Anda di halaman 1dari 70

ANDRY AULIA, S.

Ked
KESEHATAN KELUARGA
11 16 777 14 095
UKMP. KESEHATAN JIWA
Pembimbing : Drg. Akmal Eddy Madda
UPTD PUSKESMAS SANGURARA
PENDAHULUAN
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat mempunyai
nilai strategis dalam pembangunan kesehatan. Kesehatan
keluarga meliputi kesehatan suami, isteri, anak, dan anggota
keluarga lainnya.
keluarga adalah kondisi keluarga yang mencakup aspek
pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial budaya, kemandirian
keluarga, dan mental spiritual serta nilai-nilai agama yang
merupakan dasar untuk mencapai keluarga sejahtera
Sumber : UU No.10 tahun 1992 ( Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera )
PENDAHULUAN
Pendekatan kedokteran keluarga merupakan pendekatan yang
dilakukan oleh dokter keluarga dalam melakukan pelayanan yang
berorientasi pada keluarga (secara bio-psiko-sosial).
Pelayanan dokter keluaraga adalah pelayanan kedokteran yang
menyeluruh yang memusatkan pelayanannya kepada keluarga sebagai
suatu unit, dimana tanggungjawab dokter terhadap pelayanan kesehatan
tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis kelamin pasien, juga tidak
oleh organ tubuh atau jenis penyakit tertentu saja.

Sumber : 1. UU No.10 tahun 1992 ( Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera )
PENDAHULUAN
Menurut data WHO (2016), terdapat sekitar 35 juta orang
terkena depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 21 juta terkena
skizofrenia, serta 47,5 juta terkena dimensia.
Di Indonesia, dengan berbagai faktor biologis, psikologis dan
sosial dengan keanekaragaman penduduk; maka jumlah kasus
gangguan jiwa terus bertambah yang berdampak pada
penambahan beban negara dan penurunan produktivitas manusia
untuk jangka panjang.
Sumber : Depkes 2016 (Available from: http://www.depkes.go.id/article/view/16100700005.html)
PENDAHULUAN
Di Indonesia sendiri menurut data menunjukkan prevalensi
ganggunan mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala
depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun ke atas mencapai sekitar 14
juta orang atau 6% dari jumlah penduduk Indonesia. Sedangkan prevalensi
gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia mencapai sekitar 400.000 orang
atau sebanyak 1,7 per 1.000 penduduk

Sumber : 1. Depkes 2016 (Available from: http://www.depkes.go.id/article/view/16100700005.html


2. RISKESDAS 2013
3. World Health Ornganization 2016
PENDAHULUAN

Gangguan Kejiwaan
Kesehatan jiwa terdapat
juta
sekitar 35
orang terkena Di Indonesia, prevalensi
masih menjadi depresi, 60 juta Gangguan mental gangguan jiwa
salah satu orang terkena emosional >15 berat, seperti
permasalahan tahun sekitar 14 skizofrenia
bipolar, 21 juta juta orang atau 6% mencapai sekitar
kesehatan yang terkena
signifikan di dunia, skizofrenia, serta dari jumlah 400.000 orang atau
termasuk di 47,5 juta terkena penduduk sebanyak 1,7 per
Indonesia1 dimensia 3 Indonesia 2 1.000 penduduk 2

Sumber : 1. Depkes 2016 (Available from: http://www.depkes.go.id/article/view/16100700005.html


2. RISKESDAS 2013
3. World Health Ornganization 2016
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Penderita Gangguan Mental di
Wil. Donggala Kodi s/d Agustus 2017

No Penyakit Sd/ Agustus 2017

1 Gangguan Psikotik 0

2 Gangguan Neurotik 2

2
Jumlah

Sumber : Laporan Bulanan Data Kesakitan Puskesmass Induk/Kelurahan PKM Sangurara Thn 2017
Penderita Gangguan Mental di
Wil. Balaroa s/d Agustus 2017

No Penyakit Sd/ Agustus 2017

1 Gangguan Psikotik 2

2 Gangguan Neurotik 1

3
Jumlah

Sumber : Laporan Bulanan Data Kesakitan Puskesmass Induk/Kelurahan PKM Sangurara Thn 2017
Penderita Gangguan Mental di
Wil. Nunu s/d Agustus 2017

No Penyakit Sd/ Agustus 2017

1 Gangguan Psikotik 0

2 Gangguan Neurotik 1

1
Jumlah

Sumber : Laporan Bulanan Data Kesakitan Puskesmass Induk/Kelurahan PKM Sangurara Thn 2017
Penderita Gangguan Mental di
Wil. Duyu s/d Agustus 2017

No Penyakit Sd/ Agustus 2017

1 Gangguan Psikotik 0

2 Gangguan Neurotik 4

4
Jumlah

Sumber : Laporan Bulanan Data Kesakitan Puskesmass Induk/Kelurahan PKM Sangurara Thn 2017
Penderita Gangguan Mental di
Wil. Boyaoge s/d Agustus 2017

No Penyakit Sd/ Agustus 2017

1 Gangguan Psikotik 2

2 Gangguan Neurotik 3

5
Jumlah

Sumber : Laporan Bulanan Data Kesakitan Puskesmass Induk/Kelurahan PKM Sangurara Thn 2017
Penderita Gangguan Mental di
PKM Sangurara s/d Agustus 2017

No Penyakit Sd/ Agustus 2017

1 Gangguan Psikotik 5

2 Gangguan Neurotik 11

16
Jumlah

Sumber : Laporan Bulanan Data Kesakitan Puskesmass Induk/Kelurahan PKM Sangurara Thn 2017
Penderita Gangguan Mental di
PKM Sangurara s/d Agustus 2017

Sumber : Profil Kesehatan Prov. Sulawesi Tengah 2011 Seksi BIMDAL Kesehatan Rujukan
Penderita Gangguan Mental di
PKM Sangurara Tahun 2016 - 2017

No Penyakit 2016 Sd/ Agustus 2017

1 Gangguan Psikotik 108 5

2 Gangguan Neurotik 77 11

185 16
Jumlah

Sumber : Data SP2PT UPTD Urusan Puskesmas Sangurara Thn 2016


Penderita Gangguan Mental di
PKM Sangurara Tahun 2016 - 2017

Sumber : Data SP2PT UPTD Urusan Puskesmas Sangurara Thn 2016


Masalah Kesehatan di
Puskesmas Sangurara

Kasus yang ditemukan


yaitu Ny. B berusia 44
tahun mengalami
gangguan kejiwaan sejak
6 tahun lalu.
Hasil Pengamatan, Anamnesis dan
Pemeriksaan Fisik Terhadap
Keluarga

Jenis Pengamatan : Kunjungan rumah


Waktu Pelaksanaan : 18 - 20 September 2017
25 - 28 September 2017
Lokasi : Jl. Sungai Malino, Kelurahan Nunu
GENOGRAM

Tn. S Ny.
Laki laki :
Perempuan : H
Meninggal :

Ny.S Ny. Ny. Tn. Tn. Tn. Tn. Ny. Ny. Tn. Ny. Ny.
Tn. I
Ra Ro J An Ab Ah I B H D H

Tn.S Ny.
R

Tn.
M

Tn.
An.R A

An.
Tn.M N

An.
An.E
A
Karakteristik Demografi
Keluarga
Pendidikan
No Nama JK Status Umur Pekerjaan Keterangan
Terakhir
Buruh
1. Tn. M L Ayah 51 SMP -
Bangunan
Gangguan
2. Ny. B P Ibu 44 SD IRT
Kejiwaan
3. An. R L Anak 22 SMA - Merantau
4. An. N P Anak 17 SMA Penjaga Toko -
5. An. A P Anak 13 SMP Pelajar Di Toli - Toli
6. An. E P Anak 6 SD Pelajar Di Ampana
KASUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. B
JK : Perempuan
TTL : Palu, 29 Juli 1973
Agama : Islam
Alamat : Jl. Sungai Malino. Kel. Nunu
R/ Pekerjaan : IRT
Pembiayaan Kesehatan : BPJS
ANAMNESIS
Seorang perempuan berinisial Ny. B berusia 44 tahun mengalami
gangguan kejiwaan emosional. Menurut kakak pasien, Ny.B sering mengamuk
jika merasa jengkel. Ketika mengamuk pasien kadang melemparkan barang-
barang yang ada didekatnya. Pasien juga sering mengeluarkan kata-kata
kasar dalam bahasa kaili jika pasien mengamuk. Menurut kakak pasien,
biasanya pasien cerita cerita sendiri, menyanyi menyanyi dan marah
marah tanpa alasan.
ANAMNESIS
Penyebab pasien jengkel beragam, mulai dari jika anak-anak
tetangga ribut, jika ada orang main hp didepannya sehingga pasien
tersinggung karena merasa dia sedang direkam, hingga jika anaknya yang
sudah diadopsi disinggung. Menurut keluarga pasien, gejala mengamuk ini
dimulai ketika pasien melahirkan anak ke-4. Ketika lahir seminggu
kemudian, anak pasien di adopsi oleh sepupu pasien dari Ampana, sehingga
pasien merasa sedih dan mengamuk karena anak ke-3 pasien juga sudah
diadopsi oleh kakaknya dari Toli-toli.
ANAMNESIS
Sejak anak pasien yang ke-4 diadopsi oleh keluarganya yaitu pada
tahun 2011, perilaku pasien mulai berubah. Bermula ketika pasien pulang
dari memungut kayu di tempat sampah dekat rumahnya, pasien tiba-tiba
mengamuk dan berteriak tidak jelas sehingga keluarga menyangka bahwa
pasien kerasukan. Malamnya pasien langsung dibawa ke dukun, dan menurut
dukun yang mengobati, pasien kerasukan karena pikiran kosong akibat dari
memikirkan anak ke-4, sehingga setan bisa menguasai pikiran pasien.
ANAMNESIS
Setelah diobati, tidak ada perubahan yang berarti
pada pasien. Pasien juga merasa sudah sembuh dari
kerasukan sehingga ketika pasien mau dibawa ke
Puskesmas Sangurara untuk di periksa di Poli Jiwa, pasien
menolaknya dengan alasan bahwa pasien tidak gila dan
tidak mau dibawa ke RS Madani Palu..
R/ Gangguan Sekarang
Hendaya / Disfungsi
Hendaya Sosial : (+)
Hendaya Pekerjaan : (-)
Hendaya Waktu Senggang : (+)

Faktor stressor Psikososial


Keluarga

Riw. Gangguan Sebelumnya


a.Riw. Penyakit Dahulu
kejang (-), penyakit infeksi (-), trauma (-), DM (-), HT (-)
b.Riw. Penggunaan Zat Psikoaktif
Riwayat merokok (+) sejak tahun 2000

Riw. Gangguan Psikiatrik Sebelumnya


Tidak ada
R/ Gangguan Sekarang

Riw. Kehidupan Pribadi


1. Riw. Prenatal dan perinatal
Pasien dilahirkan dengan normal di Puskesmas dengan bantuan Bidan
2. Riw. Masa Kanak Awal Remaja
Tidak ada gangguan yang berarti pada masa anak-anak, pasien beradaptasi seperti anak seusianya. Pasien
bersekolah hanya sampai kelas 2 kemudian pasien berhenti karena keterbatasan dana.
3. Riw. Masa Dewasa
Pasien sempat bekerja di Malaysia sebagai TKI Legal dan bekerja di pabrik sawit di daerah Pulau Carey, Selangor.
Namun pasien dijemput oleh suaminya karena keluarga pasien takut jika pasien sampai meninggal dunia di luar
negeri.
Situasi Kehidupan Sekarang
Pasien tinggal serumah dengan suami dan anak ke-2. Kakak pasien tinggal bersebelahan dengan rumah pasien
Persepsi Pasien Tentang Dirinya
Pasien merasa dirinya tidak sakit dan tidak merasa memerlukan tindakan medis
Deskripsi Umum

Penampilan
Tampak sesuai umur, memakai kaos putih, jaket biru dan celana pendek coklat, perawakan
kurang bersih, dan kurang rapi.
Kesadaran
Compos mentis
Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Tampak Tenang
Pembicaraan
Spontan, intonasi biasa, menjawab sesuai dengan pertanyaan, dapat dimengerti
Sikap Terhadap Pemeriksa
Kooperatif
Keadaan Afektif, Perasaan
Dan Empati

Mood : Eutimia
Afek : Luas
Keserasian : Tidak serasi
Empati : Tidak dapat dirabarasakan
Keadaan Afektif, Perasaan
Dan Empati
Taraf Pendidikan Daya ingat Konsentrasi dan perhatian
Konsentrasi baik
Sesuai taraf Jangka panjang : Kurang
pendidikannya. Jangka pendek : baik Pikiran abstrak
Jangka segera : baik baik
Orientasi
Waktu : baik Bakat kreatif
Tempat : baik -
Orang : baik Kemampuan menolong diri
sendiri
ADL baik
Keadaan Afektif, Perasaan
Dan Empati
Gangguan Persepsi Proses Berfikir

Halusinasi : Auditorik, Visual Arus pikiran


Produktivitas : Cukup
Kontinuitas : Relevan
Ilusi : Tidak ada
Hendaya berbahasa : Tidak ada

Depersonalisasi : Tidak ada


Isi Pikiran
Derealisasi : Tidak ada Preokupasi : tidak ada
Gangguan Isi Pikiran : tidak ada
Keadaan Afektif, Perasaan
Dan Empati

Pengendalian Impuls
Baik
Daya Nilai
Norma sosial : Kurang
Uji daya nilai : Kurang
Penilaian realitas : Terganggu
Keadaan Afektif, Perasaan
Dan Empati

Tilikan (insight) :
Tilikan derajat 1 : Pasien menyangkal bahwa dirinya sakit

Taraf dapat dipercaya :


Tidak dapat dipercaya.
PEMERIKSAAN FISIK

Status Internus :
Tanda-tanda vital
T : 110/70 mmHg
N : 80x/menit
S : 36.4 C
P : 18 x/menit.
Konjungtiva tidak anemis , sclera tidak icterus, jantung dan paru dalam
batas normal, fungsi motorik dan sensorik ke empat ekstremitas dalam
batas normal.
PEMERIKSAAN FISIK

Status Neurologis :
GCS E4M6V5, pupil isokor, ukuran 3 mm, reflex cahaya +/+, reflex
cahaya tidak langsung +/+, Pemeriksaan rangsang menings kaku
kuduk : (-), kernig sign (-), reflex fisiologis (+), reflex patologis (-). Fungsi
kortikal luhur dalam batas normal.
Ikhtisar Penemuan Bermakna

Mengamuk
Mudah tersinggung
Bercerita sendiri
Mendengar bisikan
Melihat bayangan
Perilaku dan aktivitas psikomotor: tenang
Gangguan siklus tidur
Derajat tilikan 1
Status Fungsional ADLs Barthel

Perlu bantuan Tergantung orang lain


Bisa sendiri sepenuhnya
seseorang sepenuhnya

Mandi
Tidur (duduk)
Mobilisasi (Berjalan)
Berpakaian
Berdandan
BAB/BAK
Makan
Sediakan makan
Atur keuangan

Menelpon
Status Fungsional ADLs Barthel

SKOR ADLS
Skor 6

Ketergantungan Ringan
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL

AKSIS DIAGNOSIS
AKSIS I Skizofrenia Tipe Paranoid (F20.0)
AKSIS II Mekanisme Defensif Maladaptif
AKSIS III Tidak ada kondisi medik umum
AKSIS IV Primary Support Group (Keluarga)
GAF Scale 80-71 : gejala sementara
AKSIS V & dapat diatasi, disabilitas ringan
dalam sosial, pekerjaan, sosial, dll
DIAGNOSA KLINIS

Skizofrenia Paranoid dd/ Indifferentiated

IDENTIFIKASI MASALAH

Kurangnya pengetahuan Dukungan Keluarga Pasien menyangkal


pasien tentang untuk kesehatan pasien bahwa pasien
kesehatan jiwa kurang mengalami gangguan
kejiwaan
Penentuan Masalah
(Diagnosis Keluarga)

Diagnosis perorangan anggota keluarga:


1. Ny. B (44 tahun) : Skizofrenia Paranoid
2. Tn. M (51 tahun) :-
3. An. N (17 tahun) :-
Identifikasi Fungsi Keluarga

IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA


Identifikasi Lingkungan
Tempat Tinggal

Status Kepemilikan Rumah : Milik Sendiri


Daerah Perumahan Padat
Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan
Luas rumah : + 5 x 3 m2 Ny. B tinggal dgn jumlah penghuni 3 orang. Rumah
Jumlah penghuni dalam satu rumah 3 orang terdiri dari ruang tamu dan ruang keluarga serta
tempat berjualan, dapur yang menjadi satu. Serta
Tidak bertingkat memiliki 2 buah kamar tidur dan 1 buah ruang
Atap rumah seng, Lantai rumah semen dapur, serta kamar mandi dan jamban umum.
Dinding rumah triplex, + kayu Dibelakang rumah pasien, terdapat kandang ayam
saudaranya.
Jamban dan kamar mandi umum
Penerangan listrik 200 watt
Ketersediaan air bersih ada Air PAM, Air minum dimasak
Tempat pembuangan sampah di belakang rumah
Ventilasi : <25% dari luas ruangan
DENAH RUMAH
Kandang Ayam

Rumah tetangga
Rumah tetangga dapur Kamar Ny.B
r. Keluarga

dapur

Rumah tetangga
Pekarangan
rumah r.tamu warung
Kamar anak

Lorong

Rumah tetangga
Rumah tetangga Rumah tetangga Rumah tetangga
JALAN MENUJU RUMAH NY.B
TAMPAK DEPAN

Rumah tidak memiliki pagar


dan berada dilorong sempit

Pintu depan sudah rusak dan


hanya diganjal 1 grendel
RUANG TAMU
Sekat rumah Tidak ada
oleh triplex jendela

Plafon rumah
ditutupi kain

Pintu ke
ruang tamu
RUANG TAMU

Pintu samping

Jendela uk.120x120

Lantai rumah terbuat dari


semen ditutupi teplak
RUANG TAMU
Tampak tempat berjualan
berada disamping rumah

Sekat antar ruanga di dalam


rumah dibatasi dengan triplex

Atap rumah terbuat dari seng

Lantai langsung tanah


ATAP RUMAH

Plafon hanya terdapat di ruang


Atap rumah terbuat dari seng
tamu depan

Tidak terdapat plafon di dalam 1 Lampu penerang untuk 2


rumah ruangan
KAMAR TIDUR

Kamar Tidur Ny.B Kamar Tidur An.R

Tampak jendela berukuran Sekat kamar dilapisi triplex


100x75 cm yang sdh dimakan rayap
DAPUR
Sekat rumah dan rumah
tetangga dilapisi seng bocor

Menggunakan tungku dan kayu bakar untuk memasak


Lantai tanah
DAPUR

Tidak ada plafon

Tempat piring

Sekat ruang tamu dan


dapur dilapisi kain
TEMPAT SAMPAH dan
TEMPAT JEMURAN

Tempat jemuran berdekatan Tumpukan kayu yang diambil


dengan tempat sampah pasien setiap hari
KAMAR MANDI

Kamar mandi & Jamban


umum
PERILAKU HIDUP
BERSIH dan SEHAT
NO Kriteria yang Dinilai Jawaban Skor
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan Ya 1
2. Memberi ASI esklusif Ya 1
3. Menimbang balita setiap bulan Ya 1
4. Menggunakan air bersih Ya 1
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun Tidak 0
6. Menggunakan jamban sehat Ya 1
7. Memberantas jentik nyamuk dirumah sekali seminggu Tidak 0
8. Makan buah dan sayur setiap hari Tidak 0
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari Ya 1
10. Tidak merokok di dalam rumah Tidak 0
Total jawaban Ya 6
Skor PHBS
SKOR 6
PERILAKU HIDUP
BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

Sehat Purnama
FUNGSI HOLISTIK

Fungsi Tidak terdapat kelainan yang bermakna


Biologis
Pasien tinggal bersama anak dan suaminya, 2 anak telah
Fungsi diadopsi keluarga pasien, 1 anak sedang merantau mencari
Psikologis kerja

Pasien sendiri tidak mempunyai pekerjaan, sehari-hari


Fungsi pasien hanya mengumpulkan kayu bakar untuk masak
Ekonomi sehari-hari

Fungsi sosial Interaksi pasien dengan lingkungan sekitar baik


FUNGSI FISIOLOGIS
KELUARGA
Hampir selalu Kadang-kadang Hampir tidak
Kriteria Pernyataan
(2) (1) pernah (0)
Adaptasi
Dalam keluarga saling membantu baik moral maupun material Ya
(Adaptation)
Kemitraan Semua masalah keluarga diselesaikan dengan musyawarah antara
Ya
(Partnership pasien dan anak.

Dalam hal ini anak-anak dapat mengambil keputusan dengan


Pertumbuhan
tanggungjawab, serta orang tua selalu memperhatikan aktiftitas Ya
(Growth)
anak-anaknya di rumah.

Kasih sayang Penumbuhan rasa kasih sayang sudah cukup baik karena adanya
Ya
(Affection) keakraban di antara anggota keluarga.

Pembagian waktu, kekayaan dan ruang antar anggota keluarga


Kebersamaan
sudah baik karena adanya waktu untuk memecahkan suatu Ya
(Resolve)
masalah.
APGAR KELUARGA

Total Skor APGAR


6

Disfungsi Keluarga
Sedang
FUNGSI PATOLOGIS KELUARGA

FUNGSI PELAKSANAAN PATOLOGIS


Sosial Keluarga pasien membina hubungan baik dengan tetangganya -
Budaya Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya (hal ini dapat dilihat dari pergaulan sehari- -
hari baik dalam keluarga maupun di lingkungan, banyak tradisi budaya masih diikuti.
Walaupun jarang mengikuti acara-acara bersifat kondangan, sunatan, dll

Religius Keluarga ini tidak melakukan shalat lima waktu. Pasien jarang mengikuti pengajian. +

Ekonomi Pendapatan keluarga rendah dan tidak tetap (<100.000 200.000 per bulan). Sehingga +
kebutuhan primer sulit dipenuhi
Pendidikan Tingkat pendidikan tergolong rendah. +
Pengetahuan Pengetahuan pasien tentang hubungan pola hidup dan penyakitnya masih kurang. +

Medical Bila ada anggota keluarga yang sakit segera dibawa ke PKM. Keluarga menggunakan -
jaminan kesehatan
DIAGNOSIS KELUARGA

DIAGNOSIS
KELUARGA
Pasien menyangkal
Kurangnya pengetahuan Dukungan Keluarga
bahwa pasien
pasien tentang untuk kesehatan pasien
mengalami gangguan
kesehatan jiwa kurang
kejiwaan 63
Daftar Masalah, Rencana &
Tindakan Intervensi
No. Masalah Rencana Tindakan Intervensi
1. Kurangnya pengetahuan pasien dan Edukasi tentang kesehatan -Memberikan informasi tentang
keluarga tentang penyakit yang jiwa kesehatan jiwa dan cara
sementara di derita, pasien menyangkal meminimalisir gejala dari pola hidup,
bahwa pasien mengalami gangguan -Pengertian, gejala klinis, terapi, dan
kejiwaan dampak jangka pendek & jangka
panjang akibat dari gangguan
kejiwaan
2. Pasien tidak melaksanakan kewajiban Edukasi tentang kewajiban -Memberikan penyuluhan tentang
sholat 5 waktu dan jarang mengikuti sholat bagi setiap muslim, tata cara sholat yg benar, manfaat,
pengajian. manfaat sholat individu & serta kaitannya dengan kehidupan
keluarga dalam kehidupan. setiap manusia.
Daftar Masalah, Rencana &
Tindakan Intervensi

No. Masalah Rencana Tindakan Intervensi


3. Keluarga pasien enggan membawa Memberikan informasi tentang -Memberikan konseling tentang
pasien ke puskesmas karena pasien penyakit yang diderita pasien, pentingnya pengobatan bagi
merasa dirinya tidak sakit, jadi memberikan pemahaman kepada pasien gangguan kejiwaaan
pasien hanya dibawa ke dukun pasien dan keluarga pentingnya
memeriksakan kesehatan secara
rutin bahwa penyakit pasien
harus dikontrol ke puskesmas
agar diberikan obat secara rutin.
Memberikan pemahaman bahwa
pasien harus meminum obat
seumur hidup.
Daftar Masalah, Rencana &
Tindakan Intervensi

No. Masalah Rencana Tindakan Intervensi


4. Kebersihan dan kerapian lingkungan Edukasi tentang pentingnya -Memberikan konseling tentang
di dalam rumah dan lingkungan di menjaga dan memelihara pentingnya menjaga dan
luar rumah masih kurang. kebersihan & kerapian. memelihara kebersihan untuk
mencegah kontaminasi kuman ke
makanan atau minuman yg
dikonsumsi serta dampaknya bagi
kesehatan.
-Memberikan konseling tentang
bahaya asap rokok terhadap diri
dan lingkungan sekitar.
Daftar Masalah, Rencana &
Tindakan Intervensi

No. Masalah Rencana Tindakan Intervensi


5. Pendapatan keluarga rendah Edukasi tentang usaha-usaha Memberikan contoh usaha
(<100.000,- per bulan). Sehingga kecil menengah yg dapat kecil menengah yg sesuai
kebutuhan primer sulit dipenuhi dilakukan tanpa meninggalkan dengan perekonomian
pekerjaan rumah tangga. keluarga.
Membina kerjasama dengan
kelurahan untuk usaha kecil
menengah.
Manajemen Komprehensif

Manajemen komperhensif

Promotif - Meningkatkan pengetahuan pasien mengenai penyakit gangguan kejiwaan yang diderita pasien, menu
makanan sehat bergizi dan seimbang, serta pengolahan dan penyimpanan makanan yg baik dan benar.
- Menjelaskan tentang bahaya merokok dan pentingnya menjaga kebersihan tubuh

Preventif - Memotivasi agar pasien pergi ke tempat pelayanan kesehatan.


- Memotivasi agar pasien menerapkan pola makan yg sehat, penyediaan menu makanan yg bergizi dan
seimbang, serta rutin kontrol di tempat pelayanan kesehatan

Kuratif - Diberikan obat skizofrenia agar pasien tidak mengamuk

Rehabilitatif - Konseling mengenai penyakit dan komplikasinya.


KESIMPULAN
Penyebab gangguan kejiwaan pada pasien ini diakibatkan karena masalah keluarga yang

dialami pasien.

Bermula ketika anak ke-3 pasien diadopsi, kemudian diikuti dengan di adposinya anak ke-4

sehingga pasien tidak bisa lagi membendung emosinya

Fungsi Fisiologis : Disfungsi Keluarga Sedang (skor 6)

Fungsi Patologis : Adanya masalah pada faktor ekonomi, pendidikan, pengetahuan dan religius

Skor PHBS : Sehat Purnama (skor 6)


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai