Anda di halaman 1dari 23

REFERAT

Neurologi
GAMBARAN KLINIS DAN
PEMERIKSAAN FISIK FROZEN
SHOULDER
Oleh
Faisal Zakiri
1102012080

Pembimbing
dr. Sofie Sp.S
Anatomi dan Fisiologi
1. Glenohumeral Gerakan normal pada sendi bahu:
2. Suprahumeral fleksi (1800)
3. Akromioklavikular ekstensi (600)
4. Scapulokostal abduksi (1800)
5. Sternoklavikular adduksi (750)
6. Costosternal endorotasi (900)
7. Costovertebral eksorotasi (900)
Definisi
Frozen shoulder merupakan gejala berupa gangguan
pada sendi bahu yang menimbulkan nyeri dan
keterbatasan lingkup gerak sendi (ROM).
Adhesive capsulitis merupakan suatu kelainan yang diakibatkan
inflamasi pada kapsul sendi bahu, yaitu jaringan ikat disekitar sendi
glenohumeral, sehingga sendi tersebut menjadi kaku dan terjadi nyeri
dan keterbatasan gerak secara kronis.
Epidemiologi

Predisposisi usia 40-65 tahun. Dari 2-5 % populasi sekitar 60 % dari


kasus frozen shoulder lebih banyak mengenai perempuan dibanding laki-
laki. Frozen shoulder juga terjadi pada 10-20 % dari penderita diabetus
mellitus yang merupakan salah satu faktor resiko frozen shoulder
Etiologi
Patofisiologi

Kongesti sekunder
Lengan immobile Statis vena
Vasospastik &
anoksia

timbunan protein,
Adhesi Reaksi fibrosis
dan eksudasi
Gambaran Klinis
FREEZING Painful stage diawalin rasa nyeri pada bahu memberat selama minggu atau bulan pertama.
Tidak seperti nyeri pada kelainan muskuloskeletal lainnya seperti tendinitis, dan penyakit
degeneratif sendi, nyeri yang ditimbulkan pada Frozen Shoulder terjadi dalam waktu istirahat
maupun beraktifitas. Pasien seringkali mengeluh rasa nyeri datang pada malam hari dan
keluhansulit tidur. Efek jangka panjang dapat menimbulkan gangguan tidur. Fase ini dapat
berlangsung selama 2 sampai 9 bulan.

Fase stiff Saat nyeri mulai mereda, mulai timbul penurunan ROM. Pergerakan bahu menjadi sangat
FROZZEN terbatas. Keterbatasan gerak bahu sering merupakan gejala yang membuat pasien mencari penanganan
medis. Pasien akan sulit untuk melalukan kegiatan sehari-hari, terutama yang memerlukan terjadinya
rotasi interna dan externa serta mengangkat lengan seperti pada saat keramas atau mengambil sesuatu
yang tinggi. Saat in pasien biasanya mempunyai keluahans spesifik seperti tidak bisa menggaruk
punggung, memasang bra, atau mengambil sesuatu dari tempat yang tinggi. Fase ini berlangsung
selama 3 bulan hingga 1 tahun.

THAWING Pada fase ini pasien mulai bisa menggerakan kembali sendi bahu. Setelah 1-3 tahun
kemampuan untuk melakukan aktivitas akan membaik, tapi pemulihan sempurna jarang
terjadi.
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi Bila gangguan berkelanjutan akan terlihat pada bagian bahu
yang terkena reliefnya mendatar, bahkan kempis, karena atrofi
otot deltoid, supraspinatus dan otot rotator cuff lainnya akibat
tidak digunakan dengan baik.

Palpasi Pada fase freezing sebagian besar terdapat nyeri tekan pada sendi glenohumeral. Nyeri akan
bertambah pada penekanan dari tendon yang membentuk muskulotendineus rotator cuff.

Gerakan Aktif
Gerakan aktif yang dilakukan seperti fleksi, ekstensi, aduksi, abduksi, endorotasi, eksorotasi.
Pemeriksaan dilakukan sekaligus untuk menilai range of movement (ROM). Pada pemeriksaan
fisik, fleksi atau elevasi mungkin kurang dari 90 derajat, abduksi kurang dari 45 derajat, dan
rotasi internal dan eksternal dapat berkurang sampai 20 derajat atau kurang. Terdapat pula
restriksi pada rotasi eksternal

Gerakan Pasif Dilakukan oleh pemeriksa dengan menggerakan lengan pasien dengan
metode yang sama seperti pemeriksaan gerak aktif. Untuk menilai
kekakuan dan nyeri yang timbul pada saat lengan pasien digerakan.
Gerakan Khusus

Appley Scratch Test


Pasien diminta melakukan gerakan aduksi disertai eksorotasi dan aduksi disertai endorotasi
Yergason Test
Drop Arm Test
Crank Test
Alternatif Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang

Prinsipnya diagnosa frozen shoulder ditegakan


berdasarkan manifestasi klinis.

Pemeriksaan radiologis hanya dilakukan untuk menyingkirkan


kemungkinan penyakit lain.

Pemeriksaan lab kadang dilakukan karena sering pada penderita


fronzen shoulder memiliki faktor metabolik seperti diabetes.
Tatalaksana
Untuk mengurangi rasa nyeri diberikan analgesik dan obat anti inflamasi nonsteroid.
Muscle Relaxant bertujuan untuk mengurangi kekakuan dan nyeri dengan menghilangkan spasme otot

Langkah selanjutnya biasanya melibatkan satu atau serangkaian suntikan steroid seperti Methylprednisolone.

Bantuan radiologis digunakan untuk memastikan jarum masuk dengan tepat pada sendi bahu.

Kapsul bahu juga dapat diregangkan dengan salin normal, kadang hingga terjadi rupture pada kapsul untuk

mengurangi nyeri dan hilangnya gerak karena kontraksi.

Apabila terapi-terapi ini tidak berhasil seorang dokter dapat merekomendasikan manipulasi dari bahu dibawah

anestesi umum untuk melepaskan perlengketan. Opersai dilakukan pada kasus yang cukup parah dan sudah

lama terjadi. Biasanya operasi yang dilakukan berupa arthroskopi.

Fisioterapi dapat berupa pijatan atau pemeberian panas.


Daftar Pustaka
1.Reeves B. The natural history of the frozen shoulder syndrome. Scand J Rheumatol. 1975;4(4):193-6.

2.Walmsley S, Rivett DA, Osmotherly PG. Adhesive capsulitis. Phys Ther. Sep 2009;89(9):906-17.

3.Ogilvie-Harris DJ, Biggs DJ, Fitsialos DP, et al. The resistant frozen shoulder. Manipulation versus arthroscopic

release. Clin Orthop Relat Res. Oct 1995;238-48.

4. Cailliet R., Shoulder Pain, Third Edition. Philadelphia :Davis Company, pp. 1991.

5. Wadshworth, Carolyne. Frozen Shoulder. Volume 66 / Number 12. December 1986.

6.Khazzam et al. American Journal of Orthopedics - Open Shoulder Stabilization Using bone block technique for

treatment of chronic glenohumeral instability associated with glenoid deficiency.". American Journal of

Orthopedics. July, 2009.

7.http://www.google/image.com 12.08.2016
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai