Anda di halaman 1dari 30

DISUSUN OLEH :

A F R I YA N T I R (1113102000081)
R I D H O F L AYA L I (11141020000002)
N E H TA E S TA N I A Z (111410200000)
TA S H A A Z I Z A H U (11141020000046)
OBAT TRADISIONAL
Obat tradisional yaitu obat yang didapat dadri bahan alam (mineral, tumbuhan, atau hewan),
diolah secara sederhana berdasarkan pengalaman dan digunakan dalam pengobatan tradisional
(Syamsuni, 2005)

Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan,
bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun
temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (BPOM, 2005).
PERSYARATAN MUTU BAHAN BAKU

Sesuai dengan PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN


REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG PERSYARATAN MUTU OBAT
TRADISIONAL PASAL 3 .
Lanjutan.

PERSYARATAN
MUTU BAHAN
BAKU

Bahan Baku wajib memenuhi persyaratan mutu sebagaimana


tercantum dalam:
a. Materia Medika Indonesia; atau
b. Farmakope Herbal Indonesia.
Jika tidak terdapat persyaratan mutu dari referensi tersebut
dapat digunakan standar persyaratan farmakope negara lain
atau referensi ilmiah yang diakui.
PERSYARATAN MUTU PRODUK JADI

Sesuai dengan PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN


REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG PERSYARATAN MUTU OBAT
TRADISIONAL PASAL 4.
Produk jadi berdasarkan penggunaannya dapat berupa obat dalam atau obat luar.
Lanjutan.

sediaan Rajangan;
sediaan Serbuk Simplisia; dan
Obat Dalam sediaan lainnya yaitu Serbuk Instan, granul, serbuk Efervesen,
Pil, Kapsul, Kapsul Lunak, Tablet/Kaplet, Tablet Efervesen,
tablet hisap, Pastiles, Dodol/Jenang, Film Strip dan Cairan
Obat Dalam.

sediaan cair yaitu Cairan Obat Luar;

Obat Luar sediaan semi padat yaitu Salep, Krim; dan


sediaan padat yaitu Parem, Pilis, Tapel, Koyo/Plester, dan
Supositoria untuk wasir.
Persyaratan Produk Jadi
Obat dalam yang berupa Kapsul hanya dapat berisi Ekstrak.
Obat dalam berisi minyak harus menggunakan:
a. Kapsul Lunak; atau
b. Kapsul yang dibuat dengan teknologi khusus.

Persyaratan mutu produk jadi meliputi parameter uji organoleptik, kadar air, cemaran mikroba,
aflatoksin total, cemaran logam berat, keseragaman bobot, waktu hancur, volume terpindahkan,
pH, dan Bahan Tambahan, sesuai dengan bentuk sediaan dan penggunaannya.
Penggunaan Bahan Tambahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pemenuhan persyaratan mutu dibuktikan melalui pengujian laboratorium terakreditasi yang


independen.
PERSYARATAN MUTU OBAT DALAM
1. Rajangan yang diseduh dengan air panas sebelum digunakan

Parameter Persyaratan

Organoleptik Pengamatan dilakukan terhadap bentuk, rasa, bau dan warna.

Kadar air 10%


Cemaran mikroba Angka Lempeng Total : 10^6 koloni/g
Angka Kapang Khamir : 10^4 koloni/g
Escherichia coli : negatif/g
Salmonella spp : negatif/g
Pseudomonas aeruginosa : negatif/g
Staphylococcus aureus : negatif/g

Aflatoksin total (aflatoksin Kadar aflatoksin total (aflatoksin B1, B2, G1 dan G2) 20 g/kg
B1, B2, G1 dan G2) dengan syarat aflatoksin B1 5 g/kg.
Lanjutan (2)

1. Rajangan yang diseduh dengan air panas sebelum


digunakan
Parameter Persyaratan

Cemaran Logam Berat Pb : 10 mg/kg atau mg/L atau ppm


Cd : 0,3 mg/kg atau mg/L atau ppm
As : 5 mg/kg atau mg/L atau ppm
Hg : 0,5 mg/kg atau mg/L atau ppm
Bahan Tambahan Tidak boleh mengandung pengawet, pengharum, dan pewarna.
Penggunaan pemanis harus sesuai dengan yang diizinkan.
2. Rajangan yang direbus sebelum digunakan

Persyaratan sama dengan persyaratan Rajangan yang diseduh dengan air


panas sebelum digunakan. Hanya berbeda pada persyaratan berikut:

Parameter Persyaratan
Cemaran mikroba Angka Lempeng Total : 10^7 koloni/g
3. Serbuk Simplisia diseduh dengan air panas sebelum digunakan

Persyaratan sama dengan persyaratan Rajangan yang diseduh dengan air panas sebelum
digunakan. Hanya terdapat tambahan persyaratan berikut:

Parameter Persyaratan

Keseragaman Keseragaman bobot untuk Serbuk Simplisia.


bobot Dari 10 kemasan primer tidak lebih dari 2 kemasan yang masing-masing bobot
isinya menyimpang dari tabel dan tidak satu kemasanpun yang bobot isinya
menyimpang dua kali lipat dari tabel berikut:
Bobot rata-rata serbuk Penyimpangan terhadap bobot rata-rata
0,1 g 15%
> 0,1 - 0,5 g 10%
> 0,5 - 1,5 g 8%
> 1,5 - 6 g 7%
>6g 5%
4. Sediaan lainnya

Parameter Persyaratan

Organoleptik Pengamatan dilakukan terhadap bentuk, rasa, bau dan warna.

Kadar air Sediaan padat obat dalam mempunyai kadar air 10%, kecuali untuk Efervesen
5%.
Waktu hancur Pil : 60 menit
Kapsul : 30 menit
Kapsul Lunak : 60 menit
Tablet/kaplet tidak bersalut : 30 menit
Tablet bersalut gula : 60 menit
Tablet bersalut film : 60 menit
Tablet bersalut enterik : tidak hancur dalam waktu 120 menit dalam larutan
asam dan selanjutnya hancur 60 menit dalam larutan dapar fosfat.
Tablet Efervesen : 5 menit
Film Strip : 30 detik
Lanjutan (2)
4. Sediaan lainnya

Parameter Persyaratan

Keseragaman 1.Serbuk Instan dan serbuk Efervesen


bobot Dari 20 kemasan primer tidak lebih dari 2 kemasan yang masing-masing bobot
isinya menyimpang dari bobot isi rata-rata lebih besar dari harga yang
ditetapkan dalam kolom A dan tidak satu kemasanpun yang bobot isinya
menyimpang dari bobot isi rata-rata lebih besar dari harga yang ditetapkan
dalam kolom B, yang tertera pada daftar berikut:
Lanjutan (3)
4. Sediaan lainnya

Parameter Persyaratan

Keseragaman 2. Pil
bobot Dari 10 Pil, tidak lebih 2 Pil yang menyimpang dari tabel, dan tidak satupun yang
menyimpang dua kali lipat dari tabel berikut.
Lanjutan (4)
4. Sediaan lainnya

Parameter Persyaratan

Keseragaman 3. Kapsul dan Kapsul Lunak


bobot
Untuk Kapsul yang berisi Obat Tradisional kering:
Dari 20 Kapsul, tidak lebih dari 2 Kapsul yang masing-masing bobot isinya
menyimpang dari bobot isi rata-rata lebih besar dari 10% dan tidak satu
Kapsulpun yang bobot isinya menyimpang dari bobot isi rata-rata lebih besar
dari 25%.

Untuk Kapsul yang berisi Obat Tradisional cair:


Tidak lebih dari satu Kapsul yang masing-masing bobot isinya menyimpang dari
bobot isi rata-rata lebih besar dari 7,5% dan tidak satu Kapsul pun yang bobot
isinya menyimpang dari bobot isi rata-rata lebih besar dari 15%.
Lanjutan (5)
4. Sediaan lainnya

Parameter Persyaratan
Keseragaman 4. Tablet/Kaplet,Tablet Hisap, Pastiles,Tablet Efervesen
bobot Dari 20 Tablet/kaplet/tablet hisap/Pastiles/Tablet Efervesen, tidak lebih dari
2 Tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya
lebih besar dari pada harga yang ditetapkan dalam kolom A dan tidak satu
tabletpun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari
harga yang ditetapkan dalam kolom B, yang tertera pada daftar berikut:
Lanjutan (6)
4. Sediaan lainnya

Parameter Persyaratan

Keseragaman 5. Dodol/Jenang: Tidak dipersyaratkan


bobot
6. Film Strip
Dari 3 lembar Film Strip yang ditimbang, persentase maksimal variasi bobot tidak
lebih dari 5%.

7. Cairan Obat Dalam


Volume terpindahkan
Volume rata-rata larutan yang diperoleh dari 10 wadah tidak kurang dari 100%, dan
tidak satupun volume wadah yang kurang dari 95% dari volume yang dinyatakan pada
penandaan.
Jika dari 10 wadah yang diukur terdapat volume rata-rata kurang dari 100% dari
yang tertera pada penandaan akan tetapi tidak satupun volume wadah yang kurang
dari 95% dari volume yang tertera pada penandaan, atau terdapat tidak lebih dari
satu wadah volume kurang dari 95%, tetapi tidak kurang dari 90% dari volume yang
tertera pada penandaan, dilakukan pengujian terhadap 20 wadah tambahan.
Lanjutan (7)
4. Sediaan lainnya

Parameter Persyaratan
Keseragaman 7. Cairan Obat Dalam
bobot Volume terpindahkan
Volume rata-rata larutan yang diperoleh dari 30 wadah tidak kurang dari 100%
dari volume yang tertera pada penandaan, dan tidak lebih dari satu dari 30
wadah volume kurang dari 95%, tetapi tidak kurang dari 90% seperti yang
tertera pada penandaan.

Penentuan kadar alkohol


Dengan cara destilasi dilanjutkan dengan kromatografi gas.

Penentuan BJ dan pH seperti pada Farmakope Indonesia


Lanjutan (8)
4. Sediaan lainnya

Parameter Persyaratan
Cemaran mikroba Angka Lempeng Total : 10^4 koloni/g
Angka Kapang Khamir : 10^3 koloni/g
Escherichia coli : negatif/g
Salmonella spp : negatif/g
Shigella spp : negatif/g
Pseudomonas aeruginosa : negatif/g
Staphylococcus aureus : negatif/g
Untuk Cairan Obat Dalam satuan dihitung per mL.
Aflatoksin total (aflatoksin B1, B2, Kadar aflatoksin total (aflatoksin B1, B2, G1 dan G2) 20 g/kg dengan
G1 dan G2) syarat aflatoksin B1 5 g/kg.

Cemaran Logam Berat Pb : 10 mg/kg atau mg/L atau ppm


Cd : 0,3 mg/kg atau mg/L atau ppm
As : 5 mg/kg atau mg/L atau ppm
Hg : 0,5 mg/kg atau mg/L atau ppm
Bahan Tambahan Penggunaan pengawet, pemanis, dan pewarna. sesuai dengan yang
diizinkan.
STANDARISASI
OBAT TRADISIONAL
UNTUK OBAT LUAR
TERMASUK OBAT LUAR
1. Cairan Obat Luar adalah sediaan Obat Tradisional berupa minyak, larutan, suspensi atau emulsi,
terbuat dari Simplisia dan/atau Ekstrak dan digunakan sebagai obat luar.
2. Salep dan Krim adalah sediaan Obat Tradisional setengah padat terbuat dari Ekstrak yang larut
atau terdispersi homogen dalam dasar Salep/Krim yang sesuai dan digunakan sebagai obat luar.
3. Parem adalah sediaan padat atau cair Obat Tradisional, terbuat dari Serbuk Simplisia dan/atau
Ekstrak dan digunakan sebagai obat luar.
4. Pilis dan Tapel adalah sediaan padat Obat Tradisional, terbuat dari Serbuk Simplisia dan/atau
Ekstrak dan digunakan sebagai obat luar.
5. Koyo/Plester adalah sediaan Obat tradisional terbuat dari bahan yang dapat melekat pada kulit
dan tahan air yang dapat berisi Serbuk Simplisia dan/atau Ekstrak, digunakan sebagai obat luar
dan cara penggunaannya ditempelkan pada kulit.
OBAT LUAR
1. Sediaan Cair
Cairan Obat Luar
a. Organoleptik
Pengamatan dilakukan terhadap bentuk, bau dan warna.
b.Volume terpindahkan
Volume rata-rata larutan yang diperoleh dari 10 wadah tidak kurang dari 100%, dan tidak satupun volume
wadah yang kurang dari 95% dari volume yang dinyatakan pada penandaan.
Jika dari 10 wadah yang diukur terdapat volume rata-rata kurang dari 100% dari yang tertera pada
penandaan akan tetapi tidak ada satu wadahpun volumenya kurang dari 95% dari volume yang tertera
pada penandaan, atau terdapat tidak lebih dari satu wadah volume kurang dari 95%, tetapi tidak kurang
dari 90% dari volume yang tertera pada penandaan, dilakukan pengujian terhadap 20 wadah tambahan.
Volume rata-rata larutan yang diperoleh dari 30 wadah tidak kurang dari 100% dari volume yang tertera
pada penandaan, dan tidak lebih dari satu dari 30 wadah volume kurang dari 95%, tetapi tidak kurang dari
90% seperti yang tertera pada penandaan.
OBAT LUAR

2. Sediaan Semi Padat c. Cemaran mikroba


Salep, Krim Angka Lempeng Total
a. Organoleptik - Salep, Krim : 103 koloni/g
Pengamatan dilakukan terhadap bentuk, bau dan - Salep, Krim untuk luka : negatif/g
warna. Angka Kapang Khamir
- Salep, Krim : 102 koloni/g
b. Bahan Tambahan - Salep, Krim untuk luka : negatif/g
Penggunaan pewarna yang diizinkan tercantum Staphylococcus aureus
dalam Anak Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan ini. - Salep, Krim untuk luka : negatif/g
Pseudomonas aeruginosa
- Salep, Krim untuk luka : negatif/g
OBAT LUAR
3. Sediaan Padat d. Cemaran mikroba
Parem, Pilis, Tapel, Koyok/Plester. Angka Lempeng Total
a. Organoleptik - Parem, Pilis, Tapel, Koyok/Plester : 105
Pengamatan dilakukan terhadap bentuk, koloni/g
bau dan warna. Angka Kapang Khamir
b. Kadar Air 10% - Parem, Pilis, Tapel, Koyok/Plester : 104
c. Keseragaman bobot koloni/g
Parem, Pilis, Tapel, Koyok/Plester : e. Bahan Tambahan
Tidak dipersyaratkan Param, Pilis, Tapel
Penggunan pengawet yang diizinkan tercantum
dalam Anak Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
BAHAN TAMBAHAN
a. Pengawet b. Pemanis
Serbuk dengan Bahan Baku Simplisia tidak boleh Dapat menggunakan pemanis alami dan/atau
mengandung pengawet. pemanis lainnya.
Sediaan yang diperbolehkan mengandung pengawet Pemanis alami (natural sweetener) adalah pemanis
adalah serbuk dengan Bahan Baku Ekstrak, sediaan yang dapat ditemukan dalam bahan alam meskipun
obat dalam lainnya dan sediaan obat luar. prosesnya secara sintetik ataupun fermentasi.
Untuk Obat Tradisional yang diizinkan mengandung
lebih dari satu macam pengawet, maka perhitungan c. Pewarna
hasil bagi masing-masing bahan dengan batas
Dapat menggunakan pewarna alami dan/atau
maksimum penggunaannya jika dijumlahkan tidak
pewarna lainnya.
boleh lebih dari 1 (satu).
CONTOH BAHAN TAMBAHAN
CONTOH BAHAN TAMBAHAN
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. http://ulpk.pom.go.id/ulpk/home.php?page=faq&faq=obattradisional&id=440 diakses


pada tanggal 13 Februari 2014 pukul 18.00
Syamsuni.2005. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta.
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 12 tahun 2014 tentang
Persyaratan Mutu Obta Tradisional

Anda mungkin juga menyukai