Anda di halaman 1dari 17

Oleh

Aqlima Adawiya ( 1402119450 )


Nur Haminati (1402118031 )
Undang-undang Nomor 7 tahun
1996
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari
sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang
tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan
atau minuman bagi konsumsi manusia.
Termasuk didalamnya adalah tambahan bahan
pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang
digunakan dalam penyiapan, pengolahan, dan atau
pembuatan makanan atau minuman.
Indonesia dengan jumlah penduduk 255.461,7 juta jiwa
(bps, 2015) dan laju pertumbuhan penduduk sebesar
1,385 setiap tahunnya ; aspek berkaitan dengan pangan
sangat sensitive
Aspek tersebut: keterjaminan pangan, stabilitas
ekonomi, pendidikan, lapangan pekerjaan, bahkan
politik.
David Nelson(1996) ; Shortage of food can lead to
civil of war; kerusuhan 14 Mei 1998
Ketahanan Pangan
Timmer (1996) melalui pembuktian empriris
membuktikan bahwa tidak ada satu negara pun dapat
mempertahankan proses pertumbuhan ekonomi
tanpa lebih dulu memecahkan masalah ketahanan
pangan
Menurut Undang-undang Nomor 7 tahun 1996
ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya
pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari
tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun
mutunya, aman, merata, dan terjangkau.
Kebijakan Pangan
Penting bagi setiap pemimpin untuk memiliki solusi
efektif menangani masalah-masalah berkaitan dengan
pertanian dan pangan
Kebijakan pangan : suatu wilayah kebijakan
publik khusus menangani masalah bagaimana
makanan diproduksi, diproses, didistribusikan, dan
diperjualbelikan
Kebijakan Pangan Era SBY (2004-
2009)
Mengubah BBKP ( Badan Bimas Ketahanan Pangan)
menjadi BKP ( Badan Ketahanan Pangan) akhir 2005.
Melalui BKP merumuskan kebijakan pangan seperti
perubahan konsep harga dasar menjadi Harga Dasar
Pemerintah, kemudian menjadi Harga Pembelian
Pemerintah yang ditetapkan setiap tahun menyesuaikan
dengan kondisi tahun ke tahunnya.
Program aksi diversifikasi pangan melalui upaya
penyusunan rencana aksi diversifikasi pangan,
pemberian makanan tambahan pada anak Sekolah Dasar
(PMT-AS),
diversifikasi pangan berbasis jagung,
penerbitan PP No.68 th 2002 tentang ketahanan pangan
pengkajian kemandirian pangan dan ekspor impor pangan
guna menghasilkan kebijakan yang dapat mendukung
kemandirian pangan;
penyusunan kebijakan penggunaan dan perdagangan gula
kristal mentah pada tahun 2004 guna membatasi
peredaran raw sugar impor di pasar dalam negeri;
dan penyusunan Rancangan Peraturan Presiden tentang
kebijakan percepatan penganekaragaman konsumsi
pangan.
Revitalisasi pertanian yang dicanangkan 11 Juni 2005
(Pikiran rakyat, 2005)
Revitalisasi pertanian berarti menyegarkan kembali
vitalitas; memberdayakan kemampuan dan meningkatkan
kinerja pertanian dalam pembangunan nasional dengan
tidak mengabaikan sektor lain
Tabel 1. Produksi padi, jumlah penduduk, dan produksi padi per kapita 2004-2009 (BPS, 2009)
Tahun Produksi Padi Jumlah penduduk Produksi padi per
(ton) (000 jiwa) kapita (kg/jiwa)

2004 54.088.468 216.415 249,93


2005 54.151.097 219.852 246,31
2006 54.454.937 222.747 244,47
2007 57.157.435 225.642 253,31
2008 60.251.073 228.523 263,65
2009 60.931.912 231.370 263,35
Pertumbuhan 2,44 1,35 1,08
Dengan kebijakan-kebijakan yang dicanangkan SBY-JK dalam Kurun 4
tahun (2004-2008) produksi padi meningkat signifikan yaitu 11,39 %,
begitupun produksi padi 2009 ikut meningkat sebesar 1,13 %, dengan
demikian pertumbuhan produksi padi meningkat 2,278 % pertahun
dimana ini lebih besar dibandingkan periode Megawati yang hanya
tumbuh 1,79 % per tahun (BPS, 2004)
Dengan pertumbuhan penduduk yang lebih stabil dibandingkan
dengan masa pemerintahan sebelumnya yaitu 1,35 persen per tahun,
produksi padi tersebut telah dapat mencukupi kebutuhan seluruh
penduduk Indonesia Hal ini ditunjukkan dari pertumbuhan produksi
per kapita yang menunjukkan peningkatan sebesar 1,08 persen setiap
tahunnya. Artinya setiap jiwa penduduk mendapatkan jatah produksi
padi yang terus meningkat 1,08 persen per tahun.
Sedangkan untuk produksi padi per kapita menunjukkan bahwa pada
tahun 2008 dan 2009, setiap penduduk mendapatkan jatah padi untuk
kemudian dijadikan beras berkisar antara 263,65 sampai dengan 263,35
kg per penduduk, dan ini lebih besar dari tahun 2004 yang hanya
249,93 kg per penduduk dan bahkan tahun 2007 yang telah mencapai
253,31 kg per penduduk.
KUKP ( Kebijakan Umum Ketahanan Pangan)2010-2014
mengacu pada RPJMN dan kesepakatan KTT Pangan
,arah kebijkakan umum pembangunan ketahanan
pangan nasional 2010-2014 adalah untuk
meningkatkan ketersediaan dan penanganan
kerawanan pangan, meningkatkan sistem distribusi
danstabilisas harga pangan dan meningkatkan
pemenuhan kebutuhan konsumsi dan keamanan
pangan (KUKP)
Untuk mendukung KUKP SBY Boediono
mengeluarkan kebijakan operasional yang utama
adalah ketersediaan pangan,
Butir-butir penting kebijakan ketahanan pangan SBY -Boediono

1) Meningkatkan ketersediaan pangan melalui ;


a) Menata pertanahan dan tata ruang wilayah yang
dipergunakan sebagai wilayah pertanian untuk
menghasilkan komoditi pangan berdasarkan UU
No5/1960 tentang pokok agraria, dan UU No.26/2007
tentang lahan pertanian pangan berkelanjutan
b) Antisipasi perubahan iklim
c) Meningkatkan produksi domestik ; subsidi pemasaran,
subsidi modal, peningkatan pembiayaan kelembagaan
petani/nelayan untuk mengatasi hambatan
petani/nelayan terhadap akses modal
d) Akselerasi adopsi teknologi; perakitan dan peningkatan
teknologi untuk hasilkan varietas unggul
2) Mengembangkan sistem distribusi pangan
pengembangan teknologi pengolahan dan penyimpanan
produk hasil panen agar tahan lama dan tidak cepat
rusak
pembangunan dan rehabilitasi sarana dan prasarana
distribusi sepert jalan, jembatan, pelabuhan, tempat
pendaratan, serta sistem angkutan umum yang
menjangkau daerah-daerah terpencil
Penghapusan retribusi produk pertanian
Pemberian subsidi transportasi bagi daerah sangat rawan
dan terpencil
Mengembangkan cadangan pangan pemerintah daerah
dan masyarakat
Menjaga keterjangkauan dan stabilitas harga pangan, dll
3)Meningkatkan kualitas konsumsi pangan melalui
peningkatan diversifikasi konsumsi pangan dan gizi
seimbang meliputi peningkatan pengetahuan dan
kesadaran pangan dan gizi, keterampilan mengelola
pangan dan konsumsi dengan gizi seimbang, sanitasi dan
keamanan bidang pangan, dan sumber daya keluarga
untuk meningkatkan gizi
Mendorong perilaku konsumsi pangan yang dapat
dilakukan melalu sosialisasi dan promosi
Meningkatkan pembinaan dan pengawasan keamanan
pangan
Memfasilitasi pengembangan industri pangan Usaha Kecil
dan Menengah (UKM) difokuskan pada UKM yang
memiliki karakteristik yaitu berbasis sumberdaya lokal
4. Membangun Sistem Pendukung Ketahanan Pangan
yang Kondusif melalui;
Meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta
dalam pembangunan ketahanan pangan.
Mendorong adanya kebijakan makro dan perdagangan
yang kondusif yaitu melalui ; Kebijakan Fiskal yang
Memberikan Insentif bagi Usaha Pertanian
(peringanan pajak), Alokasii APBN dan APBD yang
memadai untuk Pengembangan Sektor Pertanian dan
Pangan, dll\
Menguatkan kelembagaan ketahanan pangan dan
koordinasi antar daerah
dll
Tabel 2. Produksi padi 2010-2014 ( juta ton)
Tahun 2010 2011 2012 2013 2014
Produks 66,47 65,76 69,06 71,28 70,61
i

Dari data dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan


produksi padi pada tahun 2010 2014 semakin
melambat, meskipun tumbuh drastis sebesar 5,538
juta ton atau 9,09 % pada tahun 2010 namun kembali
mengalami penurunan pada tahun 2011, dan hal ini
berfluktuaktif hingga tahun 2014 dengan angka
pertumbuhan yang hanya 5,02% dan 2013 3,21% .
dengan rata-rata laju pertumbuhan penduduk tahun
2010-2015 sebesar 1,38 %(BPS, 2017)
Kedaulatan Pangan ; Jokowi

Berangkat dari keseriusan Joko Widodo untuk mengembangkan


sector pertanian dilandasi oleh kesadarannya bahwa bagi
Indonesia sebenarnya pertanian adalah sector kunci
Keseriusan Jokowi dapat dilihat dalam sejumlah rencana besar
atau kebijakan penting, termasuk menargetkan swasembada
pangan, terutama beras, jagung, kedelai, gula, dan daging sapi
terwujud dalam kurun waktu tiga tahun atau paling lambat
hingga tahun 2019
Untuk mencapai swasembada pangan dan juga untuk
menumbuhkan pusat ekonomi baru berbasis pertanian
termasuk perkebunan, pemerintah akan membuka lahan
pertanian termasuk perkebunan, pemerintah akan membuka
lahan pertanian seluas 9 juta hektar terutama di kawasan
perbatasan (Tulus, 2015)
Seriuskah Pemerintah?
Adanya sejumlah fakta yang memberikan indikasi
ternyata pemerintah belum serius dalam
mengembangkan atau merevitalisasi sektor pertanian.
Data BI, yang dikutip dari Kompas, Kamis 2015
menunjukkan bahwa sektor pertanian masih
mendapat porsi kredit perbankan lebih kecil
dibandingkan sektor-sektor lain yang mendapat porsi
besar, yakni pertanian sebesar 10,943% sedangkan dua
sektor besar lainnya perdagangan ( 27,504%), dan
Konstruksi (13,274%).

Anda mungkin juga menyukai