Anda di halaman 1dari 21

Prinsip Keamanan Obat yang perlu diwaspadai (High

Alert)dalam
Penerapan Patient Safety
kel 2
Dhiafa nur shabrina Haniyah rahmah
Faiz dwi bimantara Inne ramawati
Fathia alamanda Intan putry utamy
Fitri apriyani Jihan hanifah
Friska rosmaida Julia karlina
Ghora wahyu prawitasari Krismita cahyani
Gita herni septa
II REGULER B
KONSEP DASAR

Obat yang Perlu Diwaspadai (High-Alert Medications)


merupakan obat yang persentasinya tinggi dalam
menyebabkan terjadinya kesalahan / error dan / atau
kejadian sentinel (sentinel event), obat yang berisiko
tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan
(adverse outcome) termasuk obat-obat yang tampak
mirip (Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip / NORUM,
atau Look-Alike Sound-Alike / LASA), termasuk pula
elektrolit konsentrasi tinggi.
TUJUAN

Memberikan pedoman dalam manajemen dan


pemberian obat yang perlu diwaspadai (high-alert
medications) sesuai standar pelayanan farmasi dan
keselamatan pasien rumah sakit.
Meningkatkan keselamatan pasien rumah sakit
Mencegah terjadinya sentinel event atau adverse
outcome
Mencegah terjadinya kesalahan / error dalam
pelayanan obat yang perlu diwaspadai kepada pasien
Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
PEMBERIAN LABEL

Label untuk obat yang perlu diwaspadai dapat dibedakan


menjadi dua jenis :
HIGH ALERT untuk elektrolit konsentrasi tinggi, jenis injeksi
atau infus tertentu, mis. Heparin, Insulin, dll.
Penandaan obat High Alert dilakukan dengan stiker High
Alert Double Check pada obat.
LASA untuk obat-obat yang termasuk kelompok LASA /
NORUM
Obat kategori Look Alike Sound Alike (LASA) diberikan
penanda dengan stiker LASA pada tempat penyimpanan obat.
Apabila obat dikemas dalam paket untuk kebutuhan pasien,
maka diberikan tanda LASA pada kemasan primer obat.
Penyiapan Obat yang Perlu Diwaspadai (High Alert)
di Ruang Perawatan

Penyiapan dan pemberian obat kepada pasien yang perlu


diwaspadai termasuk elektrolit konsentrasi tinggi harus
memperhatikan kaidah berikut :
Setiap pemberian obat menerapkan PRINSIP 7 BENAR
Pemberian elektrolit pekat harus dengan pengenceran dan
penggunaan label khusus.
Pastikan pengenceran dan pencampuran obat dilakukan oleh
orang yang berkompeten.
Pisahkan atau beri jarak penyimpanan obat dengan kategori LASA.
Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi di meja dekat
pasien tanpa pengawasan.
Biasakan mengeja nama obat dengan kategori obat LASA /
NORUM (Look Alike Sound Alike = Nama Obat RUpa Mirip), saat
memberi / menerima instruksi.
Obat yang perlu diwaspadai dapat dibedakan menjadi 3,
yaitu :

a. Kelompok obat yang memiliki rupa mirip (Look-Alike)


SEDIAAN PADAT ( TAB, CAP, SEDIAAN CAIR (SYR, SUSP, SEDIAAN INJEKSI
SERBUK, SUPP ) DRY SYR) CEFTRIAXON = CEFOTAXIM
KETOSTERIL = KSR VECTRIN = VOMETA LASIX = NOVALGIN
LETONAL 25 = LETONAL BISOLVON KIDS = BISOLVON BRAINACT 250 INJ =
100 ELIXIR BRAINACT 500 INJ
VOMETA = RHINOFED RHINOFED SYR = RHINOS JR

SEDIAAN TETES STERIL ( SEDIAAN SEMI PADAT ( SEDIAAN CAIRAN


TETES MATA/TELINGA) CREAM/GEL/SALEP) AMINOFLUID 500 =
CENDO FENICOL 0.5 BETASON N = BETASON AMINOFLUID 1000
CENDO FENICOL 0.25 CINOLON = CINOLON N TRIOFUSIN 1000 =
CENDO XYTROL = CENDO APOLAR = APOLAR N TRIOFUSIN E 1000
POLYDEX CENDO CARPINE 2% TM =
CENDO TIMOL 0,5% TM
b. Kelompok obat yang memiliki nama mirip (Sound-Alike)

SEDIAAN PADAT ( TAB, CAP, SEDIAAN SEMI PADAT ( SEDIAAN INJEKSI


SERBUK ) CREAM/GEL/SALEP) DIGOXIN = EPIDOSIN =
DEXTAMIN =CELESTAMIN KETOCONAZOL = PARGOXIN
AMINOPHYLIN = MICONAZOL EPHEDRIN = EPHINEPRIN
AMITRIPTILIN AMINOPHYLIN INJ =
CLINDAMYCIN = KALSIUM GLUCONAS INJ
ERYTROMICYN
TRIFED = RHINOFED
ALDISA SR TAB = ALLORIS
TAB
c. Kelompok obat elektrolit konsentrasi tinggi

Kalium / Potassium Klorida (KCl) [sama dengan 25 mEq/ml


atau yang lebih pekat]
Natrium / Sodium Klorida (NaCl) [lebih pekat dari 0.9%]
Magnesium Sulfat (MgSO4) [sama dengan 50% atau lebih
pekat]
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

Setiap depo farmasi, ruang rawat, poliklinik harus memiliki


daftar obat High alert
Setiap tenaga kesehatan harus mengetahui penanganan
khusus untuk obat high alert
Prosedur peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
dilakukan mulai dari peresepan, penyimpanan, penyiapan di
farmasi dan ruang perawatan dan pemberian obat
Obat high alert disimpan ditempat terpisah, akses terbatas,
diberi label High alert
Pengecekan dengan 2 (dua) orang petugas yang berbeda
untuk menjamin kebenaran obat high alert yang digunakan
Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi di meja
dekat pasien tanpa pengawasan
Puskesmas salah kasih obat, mata gadis 19 tahun buta

Elisia Santika diberi obat tetes telinga oleh Puskesmas


Waykandis untuk keluhan sakit mata
Published 8:39 PM, February 26, 2016
BANDARLAMPUNG, Indonesia - Mata kanan Elisia
Santika, seorang gadis berumur 19 tahun di Labuhan
Dalam, Bandarlampung, Lampung mengalami kebutaan
karena salah obat di Puskesmas Way Kandis.
Kepala Dinas Kesehatan Bandarlampung Edwin Rusli
mengatakan kejadian yang dialami Elisia merupakan
kesalahan dari petugas yang membaca resep, seharusnya
diberikan obat sakit mata, tetapi yang diberikan obat
telinga. "Obat telinga dan obat mata hampir sama
tulisannya, sehingga pegawai kami salah memberikan
obat," kata Edwin pada Jumat, 25 Februari.
Lanjutan...
Dinas Kesehatan Bandarlampung telah membentuk tim
untuk menyelidiki kasus ini. Wali Kota Bandar lampung Herman
HN menyayangkan kinerja pegawai Puskesmas Way Kandis yang
dinilai kurang teliti. "Itu namanya kurang teliti, kenapa bisa
salah obat? Hal seperti ini harus ditindak tegas," kata Herman
ketika mengunjungi Elisia, Jumat.
Dalam kunjugan tersebut, Wali Kota Herman menyerahkan
bantuan uang tunai Rp 5 juta dari Wali Kota Bandarlampung
Herman HN. "Saya sudah minta Dinkes untuk menanggung
seluruh biaya pengobatan Elisia dan bila instansi itu tidak
sanggup saya akan biayai pengobatannya," kata Herman.
Samiah, 41 tahun, ibu Elisia, menuturkan semula Elisia
dalam kondisi sehat sebelum berobat ke Puskesmas
Waykandis. Namun, setelah mendapatkan obat tetes mata
dari puskesmas itu, mata sebelah kanan anaknya justru
tidak dapat melihat lagi.
"Anak saya itu ternyata ketahuan telah diberi obat tetes
telinga oleh pihak Puskesmas Waykandis sekitar sebulan
lalu," ujarnya.
Ia bercerita anaknya mengalami sakit mata saat pulang
bekerja di pasar malam. Keesokan harinya, Elisia dibawa
berobat dan diperiksa di Puskesmas Waykandis hingga
diberi obat tetes telinga.
"Saat itu, saya tidak teliti, sehingga tanpa disadari yang
diteteskan ke mata Elisia adalah obat tetes telinga, dan
ketahuannya setelah tiga kali matanya diobati dengan obat
tetes telinga," kata ibu lima anak itu. Sekarang, mata kanan
anaknya itidak bisa melihat lagi. "Memang awalnya anak
saya akan dirujuk ke RS, namun karena tidak punya biaya
terpaksa hanya diberi obat tetes yang tidak diketahui
ternyata obat tetes telinga tersebut," ujarnya.
Ayah korban, Eli Mandala, 43 tahun, mengharapkan
pihak Puskesmas Waykandis dapat mempertanggung
jawabkan kejadian tersebut. "Saya minta pihak puskesmas
mau bertanggungjawab karena akibat kesalahan itu mata
sebelah kanan anak saya tidak bisa melihat lagi," kata dia.
Ia menyatakan sebagai buruh bangunan dengan
penghasilan tidak tentu, keluarganya tak bisa berbuat apa-
apa meskipun sudah dianjurkan untuk dibawa ke rumah
sakit.
Setelah kejadian itu, Eli mengatakan, dirinya
sempat mendatangi Puskesmas Waykandis dan obat
tetes telinga diminta oleh pihak puskesmas
setempat.
"Saat itu, memang pihak puskesmas sudah
merujuk ke RS Imanuel namun karena sudah tutup
sehingga dilanjutkan ke RS Graha Husada, tapi
karena tidak memiliki biaya kami tak bisa
melanjutkan pengobatan anak saya ini," ujarnya. Dia
juga berharap selain pihak puskesmas, pemerintah
setempat juga dapat memberikan bantuan agar
anaknya bisa mendapatkan perawatan, sehingga
dapat melihat lagi seperti sediakala. - dengan
laporan Antara/Rappler.com
Pembahasan
1. Apa masalah yang dapat ditemukan pada kasus di atas?
Masalah yang ditemukan pada kasus kelompok kami
adalah Kebutaan pada gadis 19 thn akibat dari kesalahan
pemberian obat oleh petugas.
2. Apa yang menjadi penyebab masalah kasus tersebut
terjadi?
kesalahan pemberian obat akibat dari lalainya petugas
dalam membaca resep,Seharusnya yang diberikan adalah
obat tetes mata tetapi petugas memberikan obat tetes
telinga.
3. Apa dampak yang dapat terjadi jika masalah terjadi?
Setelah diberikan obat tetes telinga sebanyak 3x pada
matanya pasien mengalami kebutaan.
4. Apa yang seharusnya dilakukan supaya kasus tersebut tidak
terjadi?
Seharusnya petugas teliti dalam melakukan 7 prinsip benar
pemberian obat. Yaitu benar pasien, benar obat, benar
dosis, benar waktu, benar cara/route pemberian, benar
dokumentasi, benar informasi.
5. Cari contoh-contoh obat yang memiliki Look-
Alike/Sound-Alike (LASA)!

Tetes mata dan Tetes


Telinga

Sediaan semprot
hidung untuk
dewasa dan sediaan
tetes hidung untuk
anak-anak
6. Kapan kesalahan pemberian obat high alert dapat
terjadi?
kesalahan pemberian obat high alert dapat terjadi ketika :
Tulisan yang tidak jelas
Nama obat tidak lengkap
Produk baru, masih gress, tidak banyak yang tahu
Kemasan atau label yang mirip
Penggunaan klinis yang sama
Kekuatan obat, dosis, dan frekuensi pemberian sama
7. Apa yang harus dilakukan perawat dalam mencegah
terjadinya kesalahan dalam pemberian obat high alert
terjadi?
Agar terhindar dari terjadinya kesalahan dalam
pemberian obat high alert kita sebagai perawat
seharusnya lebih teliti dan cermat. Berkolaborasi
dengan cara bertanya kepada dokter atau farmasi.
Perawat harus membaca etiket obat sebelum
memberikan kepada pasien Etiket obat harus dilengkapi
dengan :
- Tanggal resep - Nama, tanggal lahir dan nomor RM
pasien - Nama obat - Aturan pakai - Tanggal
kadaluawarsa obat.
.
Kesimpulan

Obat yang Perlu Diwaspadai (High-


AlertMedications) merupakan obat yang
memerlukan kewaspadaan tinggi, terdaftar dalam
kategori obat berisiko tinggi, dapat menyebabkan
cedera serius pada pasien jika terjadi kesalahan
dalam penggunaan
THANKYOU FOR ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai