Anda di halaman 1dari 32

Laporan Kasus:

Distosia Bahu

PUTRI MAYANG SARI ANTARIKSA


NIM. 120611018

dr.Hj Cut Elfina Zuhra, Sp.OG(K)

BAGIAN/SMF ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


RUMAH SAKIT UMUM CUT MEUTIA ACEH UTARA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2017
Latar Belakang

Distosia berarti persalinan yang sulit dan ditandai dengan


kemajuan pesalinan yang lambat.
Insiden distosia bahu meningkat seiring peningkatan berat badan
lahir.
Banyak studi untuk mengidentifikasi faktor predisposisi distosia
bahu pada pelahiran yang memerlukan manuver, lebih dari 50%
kasus terjadi tanpa faktor risiko.
Faktor risiko yang dihubungkan dengan distosia bahu banyak,
tapi kebanyakan kasus terjadi tanpa adanya peringatan.
Identitas Pasien
Nama : Ny. As
No. RM : 08.57.31
Umur : 33 tahun
Alamat : Kec. Tanah pasir
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Suku :Aceh
Pekerjaan : Petani
Tanggal masuk : 6 Juli 2017
Tanggal keluar : 9 Juli 2017
Suami
Nama : Ridwan
Umur : 35 Tahun
Pekerjaan : Petani
Anamnesis

1. Keluhan Utama :Tekanan darah tinggi


2. Keluhan Tambahan : Keluar cairan dari jalan lahir dan
perut terasa sakit.
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke RSCM pada tanggal 6 Juli 2017
Pukul 23.00 WIB dirujuk oleh bidan dengan keluhan
tekanan darah pasien tinggi. Pasien juga mengaku
keluarnya cairan dari jalan lahir disertai perut terasa sakit.
Pasien mengaku hamil 9 bulan dengan Hari Pertama Haid
Terakhir (HPHT) 5 Oktober 2016 dan Taksiran Tanggal
Partus (TTP) 12 Juli 2017.
Selama ini pasien mengaku memeriksakan kehamilannya
secara teratur ke bidan, namun mengaku tidak pernah
USG ke dokter. Pasien tidak memiliki keluhan demam,
batuk, pilek dan keputihan. Buang air kecil dan buang air
besar dalam batas normal. Riwayat darah tinggi ada sejak
sebelum hamil anak pertama. Saat dipraktek bidan pasien
sempat diberikan obat antidarah tinggi.
Pasien mengaku keluar cairan dari jalan lahir ketika
datang ke bidan pukul 19.00WIB dan dibawa ke ruang
bersalin pukul 23.20WIB saat di VT di ruang bersalin
pembukaan 4 cm, TFU 31 cm dan gerakan janin pada saat
itu dirasakan normal serta tampak pembesaran vena di
labia minor.
Pada status obstetrikus didapatkan his 3x dalam 10 menit
dengan durasi 35-40 detik dan djj 150 dpm. Pada pukul
00.30 WIB saat di VT pembukaan 6 cm dan pada pukul
03.00 WIB saat di VT pembukaan lengkap dan
direncanakan persalinan normal, dengan presentasi kepala
namun beberapa menit (lebih kurang 2-3 menit) setelah
lahir kepala, badan bayi tidak dapat keluar, lalu dilakukan
episiotomi. Bayi lahir pukul 03.15 WIB dengan jenis
kelamin laki-laki, berat lahir 3900 gram, panjang badan 45
cm. Saat lahir bayi tidak menangis, kepala dan ekstremitas
pucat, pergerakan bayi lemah, kemudian dilakukan
resusitasi bayi di ruang NICU.
Pukul 03.30 WIB plasenta lahir dengan berat 500 gram
dengan panjang tali pusat 47cm Pada eksplorasi
selanjutnya dilakukan penjahitan luka epiostomi sesuai
ruptur perineum grade III. Kemudian dilakukan
pemeriksaan Kala IV.
4. Riwayat penyakit dahulu : Riwayat HT (+), DM (-), Asma (-),
Alergi (-)
5. Riwayat penyakit keluarga : Ayah riwayat darah tinggi
6. Riwayat pemakaian obat : Captopril
7. Riwayat menstruasi
Menarche : tidak ingat
Lama : 7 Hari
Siklus : 1x sebulan
Banyak : 3x ganti pembalut dalam sehari
Dismenore : disangkal
Flour albus : disangkal
8. HPHT : 5 Oktober 2016
Taksiran persalinan : 12 Juli 2017
Riwayat Kontrasepsi : (-)
9. Riwayat seksual :
Pasien mengaku melakukan hubungan seksual dengan
suaminya
10. Riwayat Antenatal care : (+)
11. Riwayat obstetrik

No Usia anak Jenis kelamin Berat lahir Ditolong oleh kelahiran


(gram)
1 13 tahun Lk 3500 Bidan PV
2 11 tahun Lk 3300 Bidan PV
3 10 tahun PR 3200 Bidan PV
Pemeriksaan Fisik
A. Status Present
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah1 : 170/90 mmHg
Tekanan darah 2 : 120/80 mmHg
Frekuensi nadi : 92x/menit, reguler
Frekuensi nafas : 22 x/menit
Temperatur : 36,6C

Status Generalisata
a. Kulit

Warna : Sawo matang


Turgor : Cepat Kembali
Sianosis : (-)
Ikterus : (-)
Oedema : (-)
Anemia : (+)
Kepala
Rambut : Hitam, Sukar dicabut
Wajah :Tidak ditemukan kelainan, simetris
Mata : Konjunctiva pucat (-/-), sclera ikterik (-/-),
reflex cahaya langsung (+/+), reflex cahaya tidak langsung
(+/+), pupil isokor 3 mm
Telinga : Simetris, Sekret (-/-), otorhea(-/-)
Hidung : Normal, Sekret (-/-), Rhinorea (-/-)
Mulut : tidak ditemukan mulut mencong dan tidak
ada deviasi lidah
Leher
Inspeksi : Simetris, tidak terlihat benjolan
Palpasi : Pembesaran KGB (-), distensi vena jugularis (-
), massa (-)
Thorax
Paru
Inspeksi : Pergerakan dada simetris kanan dan kiri,
retraksi(-), bentuk dada normal
Palpasi :fremitus taktil normal
Perkusi :Sonor
Aukultasi :Vesikuler (+/+), Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi :Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas atas jantung di ICS II LPSD,
Kanan di ICS IV LPSD,
kiri di ICS V LMCS
Auskultasi : BJ I/II normal, bising jantung (-), Gallop (-)
Abdomen
Inspeksi :Simetris, perut membesar
Palpasi :Defans muscular (-)
Hepar : Tidak teraba
Lien : Tidak teraba
Ginjal : Ballotement (-)
Perkusi :Timpani, Shifting dullness (-)
Auskultasi :Peristaltik usus normal
Pemeriksaan leopold:
Leopold 1 : TFU 31 cm, bagian janin di fundus: presentasi bokong
Leopold 2 : Punggung kanan (puka)
Leopold 3: Teraba bagian besar, bulat, keras dan melenting (Letak
kepala)
Leopold 4 : Sejajar
Kelenjar limfe : Pemeriksaan KGB (-)
Ekstremitas : Akral dingin
Superior Inferior
kanan kiri kanan kiri
Sianosis - - - -
Oedema - - - -
Fraktur - - - -
Status Ginekologis

Inspeksi : sikatrik (-), tanda radang (-), linea


nigra (+) striae gravidarum (+) perdarahan (-)
Palpasi :fundus uteri: teraba; massa tumor :
tidak teraba; nyeri tekan (+).
Inspekulo : fluksus (-)
Pemeriksaan dalam: vulva uretra dan Ostium uteri
eksternum tidak ada kelainan, terdapat pembesaran
vena di dinding labia minor dg konsistensi lunak dan
teraba hangat.
Pemeriksaan Penunjang
Hasil Pemeriksaan Laboratorium
8-07-2017

Darah Rutin

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

Hb 12,7 12-16

LED - <20

Eritrosit 4,5 3,8-5,8

Leukosit 10,03 4-11

Hematokrit 43,1 37-47

MCV 84 76-96

MCH 27 27-32

MCHC 31,9 31-35

RDW 11,5 11,5-50

Trombosit 220 150-450


USG :Tidak dilakukan
c. Plano tes : positive (+)

Diagnosis
Multigravida G4P3A0H3 + UK 38-40 minggu + Varises
vagina+ Hipertensi kronik+ Distosia bahu

2.8 Rencana Pemeriksaan


Laboratorium : DR
USG
Terapi
Non Operatif
Infus : IVFD RL 20 gtt/i
Drip : Oxytosin 1/2 amp 20 gtt/i
Injeksi: Kalnex 1 amp/12 jam
Ketorolac 1 amp/8jam
Oral : Nifedipin 2x1
Operatif : Episiotomi
Prognosis
Quo Ad vitam : Dubia ad bonam
Quo Ad fungsionam : Dubia ad bonam
Quo Ad sanctionam : Dubia ad bonam
Follow Up
Tanggal SOAP Terapi

7-07-2017 S/ sakit perut (+) keluar cairan dari jalan lahir (+) -IVFD RL 20 gtt/i
(H +1)
0/TD= 170/90; HR= 92x/menit; -Drip oxytosin amp 20 gtt/i
RR=22x/menit T= 36,6 -Kalnex 1a/12 jam

A/ Multigravida G4P3A0 + UK 38-40 wk+varises -ketorolac 1a/8jam


vagina+ Hipertensi kronik+ Distosia bahu -Nifedipin 2x1
P/ Darah rutin dan Usg

8-07-2017 S/ nyeri di vagina (+) -IVFD RL 20 gtt/i

(H+2) O/TD= 110/70 mmHg, HR: 80x/menit, - Kalnex 1a/12jam


RR=20x/menit, T:36 -ketorolac 1a/8jam

A/HEG+Gravida 10w-12w -Ranitidine 1a/12 jam


P/USG
0/TD= 120/60; HR= 80x/menit;
RR=20x/menit

A/ Multigravida G4P3A0 + UK 38-40 wk+varises


vagina+ Hipertensi kronik+ Distosia bahu

P/ Darah rutin dan Usg


9-07- S/ nyeri ulu hati (+), sakit kepala (+), Cefadroxil 2x500mg
2017 Batuk (+),
(H+3) Asam mefenamat 3x500mg
0/TD= 110/70; HR= 72x/menit; Ranitidin 2x1 tab
RR=24x/menit,T: 36,5 C
Neurodex 1x1
A/ Multigravida G4P3A0 + UK 38-40
wk+varises vagina+ Hipertensi kronik+
Distosia bahu
P/PBJ
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

Distosia bahu merupakan suatu kegawatdaruratan


persalinan pervaginam ketika bahu fetus tidak dapat
dilahirkan oleh penolong setelah kepala fetus lahir. Definisi
lain menyebutkan bahwa distosia bahu adalah bahu yang
tidak lahir 60 detik setelah kepala lahir.
Epidemiologi
American College of Obstetrician and Gynecologist
(2002) menyatakan bahwa angka kejadian distosia bahu
bervariasi antara 0.6 1.4% dari persalinan normal
Kejadian distosia bahu meningkat seiring bertambahnya
berat badan bayi.
Faktor Risiko
Faktor risiko distosia bahu terdiri atas faktor risiko ibu,
fetus, dan proses persalinan itu sendiri.
Ibu Fetus
Anatomi pelvis abdominal atau sempit Makrosomia (taksiran berat fetus > 4000gram sampai
4500 gram)

Diabetes gestasional
Kehamilan post term Proses persalinan
Riwayat distosia bahu pada persalinan Persalinan dengan forsep atau vakum
sebelumnya

perawakan tubuh pendek Kala dua memanjang


Penambahan berat badan selama kehamilan > Fase aktif kala satu memanjang
17 Kg

Obesitas Induksi persalinan


Manifestasi klinis
Tanda khas pada distosia bahu adalah turtle sign
Bila terjadi kompresi tali pusat, bayi dapat tampak sianosis
dan mengalami bendungan.
Penilaian klinik distosia bahu ketika proses persalinan:
1. Kepala janin telah lahir namun masih erat berada di
vulva
2. Kepala bayi tidak melakukan putaran paksi luar
3. Dagu tertarik dan menekan perineum
4. Turtle sign
5. Penarikan kepala tidak berhasil melahirkan bahu yang
terperangkap di belakang symphisis.
Tata Laksana
Advance Life Support in Obstetrics Provider (ALSO), 2004
HELPERR
a. Help
b. Evaluate for episiotomy
c. Legs (Manufer McRoberts) : posisi paha ibu fleksi dan
abduksi lalu ditarik ke perut sedekat mungkin. Manuver ini
dapat digabungkan dengan tekanan suprapubik.
d. Pressure on suprapubic : Tangan penolong diletakkan
diatas abdomen ibu di area suprapubik, tepat diatas bahu
anterior fetus.

c. Enter (Manuver rotasi internal, terdiri dari manuver Rubin


dan manuver woods corkscrew)
f. Remove posterior arm (manuver Jacquemier) :
mengeluarkan lengan posterior terlebih dahulu
membutuhkan epiostomi karena tangan penolong harus
dapat masuk kedalam vagina dan mencari lengan posterior
fetus.
Roll the patient to the-all-four potitions: memposisikan ibu
bertumpu pada kedua lengan dan lutut dengan punggung
agak agak melengkung. Penolong kemudian menarik kepala
bayi untuk mengeluarkan bahu porterior dan menjadi
lebih mudah karena bantuan gravitasi
Komplikasi
Konsekuensi distosia bahu yang terjadi pada ibu berupa
perdarahan postpartum, biasanya disebabkan oleh atonia
uteri, tapi bisa juga akibat laserasi vagina dan serviks.
konsekuensi pada janin dapat berupa kecacatan pleksus
brakialis transien dimana angka kejadian dapat mencapai
dua pertiga kasus dstosia bahu, 38% bayi mengalami
fraktur klavikula, dan 17% mengalami fraktur humerus.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai