Ked
KESEHATAN KELUARGA
11 16 777 14 095
UKMP. KESEHATAN JIWA
Pembimbing : Drg. Akmal Eddy Madda
UPTD PUSKESMAS SANGURARA
PENDAHULUAN
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat mempunyai
nilai strategis dalam pembangunan kesehatan. Kesehatan
keluarga meliputi kesehatan suami, isteri, anak, dan anggota
keluarga lainnya.
keluarga adalah kondisi keluarga yang mencakup aspek
pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial budaya, kemandirian
keluarga, dan mental spiritual serta nilai-nilai agama yang
merupakan dasar untuk mencapai keluarga sejahtera
Sumber : UU No.10 tahun 1992 ( Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera )
PENDAHULUAN
Pendekatan kedokteran keluarga merupakan pendekatan yang
dilakukan oleh dokter keluarga dalam melakukan pelayanan yang
berorientasi pada keluarga (secara bio-psiko-sosial).
Pelayanan dokter keluaraga adalah pelayanan kedokteran yang
menyeluruh yang memusatkan pelayanannya kepada keluarga sebagai
suatu unit, dimana tanggungjawab dokter terhadap pelayanan kesehatan
tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis kelamin pasien, juga tidak
oleh organ tubuh atau jenis penyakit tertentu saja.
Sumber : 1. UU No.10 tahun 1992 ( Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera )
PENDAHULUAN
Menurut data WHO (2016), terdapat sekitar 35 juta orang
terkena depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 21 juta terkena
skizofrenia, serta 47,5 juta terkena dimensia.
Di Indonesia, dengan berbagai faktor biologis, psikologis dan
sosial dengan keanekaragaman penduduk; maka jumlah kasus
gangguan jiwa terus bertambah yang berdampak pada
penambahan beban negara dan penurunan produktivitas manusia
untuk jangka panjang.
Sumber : Depkes 2016 (Available from: http://www.depkes.go.id/article/view/16100700005.html)
PENDAHULUAN
Di Indonesia sendiri menurut data menunjukkan prevalensi
ganggunan mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala
depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun ke atas mencapai sekitar 14
juta orang atau 6% dari jumlah penduduk Indonesia. Sedangkan prevalensi
gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia mencapai sekitar 400.000 orang
atau sebanyak 1,7 per 1.000 penduduk
Gangguan Kejiwaan
Kesehatan jiwa terdapat
juta
sekitar 35
orang terkena Di Indonesia, prevalensi
masih menjadi depresi, 60 juta Gangguan mental gangguan jiwa
salah satu orang terkena emosional >15 berat, seperti
permasalahan tahun sekitar 14 skizofrenia
bipolar, 21 juta juta orang atau 6% mencapai sekitar
kesehatan yang terkena
signifikan di dunia, skizofrenia, serta dari jumlah 400.000 orang atau
termasuk di 47,5 juta terkena penduduk sebanyak 1,7 per
Indonesia1 dimensia 3 Indonesia 2 1.000 penduduk 2
1 Gangguan Psikotik 0
2 Gangguan Neurotik 2
2
Jumlah
Sumber : Laporan Bulanan Data Kesakitan Puskesmass Induk/Kelurahan PKM Sangurara Thn 2017
Penderita Gangguan Mental di
Wil. Balaroa s/d Agustus 2017
1 Gangguan Psikotik 2
2 Gangguan Neurotik 1
3
Jumlah
Sumber : Laporan Bulanan Data Kesakitan Puskesmass Induk/Kelurahan PKM Sangurara Thn 2017
Penderita Gangguan Mental di
Wil. Nunu s/d Agustus 2017
1 Gangguan Psikotik 0
2 Gangguan Neurotik 1
1
Jumlah
Sumber : Laporan Bulanan Data Kesakitan Puskesmass Induk/Kelurahan PKM Sangurara Thn 2017
Penderita Gangguan Mental di
Wil. Duyu s/d Agustus 2017
1 Gangguan Psikotik 0
2 Gangguan Neurotik 4
4
Jumlah
Sumber : Laporan Bulanan Data Kesakitan Puskesmass Induk/Kelurahan PKM Sangurara Thn 2017
Penderita Gangguan Mental di
Wil. Boyaoge s/d Agustus 2017
1 Gangguan Psikotik 2
2 Gangguan Neurotik 3
5
Jumlah
Sumber : Laporan Bulanan Data Kesakitan Puskesmass Induk/Kelurahan PKM Sangurara Thn 2017
Penderita Gangguan Mental di
PKM Sangurara s/d Agustus 2017
1 Gangguan Psikotik 5
2 Gangguan Neurotik 11
16
Jumlah
Sumber : Laporan Bulanan Data Kesakitan Puskesmass Induk/Kelurahan PKM Sangurara Thn 2017
Penderita Gangguan Mental di
PKM Sangurara s/d Agustus 2017
Sumber : Profil Kesehatan Prov. Sulawesi Tengah 2011 Seksi BIMDAL Kesehatan Rujukan
Penderita Gangguan Mental di
PKM Sangurara Tahun 2016 - 2017
2 Gangguan Neurotik 77 11
185 16
Jumlah
Tn. S Ny.
Laki laki :
Perempuan : H
Meninggal :
Ny.S Ny. Ny. Tn. Tn. Tn. Tn. Ny. Ny. Tn. Ny. Ny.
Tn. I
Ra Ro J An Ab Ah I B H D H
Tn.S Ny.
R
Tn.
M
Tn.
An.R A
An.
Tn.M N
An.
An.E
A
Karakteristik Demografi
Keluarga
Pendidikan
No Nama JK Status Umur Pekerjaan Keterangan
Terakhir
Buruh
1. Tn. M L Ayah 51 SMP -
Bangunan
Gangguan
2. Ny. B P Ibu 44 SD IRT
Kejiwaan
3. An. R L Anak 22 SMA - Merantau
4. An. N P Anak 17 SMA Penjaga Toko -
5. An. A P Anak 13 SMP Pelajar Di Toli - Toli
6. An. E P Anak 6 SD Pelajar Di Ampana
KASUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. B
JK : Perempuan
TTL : Palu, 29 Juli 1973
Agama : Islam
Alamat : Jl. Sungai Malino. Kel. Nunu
R/ Pekerjaan : IRT
Pembiayaan Kesehatan : BPJS
ANAMNESIS
Seorang perempuan berinisial Ny. B berusia 44 tahun mengalami
gangguan kejiwaan emosional. Menurut kakak pasien, Ny.B sering mengamuk
jika merasa jengkel. Ketika mengamuk pasien kadang melemparkan barang-
barang yang ada didekatnya. Pasien juga sering mengeluarkan kata-kata
kasar dalam bahasa kaili jika pasien mengamuk. Menurut kakak pasien,
biasanya pasien cerita cerita sendiri, menyanyi menyanyi dan marah
marah tanpa alasan.
ANAMNESIS
Penyebab pasien jengkel beragam, mulai dari jika anak-anak
tetangga ribut, jika ada orang main hp didepannya sehingga pasien
tersinggung karena merasa dia sedang direkam, hingga jika anaknya yang
sudah diadopsi disinggung. Menurut keluarga pasien, gejala mengamuk ini
dimulai ketika pasien melahirkan anak ke-4. Ketika lahir seminggu
kemudian, anak pasien di adopsi oleh sepupu pasien dari Ampana, sehingga
pasien merasa sedih dan mengamuk karena anak ke-3 pasien juga sudah
diadopsi oleh kakaknya dari Toli-toli.
ANAMNESIS
Sejak anak pasien yang ke-4 diadopsi oleh keluarganya yaitu pada
tahun 2011, perilaku pasien mulai berubah. Bermula ketika pasien pulang
dari memungut kayu di tempat sampah dekat rumahnya, pasien tiba-tiba
mengamuk dan berteriak tidak jelas sehingga keluarga menyangka bahwa
pasien kerasukan. Malamnya pasien langsung dibawa ke dukun, dan menurut
dukun yang mengobati, pasien kerasukan karena pikiran kosong akibat dari
memikirkan anak ke-4, sehingga setan bisa menguasai pikiran pasien.
ANAMNESIS
Setelah diobati, tidak ada perubahan yang berarti
pada pasien. Pasien juga merasa sudah sembuh dari
kerasukan sehingga ketika pasien mau dibawa ke
Puskesmas Sangurara untuk di periksa di Poli Jiwa, pasien
menolaknya dengan alasan bahwa pasien tidak gila dan
tidak mau dibawa ke RS Madani Palu..
R/ Gangguan Sekarang
Hendaya / Disfungsi
Hendaya Sosial : (+)
Hendaya Pekerjaan : (-)
Hendaya Waktu Senggang : (+)
Penampilan
Tampak sesuai umur, memakai kaos putih, jaket biru dan celana pendek coklat, perawakan
kurang bersih, dan kurang rapi.
Kesadaran
Compos mentis
Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Tampak Tenang
Pembicaraan
Spontan, intonasi biasa, menjawab sesuai dengan pertanyaan, dapat dimengerti
Sikap Terhadap Pemeriksa
Kooperatif
Keadaan Afektif, Perasaan
Dan Empati
Mood : Eutimia
Afek : Luas
Keserasian : Tidak serasi
Empati : Tidak dapat dirabarasakan
Keadaan Afektif, Perasaan
Dan Empati
Taraf Pendidikan Daya ingat Konsentrasi dan perhatian
Konsentrasi baik
Sesuai taraf Jangka panjang : Kurang
pendidikannya. Jangka pendek : baik Pikiran abstrak
Jangka segera : baik baik
Orientasi
Waktu : baik Bakat kreatif
Tempat : baik -
Orang : baik Kemampuan menolong diri
sendiri
ADL baik
Keadaan Afektif, Perasaan
Dan Empati
Gangguan Persepsi Proses Berfikir
Pengendalian Impuls
Baik
Daya Nilai
Norma sosial : Kurang
Uji daya nilai : Kurang
Penilaian realitas : Terganggu
Keadaan Afektif, Perasaan
Dan Empati
Tilikan (insight) :
Tilikan derajat 1 : Pasien menyangkal bahwa dirinya sakit
Status Internus :
Tanda-tanda vital
T : 110/70 mmHg
N : 80x/menit
S : 36.4 C
P : 18 x/menit.
Konjungtiva tidak anemis , sclera tidak icterus, jantung dan paru dalam
batas normal, fungsi motorik dan sensorik ke empat ekstremitas dalam
batas normal.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Neurologis :
GCS E4M6V5, pupil isokor, ukuran 3 mm, reflex cahaya +/+, reflex
cahaya tidak langsung +/+, Pemeriksaan rangsang menings kaku
kuduk : (-), kernig sign (-), reflex fisiologis (+), reflex patologis (-). Fungsi
kortikal luhur dalam batas normal.
Ikhtisar Penemuan Bermakna
Mengamuk
Mudah tersinggung
Bercerita sendiri
Mendengar bisikan
Melihat bayangan
Perilaku dan aktivitas psikomotor: tenang
Gangguan siklus tidur
Derajat tilikan 1
Status Fungsional ADLs Barthel
Mandi
Tidur (duduk)
Mobilisasi (Berjalan)
Berpakaian
Berdandan
BAB/BAK
Makan
Sediakan makan
Atur keuangan
Menelpon
Status Fungsional ADLs Barthel
SKOR ADLS
Skor 6
Ketergantungan Ringan
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
AKSIS DIAGNOSIS
AKSIS I Skizofrenia Tipe Paranoid (F20.0)
AKSIS II Mekanisme Defensif Maladaptif
AKSIS III Tidak ada kondisi medik umum
AKSIS IV Primary Support Group (Keluarga)
GAF Scale 80-71 : gejala sementara
AKSIS V & dapat diatasi, disabilitas ringan
dalam sosial, pekerjaan, sosial, dll
DIAGNOSA KLINIS
IDENTIFIKASI MASALAH
Rumah tetangga
Rumah tetangga dapur Kamar Ny.B
r. Keluarga
dapur
Rumah tetangga
Pekarangan
rumah r.tamu warung
Kamar anak
Lorong
Rumah tetangga
Rumah tetangga Rumah tetangga Rumah tetangga
JALAN MENUJU RUMAH NY.B
TAMPAK DEPAN
Plafon rumah
ditutupi kain
Pintu ke
ruang tamu
RUANG TAMU
Pintu samping
Jendela uk.120x120
Tempat piring
Sehat Purnama
FUNGSI HOLISTIK
Kasih sayang Penumbuhan rasa kasih sayang sudah cukup baik karena adanya
Ya
(Affection) keakraban di antara anggota keluarga.
Disfungsi Keluarga
Sedang
FUNGSI PATOLOGIS KELUARGA
Religius Keluarga ini tidak melakukan shalat lima waktu. Pasien jarang mengikuti pengajian. +
Ekonomi Pendapatan keluarga rendah dan tidak tetap (<100.000 200.000 per bulan). Sehingga +
kebutuhan primer sulit dipenuhi
Pendidikan Tingkat pendidikan tergolong rendah. +
Pengetahuan Pengetahuan pasien tentang hubungan pola hidup dan penyakitnya masih kurang. +
Medical Bila ada anggota keluarga yang sakit segera dibawa ke PKM. Keluarga menggunakan -
jaminan kesehatan
DIAGNOSIS KELUARGA
DIAGNOSIS
KELUARGA
Pasien menyangkal
Kurangnya pengetahuan Dukungan Keluarga
bahwa pasien
pasien tentang untuk kesehatan pasien
mengalami gangguan
kesehatan jiwa kurang
kejiwaan 63
Daftar Masalah, Rencana &
Tindakan Intervensi
No. Masalah Rencana Tindakan Intervensi
1. Kurangnya pengetahuan pasien dan Edukasi tentang kesehatan -Memberikan informasi tentang
keluarga tentang penyakit yang jiwa kesehatan jiwa dan cara
sementara di derita, pasien menyangkal meminimalisir gejala dari pola hidup,
bahwa pasien mengalami gangguan -Pengertian, gejala klinis, terapi, dan
kejiwaan dampak jangka pendek & jangka
panjang akibat dari gangguan
kejiwaan
2. Pasien tidak melaksanakan kewajiban Edukasi tentang kewajiban -Memberikan penyuluhan tentang
sholat 5 waktu dan jarang mengikuti sholat bagi setiap muslim, tata cara sholat yg benar, manfaat,
pengajian. manfaat sholat individu & serta kaitannya dengan kehidupan
keluarga dalam kehidupan. setiap manusia.
Daftar Masalah, Rencana &
Tindakan Intervensi
Manajemen komperhensif
Promotif - Meningkatkan pengetahuan pasien mengenai penyakit gangguan kejiwaan yang diderita pasien, menu
makanan sehat bergizi dan seimbang, serta pengolahan dan penyimpanan makanan yg baik dan benar.
- Menjelaskan tentang bahaya merokok dan pentingnya menjaga kebersihan tubuh
dialami pasien.
Bermula ketika anak ke-3 pasien diadopsi, kemudian diikuti dengan di adposinya anak ke-4
Fungsi Patologis : Adanya masalah pada faktor ekonomi, pendidikan, pengetahuan dan religius