Anda di halaman 1dari 18

TEKNOLOGI SELULER ( GSM )

KELOMPOK 3
JALALUDDIN D1021131031
ARNOLD M S D10211310
JOSSI SETIYAWAN D1021131054
RISKY RAMADHANI D1021131060
SUTAN PULUNGAN D10211310
TEKNOLOGI SELULER ( GSM )

GSM (Global System for Mobile communication) adalah suatu teknologi


yang digunakan dalam komunikasi mobile dengan teknik digital. Sebagai
teknologi yang dapat dikatakan cukup revolusioner karena berhasil menggeser
teknologi sistem telekomunikasi bergerak analog yang populer pada dekade
80-an, GSM telah memberikan alernatif berkomunikasi baru bagi dunia
telekomunikasi yang lebih powerful. Dengan menggunakan sistem sinyal digital
dalam transmisi datanya, membuat kualitas data maupun bit rate yang
dihasilkan menjadi lebih baik dibanding sistem analog
Arsitektur Jaringan GSM
Sebuah jaringan GSM dibangun dari beberapa komponen fungsional yang
memiliki fungsi dan interface masing-masing yang spesifik.
Secara umum jaringan GSM dapat dibagi menjadi empat bagian utama yaitu :
Mobile Station ,
Base Station Subsystem ,
Network Subsystem,
Operation Subsytem
1. Mobile Station (MS)
Mobile Equipment (ME) atau handset adalah perangkat GSM
yang berada di sisi pelanggan yang berfungsi sebagai
terminal transceiver (pengirim dan penerima sinyal) untuk
berkomunikasi dengan perangkat GSM lainnya. Secara
international, ME diidentifikasi dengan IMEI (International
Mobile Equipment Identity) dan data IMEI ini disimpan oleh
EIR untuk keperluan authentikasi.

Subscriber Identity Module (SIM)


Subscriber Identity Module (SIM) adalah sebuah smart card
yang berisi seluruh informasi pelanggan dan beberapa
informasi service yang dimilikinya. Mobile Equipment (ME) tidak
dapat digunakan tanpa ada SIM card di dalamnya, kecuali
untuk panggilan emergency (SOS) dapat dilakukan tanpa
menggunakan SIM card.
kartu SIM dilindungi oleh 4-digit Personal Identification Number (PIN). Untuk membuka
kartu, pengguna harus memasukkan PIN. Jika PIN yang dimasukkan salah tiga kali berturut-
turut, kartu akan terblokir dengan sendirinya dan tidak dapat digunakan. Hal tersebut hanya
dapat dibuka dengan 8-digit Personal Unblocking Key (PUK), yang juga disimpan di kartu SIM.
Secara umum informasi/data yang disimpan di dalam SIM adalah sebagai berikut :
IMSI (International Mobile Subscriber Identity) adalah penomoran pelanggan yang akan selalu unik di
seluruh dunia.
MSISDN adalah nomor yang merupakan nomor panggil pelanggan
Authentication Key (Ki), alogorithma authentikasi A3 dan A8, PIN dan PUK (PIN Unblocking Key).
Data network yang bersifat temporer/sementara, seperti : TMSI (Temporary Mobile Subscriber
Identity), LAI (Location Area Identity), Kc, Forbidden PLMN.
Data yang terkait dengan service, seperti : SMS, setingan bahasa,dll.
2. BASE STATION SUBSYSTEM (BSS)

Secara umum, Base Station Sub-system terdiri dari :


BTS (Base Transceiver Station)
BSC (Base Station Controller)
Transcoder (XCDR)
BASE TRANSCEIVER STATION (BTS)

BTS adalah perangkat GSM yang berhubungan langsung dengan MS.


BTS berfungsi sebagai pengirim dan penerima (transciver) sinyal komunikasi dari/ke
MS yang menyediakan radio interface antara MS dan jaringan GSM. Karena
fungsinya sebagai transceiver, maka bentuk pisik sebuah BTS adalah tower dengan
dilengkapi antena sebagai transceiver. Sebuah BTS dapat mecover area sejauh 35 km.
Area cakupan BTS ini disebut juga dengan cell. Sebuah cell dapat dibentuk oleh
sebuah BTS atau lebih, tergantung dari bentuk cell yang diinginkan.
BASE STATION CONTROLLER (BSC)

BSC adalah perangkat yang mengontrol kerja BTS-BTS yang secara hiraki berada di bawahnya.
BSC merupakan interface yang menghubungkan antara BTS (komunikasi menggunakan A-bis interface)
dan MSC (komunikasi menggunakan A interface).
Melakukan fungsi radio resource management pada BTS-BTS yang ada di bawahnya.
Mengontrol proces handover inter BSC dan juga ikut serta dalam proces handover intra BSC.
Menghubungkan BTS-BTS yang berada di bawahnya dengan OMC sebagai pusat operasi dan
maintenance.
Ikut terlibat dalam proces Call Control seperti call setup, routing, mengontrol dan men-ternimate call.
Melakukan dan mengontrol proces timing advance control, yaitu mengontrol sinyal-sinyal yang diterima
dari MS yang bergerak, sehingga tidak saling overlap.

Transcoder XCDR berfungsi untuk mengkompres data atau suara keluaran dari MSC (64 Kbps)
menjadi 16 Kbps ke arah BSC dan sebaliknya untuk effisiensi kanal transmisi.
3. NETWORK SUB-SYSTEM (NSS)

NSS berfungsi sebagai switching pada jaringan GSM, memanajemen jaringan,


sebagai interface antara jaringan GSM dengan jaringan lainnya. Komponen NSS
pada jaringan GSM terdiri dari :
a. Mobile Switching Center ( MSC ) ,
b. Home Location Register ( HLR ),
c. Visitor Location Register ( VLR ),
d. Authentication Center ( AuC ),
e. Equipment Identity Register (EIR)
a. MOBILE SWITCHING CENTER ( MSC )

MSC adalah network element central dalam sebuah jaringan GSM. Semua
hubungan (voice call/transfer data) yang dilakukan oleh mobile subscriber
selalu menggunakan MSC sebagai pusat pembangunan hubungannya.
Interface antara BSC dan MSC dikenal sebagai A Interface
Interface antara dua Mobile Switching Centers (MSC) disebut E Interface

Ada lagi jenis penting dari MSC, yang disebut Gateway


Mobile Switching Center (GMSC).
GMSC berfungsi sebagai gateway antara dua jaringan.
Jika pelanggan selular ingin menempatkan panggilan ke
telepon rumah biasa, maka panggilan akan melalui GMSC
agar dapat dialihkan ke Publik Switched Telephone
Network (PSTN).
b. HOME LOCATION REGISTER (HLR)

HLR adalah network element yang berfungsi sebagai sebuah database untuk penyimpan semua
data dan informasi mengenai pelanggan yang tersimpan secara permanen, dalam arti tidak
tergantung pada posisi pelanggan. HLR bertindak sebagai pusat inforamsi pelanggan yang setiap
waktu akan diperlukan oleh VLR untuk merealisasi terjadinya komunikasi pembicaraan. VLR selalu
berhubungan dengan HLR dan memberikan informasi posisi terakhir dimana pelanggan berada.
Informasi lokasi ini akan diupdate apabila pelanggan berpinah dan memasuki coverage area suatu
MSC yang baru. Informasi-informasi yang disimpan di HLR adalah :
Identitas pelanggan (IMSI, MSISDN)
Suplementary service pelanggan
Informasi lokasi terakhir pelanggan
Informasi Authentikasi pelanggan

HLR juga akan selalu berkomunikasi dengan AuC dalam hal melakukan retrieving parameter
authentikasi yang baru setiap saat sebelum segala jenis aktvitas pelanggan dilakukan.
c. VISITOR LOCATION REGISTER (VLR)

VLR berfungsi untuk menyimpan data dan informasi pelanggan, dimulai pada saat
pelanggan memasuki suatu area yang bernaung dalam wilayah MSC VLR tersebut (melakukan
Roaming). Adanya informasi mengenai pelanggan dalam VLR memungkinkan MSC untuk
melakukan hubungan baik Incoming (panggilan masu) maupun Outgoing (panggilan keluar). VLR
bertindak sebagai data base pelanggan yang bersifat dinamis, karena selalu berubah setiap
waktu, menyesuaikan dengan pelanggan yang memasuki atau berpindah naungan MSC. Data
yang tersimpan dalam VLR secara otomatis akan selalu berubah mengikuti pergerakan
pelanggan. Dengan demikian akan dapat dimonitor secara terus menerus posisi dari
pelanggan, dan hal ini akan memungkinkan MSC untuk melakukan interkoneksi pembicaraan
dengan pelanggan lain. VLR selalu berhubungan secara intensif dengan HLR yang berfungsi
sebagai sumber data pelanggan.
d. AUTHENTICATION CENTER (AUC)

AuC menyimpan semua informasi yang diperlukan untuk memeriksa keabsahan pelanggan, sehingga
usaha untuk mencoba mengadakan hubungan pembicaraan bagi pelanggan yang tidak sah dapat dihindarkan.
Disamping itu AuC berfungsi untuk menghindarkan adanya pihak ke tiga yang secara tidak sah mencoba untuk
menyadap pembicaraan. Dengan fasilitas ini,maka kerugian yang dialami pelanggan sistem selular analog saat
ini akibat banyaknya usaha memparalel, tidak mungkin terjadi lagi pada GSM. Sebelum proses
penyambunganswitching dilaksanakan sistem akan memeriksa terlebih dahulu, apakah pelanggan yang akan
mengadakan pembicaraan adalah pelanggan yang sah.
AuC menyimpan informasi mengenai authentication dan chipering key.Karenae fungsinya yang mengharuskan
sangat khusus, authentication mempunyai algoritma yang spesifik, disertai prosedur chipering yang berbeda
untuk masing-masing pelanggan. Kondisi ini menyebabkan AuC memerlukan kapasitas memory yang sangat
besar.
Karena fungsinya yang sangat penting, maka operator selular harus dapat menjaga keamanannya agar tidak
dapat diakses oleh personil yang tidak berkepentingan. Personil yang mengoperasikan dilengkapi dengan
chipcard dan juga password identitas dirinya.
e. EQUIPMENT IDENTITY REGISTER (EIR)

EIR adalah database yang menyimpan trek handset pada jaringan


menggunakan IMEI. Hanya ada satu EIR per jaringan. Yang disusun dari tiga list.
The white list, the gray list, and the black list.
Black list adalah list jika IMEI yang akan ditolak oleh jaringan layanan untuk beberapa
alasan. Alasan tersebut termasuk IMEI yang terdaftar sebagai curian atau clonedor jika
handset rusak atau tidak memiliki kemampuan teknis untuk beroperasi pada jaringan.
Gray list adalah daftar IMEI yang akan dimonitor karena aktivitas suspicous. Hal ini
dapat termasuk handset yang berperilaku aneh atau tidak menampilkan sebagaimana
yang diharapkan jaringan.
White list adalah daftar tidak berpenghuni. Itu berarti jika IMEI tidak termasuk dalam
Black list atau dalam Gray list, maka dianggap baik ketika White list.
EIR memuat data-data peralatan pelanggan yang dibagi atas 3 (tiga) kategori,
yakni :
Peralatan yang diijinkan untuk mengadakan hubungan pembicaraan kemanapun.
Peralatan yang dibatasi dan hanya diijinkan mengadakan hubungan pembicaraan
ketujuan yang terbatas.
Peralatan yang sama sekali tidak diijinkan untuk berkomunikasi.

Interface antara MSC dan EIR disebut F Interface.


4. OPERATION SUBSYSTEM (OSS)

OSS digunakan untuk melakukan remote monitoring dan manajemen jaringan. Pada OSS terdapat
Operation and Monitoring Center (OMC) yang berfungsi melakukan monitoring unjuk kerja jaringan dan
melakukan konfigurasi remote dan pengaturan aktivitas kesalahan seperti alarm dan monitoring. Adapun OMC
dibagi menjadi dua yaitu:
OMC-R yang merupakan OMC bagi BSS dan
OMC-S yang merupakan OMC bagi NSS.

OMC pada umumnya memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut :


Fault Management : Memonitor keadaan/kondisi tiap-tiap network element yang terhubung dengannya. Dalam hal ini, OMC
akan selalu menerima alarm dari network element yang menunjukan kondisi di network element yang dimonitor, apakah ada
probelm di newtwork element atau tidak.
Configuration Management : sebagai interface untuk melakukan/merubah configurasi network element yang terhubung
dengannya.
Performance Management : Berapa OMC ada yang dilengkapi juga dengan fungsi performance management, yaitu fungsi
untuk memonitor performance dari network element yang terhubung dengannya.
Inventory Management : OMC juga dapat berfungsi sebagai inventorty management, karena di database OMC terdapat
informasi tentang aset yang berupa network element, seperti jumlah dan konfigurasi seluruh network element, dan juga
kapasitas network element.

Anda mungkin juga menyukai