Anda di halaman 1dari 16

JURNAL PROGRAM LINIER

ALOKASI RUANG KELAS MENGGUNAKAN


PROGRAM LINIER

NAMA KELOMPOK:
A L F I AT U L F A L A K H I Y YA H
R I Z Q I DW I S E F R I DA
N ATA L I A AY U V E B R I
PENDAHULUAN
Masalah alokasi sumber daya yang langka untuk memenuhi kebutuhan
manusia yang tidak terbatas telah dan terus menjadi fenomena global yang
dihadapi manajer, administrator, pengusaha, kepala lembaga dan individu sama.
Penggunaan pemrograman linear untuk memecahkan masalah over-alokasi dan di
bawah-alokasi ruang kelas dengan referensi khusus pada Premier Perawat Training
College. Data dikumpulkan dari College pada fasilitas kelas dan jumlah siswa per
program.
Sebuah model pemrograman linier dirumuskan berdasarkan data yang
dikumpulkan untuk memaksimalkan penggunaan ruang kelas yang terbatas
dengan menggunakan model M POM-Q untuk windows berdasarkan algoritma
simpleks.
Tujuan dari penelitian ini pada "alokasi ruang kelas dengan pemrograman
linear" di Premier Perawat Training College adalah untuk mengetahui bagaimana
ruang kelas dialokasikan untuk siswa dari College berdasarkan berbagai program
dan program studi yang ditawarkan oleh siswa dan untuk mengembangkan model
pemrograman linear untuk mengalokasikan ruang kelas untuk siswa di perguruan
tinggi (College)
METODOLOGI

Data yang diperlukan untuk penelitian ini dikumpulkan dari Nurses Premier
'Training College (PNTC) Kumasi. Kuesioner dirancang untuk memperoleh data
yang diperlukan dari pengelolaan perguruan tinggi pada jumlah ruang kelas
perguruan tinggi memiliki dan kapasitas dari masing-masing kelas. Juga informasi
semacam program yang menawarkan kuliah dan jumlah siswa yang terdaftar pada
masing-masing program. Tabel 1 menggambarkan informasi pada fasilitas kelas.
Tabel 2 juga menunjukkan jumlah siswa per program.
Para siswa berjumlah delapan ratus enam puluh (860) ditugaskan ke kelas
ruang yang tersedia yaitu dua belas ruang kelas dengan ukuran yang berbeda.
Dalam suatu periode, jumlah kelas tipe 1 dapat ditugaskan tidak dapat melebihi
empat, kelas tipe 2 tidak dapat ditugaskan lebih dari tiga kali, kelas tipe 3 tidak
dapat ditugaskan lebih dari dua kali, kelas tipe 4 tidak dapat ditugaskan lebih dari
dua dan ruang tipe 5 tidak dapat dialokasikan lebih dari sekali.
Oleh karena itu kita merumuskan masalah pemrograman linear
berdasarkan informasi di atas untuk memaksimalkan penggunaan ruang kelas yang
terbatas.
TEKNIK PEMODELAN
Masalah alokasi ruang kelas dapat dianggap sebagai masalah pemrograman
linear. Ruang kelas dikategorikan ke dalam jenis menurut jumlah kursi, dan jenis
peralatan yang tersedia. Para siswa dimasukkan ke dalam kelompok disebut
sebagai kelas berdasarkan program dan tingkat mahasiswa.
Misalkan kapasitas masing-masing kategori (jenis) dari ruang kelas menjadi
Ci = C1, C2, C3. . . Cn untuk i = 1, 2, 3 ... n dimana :
C1= kapasitas ruang tipe 1
C2= kapasitas ruang tipe 2
C3= kapasit ruang tipe 3
C4= kapasitas ruang tipe 4
C5= kapasitas ruang tipe 5
Misalkan ruang kelas dikategorikan ke dalam jenis sebagai xi = x1, x2, x3,.. xn
. Untuk i = 1, 2, 3,...n berdasarkan kapasitas kamar dimana
x1 = ruang kelas tipe 1 dengan kapasitas duduk C1
x2 = ruang kelas tipe 2 dengan kapasitas duduk C2
x3 = ruang kelas tipe 3 dengan kapasitas duduk C3
x4 = ruang kelas tipe 4 dengan kapasitas duduk C4
x5 = ruang kelas tipe 5 dengan kapasitas duduk C5
Misalkan jumlah ruang kelas masing-masing jenis adalah a1, a2, a3 .... an
Dimana;
a1 = nomor ruang dari ruang kelas tipe 1
a2 = nomor ruang dari ruang kelas tipe 2
a3 = nomor ruang dari ruang kelas tipe 3
HASIL
Jumlah kendala (delapan kendala) seperti yang ditampilkan pada Tabel 3.
Memecahkan icon masalah kemudian digunakan untuk menampilkan hasil masalah
termasuk hasil linear programming, mulai, daftar solusi, serta iterasi.
Tabel 4 dan 5 merupakan hasil dari iterasi kedelapan (tablo akhir) yang
menunjukkan solusi optimal dari masalah dan hasil pemrograman linear dari
masalah masing-masing.
Di tabel 4, x1, x2, x3, x4, dan x5 mewakili ruang tipe 1, tipe 2, tipe 3, tipe
4, dan tipe 5. Sementara masing-masing slack 1, slack 2, slack 3, slack 4, slack 5,
slack 6, slack 7, slack 8, artificial 3, dan surplus 3, yang digunakan untuk
mengkonversi kendala ketimpangan ke bentuk standar, yang masing-masing
diwakili oleh; s1, s2, s3, s4, s5, s6, s7, s8 dan spl3.
ruang kelas maksimum (solusi optimal) dari enam ratus empat
puluh diperoleh: (0 * 30) + (1 * 50) + (2 * 100) + (2 * 120) + (1 * 150) = 640
disadari bahwa enam dari dua belas ruang kelas yang tersedia mewakili 50% dari
ruang kelas yang digunakan untuk memberikan ruang enam ratus empat puluh
untuk tiga ratus enam puluh siswa meninggalkan surplus dua ratus delapan puluh
ruang yang dapat ditugaskan untuk dua ratus delapan puluh siswa tambahan.
Ada empat (4) ruang kelas dari tipe 1 dengan kapasitas tempat duduk 30
(tiga puluh) masing-masing dan dua (2) ruang kelas dari tipe 2 dengan kapasitas
lima puluh (50) masing-masing yang tidak ditugaskan untuk siswa. Ada total dua
ratus dua puluh ruang kelas yang tersedia yang tidak ditugaskan untuk siswa
sehingga (4 * 30) + (2 * 50) = 220
Analisis hasil penelitian menunjukkan bahwa enam (50%) dari dua belas
ruang kelas dapat digunakan untuk menciptakan ruang kelas maksimal enam ratus
empat puluh. Ia juga mengamati bahwa manajemen bisa menggunakan dua ratus
delapan puluh (280) ruang surplus untuk meningkatkan asupan siswa-nya dari tiga
ratus enam puluh (360) untuk enam ratus empat puluh (640) siswa, meningkat
sekitar 77,78% dengan hanya 50% dari jumlah total ruang kelas.
Hal ini jelas jelas dari ringkasan di atas yang linier programming adalah
alat yang efektif yang dapat dimanfaatkan oleh para manajer dari Institusi
Pendidikan untuk menghindari over-alokasi dan alokasi memahami sumber daya
yang langka, terutama ruang kelas.

Anda mungkin juga menyukai