Anda di halaman 1dari 30

Riba dalam Perspektif Agama dan

Kontemporer

Chapter 2
Jenis Riba

Riba Qardh
Suatu manfaat atau kelebihan tertentu yang disyaratkan terhadap
yang berhutang
Riba Jahiliyyah
Hutang dibayar lebih dari pokoknya karena si peminjam tidak
mampu membayar utang pada waktunya
Riba Fadhl
Pertukaran barang sejenis dengan kadar atau takaran yang
berbeda sedang barang yang dipertukarkan adalah barang ribawi
Riba Nasiah
Penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang ribawi
yang ditukarkan dengan barang ribawi yang lain
Adanya perbedaan, perubahan, dan tambahan antara yang
diserahkan saat ini dengan yang diserahkan kemudian
Jenis Barang Ribawi

Emas dan perak


Bahan makanan pokok serta bahan
makanan tambahan.
Implikasi tukar menukar barang ribawi

Jual beli antar barang-barang ribawi yang sejenis


harus dalam jumkah dan kadar yang sama.(Harus
diserahkan pada saat jual beli)
Jual beli antar barang-barang ribawi yang berlainan
jenis diperbolehkan dengan jumlah dan kadar yang
berbeda dengan syarat barang diserahkan pada
saat jual beli
Jual beli barang ribawi dengan barang non ribawi
tidak syaratkan untuk sama dalam jumlah maupun
takarannya. (Harus diserahkan pada saat akad)
Jual beli barang-barang non ribawi diperbolehkan
tanpa persamaan dan diserahkan pada saat akad.
Riba dalam Perspektif Non-Muslim

Kalangan Yahudi
Kalangan Yunani dan Romawi
Kalangan Kristen
Pendeta awal (Abad I-XII)
Sarjana Kristen (Abad XII-XVI)
Reformis Kristen (Abad XVI-tahun 1839
Alasan Pembenaran Riba

Darurat
Berlipat Ganda
Badan Hukum dan Hukum Taklif
Dharuri Concept
1). Dharuri Condition (Qordhowi; 1976)
Under pressure
If a man is threatened to do haram things he is allowed to do
so
QS. An Nahl: 106

Asbabul Nuzul: Amar Ibn. Yasir r.a.pretended as a non moslem


because he was threatened by kafir (taqiyah: what he said
was different with what in his heart, cause he was under
pressure)
Under weakness
In the weak condition of ummah, ummah may pretend as long
as its not caused to sell their aqidah but because of fearing of
enemy harshness
Qs. Ali Imran: 27

Moslems as a minority in a country may accept kafir as their


leader (wali) because they havent had power yet
Public Benefit (Maslahah for Ummah)
- Its allowed for Moslem to do haram things as long
as its regarding all Moslems safety
- Sirah Nabawiyah: In the encirclement of Bani
Nadhir Jews, Rosululloh SAW commanded to cut
date trees in order to make them surrender
2). The Importance Things under Dharuri Condition
(Dharuri Requirement) (Qordhowi, 2000)
Really happened (not only to get reason for doing
haram things) ask to the expertise
QS. Al Fathir: 14

And none (O man) can tell thee (the Truth) like the
one Who is Acquainted with all things
There is no other way to find the halal things, even
though has tried all efforts (nothing can replace it)
Dharuri cannot change haram things into halal
things (dharuri is temporary)
3). Qowaid Al Fiqiyah (Fiqih Principles)
Al masyaqoh tajlibu taisir (Zuhaili, Muh; 1993)
(all difficulty things can be made easier)
Every prohibited thing may allowed to be broke under
the dharuri condition ()
QS. Al Maidah:3

But if any is forced by hunger, with no inclination


transgression, ALLAH is indeed Of Forgiving, Most
Merciful.
Every allowed things under dharuri condition should
appropriate with the need ()
QS. Al Baqoroh: 173

He hath only forbidden you dead meat, and blood, and


the flesh of swine, and that on which any other name
hath been invoked besides that of ALLAH. but if one is
forced by necessity, without willful disobedience, nor
transgressing due limits, then is he guiltless. for ALLAH
is oft forgiving most Merciful
Other principles of Dharuri:
-Under dharuri condition, one can not lose his right
-Generally or specifically, every need can be
categorized as dharuri things because if it can not
be provided, it will produce masyaqoh (difficulty)
e.g Istishna, Salam
Question

Do we now in the dharuri


condition?
Answers No.1

Refer to the dharuri concept and our recent


conditions:
- No one threaten us
- We are the majority (especially in Indonesia and Malaysia)
- There are some other ways to avoid using unclear
banking (bank in the grey/syubhat area)
If there is someone still debate weather bank
interest is categorized as riba or not, we should still
find and develop the clear bank (banking without
any hesitation between riba and non riba)
The rationale of the answer based on Islam is:
Moslem should leave doubtful problem (syubhat)

Leave whatever you hesitate with, and go to you do


not hesitate with
If there are who say that we are in dharuri condition
we should also find and develop the clear bank,
because dharuri is just temporary
Berlipat Ganda

Berdasar QS. Ali Imron 130, para pendukung


bunga bank mengatakan bahwa yang
termasuk riba adalah bunga yang berlipat
ganda. So, bunga bank tidak termasuk riba.
Counter dari pernyataan tersebut:
Kriteria berlipat ganda dalam surat ini harus
dipahami sebagai hal/sifat dari riba dan bukan
merupakan syarat (Jika berlipat ganda maka riba
jika tidak berlipat ganda/kecil bukan riba????).
Dari aspek linguistik (Abdullah Draz, 1978)
Adl-dlaaf (kelipatan) berlipat minimal 2 kali
lebih besar.
Adl-dlaaafa (bentuk jamak dari kelipatan)
jamak minimal 3
So, bunga bank baru dianggap riba jika besarnya
2 x 3 = 6 kali semula/pokoknya. Is there any
interest rate at the level of 600%?? IMPOSSIBLE.
It was completely ridiculous.
Al Quran tidak boleh dipahami secara
terpisah antara 1 ayat dengan yang lainnya,
tetapi harus dipahami secara bersama-sama.
Please relate to:
Larangan mendekati zina
Larangan memakan daging babi
Badan Hukum atau Taklif

Alasan pembenaran: ketika ayat riba turun di Arab


belum ada badan hukum seperti bank. So, bank
sekarang sebagai badan hukum tidak terkena
hukum itu (taklif).
This argument is completely not right technically as
well as historically.
Dalam dunia hukum, badan hukum dapat dikategorikan
sebagai judicial personality (syakhsiyah hukumiyah)
Lembaga perseroan sudah ada sejak jaman Romawi,
Persia dan Yunani (pra-Rasulullah)
Beda bunga dengan investasi

Investasi mengandung resiko dengan return


yang tidak tetap/pasti.
Interest is less risky with fixed rate of return
Islam encourage people to address
productive and real activity.
Fatwa Larangan Riba

International:
Konferensi Majma Buhuts Al Islamy (Konsul Kajian Islam
Dunia) di Al Azhar tahun 1965.
Sidang OKI (1970)
Mufti Mesir (mulai tahun 1900-1989)
Indonesia
Majlis Tarjih Muhammadiyah (1968, 1972, 1976, 1989)
Muhammadiyah (tahun ???)
MUI
Riba dalam Perspektif Ekonomi

Teori Abstinence
Bunga sebagai Imbalan Sewa
Produkti-konsumtif
Opportunity Cost
Teori kemutlakan produktivitas modal
Teori time value of money
Teori Abstinence

Bunga dibenarkan karena si pemilik uang telah


menahan diri untuk memanfaatkan uangnya semata-
mata untuk memenuhi keinginan orang lain.
Pemilik uang telah meminjamkan modal yang
semestinya dapat dia pakai sendiri
So, bunga adalah imbalan bagi orang yang telah
menahan diri.
What do you think? Do you agree with this
argument?
Bunga Sebagai Imbalan Sewa

What do you think?


Apakah uang mempunyai karakter yang
sama dengan barang/komoditas lain? Misal
apakah biaya depresiasi untuk uang?
Produktif-konsumtif

Untuk pinjaman produktif ada dua


kemungkinan rugi/untung
So, who can guarantee that the debitor will
earn profit at fix rate?
Untuk konsumsi si peminjam seharusnya
malah dibantu
Teori Kemutlakan Modal Produktif

Modal dianggap punya daya untuk


menghasilkan barang lebih banyak. So,
kreditur perlu dikasih bunga.

Anda mungkin juga menyukai