Anda di halaman 1dari 36

LEPTOSPIROSIS

I Nengah Kerta Besung


Penyakit menular ini adalah penyakit hewan yang
dapat menjangkiti manusia; termasuk penyakit
zoonosis yang paling sering di dunia.
Penyakit ini menyerang hampir semua mamalia dan
memiliki berbagai efek klinis dari yang ringan , infeksi
subklinis kegagalan multi- organ dan kematian .

Leptospirosis juga dikenal dengan nama flood fever atau


demam banjir karena memang muncul karena banjir.

Di beberapa negara leptospirosis dikenal dengan nama


demam icterohemorrhagic, penyakit Stuttgart,
penyakit Weil, demam canicola, penyakit swineherd,
demam rawa atau demam lumpur.
Penyakit ini pertama kali dijelaskan oleh
Larrey pada tahun 1812 saat pasukan
Napoleon mengepung Kairo . Pada awalnya
diyakini sebagai wabah tetapi tidak menular .
Di akhir abad ke-19 , penyakit ini dikenal di
Eropa sebagai tifus empedu .
Sekitar 100 tahun yang lalu, Adolph Weil
menerbitkan makalah yang menggambarkan
bentuk infeksi paling parah yang dikenal
penyakit Weil .
Etiologi
disebabkan bakteri patogen berbentuk spiral
genus Leptospira, famili leptospiraceae dan ordo
spirochaetales.
Spiroseta berbentuk bergulung-gulung tipis, motil,
obligat, dan berkembang pelan.

Genus Leptospira terdiri dari 2 spesies yaitu


L interrogans yang patogen (218 serovars )
L biflexa bersifat saprofitik (60 serovars).

Leptospira interrogans dengan berbagai serotype


(sifat antigenik berdasarkan amplop poli sakarida),
pewarnaan khusus seperti impregnasi perak
Temuan DNA dapat diidentifikasi 7 species patogen pada lebih 250
varian serologi (serovars).

Menginfeksi tikus, babi, anjing, kucing, rakun, lembu, dan mamalia


lainnya.

Hewan peliharaan yang paling berisiko adalah kambing dan sapi.


Reservoar utamanya di seluruh dunia adalah binatang pengerat dan
tikus.

Berberapa serovar dikaitkan dengan beberapa binatang, L pomona and L


interrogans terdapat pada lembu dan babi, L grippotyphosa pada
lembu, domba, kambing, dan tikus, L ballum dan L.
icterohaemorrhagiae sering dikaitkan dengan tikus dan L canicola
dikaitkan dengan anjing.

Beberapa serotipe penting lainnya adalah L.autumnalis, L.hebdomidis,


dan L.australis.

Penularan penyakit ini bisa melalui tikus, babi, sapi, kambing, kuda,
anjing, serangga, burung, landak, kelelawar dan tupai.
Common Maintenance Hosts of the Pathogenic Leptospires
Associated with Disease in Domestic Animals in the USA and
Canada
Leptospiral Serovar Maintenance Hosts

Canicola Dogs

Pomona Pigs, cattle, opossums,


skunks
Grippotyphosa Raccoons, muskrats

Hardjo Cattle

Icterohaemorrhagiae Rats

Bratislava Pigs, mice (?), horses (?)


Angka kejadian penyakit Leptospira sulit diketahui.
Kasus leptospirosis umumnya underdiagnosed,
unreported dan underreported karena beberapa kasus
asimtomatis atau bergejala ringan,self limited, salah
diagnosis dan nonfatal.
Epidemiologi dan Penularan
Tikus & anjing faktor penular :
Hewan liar : kelelawar, serigala dan jakal
Babi, lembu, kuda, kambing
urine
Pada air & lumpur pH serasi (7) tahan berbulan-bulan

Konjunktiva mulut hidung, luka, kulit lunak

Leptospira menembus membran mukosa atau kulit yang rusak. Setelah masa
inkubasi (4-20 hari) leptospira beredar di dalam darah dan bereplikasi dalam
banyak jaringan termasuk hati, ginjal , paru-paru , saluran kelamin , dan CNS
selama 7-10 hari. Selama periode bakteremia dan kolonisasi jaringan, terjadi
tanda-tanda klinis leptospirosis akut, yang bervariasi tergantung serovar dan
host. Antibodi dapat dideteksi dalam serum segera setelah leptospiremia yang
akan membersihkan leptospira dari darah dan sebagian besar organ. Tanda-
tanda klinis leptospirosis akut menurun, pemulihan organ memerlukan
beberapa waktu untuk kembali ke fungsi normal .
Patogenesa Penyakit
Bakteremia ini dapat merusak pembuluh darah
dan melisiskan darah.
Enzim lipase : merusak membran sel darah dan sel
endotel berakibat pendarahan multi organ.
Lisisnya sel darah merah membuat hati meningkatkan
kerjanya
Ikhterus hepatik : rusaknya sel-sel hati dan
ikhterus post-hepatik karena
tersumbatnya duktus choledukus oleh bakteri
tersebut dan reruntuhan sel dinding duktus.
Umumnya leptospira dapat dieliminasi dari
sebagian besar organ oleh antibodi yang
diproduksi tubuh.
Di ginjal kuman akan migrasi ke interstitium, tubulus
renal, dan tubular lumen menyebabkan nefritis
interstitial dan nekrosis tubular (endotoksin).
Gagal ginjal biasanya karena kerusakan tubulus,
hipovolemia karena dehidrasi dan peningkatan
permeabilitas kapiler (hemolisin).
Gangguan hati berupa nekrosis sentrilobular dengan
proliferasi sel Kupffer menyebabkan ikterus.
Leptospira juga dapat menginvasi otot skeletal
menyebabkan edema, vakuolisasi miofibril, dan
nekrosis fokal.
Gangguan sirkulasi mikro muskular dan peningkatan
permeabilitas kapiler dapat menyebabkan kebocoran
cairan dan hipovolemi sirkulasi. Gangguan paru
adalah mekanisme sekunder kerusakan alveolar and
vaskular interstitial yang mengakibatkan hemoptu.
Penyakit sangat ringan berat (fatal) keluron 5 bulan ke
atas (janin mati)
KLINIS
Manusia

Penyebabnya L. Ichterohaemorrhagiae sangat berbahaya


Tapi penyebab lain : L gripotyphosa, L. batavia, L. pirogenes, L canicola, dan
serovar yang lain.

Tanda :
Infeksi leptospirosis mempunyai manifestasi yang sangat bervariasi dan kadang
asimtomatis, sehingga sering terjadi misdiagnosis.
Hampir 15-40% penderita terpapar infeksi tidak bergejala tetapi serologis positif.
Masa inkubasi 7-12 hari dengan rentang 2-20 hari. Sekitar 90% penderita ikterus
ringan, 5-10% ikterus berat yang sering dikenal sebagai penyakit Weil

Demam tinggi, nyeri otot, konjunktiva kemerahan, ikhterus, meningitis mati

Mortalitas / Morbiditas
Tingkat kematian pada leptospirosis berat berkisar dari 5-40 % .
Kebanyakan bentuk ringan atau subklinis 90 %.
Orang tua dan penurunan fungsi imun berisiko tertinggi berdampak kematian .
Perjalanan penyakit leptospira terdiri dari 2 fase, yaitu fase septisemia
dan fase imun. Pada periode peralihan fase selama 1-3 hari kondisi
penderita membaik.

Fase awal (fase septisemik atau fase leptospiremik)


Bakteri dapat diisolasi dari darah, cairan serebrospinal dan sebagian
besar jaringan tubuh.

Fase awal sekitar 4-7 hari, ditandai gejala nonspesifik seperti flu
dengan beberapa variasinya.

Manifestasi klinisnya demam, menggigil, lemah dan nyeri terutama


tulang rusuk, punggung dan perut. Gejala lain adalah sakit
tenggorokan, batuk, nyeri dada, muntah darah, ruam, nyeri kepala
frontal, fotofobia, gangguan mental, dan meningitis. Pemeriksaan
fisik sering mendapatkan demam sekitar 40oC disertai takikardi.
Subconjunctival suffusion, injeksi faring, splenomegali,
hepatomegali, ikterus ringan, kelemahan otot, dan manifestasi kulit
berbentuk eritematus, dan urticari
Fase ke dua sering disebut fase imun atau leptospirurik karena
sirkulasi antibodi dapat dideteksi dengan isolasi kuman dari urine;
mungkin tidak dapat didapatkan lagi dari darah atau cairan
serebrospinalis. Fase ini terjadi pada 0-30 hari akibat respon
pertahanan tubuh terhadap infeksi. Gejala tergantung organ tubuh
yang terganggu seperti selaput otak, hati, mata atau ginjal.

Gejala umum berupa adenopati, demam, perdarahan, tanda


hipovolemia atau syok kardiogenik. Pada pemeriksaan fungsi hati
didapatkan ikterus, hepatomegali, tanda koagulopati.
Gangguan paru berupa batuk, batuk darah, dispneu, dan distres
pernapasan.
Manifestasi neurologi berupa palsi saraf kranial, penurunan kesadaran,
delirium atau gangguan mental berkepanjangan seperti depresi,
kecemasan, iritabel, psikosis, dan dementia.
Pada mata terdapat perdarahan subconjuntiva, uveitis, tanda
iridosiklitis atau korioretinitis.
Gangguan hematologi berupa peradarahan, petekie, purpura, ekimosis
dan splenomegali. Kelainan jantung ditandai gagal jantung atau
perikarditis.
Sapi
Penyebab utama L. pomona, L. hardjo
L.. gripotyphosa, L. canicola L. ichterohaemorrhagiae
Penyakit bersifat akut, sub akut dan kronik

Banyak infeksi yang subklinis, terutama yang hamil dan nonlactating.


Saat infeksi leptospiremia bersifat sering akut atau subakut
Infeksi kronis biasanya berhubungan dengan gangguan reproduksi seperti aborsi dan lahir mati .
Adanya serovar hardjo persisten akibat kolonisasi kuman dirahim dan saluran telur shg berakibat
infertilitas (peningkatan layanan per konsepsi dan interval calving berkepanjangan)
Tanda :
Akut
Demam tinggi, kelesuan, anoreksia, hemoglobinuria, ikhterus, inkoordinasi selaput lendir
pucat, pernafasan dangkal serta frekuen
Subakut
Semua gejala akut tapi lebih ringan
Keluron setelah beberapa minggu infeksi
Air susu menurun bahkan berhenti
Air susu bercampur darah dengan ambing tampak normal
Khronik
Gejalanya lebih ringan, aborsi , lahir mati, atau anak sapi lahir lemah, sapi bunting
mengeluarkan keluron. Aborsi atau lahir mati umumnya satu-satunya manifestasi infeksi
Yang umum serovar canicola dan icterohaemorrhagiae
Hewan yang terserang kadang-kadang tidak menunjukkan gejala
klinis.

Tanda-tanda klinis awal tidak spesifik : depresi , kelesuan , anoreksia


, muntah , diare , konjungtivitis , demam , dan arthralgia atau
myalgia.
Tanda-tanda spesifik adalah gangguan ginjal atau hati dengan
derajat ringan sampai sedang peningkatan BUN, kreatinin,
bilirubin dan penyakit kuning, gagal ginjal oliguri,
hiperfosfatemia, trombositopenia dan kematian. Kurang umum,
uveitis , pankreatitis , perdarahan paru , dan hepatitis kronis
diakui .
1. Serotipe Canicola yang berhubungan erat dengan
kejadian nefritis interstisialis akut
2. Serotipe icterohaemorrhagie yang berhubungan
dengan kejadian jaundice dan hemoragi.

Leptospirosis pada anjing selalu berkaitan dengan gagal


ginjal akut dan penyakit hati yang disertai dengan
jaundice.
Akut : demam, kedinginan, dan otot menjadi lemah,
muntah dan dehidrasi.
Sering suhu tubuh rendah (hipotermia) dan dapat
terjadi kematian sebelum kerusakan pada hati dan
ginjal terlihat.
Subakut : demam, muntah, nafsu makan menurun,
dehidrasi, dan rasa haus yang meningkat.
Anjing akan menjadi kurang. Gangguan pada organ
hati akan menimbulkan warna kuning pada kulit dan
selaput lendir (ikterus) setelah infeksi berjalan
selama 2-3 minggu.
Kronik atau tanpa gejala (subklinik) tidak memperlihatkan
gejala yang signifikan. Bakteri akan berada dalam
urin selama berbulan-bulan bahkan sampai
tahunan.
Leptospirosis pada Kuda
serovars pomona dan Grippotyphosa adalah
penyebab paling umum
Antibodi terhadap serovar Bratislava sering
dilaporkan di Amerika Serikat, dan di Eropa
Kuda dianggap host carrier. Leptospirosis klinis
pada kuda paling sering dikaitkan dengan aborsi ,
penyakit sistemik pada anak kuda , dan uveitis
berulang .
Leptospirosis menyebabkan aborsi sekitar 2-4 %
per tahun.
Aborsi biasanya terjadi 1-3 minggu setelah infeksi
Tanda Klinis umumnya ringan : demam , anoreksia
, depresi , dan dalam kasus yang jarang terjadi
ikterus .
Leptospiral serovar pomona dan bratislava
adalah penyebab paling umum dan kadang2
serovars Grippotyphosa, icterohaemorrhagiae,
dan Canico
Aborsi yang terjadi 2-4 minggu adalah
manifestasi paling umum dari Leptospirosis
pada babi. Babi akan mati atau lemah dan bisa
meninggal segera setelah lahir.
Patologi Anatomi

Ikterus, anemia, hemoglobinuria, perdarahan sub


mukosa dan serosa.
Pada selaput lendir abomasum ada ulcer dan
perdarahan.
Ginjal membengkak, berwarna merah tua,
konsistensi padat
Sayatan merah tua.
Diagnosa
Klinis dan PA tidak pasti.
Uji laboratorium
Isolat :
Urine
paling baik karena kuman dalam urine sejak
awal penyakit sampai minggu ke tiga.
Darah, cerebrospinal fluid (CSF) tetapi rentang
peluang untuk isolasi kuman sangat pendek
Isolasi kuman leptospira dari jaringan lunak atau
cairan tubuh
Jaringan hati, otot, kulit dan mata adalah sumber
identifikasi kuman tetapi isolasi leptospira lebih
sulit dan waktu beberapa bulan.
Gambaran Darah
Gambaran pemeriksaan darah terdapat
adanya peningkatan PCV akibat dehidrasi,
leukositosis, trombositopenia, BUN dan
kreatinin yang tinggi, peningkatan enzim
hati (SGOT, SGOP, ALP), proteinuria,
isothenuria.
Pemeriksaan mikroskopis : Giemsa dan
Impregnasi perak (darah/kemih)
Serologis : serum di uji dengan slide Aglutination
Test
Biakan :
Ellinghauseris.
Air pepton 10% + serum, darah inkubasi pada
suhu 28 30oC
Telur berembrio (membrana chorioalantois)
Biologis
darah/urin (cavia/hamster)
panen ginjal pupuk
Diagnosis infeksi dengan serologis : titer antibodi > 1:800
pada saat aborsi dianggap bukti leptospirosis.
Leptospira dapat ditunjukkan dalam plasenta dan janin
dengan uji imunofluoresensi , PCR , dan imunohistokimia .
Diagnosis infeksi serovar Hardjo lebih sulit dan
membutuhkan kombinasi pendekatan. Serologi saja sering
gagal untuk mengidentifikasi hewan yang terinfeksi dengan
serovar Hardjo karena sering seronegatif.
Strategi tes diagnostik yang disarankan immunofluorescence
atau PCR dari urin diikuti pengujian serologis
Pengobatan

Oksitertrasiklin
Streptomisin (begitu gejala klinis tampak)

Streptomisin
(eliminasi kuman di ginjal)
Penisilin G (Ampisilin)
Eritromisin
(Sepsis)
Doksisiklin oral
Penelitian terakhir menunjukkan sefalosporin sama efektifnya dengan
doksisiklin dan penisilin pada fase akut. Amoksisilin adalah terapi
alternatif.
Injeksi oxytetracycline long-acting (20 mg / kg) dan telah terbukti
efektif pada sapi yang terinfeksi dengan serovar hardjo
Hewan sembuh dapat sebagai karier
Pengendalian
Pengobatan : tetracycline, oxytetracycline, ceftiofur, tilmicosin,
tulathromycin, eritromisin, Tiamulin , dan tylosin
Injeksi oxytetracycline long-acting (20 mg / kg) dan telah terbukti efektif
pada sapi yang terinfeksi dengan serovar hardjo.
Pencegahan
Vaksinasi hewan rentan (pomona dan hardjo)
Pengobatan pada pengidap
Hindarkan terhadap reservoar (babi, tikus)
Higiene sanitasi lingkungan, kontrol binatang pengerat seperti tikus harus
diperhatikan secara ketat.
Erysipelas

Sinonim : Erysipeloid, Diamond Skin Disease

Erysipelas adalah penyakit yang disebabkan


oleh bakteri Erysipelotrik rhusiopathie. Merupakan salah
satu penyakit yang sudah lama dikenal dan menyebar di
dunia.
Kuman dapat hidup lama di air, tanah, padang rumput
pakan dan karkas.
Dengan berbagai desinfektan seperti phenol 0,2 %, sodium
azide 0,1 % crystal violet 0,001 % masih tetap hidup, Bersifat
zoonosis
Erysipelotrik rhusiopathie ini resisten terhadap
beberapa antiseptik seperti aldehide, phenol,
hydrogen peroksida dan alcohol, tetapi dapat rusak
oleh hipoklorit. Bakteri ini sangat sensitif terhadap
penicillin, kurang sensitif terhadap tetrasiklin dan
streptomisin tetapi tidak sensitive terhadap
sulfonamide

Batang pendek (2,5 m x 0,3 m),


Gram positif, non motil, koloni bersifat alpha
hemolitik pada agar darah, memproduksi asam dan
gas pada glukosa, galaktosa, fruktosa dan laktosa.
Tanpa spora.
Organism ada dalam jangka waktu yang lama di
tonsil babi sehat dan menyebar melalui kontak
langsung
Outbreaks biasanya terjadi pada musim panas
Umur yang terserang dari 3 bulan sampai 3 tahun

Hewan terinfeksi melalui oral atau per kutan atau


sering tidak jelas.
Organisme dikeluarkan melalui feses, urin, dan
muntahan hewan sakit dan dapat ditemukan pada
tonsil dan saluran pencernaan babi sehat.
Gejala Klinis
Masa inkubasi penyakit ini pada babi berkisar
antara 1-7 hari.
Secara Klinis ada bentuk
Akut: anorexia, pyrexia (demam), kadang-kadang
muntah dan kematian yang cepat. pada kulit
terlihat hyperaemia, biasanya mulai dari daun
telinga, kemudian menyebar ke bagian ventral
kepala, leher, abdomen dan inguinalis. Pada
beberapa kasus lesi pada kulit ini berbentuk segi
empat jajaran genjang sehingga sering disebut
diamond skin disease (Ressang, 1984).
Pada bagian bahu atau sekitar perut mengalami
luka kecil berwarna merah keunguan yang bila
diraba terasa keras.
Mendengkur, karena hidungnya bengkak.
Babi suka menyendiri dan berbaring, bila didekati
akan pindah sambil teriak kesakitan.
Saat berjalan, kaki tampak kaku , terhuyung
huyung bahkan bisa sampai lumpuh.
Kronis: ditandai dengan gejala akut, subakut atau tersendiri.
Biasanya menyebabkan Endokarditis dan arthritis.
Bentuk kronis ditandai oleh adanya arthritis. Pada awalnya
persendian membengkak dan pergerakan menjadi kesakitan,
selanjutnya berkembang menjadi ankylosis.
Terjadi endokarditis disertai dengan kekurusan secara cepat
serta kematian secara tiba-tiba
Arthritis terjadi dikarenakan adanya produksi antibodi yang
berlebihan
Endokarditis terjadi karena bakteri mengendap pada katup
jantung dan berkembangbiak pada katup tersebut, sehingga
menghasilkan lesi seperti bunga kol
Manusia

infeksi umumnya terjadi umumnya terjadi melalui kulit,


melalui luka, lecet dan tertusuk duri. Sering
menyerang pekerja pengolahan ikan dan juga dokter
hewan.

Masa inkubasi 1-14 hari, ditandai dengan rasa sakit


yang sangat pada tempat masuknya bakteri, biasanya
ujung jari. Terjadi sellulitis di bagian perifer. Sellulitis
biasanya terbatas pada tangan, dapat mencapai
lengan dan menyebabkan arthritis pada sendi. Dapat
terjadi komplikasi yang menyebabkan bakteremia.
Diagnose

Uji Laboratorium
Biakan kuman dengan inkubasi CO2 selama 3 hari
Uji Serologis (ELISA)
Amoxicilin, Ampicilin, Colistin, Enrofloxacin,
Erytromycin, Flumequin, Gentamycin, Neomycin,
Penicillin, Streptomycin, Sulfadiazine/Trimetoprim,
Sulfametoxazol/Trimetoprim, Synulox, Tetracyclin dan
Thiamulin jenis obat yang telah disebutkan diatas dapat
dipilih sesuai dengan kondisi pasien

Anda mungkin juga menyukai