemen kedaruratan
Seluruh kegiatan yang meliputi aspek
perencanaan, penanganan kedaruratan pada
saat menjelang, saat darurat dan sesudah
terjadi keadaan darurat.
Termasuk disini mencakup kesiapsiagaan
darurat, tanggap darurat dan pemulihan darurat
(transisi dari darurat ke pemulihan dini /early
recovery)
Perbedaan dari situasi yang lain

Waktu sangat mendesak.


Semua keputusan beresiko tinggai.
Kebutuhan lebih besar dari kemampuan
sumber daya.
Kewenangan koordinasi sering kabur.
tujuan

Mencegah bertambah besarnya korban dan


kerusakan.
Meringankan penderitaan.
Stabilisasi kondisi korban/pengungsi.
Mengamankan aset vital.
Menyediakan pelayanan dasar,
Meringankan beban masyarakat setempat.
Perlu perhatian thd kelompok rentan.
Kegiatan utama
Rapid assessment.
Penentuan status. Pengerahan :
Kegiatan SAR. SDM.
Pemenuhan kebutuhan dasar Peralatan.
(pangan, kesehatan, air bersih Logistik.
& sanitasi, dll).
dll
Perlindungan kelompok
rentan.
Pemulihan segera prasarana &
sarana vital
Pemulihan

Pada dasarnya akan memulihkan kondisi


seperti semula.

Kegiatan :
Rehabilitasi.
Rekonstruksi.
Hatur nuhun

Anda mungkin juga menyukai